All Chapters of SEHARUSNYA KAU IKUT MATI: Chapter 31 - Chapter 40
112 Chapters
30-BERKUMPUL
“Hey, Yo! Kira-kira kamu tahu gak Pak Ridwan meninggalnya kenapa?” kata Ali yang merasa heran atas kematian Pak Ridwan. “Wah kalau kata warga mah dibunuh oleh seseorang sih, karena mana mungkin dia bisa bersimbah darah gitu.” “Cuman yang jadi pertanyaan, siapa yang bunuh dia, apakah seseorang yang ada di desa ini ada yang punya dendam kepada Pak Ridwan?” “Karena ya, kita tahu sendiri Pak Ridwan itu baik ke semua orang.” “Aku aja yang awalnya dari kampung, setelah sering ngobrol sama Pak Ridwan aku jadi tahu kehidupan kota kaya gimana dari cerita-cerita dia semenjak datang ke desa ini.” “Bahkan dia juga sering bantuin kita kalau ada kesusahan.” “Kalau ketemu tuh pelakunya, aku pasti bakal pukulin dia ampe dia sujud-sujud minta maaf.” Ali dan Iyo yang awalnya ditugaskan untuk mengurus pemakaman Pak Ridwan terlihat sibuk mengobrol tentang Pak Ridwan, masih banyak misteri yang belum dia ketahui tentang kematiannya. Mereka berdua berjalan ke arah rumah Pak Dani untuk melaporkan bahw
Read more
31-CALON KORBAN
Ucok tidak tahu bahwa kertas-kertas itu adalah kertas yang penting. Bahkan mungkin, setelah aku menceritakan semuanya, mereka bertiga jadi tahu bahwa kertas-kertas yang Ucok bakarlah penyebab Pak Ridwan meninggal.Bu Cucu yang mendengar hal itu langsung mengangkat tangannya dan langsung memegang kepalanya, dia tiba-tiba mendadak pusing atas tindakan Ucok.“Pak, kita harus melakukan sesuatu Pak, kalau perlu selain Bapak mengirimkan surat untuk melaporkan kejadian ini.”“Kita juga harus menulis surat untuk memanggil Bapak yang tinggal di kampung Pak, karena mungkin Bapak bisa membantu menyelesaikan hal ini.”“Meskipun dirinya sudah tua, namun kalau aku yang meminta pasti dia akan datang.”“Karena aku yakin, Bapak bisa memecahkan hal ini.”“Karena aku takut, ada korban lagi yang seperti Pak Ridwan kalau ceritanya seperti itu, bahkan kita bertiga juga kemungkinan adalah korban selanjutnya,” kata Bu Cucu yang kini terlihat duduk dengan tubuhnya yang berkeringat dingin sekarang.“Emang Ibu
Read more
32-GUBUK
Awan hitam tampaknya kembali memunculkan dirinya di atas langit, menutupi semua cahaya matahari yang awalnya bersinar di pagi hari dengan sinarnya yang terang dan menghangatkan hati.Tak lama, awan hitam itu memuntahkan air-air hujan yang disertai dengan kabut tipis yang menutupi hutan hujan yang mengelilingi desa, bersamaan dengan dua orang yang tampak sedang berjalan beriringan menyusuri jalanan setapak yang masih berupa tanah merah yang berlumpur.“Je, ada gubuk kecil tuh disana, kita istirahat dulu ya! Capek ini dah dua jam berjalan,” kata Iyo kepada teman barunya yang kini ikut dengannya sambil menunjuk sebuah gubuk kecil yang sudah rapuh di ujung sana, namun bangunannya masih bisa menahan air hujan yang mengguyur di siang itu.Teman baru Iyo yang dia ajak untuk menemaninya ke kampung sebelah adalah Jeje, Jeje adalah anak dari Ibu Bo'ah yang pindah dari Ibu Kota ke tempat ini, setelah mereka ditinggal oleh sang kepala keluarganya yang hilang entah kemana karena menjadi seorang pr
Read more
33-DATANG
