All Chapters of BALAS DENDAM SI KEMBAR: Chapter 11 - Chapter 20
44 Chapters
Perjanjian Mawar dan Bulan
Ibu Laksmi mencoba menghubungi Bulan. Sudah cukup lama ia pergi dan tidak bisa dihubungi. Rasa rindunya pada Daffa, membuatnya memutuskan menyusul ke Jakarta sekaligus menyekar ke makam Bintang -- saudara kembar Bulan yang tidak lain Ibu kandung Daffa."Sebaiknya aku menyusul Bulan ke Jakarta," gumam Ibu Laksmi.------Safia dan Daffa jenuh hanya bermain di dalam rumah, setelah meminta ijin dengan Barra, Mawar pun mengajak kedua anaknya itu bermain di taman.Saat sedang asyik bermain bola, bola itupun jauh terlempar. Daffa pun berinisiatif hendak mengambil bola. Saat Mawar hendak mengejarnya, Mince pun berusaha mencegah dan mengatakan jika Nyonya Cynthia memanggilnya.Namun, saat melihat sebuah motor melaju kencang ke arah Daffa, nalurinya sebagai seorang Ibu bu membuat Mawar berusaha berlari sekuat mungkin untuk menyelamatkan Daffa."Daffa ...." Akhirnya Mawar berhasil menyelamatkan Daffa. Mince pun kesal karena rencananya bersama Bulan gagal. Mawar pun langsung memutuskan pulang
Read more
Bibit Cinta
Ibu Laksmi masih menemani Daffa bermain. Daffa pun bercerita tentang sosok Mawar dan Safia yang begitu baik padanya.Saat sedang bercengkrama dengan cucunya, ponsel Ibu Laksmi berdering. Ia pun membaca pesan yang masuk. Ternyata dari Bulan.[Keluarga Barra mau datang ke rumah. Sebaiknya Ibu masuk ke dalam kamar dan jangan keluar sebelum mereka pulang!]"Bulan sepertinya takut banget jika semua rahasianya terbongkar. Gimana ini? Aku sebenarnya tidak mau ikutan berbohong," batin Ibu Laksmi."Daffa, Daffa. Mama pulang," teriak Bulan saat memasuki halaman rumahnya."Daffa ....""Bulan sudah pulang. Gimana ini?" pikir Ibu Laksmi."Daffa?" panggil Bulan saat membuka pintu rumahnya.Bulan pun bernapas lega. Ibu Laksmi pun sudah bersembunyi di dalam kamarnya. Tanpa banyak membuang waktu, Bulan akhirnya mengambil sampel rambut Daffa. Lalu Bulan pun memberikan sampel rambutnya agar bisa segera dilakukan tes DNA."Barra, sebaiknya kamu bawa agar bisa segera kita ketahui hasilnya," suruh Tuan Mar
Read more
Persaingan
Balqis pun menenangkan Safia di kamarnya. Ia merasa jika terusirnya Mawar karena Safia. Kehadiran Safia yang tidak pernah diharapkan."Bukan, Safia. Terkadang ada masalah orang dewasa yang sulit dipahami. Sekarang lebih baik kamu istirahat ya," bujuk Balqis. Safia akhirnya tertidur.Di kamarnya, Mawar menunaikan salat. Menengadahkan kedua tangannya berdoa agar rumah tangganya masih dapat dipertahankan. "Ya Allah, selama bertahun-tahun aku menikah tanpa dicintai suamiku. Pernikahanku penuh dengan tangisan. Dan kini, aku harus berpisah dengan suamiku. Padahal baru saja aku merasakan sebuah harapan jika Mas Barra bisa mencintai aku. Tapi, harapanku tipis. Tidak mungkin aku kembali bersama Mas Barra ...." lirih Mawar.Di kamarnya, Barra merasakan kegelisahan yang membuatnya bertanya dengan dirinya sendiri. Mengapa dia kini merasakan kehilangan. Kehilangan Mawar yang beberapa tahun ini menemani hari-harinya."Kenapa sekarang aku malah memikirkan Mawar? Padahal aku tidak mencintainya," tan
Read more
Istri Sah vs Penggoda
