All Chapters of Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu: Chapter 61 - Chapter 70
185 Chapters
BAB 63. Pura-pura tidak tahu.
“Dik ... ke—ke—na—pa kaaa ... kamu kenapa pulang?” tanya Mas Eko tergagap. Aneh sekali ini rumahku terserah aku dong, mau pulang apa enggak. Pasti dia panik karena aku tiba-tiba ada di sini. Mas Eko pun celingukan mencari keberadaan mobilku pasti dia heran karena aku pulang tidak dengan membawa mobilku.“Lisa, bukankah tadi kamu bilang masih ada pekerjaan kok, tiba-tiba sudah ada di sini?” sahut ibu mertua. Beliau segera merapikan penampilannya lalu menghampiriku dan bersikap mesra sekali dengan menggandeng lengan kananku. Sementara yang lain pun terlihat gelisah. Mereka pun salah tingkah dan segera merapikan penampilan masing-masing. Ya, begitulah kalau orang salah kemudian ketahuan kesalahannya pasti mereka akan merasa tidak enak sendiri.“Pekerjaanku sudah selesai, Bu. Lagi pula tadi Mbok Wati telepon aku katanya di rumah ada keributan, makanya aku pulang. Penasaran dong, keributan apa ... eh, ternyata ada tamu. Ngomong-ngomong mereka siapa, Bu? Kenapa mereka tidak diajak masuk, t
Read more
BAB 64. Tak kuterima mereka.
Tiba-tiba Mas Eko melepaskan tangannya dari bahuku lalu menarik lengan Teh Oca dan membawanya pergi entah ke mana. Ya, aku paham sih, pasti Mas Eko melakukan itu semua karena takut kebusukannya terbongkar. Tidak mengapa Mas, santai saja aku pun sudah tahu, tapi sepertinya akan lebih mengasyikkan apabila aku mengetahuinya langsung dari Teh Oca ataupun dari keluargamu.Sikapmu yang begitu semakin membuatku mudah untuk memojokkanmu dan lagi aku yakin bahwa Teh Oca bukan wanita lemah seperti perkiraan mereka selama ini dan pasti Teh Oca selama ini sakit bukan karena terjadi gangguan mental yang menyebabkan dirinya gila ataupun dia dirasuki Jin seperti dugaan keluarga besarnya. Menurutku Teh Oca selama ini terkena baby blues karena dia merasa sangat kehilangan anaknya.Lihatlah bahkan ketika dia sampai sini dan mengunjungi Rumah bersalin milik bidan Linda, Teh Oca kembali ceria bahkan dengan tegas dia meminta berpisah dengan Mas Eko dan juga dengan tegas dia mengatakan bahwa akan membongk
Read more
BAB 65. Kepanikan ibu mertua.
“Enggak bisa gitu juga dong, Lisa! Sudahlah Ibu enggak mau ribut. Ibu juga pusing, sakit kepala, perut lapar. Dari tadi ibu teriak-teriak haus sekali. Awas minggir-minggir, Ibu mau minum! Ya, Tuhan, rasanya sudah seperti mau mati saja. Mbok Wati tolong ambilin minum, aku haus sekali!” teriak ibu seraya sedikit mendorong badanku yang sudah diambang pintu agar beliau bisa masuk rumah. Dasar ibu mertuaku benar-benar tidak tahu malu.“Eh, kamu ngapain mau masuk rumahku juga!? Kan, sudah aku bilang bahwa rumahku ini mengharamkan ulat keket seperti kamu masuk ke dalam. Pergi sana! Kamu sudah punya rumah yang dikasih Mas Eko. Ups, lupa bukan dikasih itu belum lunas. Sudah sana pergi, lama-lama mataku sakit melihat perempuan seperti kamu!” Usirku pada Rara saat dia ingin menyusul ibu masuk ke rumah. Kudorong bahunya dengan kuat sampai dia hampir terjatuh. Aku segera masuk dan menutup pintu.“Teteh .... Teh Lisa, buka dong, pintunya! Kenapa ditutup, aku juga mau masuk? Kalau Teh Rara enggak
Read more
BAB 66. Polisi.
