All Chapters of Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya: Chapter 11 - Chapter 20
282 Chapters
Bab 11
"Apa ini, Ran?" netra Asma tertuju pada rantang yang ada di tangan Rani. Sementara Rani terus memperhatikan lelaki yang berdiri di hadapannya dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan tatapan menyelidik."Oh, ini Mbak ada titipan dari ibu!" seru Rani tergeragap. Ia mengalihkan tatapan pada Asma. Lalu menyodorkan rantang yang berada di tangannya kepada Asma dengan senyuman paksa."Terimakasih, Ran!" ucap Asma menyunggingkan senyuman hangat kepada Rani. "Maaf sudah merepotkan kamu," ucap Asma."Iya Mbak As, tidak apa-apa," ucap Rani terdengar ramah.Sesekali Rani masih melirik kepada Wisnu. Melihat penampilan kakak iparnya yang jelas terlihat beda sekali dengan lelaki yang ia temui di pusat berbelanja kemarin."Kamu mau mampir dulu?" ajak Asma kembali mengalihkan tatapan Rani kepadanya."Tidak Mbak, terima kasih, aku harus segera berangkat bekerja dulu," ucap Rani cepat. Ia bergegas meninggalkan rumah Asma yang terletak cukup jauh dari jalan besar. Setelah memastikan jika Wisnu adalah
Read more
Bab 12
"Assalamualaikum Abah," sapa Wisnu seraya mencium tangan lelaki berwajah masam yang berdiri di hadapannya. Lelaki bertubuh kurus itu menarik kasar tangannya dari genggaman Wisnu, dengan wajah masam ia menatap pada Wisnu.Asma menatap tidak suka pada sikap Abah yang terkesan tidak sopan kepada Wisnu. Namun sebisa mungkin Asma menahan gemuruh yang bergejolak di dalam dadanya. Karena bagaimanapun Abah adalah orang tua Asma."Ada apa Abah ke sini?" tanya Asma.Abah menarik kasar pergelangan tangan asma hingga tubuh wanita itu bergeser ke arah Abah."Ada apa ini, Abah?" seru Wisnu yang terlihat panik melihat sikap bapak mertuanya yang mendadak kasar."Asma harus ikut denganku!" cetus Abah dengan nada memaksa. "Ikut?" jawab Wisnu dan Asma bersamaan wajah mereka sama-sama terkejutnya."Ikut ke mana, Abah?" cetus Asma, ia tau jika sesuatu hal buruk sedang menghadang langkahnya. Dari wajah Abah yang meradang."Pulang ke rumah!" sentak Abah penuh penekanan. Lelaki bertubuh kurus itu menoleh ke
Read more
Bab 13
Wanita yang duduk di bibir ranjang semakin kuat meremas ujung kerudung besar yang ia kenakan. Akhirnya pertanyaan yang selama ini bergelut di dalam dadanya telah terjawab. Alasan mengapa lelaki bertubuh kurus itu bersikukuh untuk memisahkan Asma dari Wisnu."Kapan kita bisa segera melaksanakan pernikahan itu?" ucap suara dari ruang tamu rumah terdengar hingga ke dalam indra pendengaran wanita yang duduk pada bibir ranjang."Terserah juragan jali saja. Kapanpun saya siap untuk menikahkan Asma dengan Juragan," sahut Abah diikuti gelak tawa renyah diantara keduanya. Hal itu semakin membuat hati Umi terasa diremas-remas. Bagaimana tidak, jika sampai pernikahan itu terjadi, itu berarti Asma harus siap untuk menjadi istri ketiga dari juragan jali. Seorang lelaki pemilik peternakan sapi yang terkenal kaya raya di kampung itu."Bagaimana kalau minggu depan." Suara juragan Jali terjeda untuk sesaat. "Jika Abah ingin pesta yang mewah saya harus mempersiapkannya dulu. Tapi jika Abah ingin pesta
Read more
Bab 14