Tuan Mark sedang berbincang dengan istrinya di ruang tamu setelah makan malam. Ia merasa kesepian setelah Mawar dan Safia pergi meninggalkan rumahnya."Rumah ini terasa sepi sejak Mawar dan Safia pergi dari rumah," seru Tuan Mark.Namun, kedatangan Bulan dengan wajah kesal disusul Barra yang mengajak serta Mawar dan Safia pun merubah wajah muramnya."Safia ....""Kakek ...."Safia pun berlari memeluk kakeknya dan Tuan Mark pun menyambutnya dengan hangat. Namun, tidak bagi Nyonya Cynthia. Wajahnya kesal saat melihat menantu yang diusirnya itu kembali ke rumah."Barra! Apa-apaan ini?!" hardik Nyonya Cynthia."Mawar, sudah menyelamatkan aku, Ma. Jadi aku memberi dia kesempatan kedua," sahut Barra. Nyonya Cynthia nampak murka. Namun, kemarahannya tidak merubah apapun. Barra tetap dengan keputusannya ditambah dukungan Tuan Mark."Kalian berdua sama saja!" pekiknya."Barra, kamu sama saja menjilat ludah kamu sendiri. Mama kecewa sama kamu!" ujar Cynthia ketus."Mungkin sudah seharusnya sep
Read more
Gagal Honeymoon
Barra dan Mawar akhirnya sampai di rumah. Tuan Mark yang sudah menunggu di ruang makan pun menyambut kepulangan anak dan menantu kesayangannya."Papa sudah dengar. Katanya berkat Mawar, kamu dapat proyek yang di Bandung itu. Selamat ya," ucap Tuan Mark. Barra hanya tersenyum. "Kamu hebat, Mawar," puji sang mertua."Aku nggak berbuat apa-apa kok, Pa. Itu sudah rezekinya Mas Barra," sahut Mawar."Terimakasih ya, Mawar. Kamu sudah mau membantu perusahaan Papa," puji Tuan Mark membuat Cynthia jengah."Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan sebagai bagian keluarga ini, Pa," jawab Mawar tersenyum."Barra, kamu tidak mau berterimakasih sama Mawar?" tegur Tuan Mark "Buat apa? Tanpa Mawar, Barra pasti bisa mendapatkan proyek itu!" tegas Nyonya Cynthia."Enggak ada salahnya mengucapkan terimakasih sama istri kalau sudah melakukan sesuatu. Itu namanya menghargai," ujar suami Cynthia itu yang kembali membela Mawar."Sebagai laki-laki kita harus gentle. Kalau salah ya minta maaf. Ka
Read more
Akankah Terbongkar?
Bulan tidak punya pilihan lain. Setelah mematikan ponselnya, ia pun langsung mengajak Daffa pulang dan berpamitan pada Barra dan Mawar "Aku harus pulang ke Bandung. Ibuku lagi sakit. Dia kangen juga sama Daffa. Kalian lanjutkan saja liburannya, aku akan pulang bersama Daffa," pamit Bulan yang bergegas mengajak Daffa."Ya sudah," jawab Barra datar."Mas, sebaiknya kamu temani Bintang dan Daffa saja pulang ke Bandung. Aku sama Safia di sini enggak apa-apa," sahut Mawar."Enggak perlu. Aku tidak mau dianggap perusak rumah tangga orang. Permisi semuanya," ujar Bulan yang langsung meninggalkan restoran.Mawar yang sebenarnya ingin tahu siapa Nenek Daffa dan latar belakang sebenarnya terus mendesak Barra agar menyusul mantan istrinya itu. Namun, Barra tetap menolak. Ia belum memiliki keberanian bertemu Ibu Laksmi setelah dulu ia meninggalkan Bintang begitu saja."Sudah nggak usah dibahas lagi. Sebaiknya kamu cepat kembali ke kamar dan siapkan semuanya. Kita pulang sekarang!" perintah Barra
Read more
Bu Laksmi Anfal
"Mas, maaf ya, kadang ibu suka ngelantur ngomongnya. Sebaiknya mas temani Daffa aja ya," ujar Bulan.Bulan yang takut jika ibunya akan kembali salah bicara mencari cara agar mantan suami siri Bintang itu tidak bicara lagi pada ibunya."Mawar mana?""Aku nggak tahu. Kayaknya udah pulang, mungkin nggak betah di sini," sahut Bulan."Masa sih?""Orang tadi dia kok yang ngajak aku ke sini. Daffa, kamu ikut papa pulang aja ya. Buat mama temani nenek di sini," ajak Barra."Enggak, aku mau di sini aja sama nenek," sahut Daffa.Bulan yang takut jika rahasianya terbongkar pun berusaha membujuk Barra agar bicara sama Daffa. Namun, Barra tetap bersikeras pulang membawa Daffa."Rumah sakit nggak baik buat anak kecil. Biar kamu di sini temani ibu. Aku akan pulang sama Daffa. Yuk, Daffa!" ajak Barra. Setelah dibujuk, Daffa akhirnya mau pulang bersama papanya."Bulan, tolong ambilkan ibu obat," pinta Ibu Laksmi. Namun, permintaan itu ditolak kasar oleh Bulan."Ibu ambil sendiri aja ya. Aku mau beli m
