Lahat ng Kabanata ng Pilih Aku Atau Ibumu: Kabanata 21 - Kabanata 30
58 Kabanata
Tutup Telinga
Anton datang ke kontrakan tempat Aluna membuka usahanya, dia mulai membuka tempat makan yang menyediakan makan prasmanan di rumah. Harga terjangkau, dengan porsi yang melimpah dan rasa bintang lima. Anton mencicipi makanan itu di tempat di depan Aluna. Canggung sekali Aluna menerima kehadiran Anton. "Jadi, kamu udah kembali dengan Angkasa? Aku pikir kalian akan bercerai setelah kejadian itu?" Aluna diam saja, tidak mengerti Aluna dengan Anton, padahal dia salah satu teman baik Angkasa tetapi berharap sekali Aluna dan Angkasa bercerai. "Kami masih punya anak, Mas. Lagian Mas Anton, buat apa berpikir begitu, bagus kalau aku dan Mas Angkasa kembali bersama lagi." Anton diam saja tetapi tersenyum penuh arti. "Angkasa punya usaha Restoran. Buat apa kamu buat usaha kecil-kecilan seperti ini, Angkasa sudah tidak membiayai hidupmu lagi?" Lebih tepatnya semua ini adalah persiapan Aluna, jika nanti Angkasa tidak menginginkannya lagi apalagi punya mertua yang selalu menginginkan anaknya c
Magbasa pa
Anggap Tidak Punya Hati
Malam ini lega rasanya, tidak ada Rose di rumah mereka. Hanya ada Angkasa, suaminya yang baru pulang kerja dan anaknya Rangga yang sedang belajar. Aluna begitu tenang, tidak ada keributan, hatinya tentram dan dia pun tidak bertengkar dengan Angkasa. Setidaknya Aluna bisa menunjukkan sisi romantisnya seorang istri pada Angkasa. "Pa!" Aluna langsung memeluk Angkasa yang duduk sambil bermain dengan ponselnya. Angkasa mencium puncak kepala Aluna dan mereka diam sambil melihat berita di ponsel. "Udah lama kita gak kayak gini, Ma." Angkasa menyadari semua itu, dia bukan tidak bicara dengan Ibunya. Angkasa sudah sering mengatakan pada Rose untuk tidak memperlakukan Aluna dengan begitu keras dan marah di depan umum. Aluna tidak pernah menjelekkan Rose meskipun Rose sangat membencinya. Aluna lebih memilih membahas masalah lain daripada membahas kebenciannya pada Sang Mertua. "Iya, Pa. Mama kangen banget bisa kumpul sama kalian lagi, Papa sayang sama Mama?" tanya Aluna dan Angkasa mengangguk
Magbasa pa
Aluna Juga Punya Hati
Meskipun tidak mau, tetap saja Angkasa ikut ke rumah orang tua Ulfa tanpa memikirkan perasaan Aluna. Angkasa tetap menuruti keinginan Rose. Malam ini Angkasa meninggalkan Aluna dan Rangga di rumah. Aluna diam saja saat mereka pergi. Padahal Aluna sakit sekali tetapi dia bisa apa, kalau bersuara, dia justru kena marah oleh mertuanya dan Angkasa tidak suka Aluna yang melawan seperti tidak punya didikan seperti itu. Meskipun Rose salah, Angkasa tetap mau Aluna menutup mulutnya dan tetap sopan dengan Ibunya. Andai saja Angkasa itu tahu kalau mulut Ibunya itu begitu tajam, pisau saja kalah tajam dengan mulut Ibunya. "Iya Mas?" Aluna menjawab telepon dari Anton. Dia sudah mengirim pesan untuk membatalkan kerjasama di antara mereka karena tidak diperbolehkan oleh Angkasa. "Lun, Mas melakukan semua ini, sama sekali tidak ada maksud apa pun. Mas senang kalau usaha kamu berhasil, dari pada Mas Anton berikan pada catering lain yang Mas Anton tidak kenal, lebih baik dengan kamu. Begini saja, A
Magbasa pa
Pesan Dari Ulfa
