Lahat ng Kabanata ng AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG: Kabanata 31 - Kabanata 40
63 Kabanata
Bab 31
Tak berapa lama, aku melihat dua orang laki-laki dan perempuan, satu anak kecil dituntun oleh mereka.Aku perhatikan dengan seksama hingga mendekat.Semakin dekat semakin jelas wajah mereka.Bu Donita?Siapa laki-laki itu?Tunggu-tunggu, Reno? Bocah itu ... Na-na-Naomi ...?Melihat sosok Naomi aku lalu berdiri dari bangku. Kemudian aku berlari ke arah Naomi. Air mataku luruh tak terbendung lagi rasanya."Naomi ....." teriakku.Kulihat Naomi juga berlari, begitu menatapku dan mengenali."Mama ...." Teriak Naomi.Begitu Naomi semakin dekat. Langsung menghambur ke pelukanku di mana tanganku aku buka lebar-lebarn. Kupeluk erat sekali tubuh Naomi. Tubuh yang selama ini aku rindukan.Rasanya tak ingin aku melepaskannya. Naomi mulai terisak, mataku juga memanas."Naomi .... Maafkan Mama, kamu baik-bail saja kan Naak?" tanyaku dengan mata berkaca-kaca."Baik, Ma ... Mama kemana aja? Kok gak mau menemui Nomi, hu hu hu hu ...," ucap Naomi sambil menangis hingga bajukupun basah."Maafkan, Mama s
Magbasa pa
Bab 32
POV RENODonita mengajakku masuk dalam gedung tersebut.Ia kemudian berbincang-bincang sebentar dengan petugas yang ada dibelakang meja resepsionis.Setelah itu ia memberi kode kepadaku agar mengikuti langkahnya.Aku kemudian mendekat ke arah Donita dan mengikuti langkahnya. Kami mampir dulu di meja resepsionis, mengisi buku tamu. Bawaan kami juga digeledah oleh petugas berseragam cokelat tua.Setelah menurut mereka bawaan kami aman. Akhirnya kami dipersilahkan untuk memasuki sebuah lorong.Kuiringi saja langkah Donita menelusuri lorong tersebut. Lorong menuju sebuah pintu berjeruji besi.Di depan pintu itu, kembali kami diperiksa dan dimintai kartu pengenal sebagai tamu.Setelah berbincang-bincang sedikit dan bertanya jawab. Akhirnya kami memasuki sebuah ruangan di sana kami juga mendapati sebuah pintu gerbang berjeruji besi kembali dan diperiksa oleh para petugas berseragam cokelat tua.Sungguh, pengamanan yang sangat ketat dan berlapis. Akan amat sulit tembus untuk melarikan diri
Magbasa pa
Bab 33
POV DONAKulihat Reno pulang dengan Naomi dengan membawa berbagai mainan.Huh! Enak betul anak itu diajak jalan-jalan terus dan dibelikan berbagai macam mainan. Awas yah!Setelah Bu Rokayah memandikan Naomi. Gegas aku mendekatinya."Bi, awas yah jika sampai mengadu sama Tuan Reno. Saya pecat dan aku bejek-bejek kamu, Bu!" ancamku pada Bi Rokayah.Ia tampak ketakutan mendengar acamanku. Jelas, aku kan bos di rumah ini. Makanya harus nurut sama bos.Dan benar saja, esok paginya ia pamitan pulang, undur diri jadi pengasuh Naomi.Ha ha ha ... Bagus! Biar aku mudah ngerjain si Naomi!Keenakan jika dia tidak dikerjain.Siang itu, Naomi dijemput sekolah sama Bu Inah, karena pengasuhnya undur diri gak tahan he he he."Bi Inah, tolong saya hari ini buatkan masakan soto Betawi ya, Bu, yang enak! Jangan sampai gak enak. Awas kalau gak enak. Aku siram ke wajah Bi Inah! Atau Bi Inah makan sekaligus sampai semuanya habis!" perintahku sama Bu Inah setelah ia selesai menjemput Naomi dari sekolah TK.
