All Chapters of Kapan Kamu Menyentuhku?: Chapter 91 - Chapter 100
121 Chapters
91. Tika Pindah Kos
Bab 91"Aku nggak bohong, Mbak. Buat apa, sih, ngaku-ngaku bisa ngeliat makhluk halus?" Hari masih lagi, tapi suasana di kos-kosan Tika sudah ramai sekali. Hal itu dipicu oleh cerita salah satu penghuni kos yang mengaku bisa melihat makhluk gaib. "Masa, iya, sih, Mbak? Aku bukannya ngeraguin kemampuan kamu, tapi aku jadi ketar-ketir ini. Jadi pengen pindah kos-kosan. Mbak nggak ngarang cerita, kan, ya?" sahut penghuni kos yang lainnya. "Is, udah saya bilang, saya nggak bohong. Memang ada genderuwo yang selalu berjaga di depan pintu kamarnya Mbak Tika. Serem banget wajahnya. Saya aja yang sering ngeliat makhluk halus, tetap ketakutan ngeliat dia," jawab si penghuni kos yang mengaku memiliki indra keenam. "Kalau sekarang, gimana, Mbak? Masih ada, nggak?" tanya penghuni kos yang belum bersuara sejak tadi. "Coba kita lihat dulu." Mereka berjalan menuju kamar Tika. Tampak wajah tegang di wajah masing-masing. "Wah, kalau sekarang nggak ada. Kayaknya cuma muncul kalau malam hari. Mung
Read more
92. Tika ke Warung Baso Nuri
Batu Secret Zoo merupakan tempat wisata kebun binatang modern yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur, berada di atas tanah dengan luas 14 hektare. Kebun binatang yang menjadi bagian dari Jatim Park 2 ini memiliki beberapa koleksi hewan dari berbagai habitat yang sebagian besar berasal dari Asia dan Afrika.Batu Secret Zoo juga menjadi salah satu kebun binatang terbaik di Asia serta didesain sebagai kebun binatang yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sebab, selain kebun binatang, di sini juga terdapat wahana permainan bernama Fantasy Land. Hal itulah yang menjadi alasan Dika di luar kota selama beberapa saat, untuk melakukan observasi yang akan menjadi tujuan kerjanya kali ini.Saat memasuki kawasan kebun binatang tersebut, Dika langsung disuguhi mewahnya area tersebut dan matanya langsung terfokus pada sebuah arsitektur unik bertuliskan Batu Secret Zoo. Semakin masuk ke dalam, kesan mewah kian terasa. Dika kemudian menyusuri jalan yang indah penuh warna dengan sambutan beberapa hewan
Read more
93. Mengganggu Dika
Ini sudah kali ketiga Tika menelpon Dika sampai Dika merasa geram. Pekerjaan laki-laki itu jadi terganggu karenanya dan dia tidak bisa mematikan teleponnya sebab tentu saja dia juga berkomunikasi dengan pihak kebun binatang tempatnya bekerja. Dia juga harus mengecek beberapa hal menggunakan handphone-nya."Kamu bisa nggak buat hari ini jangan ganggu dulu? Aku kan udah bilang lagi sibuk, Tika. Kalau pekerjaanku dah selesai, kamu boleh ngomong sepuasnya. Jangan sekarang." Sekuat tenaga Dika mencoba untuk menahan emosinya. Ternyata Tika memang tak seperti Nuri yang dewasa dan pengertian. Setelah menyadari semua ini, laki-laki itu merasa menyesal telah menyia-nyiakan Nuri demi perempuan kekanakan seperti Tika. Seandainya saja semua ini tak terjadi. Entah kenapa dada Dika mendadak merasa sesak mengingat semua pun dia juga merasa begitu merindukan mantan istrinya itu. Semua hal, dari tawa, senyum, perkataan, perlakuan, serta masakan Nuri. Hal itu semakin membuatnya sedih."Jadi kamu mau bi
