**Bab 090 Kewaspadaan** Suasana di dalam kedai sederhana itu terasa lebih berat dari biasanya. Udara dingin dari luar menyusup masuk melalui celah pintu yang terbuka setiap kali seseorang keluar-masuk, membawa serta aroma tanah basah dan kayu bakar yang samar. Api unggun kecil di sudut ruangan berusaha menghangatkan udara yang dingin, tetapi dinginnya percakapan di antara mereka jauh lebih menusuk. Kaiden mengetukkan jari-jarinya di atas meja kayu tua dengan gelisah. Dari sudut matanya, ia bisa melihat ekspresi pamannya, kepala desa dan juga istrinya yang dipenuhi dengan pertimbangan, seolah masing-masing menimbang beban di benaknya sendiri. Lalu, dengan nada yang ditekan agar tidak menarik perhatian orang lain, ia akhirnya membuka suara, "Paman, apakah kita akan tetap diam saja?" Garran menoleh, ekspresinya sedikit mengerut, bukan karena tidak memahami maksud Kaiden, tetapi ingin memastikan ke mana
Last Updated : 2025-08-29 Read more