Wanita yang mengenakan pakaian syar'i itu menghela nafas berat. Saat melihat makanan yang tersaji di atas meja masih utuh dan tidak tersisa. Sesuai dengan perintah Abah, tidak ada satupun orang yang boleh mengeluarkan Asma dari dalam kamar. Sekalipun itu adalah Umi. Umi menyeret langkah kakinya pelan mendekati ranjang di mana wanita bergamis tosca masih berbaring di atas sana dengan netra terpejam. Tangisan yang cukup lama, membuatnya tanpa sadar telah tertidur."Asma!" ucap Umi mengusap lembut bahu Asma yang meringkuk menghadap ke arah tembok. Netranya berkaca-kaca menatap penuh kesedihan pada anak bungsunya.Asma mengerang pelan. Tanda jika wanita itu telah tersadar dari rasa kantuknya. Perlahan Asma membuka netranya menatap pada dinding tembok yang berada di samping ranjang."Asma, kamu belum makan, Nak?" tanya Umi dengan suara bergetar. Sekuat tenaga ia menahan air mata yang menggenang pada pelupuk. Tanpa sepengetahuan Asma, ia segera mengusap sudut matanya yang sedikit basah.As
Read more
Bab 15
Wanita berkerudung biru muda itu menarik tubuhnya menjauh dari lelaki yang duduk pada bangku kemudi yang berusaha menyentuh punggung tangannya. Wajahnya terlihat ketakutan saat lelaki yang usianya hampir lima puluh tahun lebih itu menjatuhkan tatapan menggoda kepadanya."Kenapa, As?" ucapnya dengan nada lembut yang terdengar begitu mendayu. Ekor matanya melirik pada Asma dengan tatapan menggoda.Asma sama sekali tidak menjawab, ia memilih membuang wajahnya ke arah samping kaca mobil. Keringat dingin membasahi pelipis wanita itu.Terdengar lelaki yang duduk di sampingnya membuang nafas berat. "Baiklah kalau kamu belum siap. Tidak masalah," ucapnya mengakhiri kalimatnya dengan nada lesu. "Tapi aku harap, setelah kamu sudah resmi menjadi istriku maka kamu harus menuruti semua kemauanku," cetus Juragan Jali memberikan penekanan diujung kalimatnya.Asma tidak bergeming, tidak terasa sudut matanya telah basah. Bahkan air mata berlinang membasahi pipi wanita itu tanpa sepengetahuan lelaki ya
Read more
Bab 16
Lelaki berkemeja hitam itu melepaskan kacamata yang bertengger di atas hidungnya. Wajah menawan itu tidak lain adalah Wisnu, lelaki yang Asma pikir sudah melupakannya setelah menghilang begitu."Abang!" Pengantin wanita yang mengenakan pakaian adat sunda itu bangkit dari bangku yang berada di depan penghulu. Meninggalkan mempelai lelaki yang meradang seketika setelah melihat seseorang telah mengacaukan acaranya."Asma, tunggu!" teriak Juragan Jali.Asma sama sekali tidak mempedulikan panggilan lelaki yang usianya hampir sepantaran Abah itu. Wanita cantik berbalut gaun pengantin itu menjatuhkan tubuhnya memeluk lelaki berkemeja hitam yang dikelilingi oleh lelaki bertubuh besar dengan seragam yang sama. Sejenak wanita itu terisak dalam pelukan Wisnu."Kamu adalah Bang Wisnuku, kan?" ucap Asma setelah melepaskan pelukannya dari tubuh Wisnu. "Iya lah Neng, ini Abang!" sahut lelaki berkemeja hitam itu seraya menyunggingkan senyumnya yang khas. Asma semakin terisak. Ketampanan suaminya se
Read more
Bab 17
"Kenapa Abang melakukan itu?" ucap Asma dengan bibir mengerucut. Ia tau jika Juragan Jali sedang mengambil kesempatan untuk memanfaatkan situasi yang sedang terjadi.Wisnu tersenyum, tangannya masih setia mengusap lembut ujung kepala Asma. Lelaki itu sama sekali tidak memberikan jawaban apapun kepada Asma."Uang satu milyar itu kan sangat banyak sekali, Bang!" suara Asma terdengar lesu. Ia tidak rela jika Wisnu akan memberikan uang itu pada lelaki beristri banyak itu."Tidak apa-apa!" sahut Wisnu setelah beberapa saat ia terdiam. Sontak Asma menarik kepalanya dari bahu lelaki yang baru saja menuntaskan hasrat bersama dengannya. Menuntaskan rindu yang selama ini menyiksa batinnya."Kok begitu?" protes Asma."Iya tidak apa-apa!" Wisnu menatap."Tapi itu kan uang yang sangat banyak sekali Abang. Lagipula hutang Abah juga tidak mungkin sampai sebanyak itu," protes Asma dengan bibir mengerucut.Wisnu tersenyum melihat wajah kesal istrinya. Lelaki itu membelai lembut wajah cantik gadis bert