“Tega kamu, Lisa! Jahat kamu sama orang tua. Ibu ini sudah tua waktunya bahagia. Kenapa kamu malahan begini. Andaikan kamu merasa Ibu mertuamu ini bersalah kan, kamu bisa memaafkan Ibu. Semua manusia di dunia ini tidak ada yang luput dari kesalahan Lisa. Toh, kesalahan Ibu hanya menyuruh Eko menikah lagi, jika kamu tidak suka Eko bisa menceraikan madumu dan memilih tetap tinggal bersama kamu. Bukan begini malah kamu adukan pada orang tua. Itu sama saja kamu membunuh Ibu,” ujar mertuaku lagi. Beliau terlihat sekali panik.“Apa Ibu bilang? Tak segampang itu aku mengobati luka hatiku, Bu. Aku tahu manusia di dunia ini semua melakukan kesalahan. Aku akui bahwa aku pun banyak salah, tapi untuk penghianatan dalam rumah tangga aku tidak mau memaafkan, Bu. Aku bukan wanita tegar berhati baja yang mampu menerima suaminya menikah lagi. Dan apa kata Ibu tadi, Mas Eko mau menceraikan maduku? Tidak segampang itu, Bu. Pernikahan bukan untuk mainan setelah puas lalu dicampakkan. Lebih baik aku yang
Read more
BAB 67. Tidak jadi datang.
Tok! Tok!“Bu, di bawah ada polisi. Bapak meminta Mbok untuk manggil Ibu,” kata Mbok Wati saat kubuka pintu.“Emang polisinya nyariin aku, Mbok?” tanyaku. Mbok Wati hanya geleng-geleng kepala.“Sepertinya sih, tidak Bu. Karena polisinya membawa bapak, tapi bapak belum mau ikut kalau belum bertemu Ibu, jadi saya disuruh untuk manggil Ibu.”“Biarkan saja Mbok, aku enggak mau turun. Bilang saja sama bapak kalau aku lagi tidur. Malas berurusan sama mereka Mbok, bikin kepala pusing lagi pula polisi itu biarlah yang ngurus nanti orang lain saja.”“Baik, Bu!” Kupandangi punggung Mbok Wati hingga menghilang saat menuruni anak tangga.Kutarik nafas perlahan lalu menghembuskannya dengan kasar. Setelah ini aku pastikan akan terjadi keributan lagi di rumah ini.Ibu dan juga para maduku itu pasti tidak akan terima jika Mas Eko masuk penjara. Mereka akan merengek terutama ibu akan memaki bahkan memaksaku untuk membebaskan Mas Eko.Aku tahu sih, perkara ini lumayan sulit untuk kasus perampokan di
Read more
BAB 68. Minta cabut perkara.
Kleek!Handle pintu kubuka. Ibu duduk lemas di lantai seraya menggedor-gedor pintuku. Pantas Ibu kuat dan lama menggedor-gedor pintu kamarku rupanya beliau duduk di bawah. Melihatnya begitu aku merasa kasihan, tapi aku pun kesal dan sebal padanya. Bagaimana tidak, Mas Eko itu sudah tua, sudah punya anak, bahkan istrinya banyak harusnya biarkan saja dia memikirkan jalan keluarnya sendiri tidak semua harus ibunya yang menghandle. Apa otaknya tidak dipakai! Apa dia tidak kasihan pada ibunya. Dasarnya mereka berdua memiliki sifat yang sama dan ini benar-benar membuatku jengah.“Lisa, tolong Ibu. Keluarkan Eko dari penjara. Ibu yakin kamu tidak benar-benar marah padanya. Walau bagaimana pun juga dia adalah suamimu yang membersamai sejak kalian tidak punya apa-apa. Untuk kesalahan Eko, lupakanlah untuk sementara yang terpenting Eko keluar dulu dari penjara. Kamu tahu kan, Lisa, di penjara itu tidak enak dan orang-orangnya juga kejam. Ibu pernah lihat di TV kalau orang yang baru pertama ka
Read more
BAB 69. Tak mau jual rumah.
“Ya, benar itu aku pun tidak mau kehilangan A’ Eko. Walau bagaimana pun juga aku ini adalah istri yang paling disayang oleh A’ Eko. Sungguh aku tidak tega kalau melihat A’ Eko masuk penjara begitu. Ayolah Lisa, enggak usah semakin membuat kami emosi lakukan saja apa permintaan kami. Beres kan? Ingat ya, keluarin duit untuk seorang suami itu nanti bakalan diganti lebih banyak oleh Tuhan. Kamu enggak usah khawatir Lisa, benar kata Ibu hanya duit puluhan juta saja sisanya pasti masih banyak!” sahut Rara lagi dengan jurus ceramahnya.“Benar-benar ya, kalian berdua ini tidak punya otak! Kalian pikir duit puluhan juta itu jumlahnya sedikit? Lebih baik aku sedekahkan ke panti asuhan dari pada aku pakai untuk ngeluarin Mas Eko dari penjara. Punya otak itu dipakai untuk berpikir bukan malah kalian taruh dengkul! Aku ngumpulin uang dari 0 demi masa depan. Ini malah kalian seenak jidat minta uang padaku. Sudahlah sana kalian pergi aku tidak ada waktu untuk meladeni kalian. Oh, ya, mana tadi si T
Read more
BAB 70 . Minta jaga rahasia.
