Semua Bab My Boss Behavior: Bab 61 - Bab 70
110 Bab
61. Sekilas Kisah Kebakaran
Berkeringat dingin di malam yang dingin. Wajahnya lebih suram daripada euforia. Sungguh kaki Zara gemetar saat menyalakan korek api. Entah dari mana Reon mendapatkan banyak bahan bakar yang mudah terbakar. Zara menggunakannya untuk membakar hotel.Faktanya meskipun korek api telah dijatuhkan dalam lumuran bahan bakar, api yang berkobar tidak cukup besar untuk pembakaran total. "Aduh, bagaimana ini? Harusnya aku buat ledakan besar di dalam saja. Kesalahan listrik atau kompor gas di dapur misalnya." bingung menggaruk tengkuk. Halaman belakang mendadak menjadi tempat terindah memandang api unggun raksasa. "Wah, Tuan, apa ini benar baik-baik saja? Aku jadi ragu." berpindah menggaruk kepala. "Sudah kau bakar, masih bisa ragu?" Reon berdiri di belakangnya. "Iya, bukan itu maksudku. Ck, membuang-buang aset seperti ini apa boleh? Lagipula gadis yang memberikan hotelnya pasti sedih jika tau," Zara membuat mimik sedih. Reon menunduk sejenak menatapnya. "Kalau kau mau, ambillah!" Zara
Baca selengkapnya
62. Alur Drama Forin
Zara berharap yang dia lakukan hanyalah utopia belaka. Udara pemakaman jauh lebih menyeramkan menembus rusuk. Sama sekali tidak bisa tersenyum. Reon juga diam sejak menaruh karangan bunga, yang dilihat hanyalah dua pusara.Dalam hati Zara mendesah sabar. 'Kematian memang begitu menyakitkan. Masalahnya kenapa dia membawaku kemari?' tanya Zara dalam hati.Lima menit kemudian setelah diam, laki-laki itu mengangkat suara."Kejadiannya sepuluh tahun yang lalu. Mereka meninggalkan dunia di tengah terpaan keharuman bunga Sakura." Mata teduh itu ikut berbicara. Zara tersentak dalam diam. 'Eh? Artinya Reon berusia tujuh belas tahun? Apa maksud terpaan bunga Sakura?' membatin bingung.Sorotan matanya hanya tertuju pada Reon. "Gelombang dahsyat membakar hotel tepat ketika Sakura berguguran. Seketika semua memerah. Kelopak-kelopak Sakura berubah menjadi api yang turun dari langit, membawa semua orang lenyap bersamanya." Kening Zara berkerut. 'Tragedi? Kebakaran di hotel dengan melibatkan b
Baca selengkapnya
63. Kepergian Reon ke Luar Kota
Zara melamun memandang uang di kamarnya dan Alexa tiba-tiba datang. Seolah tidak peduli keberadaan asisten itu, Zara mendesah panjang bercengkerama terhadap uang. "Nasib berputar seperti roda. Dulu aku ingin uang, sekarang sudah ada, tapi tidak tau harus digunakan untuk apa."Helaan napas yang begitu panjang. "Apa yang kau lakukan dengan Tuan sejak aku sibuk di laboratorium?" tanya Alexa di ambang pintu. "Menurutmu apa yang harus kulakukan dengan uang ini, Alexa?" Zara justru bertanya. Alexa pun masuk. Zara melirik tablet hitam yang setia di tangan kanan Alexa. Seketika dia bangun. "Aku yakin tablet itu memperlihatkanmu segalanya. Untuk apa masih bertanya?" Zara duduk nan cemberut. Nampak jemari Alexa mencengkeram tablet membuat Zara sedikit melebarkan netranya.'Aku benar, ya? Padahal hanya menebak,' pikir Zara. Mengira Alexa menyuruh orang mengikuti mereka ataupun memasang penyadap."Kau tidak ikut Reon?" Bertanya lantaran Reon pergi bekerja setelah mengantarnya pulang."Saa
Baca selengkapnya
64. Firasat Buruk Melanda
