All Chapters of RELATIOXIC RULES: Chapter 71 - Chapter 80
200 Chapters
BAB 71: KLUB MATEMATIKA
Bu Siti mempersilakan Alexa masuk ke dalam kelas yang menjadi markas anggota klub Matematika. Wajah Bu Siti nampak sangat bahagia seperti habis memenangkan undian sabun colek. Bu Siti sudah lama bermimpi Alexa mau bergabung dengan klub Matematika dan hari ini mimpinya telah menjadi kenyataan.“Permisi semuanya! Salam kenal!” seru Alexa.            Seluruh mata langsung tertuju pada Alexa. Alexa seolah menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang terlihat begitu menarik hari ini. Alexa mengenakan jaket denim yang dipadukan dengan seragam sekolahnya, sepatu putih bertumit tinggi, serta rambut panjangnya yang diberi sedikit sentuhan ikal pada ujungnya dibiarkan terurai.“Anak-anak, perkenalkan ini Alexandra dari kelas XIB IPA. Dia anggota baru klub Matematika,” kata Bu Siti.“Halo, Alexa!” Seluruh anggota klub Matematika menyapa Alexa.   &n
Read more
BAB 72: BANDUNG
Persiapan lomba cerdas cermat Matematika adalah sesuatu yang sangat melelahkan. Alexa harus rela mengorbankan jam tidurnya setiap hari demi mengerjakan soal-soal latihan. Belum lagi, masih ada sejumlah PR dan tugas yang harus dikerjakannya. Semua hal melelahkan tersebut membuat Alexa menjadi sangat mengantuk, hingga pada saat keberangkatannya ke Bandung.Alexa pergi ke Bandung bersama Malika, Didin, dan tentunya Bu Siti yang bertugas sebagai guru pendamping. Bu Siti tidak hentinya mengoceh dan berlaku kejam sejak tadi. Bu Siti sengaja meminta Alexa membelikannya minuman dingin di minimarket, membelikannya bala-bala, membuka tutup botol minuman, hingga meminta Alexa membawakan barang-barangnya. Sangat kejam bukan?Alexa mendorong kopernya dan koper Bu Siti dengan malas-malasan. Sesampainya di lobi hotel, Alexa memutuskan untuk menyandarkan tubuhnya di sofa empuk dan memejamkan kedua matanya sejenak. Biar saja Bu Siti yang sibuk menemui resepsionis hotel.Alexa ra
Read more
BAB 73: KEJUTAN
Danish masuk ke dalam sebuah mobil dan duduk di sebelah Frey. Frey merasa heran dan memutuskan untuk bertanya kepada Danish.“Lio, kenapa loe jadi mau ambil pekerjaan ini di Bandung? Bukannya loe lebih memilih untuk pemotretan brand ambassador Inner Fresh Perfume di Jakarta?” tanya Frey.“Ah! Lebih baik gue pergi jauh-jauh ke Bandung, dibandingkan harus pemotretan bareng Sellena. Seram,” kata Danish.            Frey tertawa mendengar jawaban Danish. Danish terkesan begitu takut dan berusaha untuk menghindari Sellena.“Oh, jadi karena Sellena? Astaga, loe kayaknya takut banget sama Sellena,” kata Frey.“Coba loe yang jadi gue. Pasti loe juga engga akan tahan dekat-dekat dengan Sellena,” kata Danish.            Frey kembali tertawa mendengar perkataan Danish. Awalnya, Frey tida
Read more
BAB 74: MIE INSTAN
Danish dan Alexa memutuskan untuk mengunjungi salah satu pusat kuliner ternama di Kota Bandung. Alexa melayangkan pandangannya ke seluruh penjuru dan menemukan banyak sekali penjual makanan yang terlihat begitu menggugah selera. Alexa merasa semakin lapar dan memutuskan untuk bertanya kepada Danish.“Kak Danish, kita mau makan apa? Makan nasi uduk?” tanya Alexa.“Gue gak mau makan santan,” jawab Danish angkuh.            Alexa menghela napasnya. Alexa melihat ada penjual soto di dekat sana dan kembali bertanya kepada Danish.“Makan soto?” tanya Alexa.“Oh, please! Gue lagi gak mood makan soto,” jawab Danish.“Ya sudah kalau Kak Danish engga mau. Kita makan pecel lele saja,” kata Alexa.“Apa? Pecel lele? Kalau loe sampai berani ajak gue makan pecel lele, gue lebih baik pulang sekarang. Biar loe nan
Read more
BAB 75: CIUMAN PERTAMA
Hujan bertambah deras saat Danish menyalakan mesin mobilnya. Danish segera melajukan mobilnya dan menyetir dalam gelap malam dengan iringan rintik hujan. Sementara itu, aroma parfum Danish semakin nyata karena bercampur dengan penyejuk udara yang dinyalakan untuk mencegah kabut. Alexa masih mengenakan jaket Danish untuk menghilangkan rasa dingin yang terasa begitu menusuk tubuhnya. Suasana begitu hening sehingga Danish meminta Alexa untuk menyalakan radio di mobilnya.“Ra, radio! Sepi banget,” kata Danish.“Eh, oke, Kak!” kata Alexa.            Alexa menyalakan radio di mobil Danish, lalu mencari frekuensi radio yang sesuai. Tidak lama kemudian, Alexa berhasil menemukan stasiun radio yang sedang memutar lagu Can We Kiss Forever dari Kina. Alexa tertegun dan mendengarkan liriknya secara saksama. “ I tried to reach you, I can't hideH
