My Boss Behavior

My Boss Behavior

Oleh:  Aloegreen  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
110Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dicampakkan tunangannya, Zara justru bertemu Raja Iblis tampan sebagai pelayan. Kehidupan cinta penuh drama Zara Azuri Frazanista dimulai. Nasibnya berubah ketika terjebak di sebuah ajang kecantikan dan bertemu Reon Varezan Dailendra, CEO dingin nan berkuasa yang dijuluki Raja Iblis. Seketika Zara berubah menjadi pelayan tercantik. Di luar kekejamannya, Zara menemukan sifat dan tingkah laku Reon yang gila dan sulit dihadapi. Pada akhirnya Zara memanfaatkan keadaan untuk membalas dendam terhadap mantan tunangannya. Penuh kelicikan dan konspirasi. Cinta selalu ada dalam setiap tragedi. Akankah Zara mendapatkan cintanya? Karena tebaran pesona Reon selalu menghantui seperti kegelapan.

Lihat lebih banyak
My Boss Behavior Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
110 Bab
1. Skenario Pertunangan Zara
"Zara, aku ingin membatalkan pertunangan kita!" ujar Ryo menggema di tengah gedung."Apa maksudmu?" tanya Zara terguncang. Kemeriahan pesta berubah menjadi sorotan media. Zara Azuri Frazanista dicampakkan di depan publik oleh Ryo Akarey, tunangannya sendiri. "Maaf, tapi Forin lah yang akan menjadi pendamping hidupku selamanya. Kau bebas pergi kemanapun kau mau sekarang," ucapnya seolah menjadi bintang panggung. Bagai dihantam batu keras, mata Zara membulat sempurna. Sungguh tidak terduga. Ini kabar paling buruk di hidupnya secara tiba-tiba.Kamera pewarta selalu memotret dalam setiap detiknya."Kau memang gadis tercantik yang pernah kulihat, tapi kau penuh siasat nan licik! Aku tidak akan membiarkan Ryo jatuh ke tanganmu lagi!" cibir Forin seraya memegang lengan Ryo erat. Gelap sudah tatapan Zara pada mereka. Dia geram sampai mengepalkan tangan. Gaun merah berpadu pita bunga hitam yang dia pakai sangat kontras dengan rambut bergelombangnya yang terurai sepinggang.Seluruh perhati
Baca selengkapnya
2. Menikahi Raja Iblis Tampan
Layaknya bangsawan yang dibiarkan duduk di kursi belakang tanpa diajak bicara. Memang agak kesal, tetapi Zara menahannya demi mengetahui apa yang terjadi. Dia tidak sebodoh itu sampai membiarkan dirinya terjerumus dalam tipu muslihat. Zara ingin tahu siapa orang-orang ini.Satu hal yang dia pastikan, laki-laki tadi adalah orang yang dijuluki Raja Iblis. 'Reon Varezan Dailendra? Sepertinya aku pernah mendengarnya, tapi di mana? CEO perusahaan parfum ternama? Apa karena itu dia tadi sewangi bunga? Aargh, sialnya! Harumnya itu memang mematikan! Rasanya masih menempel di hidungku sampai sekarang,' batin Zara.Pandangannya selalu jatuh pada Alexa. Dilihat dari segi manapun juga mereka seperti orang berada. Kilauan cahaya di mata Zara berubah menjadi kecurigaan. Tidak lama kemudian, dia tiba di rumah besar bak istana yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Rahang Zara hampir bersatu dengan tanah. "Ru-rumah raksasa?!" teriaknya kebingungan bercampur takjub. Dia melongo di depan pintu.B
Baca selengkapnya
3. Pelayan Khusus
Hawa dingin masih berlanjut. Kini Zara telah kembali ke hadapan Reon. Dia ingin mendekati Reon demi memudahkan tujuannya. "Hei, Tuan! Karena aku sudah menjadi pelayanmu yang cantik, apa kau mau membantu masalahku?" tanya Zara penuh harap dengan senyum ceria.Senyuman itu melupakan perihal daging manusia. Namun, tidak ada mimik humor di wajah Reon. "Siapa juga yang mau membantumu?!" tegas Reon keras."Eh?" senyum Zara kaku. Matanya menajam dan berhenti menyangga kepala. Aura hitam semakin bertambah di sekujur tubuh Reon. Zara syok, tanpa sadar kakinya gemetar mundur. "Baru kuangkat sebagai pelayan sudah berani meminta bantuanku?!" Reon berdiri murka.Tak sengaja Zara mengeluarkan pekikan kecil. Dia meringis takut."Sangat tidak sopan!" Reon menekan kata-katanya.Bentakan itu membuat Zara tersentak hebat. Dia kesulitan berkata-kata, hanya sudut bibirnya yang terus berkedut.'Aaa! Da-dari mana datangnya badai kegelapan di padang pasir begini? Aku terintimidasi!' pekik Zara dalam hati