"Kau bisa merasakannya?"Pertanyaan Alexa membuat Zara berprasangka buruk. Artinya mereka memiliki firasat yang sama."Aku harus mengejar Tuan. Di jalan mana dia sekarang? Alexa, aku pinjam motormu!" Zara buru-buru keluar dan dikejar Alexa. Zack masih berdiri di tempat dengan sebelah tangan masuk ke saku celana. Dia bungkam. "Tunggu, Zara! Kami juga mengkhawatirkannya, tapi bukan berarti terjadi sesuatu pada Tuan. Itu karena salah satu dari kami tidak bersamanya. Menyimpulkan sesuatu berdasarkan firasat masih belum cukup. Jika pun Tuan mendapat kendala, dia bisa mengatasinya. Kenapa kau sepanik ini?" Alexa berhasil mencekal tangan Zara di koridor. Beberapa karyawan malam yang masih sibuk bekerja menjadi terinterupsi. "Aku tau itu, tapi ...," Zara tidak bisa melanjutkan. Dia bingung. Kemudian, lemas menepuk kening sehingga Alexa melepaskannya. "Kenapa aku begitu mengkhawatirkan Tuan?" Sorot mata yang berubah sayu, meredupkan cahaya di netra Alexa. Zara menggeleng pelan. "Dari
Baca selengkapnya
65. "Mencari Jejak Reon"
Keesokan harinya, Reon tidak pulang. Seluruh penghuni rumah panik, bahkan kantor menjadi tak terkendali. Dahsyatnya pengaruh Reon mengobrak-abrik perusahaan. Di tengah huru-hara lobi, para karyawan berseliweran. "Mustahil! Di mana Pak Reon?" "Katanya kontak kendaraan yang dipakai tidak bisa dilacak! Bagaimana ini?" "Aku sulit bekerja jika tidak ada Pak Reon di sini." Zara membatu di tengah-tengah mereka. 'Reon,' dalam hati memanggil. Tatapan kosong bagai raga tanpa roh, sedangkan para dewan tertinggi di perusahaan berusaha menghubungi pihak terkait untuk mencari CEO mereka. Zack dan Alexa tenggelam dalam kemelut masing-masing meskipun terlihat tenang. Zack sedang mengontrol pekerjaan dan para karyawan. Dia sangat tegas dan bijaksana sekaligus menakutkan. Alexa pergi mencari tahu apa yang terjadi."Zara, ikut aku!" Tiba-tiba Alexa menariknya membuat Zara mengikuti begitu saja. Dia bagai manusia tanpa darah.Wajahnya pucat pasi bahkan nadi tak terasa.Namun, Alexa tidak memper
Baca selengkapnya
66. Tersangka
Jejak Reon telah ditemukan. Mobil hitam itu jatuh ke dasar jurang. Lantas tebing pepohonan yang mengitarinya lecet menahan terjangan. Beruntung tidak terbakar. Namun, Reon tidak berada di tempat. Zara sempat bergetar di tempat, mengira Reon kecelakaan dahsyat secara misterius karena bekas roda Reon hanya sampai di titik itu, tetapi Alexa menolak deduksinya. "Aku mencium aroma lain selain Tuan. Artinya beliau tidak sendirian." Gadis itu menatap sekeliling dengan lirikan. Kedua tangannya mengejang seakan ingin meninju pepohonan. Zara yang termangu memegang tablet pun membatah. "Kau bukan anjing sungguhan yang mengenali harum darah seseorang, Alexa. Jika hanya parfum Tuan, itu bukan masalah, tapi orang lain? Jangan menghiburku di tempat suram seperti ini." menggeleng kalut. Dia hampir memeluk tablet Alexa. "Bodoh!" Zara tersentak Alexa membentaknya."Azuma, kerahkan pasukan untuk mengeksekusi mobil Tuan. Aku akan kirim lokasinya." Kuku Zara kembali menusuk pinggiran tablet. Ali
Baca selengkapnya
67. Kemelut Hutan Kelabu
"Ini Jepang. Para jurnalis berhasil merekam foto Forin yang hendak melakukan penerbangan ke Jepang. Apa ini bisa membantu karena kalian mencari Forin?" Bastian menunjukkan foto-foto paparazi dari teman-temannya. Di ruangan Zack mereka beradu kemelut yang sama. "Forin!" Zara ingin meremas foto itu. Zack mengelus dagu. "Begitu rupanya. Benar, 'kan? Mereka bekerja sama." senyum miring pun muncul. Alexa berdecih tajam saat Zara kebingungan. "Mereka? Siapa orang yang satunya?"Pertanyaan yang sama terlontar dari ekspresi Bastian. "Yah, kerja bagus, Bastian! Kau benar-benar Burung Merpati yang baik. Lalu, kehadiran Pak Reon di negeri Sakura pasti menarik perhatian. Kemungkinan besar dia disembunyikan layaknya sandera. Pertanyaannya, apa maksud Forin dan si tampan peniru ini menyandera CEO kita?" Zack beralih menyangga kepala. Senyumnya semakin mengerikan membuat Zara berdecak. Karena geram akhirnya memukul meja mengejutkan semua orang. "Siapa di tampan peniru yang kau maksud?! Jang