Read more
BAB 76: KESIANGAN
Malam itu adalah malam paling indah dalam hidup Alexa. Ini bukanlah mimpi. Danish benar-benar mencium Alexa semalam. Alexa terus tersenyum tanpa henti, bahkan saat dirinya tertidur, Alexa yakin kalau senyumnya tidak hilang.            Malam terasa begitu singkat dan digantikan dengan pagi. Aroma bekas hujan semalam telah hilang digantikan dengan cahaya matahari yang masih bersinar malu-malu. Alexa masih tertidur dengan lelapnya hingga terdengar sayup-sayup suara ketukan pintu. Alexa membuka kedua matanya dengan malas dan berjalan ke ambang pintu. Alexa membuka pintu kamarnya dan berpikir bahwa Danish berada di balik pintu tersebut.“Kak Danish Adelio!” seru Alexa.            Dugaan Alexa salah. Bu Siti muncul di balik pintu sambil melipat kedua tangannya. Kedua mata Alexa membulat karena kaget.“Alexa! Kamu tahu ini sudah jam b
Read more
BAB 77: LOMBA BABAK PERTAMA
Perkataan Didin seakan-akan membuat jantung Alexa berhenti berdetak. Alexa tidak mampu menyembunyikan kegugupannya sekarang. Alexa terlihat salah tingkah dan terpaksa memberanikan diri bertanya kepada Didin untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Didin, maksud kamu apa? Kamu lihat aku berciuman sama siapa?” tanya Alexa.“Iya, Ra! Aku lihat kamu berciuman dengan pangeran katak,” kata Didin sambil tertawa.“Hah? Kamu lihat di mana?” tanya Alexa.“Aku lihat dalam mimpiku,” kata Didin.            Didin tertawa terbahak-bahak dengan gaya kemayu. Didin ternyata hanya bercanda. Didin tidak tahu kalau jantung Alexa hampir saja copot mendengar perkataan Didin.“Malika, kamu engga ketawa? Ketawa, dong!” seru Didin“Eh, iya! Lucu banget,” kata Malika sambil pura-pura tertawa.      &
Read more
BAB 78: THAI TEA WITH BUBBLE
Alexa merasa begitu bahagia atas pencapaiannya hari ini. Alexa merasa tidak sia-sia begadang selama kurang lebih seminggu terakhir, walaupun masih harus menghadapi babak kedua dan babak ketiga dalam lomba ini.Alexa memutar otaknya dan ingin membelikan sesuatu untuk Danish sebagai ungkapan rasa terima kasih. Namun, Alexa tidak tahu makanan atau minuman kesukaan Danish. Alexa tersenyum dan memutuskan untuk menghampiri Bu Siti yang sedang sibuk mengunggah beberapa foto ke media sosialnya.“Bu Siti, boleh aku tanya sesuatu?” tanya Alexa.“Kamu mau tanya apa, Ra? Kalau kamu mau tanya rumus Matematika, jangan sekarang. Saya sedang sibuk unggah foto,” jawab Bu Siti datar.            Alexa menghela napasnya dan berusaha untuk tetap sabar. Bu Siti masih terus fokus pada layar ponselnya dan tidak menatap mata Alexa sebagai lawan bicaranya.“Bu Siti tahu apa makanan atau mi
Read more
BAB 79: KOCHENGLANAK SERAM
Alexa menutup pintu kamar 413 dan menyandarkan tubuhnya di daun pintu. Hati Alexa dipenuhi oleh perasaan menyesal dan bersalah. Kecerobohan Alexa telah merusak momen romantisnya bersama Danish malam hari ini. Alexa memang bodoh karena telah menyimpan tiramisu truffle yang sangat berharga itu secara sembarangan hingga membuatnya tengik. Alexa meraih ponselnya dan mengirim sebuah pesan Whatsapp kepada Danish berisi permintaan maaf. To: Danish AdelioAku minta maaf soal tragedi tiramisu truffle tadi.                 Alexa menimang ponselnya dalam diam. Tidak lama kemudian, sebuah pesan Whatsapp dari Danish masuk ke dalam ponsel Alexa.   From: Danish AdelioOh, lupakan!I’m starving. Could you grab something to eat for me?       Alexa meringis dan semak
Read more
BAB 80: TIDAK BISA DITEBAK
Alexa sengaja bangun lebih pagi hari ini. Hal itu sengaja dilakukannya bukan untuk belajar, melainkan untuk pergi membelikan sarapan untuk Danish. Alexa merasa kasihan pada Danish yang belum sempat makan sejak semalam.            Beberapa saat kemudian, Alexa sudah tiba kembali di hotel sambil menenteng sebuah kantong plastik berisi sandwich dan cappuccino. Rambut panjangnya yang diikat ekor kuda bergoyang mengikuti langkahnya, berbarengan dengan senyumnya yang merekah. Alexa hendak mengetuk pintu kamar hotel Danish, namun tiba-tiba jantungnya berdebar kencang. Pipi Alexa bersemu kemerahan membayangkan Danish membuka pintu dengan rambut yang masih berantakan, tetapi tetap tampan maksimal.            Alexa memutuskan untuk mengambil secarik kertas kecil dan pulpen. Alexa mulai menuliskan sesuatu di sana sambil terus tersenyum tanpa henti. Set
Read more
PREV
1
...
678910
...
20
DMCA.com Protection Status