Baca selengkapnya
4. Senyuman Istimewa Tuan
Gedung jahat yang memperkerjakan manusia. Itulah makian Zara setelah tiba di depan bangunan megah menjulang tinggi, yaitu perusahaan parfum Reon. Pengalaman pertamanya duduk satu mobil dengan Reon sangatlah mencekam. Tidak ada pembicaraan yang keluar. Setelah itu, dia cemberut memasuki salah satu ruangan di lantai tiga. "Lihat, aku punya pelayan cantik sekarang." Reon menunjuk Zara datar. Zara tersentak di pojokan. 'Haa?! Aku dipamerkan!!!' syok dalam hati. Orang yang diajak bicara Reon tersenyum semangat, meneleng menatap Zara. "Apa? Lihat, lihat, coba lihat! Wah, sangat cantik! Dari mana kau memungutnya?" Mata berbinar orang itu kembali beralih pada Reon. Zara semakin mendelik kaku. 'Dasar gila! Dikira aku sampah?!' pekik Zara tak terima dalam hati. Tangannya terkepal sekarang. Zara mengerti, ruangan yang dia masuki adalah ruang rapat. Artinya orang yang menghinanya secara halus itu adalah rekan rapat Reon. "Hmm, aku menemukannya tersesat." Reon mengangguk tanpa rag
Baca selengkapnya
5. Perintah untuk Pelayan
Zara kembali dikejutkan dengan aksi Alexa yang memukul Zack setelah menemukan Zack. Mereka berakhir berkelahi kecil dan Zara hanya diam menyaksikan. Jam digital di layar handphone telah menunjukkan pukul dua belas malam.Helaan napas panjang pun luruh. Pandangan Zara beralih sayu pada mereka.'Dua ajudan Reon tidak mau berhenti. Hanya karena Zack lari, Alexa sampai marah. Dia memukuli Zack tanpa bersuara dan laki-laki itu hanya menghindar sambil protes. Aku tidak mengerti dengan mereka,' ujarnya dalam hati. Alexa mendapati pandangan Zara yang aneh membuatnya berhenti menyerang Zack, tetapi tangannya masih memegang kerah pakaian Zack. "Zara, sebentar lagi rapatnya selesai. Tuan memberiku perintah untuk meninggalkan kalian berdua. Selanjutnya, kau yang akan mengurus Tuan Reon. Pergilah ke ruang rapat!" jelas Alexa sambil mempertahankan cengkeramannya karena Zack berusaha melarikan diri.Zara mendelik tajam, "Apa? Aku tidak mau! Kenapa harus aku sendirian?" "Sayonara!" Alexa menarik
Baca selengkapnya
6. Kerapuhan Reon
Zara tidak menyangka kerapuhan juga terjadi pada Reon. Laki-laki itu benar-benar terlelap dalam waktu singkat. "Lihat, dia seperti Raja di kursi belakang. Aku doakan kau mimpi buruk dikejar hantu! Hah, kesalnya! Hanya bisa mengandalkan navigasi di handphone demi menemukan jalan pulang. Oh, benar juga! Bagaimana kalau aku buang saja dia di hutan? Lalu, aku akan menguasai rumahnya, hahaha! Aku jahat juga!" Zara terus melantur seraya mengikuti arah anak panah dalam navigasi. "Tutup mulutmu!" tekan Reon tanpa membuka mata. Suara bariton itu menyadarkan Zara. Seketika menginjak rem sampai berderit tanpa menepikan mobilnya. "Hah? Kau masih bangun?!" pekiknya menoleh ke belakang. Reon pun membuka matanya yang memicing dingin. Zara meringis ngilu. 'Gawat! Dia mendengarku!' batinnya berteriak. "Zara! Ternyata ini yang terpendam di otakmu," desis Reon tajam tiada ampun.Tatapannya seakan menguliti Zara. Pucat sudah wajah gadis itu tak bisa bergerak. Malam pun kembali berubah lebih gelap
Baca selengkapnya
7. Hujan Abu di Kamar CEO
