All Chapters of Penguasa Dua Dunia Verbegens: Chapter 21 - Chapter 30
57 Chapters
Bab 21
Hal pertama yang mereka lakukan adalah membaringkan tubuh Bowga, lalu menyembelihnya supaya memberi kematian yang lebih cepat pada Bowga dan melepas penderitaan rasa sakitnya.Sejurus kemudian, Amber membelah dada Bowga dengan belati yang sangat tajam. Tak lama, dia pun berhasil mengambil hati dan jantung Bowga. Dia juga langsung membakarnya di atas lahar panas.Liliana yang menyaksikan kejadian itu, harus menyembunyikan kesedihannya. Hanya saat sendirian sajalah dia membiarkan air mata menetes di pipinya."Bukan hanya menolong dan membesarkanku, kau juga telah membantu seseorang yang membuatmu melepaskan nyawa. Selama sepuluh tahun aku tidak melihatmu, namun suratan takdir mempertemukan kita dengan kematianmu! Kau guru yang hebat." kata Liliana.Ternyata ada alasan lain, dibalik mengapa Liliana begitu amat sedih, Raja Dyxonteach merupakan sosok yang telah membesarkannya."Kau tidak perlu menangisi kematianku!"Tiba-tiba suara menggelegar, y
Read more
Bab 22
Sekilas, Liliana merasakan ada aura kegelepan yang tercampur dengan cahaya di tubuh Amber. Kegelapan itu begitu terasa sangat mencekam, lebih kuat dari milik Bowga sebelumnya. Begitu pula cahaya yang dipancarkan Amber semakin bersinar terang, menembus dari balik aura kegelapan. Seolah-olah cahaya itu melawan aura kegelapan tersebut, dan bertarung di dalam diri Amber. Agar bisa memastikannya, Liliana menatap jauh ke dalam diri Amber. Dia terkejut, matanya membelalak ketika melihat sosok yang sangat seram dengan tubuh besar berwarna hitam, mempunyai taring panjang dan tajam, serta memiliki cakar, sehingga Liliana bisa memastikan bahwasanya mahluk tersebut seperti Monster Kucing. 'Mungkin inilah tujuan Raja Dyxonteach mengorbankan jantung dan hatinya demi dia!' kata batin Liliana. 'Makhluk ini cukup kuat untuk mengintimidasi maupun mengintervensi orang-orang yang ada di sekitar, sehingga bisa menimbulkan efek-efek amarah yang luar biasa ketika dikendalikan mahluk ini,' tambahnya. Am
Read more
Bab 23
Amber terus berpikir. Risikonya memang tinggi dan membuatnya takut. Tapi, jika dia ingin menaklukannya, ambillah risiko dan bertarung. Lantas, Amber pun tanpa banyak bicara langsung masuk melewati pembatas jeruji keemasan, menyerang mendadak. Dengan sigap, lawannya itu menghindari serangan Amber. Amber dan jiwanya yang lain kini bertarung dengan hebat. Dia sangat kuat, bahkan tidak terluka sedikitpun ketika terkena oleh serangan yang Amber lontarkan. Raja Dyxonteach hanya menyaksikan pertarungan yang berlangsung hebat. Dia membiarkan Amber melakukan tugasnya sebagai sosok yang ingin menaklukan sang lawan. "Lemah, begitu lemah ... kau berani menantangku dengan kekuatanmu ini, bocah," ucap mahluk besar itu tertawa renyah di hadapan Amber yang merasa kelelahan melawannya. Dengan hati yang berdebar dan penuh akan rasa takut selepas menerima serangannya, Amber teguhkan keberanian untuk kembali menyerang. "Berisik dasar monster. Sekuat apapun kau, aku akan terus bertarung dan menakluk
Read more
Bab 24