Magbasa pa
Bab 34
Bab 34POV RENOKring kring kring kringTerlihat nama bi Inah memanggil."Halo, iy bi Inah, ada apa?" tanyaku."Ma- ma- maaf tuan, Naomi hilang Tuan, bagaimana ini? setelah pulang dari TaK aku lanuq Naomi dan saya suruh makan. Setelah itu bermain diruang tengah. Setelah selesai aktivitas didapur. Aku kembali menengok dan Naomi. Tapi Naomi tidak ada Pak. Bagaimana mana, ini Pak. Maaf aku tuan," ucapnya sambil menangis dan gugup."Apa! hilang?" Ucapku.Ya, Allah lindungilah Naomi.Aku kemudian langsung cabut dari kantor untuk kemudian pulang ke rumah memastikan, apakah benar jika Naomi tidak ada di rumah?!"Bi Inah, bagaimana? Sudah beneran di cek dan di telusuri seluruh ruangan dalam rumah?" ucapku sambil mengemudi kepada Bi Inah yang barusan aku hubungi lewat sambungan seluler."Benar Tuan, sudah saya masukin semua ruangan tidak bertemu juga," jawab Bi Inah."Waktu itu Naomi pakai baju warna apa? Bi," tanyaku."Celana jeans biru ada gambar hello Kitty di bagian paha. Baju kaos leng
Magbasa pa
Bab 35
Bab 35POV RENOSetelah itu aku melanjutkan menuju pondok indah mencari informasi mengenai mobil Alphard warna putih yang dimiliki pasangan suami-istri.Di sana aku nongkrong di sebuah rumah makan untuk mengisi perut dan istirahat sebentar sambil menunggu informasi dari bang Rojak dan Bang Gopar.Shubuh telah berlalu, matahari mulai memancarkan sinarnya diantara dedaunan. Malam ini aku tidak tidur sama sekali.Mengantuk sih, tapi hatiku resah jadi belum ingin pulang sebelum menemukan Naomi.Ku langkahkan kakiku keluar rumah makan menuju pelataran parkir dengan tubuh lesu. Kring kring kring Nama papa tertulis di layar ponsel."Hallo, ya, Pa, ada apa?" ucapku setelah aku memencet tombol terima di ponsel."Reno, bisa ke rumah Papa pagi ini?" ucap papa."Pa, belum bisa Pa. Reno sedang ada kepentingan, Pa?" jawabku tidak semangat."Sebentar saja Reno, Papa ingin menunjukkan sesuatu kepadamu," ucap Papa."Emangnya ada apa, Pa?" "Ada deh, selekasnnya kamu kemari, yah, Papa tunggu," ucap P
Magbasa pa
Bab 36
Bab 36Dalam tahanan itu, waktu terasa begitu lama. Berbeda ketika kita jalan atau beraktivitas yang kita sukai di luar sel tahananMenunggu sidang lanjutan saja rasanya sudah tidak sabar. Waktu seperti terulur panjang padahal baru beberapa hari yang lalu sidang pertama digelar.Setiap pagi aktivitas aku hanya berolahraga, agak siang sedikit kursus menjahit, sehabis dhuhur ada kursus memasak habis magrib nonton televisi bersama teman-teman senasib. Setelah Isa bengong sambil merenungi nasib hingga kantuk menguasai atau bahkan kerap sulit tidur hingga subuh menjelang.Begitu terus waktu berputar, jika tidak tahan mental bisa jadi depresi stress atau yang lebih ngeri adalah bunuh diri.Menurut cerita teman-teman yang sudah cukup lama mendekam di tahanan. Ada beberapa kasus bunuh diri di dalam sel.Mereka yang bunuh diri biasanya tidak tahan menghadapi tuntutan dakwaan, atau malu kepada keluarga atau bisa jadi karena terlalu dalam memikirkan nasibnya yang menurut mereka sangat sial hingg
Magbasa pa
Bab 37
Bab 37Sidang kali ini sungguh membuatku sangat nervous. Sebab ini adalah sidang pembuktian. Baik barang bukti dan beberapa saksi baik saksi yang berkaitan dengan kejadian perkara maupun saksi. Ahli.Apalagi kasusku di sorot oleh beberapa media. Perasaanku tak menentu.Dari rumah tahanan aku dinaikkan mobil tahanan menuju gedung pengadilan negeri.Sesampainya di halaman gedung pengadilan. Aku melangkah menuju ruangan sidang di dampingi oleh pengacara yang menyambutku saat turun dari mobil tahanan. Tampak media sudah bergerombol ingin mewawancaraiku.Untungnya ada petugas yang menghalangi. Sebab aku belum siap menjawab pertanyaan para pemburu berita itu. Hari ini betul-betul gundah.Setelah memasuki ruangan sidang aku kemudian duduk di kursi terdakwa di samping kanan pengacara. Menunggu majelis hakim masuk.Hakim ketua dan hakim anggota mulai memasuki ruang sidang, disusul para panitera, jaksa penuntut umum, kemudian pengunjung sidang yang kebanyakan adalah anggota Komnas perempuan dan