"Jangan lupa makan, Mas!" Pesan yang Aluna lihat siang ini di ponsel Angkasa. Dia melihat itu pesan dari Ulfa. Untuk apa Ulfa mengirim pesan manja seperti itu pada suami orang. Sudah tahu kalau Aluna kembali bersama dengan Angkasa. Ulfa malah hadir di tengah-tengah kebersamaan mereka, tadinya Aluna tidak mau menghiraukan, dia hanya tidak sengaja melihat ponsel suaminya.Saat Angkasa keluar dari toilet, Angkasa melihat Aluna sedang menggenggam ponsel miliknya. "Ngapain?" tanya Angkasa sambil menunjuk ponsel miliknya yang ada di tangan Aluna. Angkasa tidak cepat-cepat mengambilnya karena tidak ada rahasia di ponsel itu, untuk apa Angkasa takut. Hanya saja, tidak pernah Aluna bersikap over protective seperti ini. "Ada pesan dari Ulfa, Mas." Aluna memberikan ponselnya pada Angkasa dan kembali merapikan kamar tidur milik mereka. Hari ini libur, janjinya Angkasa akan membawa dia dan Rangga jalan ke mall. Semoga saja Rose tidak mengganggu lagi, Aluna ingin juga jalan bersama dengan suamin
Magbasa pa
Ulang Tahun Mertua
"Jam berapa pulang, Mas. Rangga mau tidur, besok dia sekolah." Aluna tidak diajak merayakan ulang tahun Rose. Rose tidak mengizinkan Aluna untuk ikut dan Rose sudah ingatkan Angkasa untuk tidak membawa istrinya yang miskin itu. Aluna juga sadar diri, dia tidak mungkin datang saat tahu mertuanya juga tidak menyukainya. Aluna juga tidak mau mencari perhatian Rose dengan membuatkan kue atau memesan kue. Percuma! Hanya akan dibuang oleh Rose, lebih baik uangnya dia berikan panti asuhan saja daripada Rose yang tidak menghargai perhatian kecilnya sama sekali. "Bentar lagi pulang, ini udah selesai, aku bawakan makanan buat kamu!" Aluna tidak akan makan, dia tidak mau makan dari bekas mereka menikmati makanan. Bukan Aluna tidak menghargai tetapi dia tidak mau dipandang rendah oleh mertuanya. Maaf saja, Aluna tidak kurang makan dan lagi Rose memang senang membawa makanan sisa dan dia sengaja berikan untuk Aluna. Sampai Aluna terkadang berpikir. Apa perasaan Rose berbuat seperti itu, kalau s
Magbasa pa
Tas Baru Aluna Jadi Masalah
Setelah berapa bulan mengurus usahanya, Aluna bisa membeli rumah kontrakan itu, kebetulan yang punya rumah menjual dengan harga murah, usaha Aluna semakin berkembang dengan sangat pesat. Selama ini Rose sibuk membuat sakit hati Aluna sedangkan Aluna terus berpikir bagaimana caranya usahanya maju. Aluna juga punya grup yang isinya ribuan orang, dia cukup memposting makanan yang akan dijual besok dan mereka yang mengikuti Aluna mulai ada saja melakukan pemesanan tiap harinya. Semua itu menambah pundi-pundi uang Aluna. Bukan hanya kue yang Aluna jual, bahkan sarapan pagi, makanan frozen dan titipan dari orang lain. “Tas baru lagi?” Memang Mertuanya ini julid, itu baru tas yang tidak seberapa yang Aluna beli, masih berkisah harga lima juta rupiah, itu saja Rose seperti kebakaran jenggot. Tidak terima uang anaknya habis oleh Aluna. Padahal Aluna membeli dengan uang jerih payahnya sendiri. Uang dari Angkasa itu dia gunakan untuk keperluan sehari-hari. “Ya, Bu. Teman jual murah,” jawab A
Magbasa pa
Demi Ibu
"Ibu perhatiin, kamu dengan Angkasa udah semakin dekat?" Rose sedang makan siang dengan Ulfa saat ini. Ulfa hanya tersenyum malu mendengarnya, Ulfa menuruti saran Rose untuk selalu mengirim pesan pada Angkasa. Lama-lama Angkasa membalas juga pesannya. Awalnya memang Angkasa masih tidak peduli. Sekarang malah Angkasa dulu yang mengirim pesan padanya. "Iya, Bu. Mas Angkasa udah mau jemput aku pulang kerja, hampir tiap hari," jawab Ulfa jujur. Kalau sampai Aluna tahu semua ini, pasti hancur perasaan Aluna. Dia berpikir kalau Angkasa begitu setia dengannya, tidak bermain hati tetapi Angkasa tergoda juga dengan kelakuan Ulfa.Ulfa sangat tahu Angkasa punya istri dan anak, tetapi masih saja menggoda suami orang. Sepertinya senang kalau dijadikan Angkasa istri kedua. Angkasa jelas tidak akan mau menceraikan Aluna karena dia mencintai istrinya. "Iya bagus deh, Ibu dukung kamu menikah dengan Angkasa, bila perlu kamu bujuk Angkasa buat cerai dengan Aluna. Gak suka Ibu dengan Aluna itu, sudah
Magbasa pa
Gimana Mau Kaya?