"Pulanglah! Siapkan kamar penuh parfum untukku!" titah Reon setelah kopi pahit itu ada di mejanya. "Hah?! Maksudnya bagaimana?" heran Zara mendelik. Nampan masih digenggam jemarinya. Reon mendesah lelah. Mata sayunya membuat Zara melengkungkan bibir ke bawah. "Aku akan pulang nanti sore. Pelayanku, kau jangan kabur! Siapkan saja kamar yang harum nan cantik sepertimu," ujarnya mendayu sendu. Napas Zara tercekat di tenggorokan. 'Ada apa lagi dengannya?!' teriak dalam hati. Rumah besar Reon yang dihuni banyak pelayan. Saat ini Zara menjadi salah satunya. Dia menguap sambil mengucek matanya dan berjalan menuju kamar. Mengerjap-ngerjap menyesuaikan pandangan. "Huft! Aku lelah sekali! Dia benar-benar Raja Iblis! Tidak membiarkanku tidur, tapi menyuruh ini dan itu. Pasti enak kalau berbaring di kasur," gumamnya dengan bibir mengerucut. "Ahahaha! Ternyata ini pelayan baru yang konon gadis tercantik di kota? Hah? Yang benar saja? Apa mata Tuan kita sudah rabun?" Zara merasa diin
Baca selengkapnya
8. Terpaan Kelembutan Kegelapan
Terungkap sudah misteri percakapan Reon dengan Alexa. Tidak disangka bersangkutan dengan peristiwa semalam. Belum puas terlena dengan ucapan majikannya, Zara sudah dibuat kualahan lagi dengan berbagai tugas. "Aku ... harus membuang semua ini! Hiyaaa!" Zara membuang seprai dan gorden penuh semangat sampai bersin. Sebenarnya terlalu kesal, sehingga melampiaskannya pada semangat."Masa bodoh dengan tubuh yang hampir remuk! Mata berkunang-kunang pun bukan halangan bagiku! Lihat saja, Iblis sialan! Aku akan membuatmu terkesan dan kau akan bersedia membantuku, hahaha! Aku akan menjadikanmu bonekaku, maka apapun tugasmu pasti kuladeni! Gejolak gunung berapi sekarang ada di nadiku!" Berteriak layaknya monster dengan mata memerah sembari mencengkeram seprai.Reon menyuruhnya membersihkan hujan abu dan menghiasi kamarnya dengan aroma parfum terbarunya. Lalu, membuat karangan bunga dan menyiapkan hidangan utama. Sepertinya akan kedatangan tamu. Walau keringat bercucuran, Zara tidak berhenti
Baca selengkapnya
9. Izinkan Aku Melayanimu
Jantung Zara masih berdegup kencang. 'Gawat! Ini tidak aman. Kenapa jantungku terus berdebar saat Reon ada di dekatku? Aku tidak mungkin terpesona sungguhan, 'kan?' pikirnya bingung. Meringis memegang dada. Reon sudah pergi, kini dia sendirian di kamar. Mendesah lesu sembari memandang semangkuk bubur hangat di meja. "Huft, tapi dia memang mempesona! Tidak salah jika dia sombong sedikit. Sudah merawatku dan ternyata sadar telah mempermainkanku."Matanya sedikit berbinar. Dia tersenyum ringan. "Yah, apapun itu yang jelas aku harus berterima kasih sekaligus mengajukan permintaan. Dia harus membantuku."Semangatnya kembali sampai menepuk tangannya. Demi memulihkan tenaga, dia rela memakan bubur buatan Azuma dengan sedikit kesal.Mengganti pakaian pelayan dengan yang baru. Sepertinya Zara mulai menyukai pakaian itu, terlebih lagi bagian bando putih. Rambutnya kini diikat menjadi satu. Namun, Reon sedang menemui tamu di ruang tamu. Pupus sudah harapan Zara. Dia bersembunyi di balik pin
Baca selengkapnya
10. Pesona Seribu Wajah
"Tenang saja, Tuan! Dengan senang hati aku akan melayanimu. Aku sudah seperti robot tanpa jiwa yang tidak kenal lelah, haha." senyum palsu Zara sangat manis.Kamar adalah tempat yang berbahaya. Terlebih lagi Reon beraksi tampil seksi nan menawan di tepi ranjang dengan senyum dan kancing kemeja atas terbuka.'Tahan dirimu, Zara. Hiraukan saja dia,' dalam hati menekan perasaannya sekuat tenaga. "Ah, aku baru ingat ingin mengatakan ini. Tuan Reon, kau punya kepribadian ganda, ya? Berubah-ubah setiap saat seperti memiliki seribu wajah," lanjut Zara menyembunyikan kekesalannya, padahal otot kepalanya sudah menegang. Senyum Reon pun hilang. "Apa kau akan lari dariku?" tatapan sayu menurunkan ego-nya.Zara mencicit melepas ketegangan ototnya."Jangan membuat wajah sedih seperti itu! Aku tidak membuangmu, 'kan?!" Meskipun sudah teredam dengan keindahan kamar rahasia yang membuatnya syok, masih saja bisa terengah.Reon tidak mempermasalahkan teriakan Zara. Zara pun cemberut.'Sudah kuduga!
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status