Read more
Bab 18
Suara tangisan yang berasal dari dalam kamar mengejutkan Wisnu yang baru tiba di rumah. Lelaki itu segera berhambur menuju ke arah kamar, sumber suara itu terdengar."Asma, ada apa?" ucap Wisnu menyentuh bahu wanita yang bergerak naik turun di atas pembaringan. "Apa yang terjadi?" tanya Wisnu panik, karena Asma semakin mengeraskan bahunya. Ia sama sekali tidak mau menatap ada Wisnu. Wanita itu semakin menenggelamkan wajahnya pada bantal yang telah basah oleh airmata."Neng, ada apa? Cerita sama Abang? Apakah Abah melakukan sesuatu lagi sama Neng Asma?" ucap Wisnu dengan nada lembut sekali. Ia menyentuh bahu Asma kembali. Namun, Asma kembali menepis kasar tangan itu dari bahu Asma.Asma menggelengkan kepalanya. Tanpa beranjak sedikitpun dari posisinya. Wanita itu semakin terisak dan terdengar menyayat hati.Wisnu semakin bingung. Baru kali ini ia mendapati istrinya yang selalu penurut dan kuat menghadapi semua cobaan menangis tersedu-sedu."Ya sudah kalau Neng, tidak mau cerita sama Ab
Read more
Bab 19
"Silahkan buka mata anda!"Perlahan Asma membuka kedua netranya. Pantulan dirinya pada cermin membuat Asma berdecak kagum. Paras cantik berbalut kerudung berwarna milo tampak pada kaca yang berada di depan Asma."Apakah ini aku?" ucap Asma mengusap lembut wajahnya. Kini kulitnya selembut kapas. Asma tidak percaya jika dirinya bisa secantik saat ini. Wanita yang berdiri di belakang Asma tersenyum kecil."Ternyata aku cantik sekali," tutur Asma senang. Sekarang dirinya sudah pantas disebut sebagai Nyonya Wisnu pemilik perkebunan keluarga Sangir. Bukan lagi gadis sederhana dari pelosok desa."Sudah selesai Mbak! Apakah masih ada yang anda inginkan?" tanya wanita yang berada di belakang punggung Asma seraya menyungingkan senyuman hangat."Tidak, tidak, ini sudah sangat sempurna sekali," ucap Asma sesekali memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan di depan cermin. Netra wanita itu dipenuhi binar."Pasti Abang akan terkejut melihat aku yang cantik seperti ini." Asma tidak sabar ingin segera mem
Read more
Bab 20
Wisnu mendadak diam. Kerongkongannya tercekat. Bahkan ia sama sekali tidak menyadari jika wanita yang berdiri di depannya telah melepas dasi yang melingkar pada lehernya dan sekarang Asma sedang menatapnya penuh curiga."Bang, kok diam?" celetuk Asma menyadarkan Wisnu."Di pakaikan ...!" Belum sempat Wisnu menyelesaikan kalimatnya, Asma menarik dasi dari leher Wisnu."Sudahlah, tidak usah pakai dasi saja!" ucap Asma berjalan masuk ke dalam kamar melewati Wisnu. Saat itulah Wisnu baru tersadar jika dasi yang melingkar pada lehernya sudah berpindah."Lagi pula cuma bertemu dengan Abah," cerocos Asma yang masih sempat Wisnu dengar di luar pintu."Oh, ya sudah!" sahut Wisnu membenarkan sedikit kemeja yang ia kenakan setelah terdiam beberapa saat.______"Assalamualaikum ...!""Assalamualaikum ...!" Beberapa kali Asma mengucap salam di depan pintu rumah Umi, tidak ada jawaban sama sekali dari dalam rumah. Bahkan celotehan Akbar yang biasanya akan menyambut kedatangannya kini juga tidak te
Read more
PREV
123456
...
29
DMCA.com Protection Status