Magbasa pa
Bab 38
POV RENOHari ini aku bersama papa baru saja menghadiri sidang Rini di pengadilan negeri. Begitu kasihan aku melihatnya duduk dikursi pesakitan. Seandainya dulu ia tidak hamil karena aku. Mungkin nasibnya tidak seperti ini.Aku jadi merasa bersalah kepada Rini. Bagaimana cara aku menebus kesalahanku padanya?Bagaimana cara aku membantunya? Sedangkan aku tak kuasa mengatur hukum. Mau membawakan pengacara pun ia sudah mendapat pengacara dari LBH. Paling-paling nunggu putusan hakim nanti akan. Jika memang putusannya berat buat Rini. Mungkin akan aku bantu naik banding dengan pengacara yang lebih handal."Pa, mama boleh gak, kerja di kantor Papa?" ucap Dona Ketika aku sedang mengerjakan tugas kantor di ruang tengah."Mama, kan ada bisnis butik mama, ngapain juga kerja di perusahaan papa," ucapku."Cari pengalaman loh, Papa," ucap Dona."Tidak usah, gak kerja aja mama sering gak dirumah apalagi kerja," ucapku."Papa, please. Mama kerja di perusahaan Papa. Jadikan direktur kek, atau komisa
Magbasa pa
Bab 39
OkPOV DONATerlihat, Reno pulang ke rumah dengan menggendong Naomi. Hatiku langsung gusar ketika melihat Naomi. Aku jadi ingat ibunya. Si janda udik tak tahu malu.Ke mana dia sebenarnya. Kok sama Reno terus sih! Kenapa Reno begitu sayang sama Naomi?Naomi, kenapa juga ia bisa sama Reno hari ini. Bukankah aku sudah menyuruh dua orang untuk menyingkirkan anak itu? Ah! Sia-sia uang yang sudah Kukeluarkan! Mereka ternyata tidak becus! Awas yah? Aku minta lagi uangnya karena gagal mengambil Naomi! Huuhh!Gara-gara Naomi aku jadi bertengkar tadi dengan Reno. Padahal aku harus bersikap manis kepada Reno agar aku bisa meluluhkan hatinya agar perusahaannya dialihkan atas namaku.Gara-gara bocah itu, malam harinya Reno malah tidak tidur di kamar denganku. Kulihat Reno justru tidur bersama Naomi.Padahal, malam itu aku ingin kembali merayu Reno agar bersedia mengalihkan perusahaannya atas namaku setelah aku melayaninya, membuatnya merasa aenag dengan pelayananku. Kurang ajar!! Akhirnya aku t
Magbasa pa
Bab 40
POV RENOHari ini rencananya mau ke rumah Bu Donita bersama Naomi. Ingin membahas tentang kasus Rini. Sembari sekalian mengajak jalan-jalan Naomi.Ditengah perjalanan, aku melihat mobil Bu Donita ada pinggir jalan. Ada dua orang pria terlihat sedang mengelilingi mobilnya. Gelagatnya sepertinya tidak bermaksud baik.Aku meminggirkan mobilnya. Naomi aku suruh tetap berada dalam mobil.Keluar dari mobil aku di sambut mereka berdua dengan wajah menantang. Sudah kuduga. Keberadaan mereka pasti tidak bermaksud baik."Maaf, ada apakah kalian disamping mobil itu," tanyaku."Itu bukan urusanmu," ucap salah seorang dari mereka."Maaf, itu menjadi urusan saya. Karena yang berada dalam mobil itu adalah teman saya," ucapku sambil memasang kuda-kuda."Oo, begitu," ucap salah seorang dari mereka."Iya, jika kalian tidak segera pergi dari sini. Maka nasib kalian ada dibalik jeruji besi atau rumah sakit!" ucapku mengancam mereka."Ha ha ha, kamu pikir kami ini anak ingusan. Mendengar gertakanmu kami
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status