Ditengah hujan yang kembali membasahi Desa Muara Ujung, terlihat seseorang dengan payung yang berwarna hitam berjalan di antara tanah yang becek dan bercampur lumpur.Tanah yang menjadi jalanan utama yang panjang dan lurus hingga ke ujung desa, dimana ujung desa itu adalah rumah-rumah kosong yang tidak berpenghuni, karena dari seluruh rumah yang ada di Desa Muara Ujung ini, hanya setengah dari total rumah yang ada yang dihuni oleh para transmigran yang tinggal di dalamnya.Seseorang dengan baju kebaya yang berwarna cerah dengan kain jarik yang di angkat ke atas betis agar cipratan air hujan yang turun dan bercampur lumpur tidak membasahi kain yang menutupi kakinya, membuat dirinya berjalan dengan sangat pelan di tengah hujan.Tujuannya hanya satu, dia berjalan ke rumahku untuk melihat kondisi Ayu, setelah dia mengetahui bahwa ada sesuatu yang gelap yang menutupi rumahku pada saat itu, dia akhirnya datang ke rumah ketika aku sudah menceritakan semuanya.“Ah, Bu Cucu! Padahal jangan rep
Read more
34-TANGAN
Gubuk-gubuk tengah hutan.Memang sedikit aneh, gubuk-gubuk tua yang Iyo dan Jeje tempati itu memang ada di beberapa tempat di hutan ini, gubuk yang sudah lama ada, bahkan mungkin, gubuk-gubuk itu sudah ada ketika Desa Muara Ujung masih hutan belantara.Entah siapa yang membuat gubuk-gubuk kecil itu, gubuk-gubuk tua yang ada di beberapa tempat di hutan hujan itu dipergunakan sebagai tempat bagi para manusia untuk beristirahat setelah dirinya masuk ke dalam hutan untuk mencari sesuatu seperti buah-buahan atau hewan buruan.Di tahun tersebut, memang masih banyak sekali manusia yang memanfaatkan hutan untuk sumber kehidupan mereka, mengambil air gula aren dari sana, mengambil buah-buahan yang bisa mereka jual, bahkan berburu kijang atau rusa untuk mereka makan.Biasanya, ada warga yang tinggal di desa-desa selain Desa Muara Ujung yang melakukan hal itu, mereka berusaha untuk bertahan hidup di tengah-tengah keterbatasan di desa tempat mereka tinggal. Karena, mereka merasa bahwa dengan berk
Read more
35-MENGANTUNG
[ 12 May 1996Desa yang awalnya menjadi tempat pelarian untuk menyambut kehidupan yang baru kiri terasa berbeda,Langit yang seharusnya memberikan rasa hangat di hati ketika kita menata lagi hidup kini berubah menjadi awan-awan mendung yang membuat suram, disertai dengan air hujan yang terus-menerus menetes dan memberikan rasa sedih yang mungkin saja aku rasakan.Satria, apa yang terjadi padamu kini sudah merenggut sebuah nyawa yang tidak bersalah.Nyawa dari sahabatmu.Nyawa dari seseorang yang telah mengajakmu ke tempat ini.Juga nyawa dari seseorang yang seringkali membantumu ketika susah, menyambutmu ketika kamu pulang dari pelarianmu diluaran sana dan berakhir di tempat ini.Dia tidak tahu apa-apa Satria, dia tidak tahu apa-apa.Semua misteri yang kamu berikan tentang kematianmu, tentang sebuah keinginan mu akan anakmu yang harus mati bersamamu, dia coba pecahkan agar anak dari sahabatnya itu bisa dia selamatkan, karena dia tidak tega melihat istri dan anaknya terluka seperti yan
Read more
36-DIA MUNCUL
Krosak Iyo yang kaget akan sesuatu yang menggantung tepat di atasnya, langsung mendadak mundur, menjauhi pohon besar itu di tengah hujan deras yang melanda hutan yang sedang dia masuki pada saat ini. Daun-daun kering yang kini basah tiba-tiba terinjak-injak oleh Iyo sehingga menimbulkan bunyi di antara suara air yang jatuh dari pepohonan yang ada di sekitarnya. Matanya tidak berkedip, dia merasa tidak percaya atas apa yang dia lihat sekarang. Jeje yang tadi menghilang tiba-tiba sudah tergantung dengan tubuh yang terbalik. Kepalanya di bawah, kedua tangannya terlihat menjuntai dengan kedua kakinya yang terikat di antara dahan-dahan pohon besar itu secara mengerikan. Bajunya tampak sangat kotor, banyak sekali luka sobekan yang ada baju dan celana yang dia pakai, seperti luka dari semak-semak hutan berduri yang dia tembus paksa seperti sedang dikejar oleh sesuatu. Bahkan, banyak sekali daun-daun kering yang masih menempel di beberapa bagian tubuh nya, seperti Jeje pernah berguling-g