Read more
94. SAH Dilamar
Suara alunan musik lembut menjadi penggiring yang serasi dengan dinner romantis di restoran mewah. Interiornya mengusung konsep perpaduan antara Chinese dan Europe. Satu sisi interiornya terdapat kotak telepon merah khas London, juga miniatur bus merahnya. Tidak ketinggalan pula pohon-pohon buatan yang indah. Dirancang sedemikian rupa bak musim semi asli. Sementara di sini bagian lagi, lampion-lampion menggantung di atap-atap restoran. Ada pula tulisan-tulisan Chinese pada pada temboknya. Ilustrasi Tembok Besar Cina juga terpampang di sana. Menciptakan rasa seperti berada langsung di tempat tersebut. Nuri terpana menyaksikan keindahan restoran tersebut. Ia bahkan tak menyadari bila Daniel sedari tadi mengulum senyum karena melihat tingkahnya. Mereka berdua duduk di bagian dekat jendela. Daniel sengaja memilihnya supaya mereka bisa menikmati pemandangan malam kota. Satu per satu hidangan mulai berdatangan. Ada makanan khas Indonesia, apa pula makanan khas China dan Eropa sesuai te
Read more
95. Daniel Berdebat dengan Mamanya
Bab 95Beberapa hari telah prosesi lamaran secara pribadi antara Daniel dan Nuri, akhirnya Bu Cici—ibunya Daniel—mengetahui bahwa putranya telah melamar Nuri. Ia tidak terima atas hal tersebut. Bisa-bisanya Daniel ingin menjadikan Nuri sebagai ibu sambung dari Luna. Dengan paras anaknya yang tampan serta kemampuan finansial yang mapan, semestinya Daniel bisa mendapatkan gadis lain di luaran sana. Gadis yang cantik dan tentu saja belum pernah menikah. Seperti Angel misalnyaNamun, Daniel malah lebih memilih Nuri yang notabenenya adalah seorang janda. Mau ditaruh di mana muka Bu Cici ketika teman-teman dan keluarga besarnya tahu bila putranya menikah lagi dengan janda? Itu sungguh memalukan dan tidak etis. Memang sih anaknya sudah duda, tapi duda berkelas. Harusnya bisa dong dapat yang vrigin. Banyak mungkin yang mau.Wanita separuh baya itu berusaha mencari waktu yang tepat untuk bicara empat mata dengan Daniel. Ia akan mulai bicara dan menasihati baik-baik. Jika anaknya tetap kukuh d
Read more
96. Kesedihan Bu Widya
Selepas mendengar kabar lamaran yang diterima Nuri, Bu Widya menelepon wanita itu beberapa hari kemudian. Ia ingin bertemu secara langsung dengan Nuri dan mengkonfirmasi apakah benar Nuri telah menerima lamaran dari Daniel ataukah tidak. Meski dalam hatinya merasa cemas dan sedih, Bu Widya harus tetap menguatkan diri. Hari ini ia bersiap-siap untuk bertemu Nuri di sebuah restoran. “Ndak papa Ibu pergi sendiri? Takutnya nanti kenapa-kenapa di jalan,” ujar Fitri, Asisten Rumah Tangga mereka. Bu Widya mengangguk singkat. “Gak papa, Fit. Ada pak sopir juga yang mengantar. Tolong nanti kalau Dika telepon ke rumah dan tanya saya di mana, bilang aja saya keluar buat arisan,” jelasnya kemudian. Fitri mengiyakan, lantas bergegas membawakan tas Bu Widya dan mengantar hingga depan. Wanita separuh baya yang selalu berpenampilan elegan dan berkelas itu hari ini wajahnya tampak sedikit pucat. Kendati demikian, pertemuan dengan Nuri tak bisa ia batalkan. Jadilah Bu Widya berangkat bersama sopir
Read more
97.