Bukan Aluna cemburu pada Ulfa tetapi apa harus Angkasa menjawab telepon wanita itu dengan menjauh darinya, takut sekali kalau Aluna mendengar apa yang Ulfa dan Angkasa katakan. "Mas, kamu jalan dengan Mbak Aluna?" Kenapa Angkasa harus jujur dengan Ulfa, untuk apa dia jujur pergi dengan istrinya sendiri. Ulfa ini bukan siapa-siapa untuk Angkasa. Dia menjemput Ulfa kerja, itu hanya karena menghindari pertengkaran dengan Ibunya. Angkasa capek kalau harus selalu ribut terus. Makanya dia turuti saja. Sepertinya Ulfa menganggap kedekatan di antara mereka berbeda. Angkasa sepertinya salah menuruti kemauan ibunya. "Iya, Ul. Kenapa?" tanya Angkasa sambil melirik Aluna dan anaknya sedang menikmati liburan mereka. "Gak apa, Mas. Aku pikir, Mas Angkasa sudah gak baik dengan Mbak Aluna, makanya deketin aku," ucap Ulfa dengan begitu beraninya. Dia juga mau tahu, selama ini Angkasa menganggapnya apa. Wanita yang spesial atau hanya teman ngobrol. "Oh gak Ul, aku sayang istri dan anakku, maaf ka
Magbasa pa
Pertengkaran Aluna Dan Rose
"Lihat istrimu Angkasa, kurang ajar! Setiap Ibu ngomong selalu di jawab sama dia, inilah kalau tidak ada orang tua, tidak ada didikan yang benar," ucap Rose sambil menunjuk wajah Aluna. Aluna menatap tajam wajah Rose. Berdesir darahnya, berdebar jantungnya. Dia bukan tidak ada didikan tetapi capek menghadapi mertua yang tidak punya hati dan mulut yang berlebihan membicarakan keburukannya. Sebenarnya apa salah Aluna? Karena dia tidak punya orang tua, karena miskin makanya dihina terus menerus seperti ini. Dia mampu berhasil, selama ini Aluna terlena. Dia hidup dalam naungan Angkasa karena tahu suaminya mencintainya. Aluna diam saja saat Mertua dan Kakak Iparnya mengumpatnya habis-habisan. Tidak ada yang membelanya. Angkasa saja diam dan hanya membiarkan Aluna dan Ibunya bertengkar tanpa menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi atau Angkasa beritahu kalau Aluna itu sudah pilihannya dari awal. "Iya, Bu. Aku salah didikan, dulu, sebelum aku menikah dengan Mas Angkasa, aku wanita yang pen
Magbasa pa
Sumpah Aluna
"Jangan, dia mau sekolah, ya! Memang kamu ada uang buat sekolahin dia, ada kamu?" Rose menjelitkan matanya menantang Aluna. Selama ini dia diam-diam bergerak, membuat bisnis dan melebarkan sayapnya, semua usaha apa pun itu, Aluna geluti demi mendapatkan uang yang cukup untuk menghidupi Rangga. Sekarang dia punya tabungan yang banyak, dia percaya anaknya akan lebih baik hidup dengannya daripada hidup dengan mertua dan suaminya. "Ada Bu! Aku punya usaha, aku ini kerja bukan pengangguran. Aku memang bukan wanita karir seperti Ulfa yang setiap hari Ibu bangga-banggakan tetapi aku berani bertaruh, masih besar pendapatanku yang hanya berjualan nasi ini daripada dia yang kerja di ruangan AC!" Mulut Aluna sudah tidak bisa lagi dikontrol, sakit hatinya. Dia ingin agar Rose tahu, dia juga manusia. Jangan selalu merendahkannya karena Aluna juga bisa membela dirinya. Saat tidak ada satu orang pun yang membelanya, Aluna akan berdiri pada garis paling depan, memberikan tubuhnya sendiri untuk dib
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status