Read more
37-SHUBUH
Sebuah ruangan tertutup berwarna hitam pekat tiba-tiba terlihat oleh ku dari kejauhan, ruangan itu mempunyai satu pintu berwarna coklat dengan ukiran yang sangat cantik, ukiran yang bergambar orang-orang yang berdiri menghadap sebuah bola seperti matahari di atas sana dengan mengangkat kedua tangannya. Dan salah satu manusia yang ada di paling depan, mengangkat satu buah keranjang yang entah apa isinya. Ukiran yang tergambar di atas sebuah pintu itu benar-benar cantik dan memikat mata, meskipun aku tidak tahu artinya namun aku yang tiba-tiba mendekat dan berhenti di depan pintu itu hanya bisa berdiri di depan pintu dan melihat semuanya secara keseluruhan. Aku sempat melihat ke kiri dan ke kanan, kulihat ini bukanlah Desa Muara Ujung, namun ini adalah tempat yang sangat asing buat ku. Pohon-pohon kelapa yang tertanam mengelilingi ruangan itu terlihat menjulang tinggi dan menutupi matahari yang bersinar terang pada saat itu. Juga, pijakan kakiku yang berupa pasir pantai pun terasa s
Read more
38-MAYAT
Jauh dari Desa Muara Ujung, terdapat salah satu desa transmigrasi yang sudah lama berdiri disana, desa yang merupakan desa pertama yang dijadikan tempat untuk transmigrasi pada masa itu. Sehingga, semua orang yang tinggal disana kini sudah nyaman, kebun-kebun yang diberikan oleh pemerintah sudah mereka kelola dengan baik, bahkan banyak yang sudah merasakan hasil dari kebun-kebun yang mereka tanam, sehingga kehidupan mereka sudah mulai membaik dengan segala fasilitas yang kini mulai dibangun secara perlahan-lahan disana. Desa Muara Damar, desa yang tepat berada di dekat rawa-rawa yang menjadi pemisah antara Desa Muara Damar dan Desa Muara Ujung. Rawa-rawa yang sangat luas, yang awalnya hanya menjadi bencana karena airnya kerap naik ketika hujan tiba. Namun tidak kali ini, karena para warga di Desa Muara Damar sudah membuat tanggul-tanggul yang terdiri dari karung-karung berisi tanah yang ditumpuk sedemikian rupa di pinggir rawa. Tujuannya agar air rawa yang meluap tidak sampai memba
Read more
39-KI SAKTI
Ki Sakti, itu adalah nama dari seseorang yang Pak Kades Muara Damar bawa, dia adalah seseorang yang sudah lama tinggal di tempat ini. Seseorang yang awalnya tinggal di dalam hutan untuk mempelajari ilmu alam sampai akhirnya harus tergusur oleh pembangunan desa-desa transmigrasi yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini.Penampilan dia benar-benar berbeda dengan banyak warga yang tinggal di Desa Muara Damar sekarang, penampilannya yang serba hitam, rambut panjang yang diikat ke belakang, juga jenggot dan kumis yang sudah mulai memutih karena usia.Di leher dan pergelangan tangannya pun terlihat sebuah akar pohon yang melingkar, akar-akar pohon hutan yang dibuat menjadi kalung dan gelang yang dia percayai mempunyai sesuatu kekuatan tertentu untuk hidupnya.Meskipun umurnya sudah tua, tapi tubuhnya masih terlihat bugar, jalannya masih tegap dengan sorot matanya yang masih terlihat tajam.Apalagi, ketika dia datang berdua dengan Pak Kades pada tadi, dia melihat seolah-olah lorong y
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status