Tiga hari berlalu sejak hari pertama Bu Widya pingsan dan jatuh sakit. Hingga kini pun wanita itu masih terbaring lesu di atas ranjang besar miliknya. Fitri tetap setia merawat dan sesekali mengajak Bu Widya mengobrol. Kadang juga ia harus bertanya terlebih dahulu kebohongan apa lagi yang harus dikatakan kepada Dika suka majikan mudanya itu tak terus bertanya perihal ibunya. Willy yang kini berada di Australia bersama keluarga kecilnya merasa khawatir pada keadaan ibunya. Sudah sepekan lebih berlalu, tetapi ibunya tak kunjung menelepon dan memberi kabar terbarunya. Jadilah di tengah kesibukannya yang sekarang Willy memutuskan untuk menghubungi sang ibu terlebih dahulu. “Bu, ada telepon masuk dan Pak Willy.” Fitri memberitahu Bu Widya soal telepon masuk tersebut. Bu Widya langsung memberikan kode pada Fitri untuk membantunya duduk menyandar di kepala ranjang. Ia lalu meminta ponselnya untuk menjawab panggilan dari Willy. Ia jelas lebih bisa bicara dengan Willy ketimbang Dika dalam
Read more
98. Nuri Menjenguk Bu Widya
“Mama sakit apa? Kok sampe pucat banget gini?” Nuri meraih tangan Bu Widya, lalu sebelah tangan lainnya ditempelkan pada kening wanita itu. Tangannya terasa hangat. Itu berarti Bu Widya masih demam. Nuri turut sedih melihat kondisi Bu Widya. Ia sudah menganggap wanita separuh baya yang masih tampak cantik ini seperti ibunya sendiri. Ketika ia masih menjadi menantu di rumah ini, Bu Widya selalu memperlakukannya dengan baik. Tidak pernah bicara kasar atau membentak. Tidak pernah marah-marah atau disuruh-suruh. Ia amat sayang pada wanita di depannya ini. “Gak papa, Mama baik-baik aja.” Lagi-lagi Bu Widya berbohong. “Nuri minta maaf baru jenguk Mama. Nuri baru tau kalau Mama dari Udin. Mama kenapa bisa sampai sakit?” “Karena masalah itu, Sayang ….”Seketika kedua mata Nuri membulat. Ia sama sekali tak menyangka bila kabar itu bisa sampai membuat Bu Widya jatuh sakit begini. Ia merasa bersalah sekaligus tidak enak. Bu Widya jujur mengakui bahwa ia sakit karena perkara Nuri yang sudah
Read more
99. Rencana Ibu Mertua
Bu Cici dan Tante Jamila yang tak menduga kedatangan Luna, jadi kikuk sendiri. Mereka terdiam dan saling pandang untuk beberapa saat. Lantas keduanya tertawa canggung untuk menutupi apa yang baru saja mereka bicarakan. “Oma Cici dan Oma Mila baru aja bicara soal itu kan?” ulang Luna sembari berjalan mendekat. “Enggak Sayang, Luna salah dengar. Oma Cici sama Oma Mila lagi bahas masalah arisan,” elak Bu Cici. Matanya menatap ke arah Jamila, meminta persetujuan. Langsung saja Jamila paham akan kode itu dan mengangguk-angguk tanda setuju.“Iya Luna, benar apa yang dikatakan omamu,” tambahnya berusaha menyakinkan. Luna hanya diam menandingi kedua omanya secara bergantian. Ia lalu tersenyum samar dan pamitan pergi. Remaja usia 16 tahun itu menuju dapur karena ia tujuan utamanya turun tadi. Ketika sudah kembali ke kamarnya dan membawa makanan, Luna merenungkan apa yang telah didengarnya. Ia memang tak begitu dengar apa yang dibicarakan para oma, tetapi jelas ia mendengar nama Nuri dan p
Read more
100. Pesan Bu Fatma
“Mama akan menghubungi adik almarhum papanya Nuri supaya bisa datang ke Jakarta Minggu depan. Dia akan menjadi wali nikahnya.” Bu Fatma berkata lagi.“Baik, Ma,” sahut Daniel. “Mama bahagia sekali akhirnya Nuri akan punya kehidupan baru. Tolong jaga dan cintai dia sepenuh hatimu hingga maut memisahkan kalian, Nak. Berjanjilah kamu akan melakukannya.” Patah-patah Bu Fatma mengucapkan kalimat barusan. Wanita separuh baya tersebut sejak tadi sudah menangis karena bahagia. Ia tak sanggup menahan air matanya. Sungguh bahagia sekali ia mendengar kabar ini. Nura yang berada di dekatnya, ikut menyeka ujung mata. Ia sedari tadi memang tak ikut bicara, tapi mengetahui bahwa kakaknya akan segara menikah membuatnya ikut menangis. Bahagia sekaligus terharu. Mereka menyudahi panggilan tersebut karena Bu Fatma harus segara menghubungi adik almarhum suaminya. Begitu sambungan terputus, Daniel refleks menghela napas lega. “Kenapa?” Nuri tertawa melihatnya.“Berasa lagi sidang skripsi. Sangat men
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status