Semua Bab Kaisar Naga Beladiri S2 : Bab 621 - Bab 630

Xie Hien berbicara sendiri setelah menerima pesan dari Long Chen. Dan apa pesan itu tentu mengenai perlindungan yang harus dilakukan oleh kekaisaran Xie kepada keluarga Li. Mereka sekarang tidak perlu untuk memperebutkan keluarga Li dan juga berperang dengan kekaisaran Long. Tentu saja Xie Hien mengerti itu, kekaisaran Long adalah tempat tinggal dari orangtuanya Long Chen. Dan selama kekaisaran Xie di bawah nama Long Chen saat bersama dengan permaisuri Xie maka tidak ada hal yang harus mereka lakukan. Tidak ada arti berperang melawan orangtua dari suami sendiri bukan? Xie Hien melihat kakaknya yang melamun benar-benar tidak berdaya, jadi dia memberikan alat komunikasi yang dapat berhubungan dengan Long Chen kepada kakaknya. Setelah itu, kebetulan dia harus memberitahu kakek dan neneknya mengenai perintah Long Chen. Jadi dia meninggalkan permaisuri Xie sendirian disana setelah memberikan cara untuk berkomunikasi dengan Long Chen."Hm? Apa aku harus menghubunginya dulu? Tidak..Tidak… I

Long Chen tidak pernah menyangka kalau sekte darah akan menggunakan teknik semengerikan itu untuk meningkatkan kekuatan mereka. Padahal jika ia pikir ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam prosesnya yang pasti akan membuat orang itu menjadi gila karena teknik kultivasi tersebut."Apa yang kamu pikirkan tentang mereka mengamuk pernah terjadi. Dulu, sewaktu aku ingat sekali pernah terjadi hal tersebut dan sosok yang menjadi gila kebetulan adalah salah satu tetua dari sekte darah berpangkat tinggi. Dan…." Dengan mendengarnya sudah dapat dipastikan dulu pernah terjadi tapi karena mereka berpikir semua itu bukanlah masalah yang sering terjadi dan semua teknik jahat sekte darah belum ketahuan. Banyak yang berpikir penyebabnya karena salah atau gagal naik ke ranah selanjutnya.Tidak ada yang dapat memastikan apa dan alasan apa yang menyebabkan sosok seperti itu hilang kesadaran dan menjadi gila. "Mereka langsung menutup rapat masalah tersebut ke dunia luar karena berpikir kalau itu hal mem

Naga kecil yang muncul tidak pernah menyangka kalau orang-orang yang menyerangnya adalah sekte darah yang kebetulan dia cari juga. Tidak terbayangkan bagaimana sulit mencari orang-orang ini tapi sekarang mereka benar-benar muncul di depan pintunya sendiri. Sedangkan seluruh sekte darah terkejut saat melihat sosok pria berambut putih keluar dari dalam goa, mereka tidak tahu kenapa dan darimana pria itu muncul. Terlebih pria yang muncul tiba-tiba mengatakan sedang mencari mereka atau lebih tepatnya sekte darah. Mereka hanya menyebut sekte darah dan tidak menduga akan ada manusia yang tahu mengenai mereka padahal sejauh ini sekte darah sudah menghilang sepenuhnya dari pandangan dunia dan para dewa. Juga, di dunia seperti ini siapa yang dapat tahu sekte darah? Biasanya mereka akan membunuh orang yang tahu mengenai keberadaan mereka karena itulah mereka tidak khawatir dengan berani menyebut nama sekte darah. Apalagi dengan beast-beast yang tidak memiliki akal di depan mereka, tentu mereka

BOOOOOMMMMM..BOOOOOMMMMM.."Hahaha! Kemana kepercayaan dirimu tadi? Bukankah kamu bilang dapat membunuhku?" Tanya naga kecil dengan penuh percaya diri dan tampak dengan semangat meledek monster besar tersebut."Ahhh! Kamu harus mati!" Teriak monster darah dengan marah kepada naga kecil dia mengayunkan tinju besarnya ke arah naga kecil. Tapi naga kecil dengan wujud manusianya langsung berpindah tempat di atas kepala monster darah tersebut."Bagaimana? Kamu bilang kamu kuat! Tapi apa? Benar-benar mengecewakan ku! Rasakan ini," Naga kecil dengan tinjunya memukull tepat di tengah kepala monster darah.BOOOOOMMMMM.."Agh! Makhluk rendahan! Matilah, pergilah!" Teriak monster darah dengan marah karena naga kecil hinggap di kepala dan memukulnya dengan keras. Itu membuat dia merasakan sakit yang sangat kuat menyebabkan dia sangat pusing."Hahaha, kepalamu benar-benar sangat keras yah? Bagaimana bisa isi kepalamu seperti ini? Apa kamu benar-benar mengisi kepalamu dengan pelajaran?" Naga kecil

“Baiklah, kalau begitu aku akan meminta orang-orangku untuk mengawasinya!” Ucapan pria itu tidak sedikitpun ditolak oleh pemimpin sekte darah bagian dunia bunga.“Lakukan saja sesukamu! Yang penting jangan sampai ketahuan oleh mereka,” Ucap pemimpin mengingatkan pria tersebut agar berhati-hati di setiap tindakan yang dia lakukan tersebut.Setelah itu pria tersebut pun pergi, meninggalkan pemimpin sekte darah sendirian di dalam aula. Tatapan matanya menjadi lebih serius, kali ini muridnya yang mati dan sebelumnya anggota sekte pusat yang mati. Tampaknya masalah kali ini bahkan tidak mungkin dapat diselesaikan oleh dia sendiri di tambah masalah tetua agung yang mungkin berpihak pada tuan muda sekte darah."Sekte darahku sudah menurun tapi aku tidak tahu kapan kami dapat bebas dari semua ini lagi?" Ucapnya sambil tersenyum menatap langit di aula.Lalu, satu hari, dua hari, satu Minggu berlalu dengan waktu paling sulit bagi sekte darah. Mereka terus menerima kabar kematian murid-murid int