“Ya, sudah kalau enggak mau. Maaf ya, aku enggak punya banyak waktu untuk melayani kalian!” Segera kututup kembali pintu kamarku lalu kukunci. Ibu kembali menggedor-gedor seraya berteriak-teriak disertai sumpah serapahnya. Terserah saja dia bukan ibu kandungku. Sumpahnya tidak akan mempan. Lebih baik aku nonton drama Korea full volume agar ocehan dan teriakan ibu tidak terdengar.Sebenarnya mudah bagiku untuk langsung to the point memberitahu bahwa sertifikat rumah ibu ada padaku, tapi tidak aku lakukan agar ibu mau memikirkan ulang tentang tawaranku tadi. Lagi pula kalau langsung kuberitahu takutnya ibu pingsan karena beliau tidak akan pernah menyangka bahwa rumahnya pun dalam keadaan tidak aman.Jika rumah Rara dijual dan aku bisa cari pembelinya uangnya akan aku pakai untuk menutup bank tagihan rumah ini. Kalau diingat aku sakit hati sekali. Rumah yang kuperjuangkan dan kubeli dengan keringatku tahu-tahu sudah di sekolahkan sertifikatnya ke bank demi ambisinya. Mas Eko enak saj
Read more
BAB 71. Siapa pelakunya?
“Iya, Bu. Mbok akan jaga rahasia ini. Sebenarnya Mbok juga kasihan sama Ibu, tapi Mbok tidak bisa berbuat apa-apa selain menjadi tangan kanan Ibu yang jika Ibu butuhkan selalu siap sedia dan cuma bisa mendoakan. Hanya itu yang bisa Mbok lakukan. Kalau Mbok orang kaya pasti Mbok sudah kasih uang ke Ibu untuk menebus rumah ini. Bagaimana pun juga Ibulah yang mengangkat derajat keluarga Mbok. Berkat kerja di sini dan digaji besar sama Ibu, jadi ekonomi keluarga Mbok membaik. Anak-anak Mbok tidak jadi putus sekolah bahkan masih Ibu bantu bayar kuliahnya. Rasanya Mbok seperti manusia yang tidak berguna disaat orang yang Mbok kasihi punya banyak masalah kok, tiidak bisa melakukan apa pun.”“Mbok, tidak sepatutnya bilang begitu. Apa yang aku kasih ke Mbok selama ini tidak lebih dari usaha Mbok karena Mbok pun sudah bekerja dengan baik di sini. Maka sudah sepantasnya aku memberikan itu semua pada Mbok, jadi Mbok tidak usah merasa bersalah yang penting sekarang adalah Mbok selalu support aku
Read more
BAB 72. Kan kuambil milikku.
“Iya-iyaaaa ... aku yang mecahin kaca jendelanya! Puas kamu!” Rara mengakui perbuatannya dengan menantang. Dasar tidak tahu diri. Lihatlah bahkan tatapan matanya seperti siluman ular. Dia yang salah, tapi justru dia yang seperti berkuasa di sini dasar wanita jalang!“Rara, kamu apa-apaan sih, bikin masalah aja bukannya kasih solusi gimana caranya agar kita itu bisa membebaskan Eko, ini kamu malah bikin ulah lagi. Kenapa sih, kamu itu enggak bisa duduk diam. Mikir ini otakmu. Bukan kasih solusi yang benar malah mecahin kaca jendela,” omel ibu seraya menoyor kepala Rara.“Iya, habisnya aku kesel Bu, sama si perempuan tidak tahu diri itu. Sudah jelas-jelas A’ Eko dibawa polisi di penjarain, eeh ... dia malah enak-enakkan di kamarnya. Tidur tidak tahu waktu dan malah nonton drama Korea segala. Harusnya ‘kan sebagai istri tua, dia mencari solusi untuk masalah kita bukan malah enak-enakkan tidur!” jawab Rara. Dia berkacak pinggang, tangannya menuding-nuding wajahku.“Iya, kamu ada benarny
Read more
PREV
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status