Baca selengkapnya
68. Berangkat ke Bandara
"Luar negeri, ya? Ck! Sepertinya aku mengerti permainan ini." Zara melipat tangan di dada, tersenyum penuh landasan ide sempurna. Semua orang tertuju padanya. Mendadak Power Zara seratus persen bagai secercah cahaya yang menyinari kegelapan. "Dengar, semuanya! Aku akan terbang ke Jepang menyelamatkan Tuan! Tolong jangan ikut denganku, karena rencana ini akan gagal. Jadi, mohon kerja samanya!"Berseru lantang menyentak seluruh orang-orang Reon. Cahayanya menyebar ke seluruh sudut ruangan itu. 'Aku yakin dengan ini! Aku akan menyusulnya sekarang. Penerbangan dihentikan? Ck, jangan bercanda! Itu pasti hanya berlaku untuk perusahaan ini, yang artinya informasi tersebut telah dimanipulasi. Desainer bernama Mario itu sudah bekerja sama dengan pihak bandara selain menyadap data-data perusahaan. Reon, tunggu aku di sana. Akan kubuat bunga Sakura bermekaran indah dan menghapus kenangan burukmu tentang Sakura!' batin Zara bertekad kuat.Zack dan Alexa terdiam beberapa saat sebelum mereka be
Baca selengkapnya
69. Penahanan Reon di Negeri Sakura
"Sayonara!" Alexa pergi setelah pesawat yang ditumpangi Zara lepas landas. "Heh?" Bastian menatap punggung Alexa bingung. "Sekarang aku harus bagaimana?" desahnya. Dia pun ikut pergi. "Ah, Zara akan menghubungiku setelah tiba di Jepang," gumamnya seiring berjalan. Paling kasihan adalah Zack yang menjadi pondasi utama di perusahaan sekarang. Dia sekretaris yang memiliki wewenang di bawah CEO langsung. "Astaga, kacau sekali! Kenapa robot jelek itu belum kembali juga?!" Sedari tadi kualahan. Dari lantai bawah hingga teratas tanpa satu pun yang diam. Semua berantakan tak terkendali. Ingin sekali Zack mengutuk Mario sampai hancur lebur. Lalu, di negeri penuh bunga Sakura, hari menjelang petang. Di bawah kendali sihir hutan berkabut yang membuatnya pingsan, Reon mulai tersadar. Mata tajam dengan bulu mata tebal itu mengerjap menyesuaikan cahaya. Netra hitamnya menangkap sesuatu sebelum terbuka sepenuhnya. 'Aroma Tokyo?' alam sadar mulai terbuka. Seakan mengingat segalanya tenta
Baca selengkapnya
70. Kunantikan Senyuman Tuan
Berjalan di jalan besar layaknya penghuni Jepang lainnya yang disibukkan dengan aktivitas malam. Mayoritas dari mereka sedang menunggu bus dan hendak menaiki kereta. Namun, Zara berbeda. Raganya yang berjalan, tetapi hati dan pikirannya melayang. Terlihat bagai artis yang tak ingin dikenali dengan jaket hitamnya, Zara selalu menatap jalan dan membiarkan tangan menghangat dalam saku. 'Bahkan Bastian ikut membantu. Apa separah itu kondisi kantor? Mario! Orang macam apa dia? Semenakutkan itu kah otaknya terhadap dendam? Aku penasaran ingin segera bertemu dengannya. Aku juga penasaran apa yang dia lakukan pada Reon? Argh, tidak bisa tenang!' Sedari tadi hanya membatin, bergelut dengan nalar sendiri. Hingga pada akhirnya dia tiba di sebuah studio rekaman kecil. Langkahnya pun terhenti. "Hmm?"Meneleng seakan mengingat dan kehilangan sesuatu yang berhubungan dengan studio itu. Mengerjap dua kali dan sadar akan sesuatu."Astaga! Aku harus latihan bernyanyi! Kenapa malah jalan-jalan di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status