Read more
Luluhkan Hati
"Baguslah. Dengan kondisi ibu yang seperti ini, semua rahasiaku aman," batin Bulan.Bukannya bersedih, Bulan justru bahagia dengan kondisi Ibu Laksmi. Mawar pun tidak bisa membuktikan jika bukan dia penyebab mantan mertua suaminya itu menjadi anfal.Bulan bersama Barra dan Mawar akhirnya masuk ke kamar perawatan Ibu Laksmi yang sudah dipindahkan dari ruang ICU. Kondisinya sudah membaik dan sadar."Aku nggak akan memaafkan Mawar kalau terjadi sesuatu pada ibuku, Mas," ujar Bulan terisak. Barra pun membawa mantan istrinya itu dalam pelukannya."Kamu tenang aja. Nanti aku akan memarahinya," sahut Barra.Bulan pun dapat tersenyum bahagia. Bukan hanya posisinya aman, tapi ia mendapat simpatik dari Barra, mantan suami Bintang --saudara kembarnya."Tadi aku ke kamar nenek. Katanya nenek pindah ke sini. Nenek nggak apa-apa kan?" tanya Daffa ketika datang menengok neneknya."Nenek kondisinya semakin memburuk. Ini semua gara-gara Mama Mawar!" jawab Bukan ketus. Ia ingin jika Daffa membenci istr
Read more
Selalu Salah
Mawar akhirnya mengikuti saran Mbok Darmi. Ia mengantarkan semangkuk bubur dan teh hangat yang sebelumnya sudah dibuatkan Mbok Darmi.Mawar pun mendatangi ruang kerja Barra. Suaminya itu tengah sibuk dengan di depan layar laptopnya."Mas, ini dimakan dulu ya buburnya. Biar kamu nggak masuk angin," tutur Mawar ketika menaruh mangkuk bubur di meja kerja suaminya."Kamu jangan sok baik deh. Padahal aslinya jahat!" balas Barra ketus."Menjauhkan Ibunya dari anaknya. Padahal aku sudah memberi kesempatan pada kamu," sindir Barra."Bertahun-tahun kita menikah, Mas. Tapi sampai sekarang kamu nggak tahu aku kayak gimana?" sahut Mawar tertunduk lesu."Mungkin kamu butuh waktu. Aku terima kok. Enggak masalah kalau kamu belum percaya sama aku. Tapi aku, akan tetap bertahan di pernikahan ini!" tegas Mawar.Mawar tetap dengan keputusannya sejak awal menikah dengan Barra. Ia akan tetap berusaha agar Barra bisa mencintainya. Dan ia yakin, waktu itu akan tiba."Kenapa kamu bisa setenang ini?" tanya Ba
Read more
Rahasia Itu Terungkap
Daffa akhirnya bersama Nyonya Cynthia mendatangi rumah sakit tempat Ibu Laksmi di rawat. Demi mengantar Daffa yang sudah merindukan neneknya."Nenek!"Daffa pun memeluk neneknya itu sangat erat. Ibu Laksmi pun merasakan hal yang sama. Walau belum bisa berbicara normal, ia tetap memperhatikan cucu kesayangannya itu."Bu, wajah Ibu kenapa pucat?" tanya Bintang ketika melihat wajah Mama Barra itu."Ibu habis begadang semalam. Ternyata Daffa tidurnya nggak bisa diam ya," ujar Nyonya Cynthia."Aduh! Maafin aku ya, Bu. Aku tuh sebenarnya udah menitipkan Daffa sama Mawar. Tapi ternyata dia nggak bertanggungjawab. Hanya baik di depan aja," tutur Bintang."Maaf ya, Bu. Aku mau tanya. Kok Ibu bisa sih mengangkat dua jadi menantu?" tutur Bintang memprovokasi Mama Barra itu."Kalau aku jadi Ibu, pasti aku nggak akan sabar. Aku pasti sudah usir Mawar dari dulu," ujar Bintang. Nyonya Cynthia pun terdiam."Sebenarnya aku sudah berniat mengusir Mawar. Tapi saya menunggu waktu yang tepat. Nanti ada sa
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status