Aku menatap dua amplop coklat yang ada di hadapanku itu nanar. Harga diriku seakan sedang ditawar. Aku mengulas senyum lalu kembali melayangkan pandangan kepada perempuan dengan dandanan yang mencetak wajah yang punya, makin terlihat angkuh itu. Yang sayangnya dia adalah ibu dari lelaki yang aku cintai."Ini kunci mobil Mas Joshua, Bu. Tolong sampaikan kepadanya ucapan terima kasih saya. Jika, memang Ibu meminta saya untuk pergi dari hidup anak Ibu. Saya mohon suruh dia untuk tidak mencari saya lagi! Satu lagi, semoga dia bersabar mempunyai seorang Ibu tapi tidak memiliki jiwa yang penyayang." Ucapku lirih.Bu Harsanti membulatkan mata, marah. Aku langsung bangkit dan meninggalkannya, tanpa mengambil salah satu dari amplop itu walau itu adalah hakku sebagai mantan karyawan disini. Hatiku patah berserak seiring langkah kaki meninggalkan perusahaan ini. Tenang Dinara, Allah membentangkan seluruh bumi ini untuk manusia-manusia yang mau berusaha. Allah Maha Kaya, jangan takut untuk miskin
Read more