"Amber? Amber, hey bangun!" seru Liliana sembari menepuk lembut pipi Amber. Perlahan Amber membuka mata. Hal pertama yang dilihatnya ialah wajah cantik Liliana, 'Cantik ... kau seperti bidadari yang turun dari kayangan. Sungguh menawan!' Tanpa sadar Amber mengucapkan kata-kata yang membuat Liliana tersipu malu. Saking malunya, wajahnya pun kian memerah. Lalu ... "Plaaaak!" Liliana kembali menepuk pipi Amber. Tidak seperti tepukan pertama yang menandakan dia sosok yang lemah lembut. Hanya saja karena malu atas ucapan Amber, detik ini Liliana mengerahkan kekuatannya untuk tepukan yang kedua. Dan itu sangat ... sangat ... sangat keras. Sontak Amber membuka mata lebar-lebar, dia mengerang akan rasa panas pada pipinya. "Mengapa kau ... ?" Pada saat ini Amber merasakan amat pusing di bagian kepala, tubuhnya terasa remuk, serta tulang-tulangnya serasa pada patah. Mengetahui hal tersebut Liliana langsung berlari ke suatu tempat. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa secangkir o
Read more
Bab 25
Karenanya, Amber membutuhkan kekuatan yang besar agar bisa mengatasi musuhnya itu. Jika tidak, maka dia akan terlalap habis oleh kekuatan jiwa yang lainnya, dan akan terus dikendalikan sebagai cangkang tak bertuan. "Secara umum Qi digolongkan menjadi dua tipe!" kata Liliana seraya mengangkat tangan kiri, beriringan dengan jari telunjuk mengarah ke atas. "Guancha se-Qi ... Fangyu se-Qi." Amber diam dalam kebingungan, termenung dengan isi kepala yang penuh akan pertanyaan, hingga ... "Besar sekali! Dia ada di belakangmu, Lili!" Amber terkejut, jantungnya berdetak kencang. Dia terbelalak kaget dengan mahluk yang datang secara tiba-tiba. "Lili, dia ada di belakangmu ... Gajah!" "Lima kali lebih besar dari Gajah biasa!" Melihat Liliana tidak menanggapinya, Amber sangat cemas. Dia berlari, melesatkan serangan mematikannya pada gajah raksasa, yang bahkan sudah dekat dengan Liliana. Bersamaan dengan itu, Amber juga mengambil ke
Read more
Bab 26
Amber berteriak keras. Baru pertama kali dia merasakan kekhawatiran yang amat mendalam pada Liliana. Bukan karena sosok mengamuk yang ingin meremukkan tubuh perempuan itu. Namun, karena suatu hal yang aneh, yang mendorong hatinya merasakan hal tersebut. Dia juga merasa konyol, mengapa dia bisa takut akan keselamatan perempuan yang belum lama ini dikenalnya? Apakah api telah menyala dalam hati Amber, dan meneranginya? Namun demikian, Amber tidak dapat berbuat apa-apa. Dia bingung, bagaimana caranya agar dapat membantu Liliana? Apa cara terbaik untuk mencegah terjadinya hal-hal yang mungkin saja berakibat buruk? Lagi pula, dia hanyalah seorang pria yang tidak memiliki kekuatan, bahkan untuk menaklukan jiwa di dalam dirinya dia tidak berdaya! Satu-satunya hal yang dapat dilakukannya hanyalah berdoa bahwa Liliana akan selamat dari maut. Di saat bersamaan, orang yang dikhawatirkan Amber membalik badan. Kali ini, dia benar-benar menghadapi G
Read more
Bab 27
Untuk menjawab harapan Raja Dyxonteach, Liliana melakukan cara pembelajaran yang keras dan cenderung bahaya seperti yang pernah dilakukannya dulu. Saat menjalani pembelajaran dan pengembangan Qi yang dilatih Liliana, bahkan sampai membahayakan diri ketika menjalani latihan tersebut, Amber dibuat banting tulang untuk melawan semua binatang buas dengan mata tertutup. "Konsentrasi, Amber!" kata Liliana menyaksikan pertarungan Amber melawan gorilla, beruang, banteng, dan beberapa binatang buas lainnya yang sama-sama memiliki tubuh besar. Namun, Amber tidak pernah mengeluh sama sekali. Justru dia tampak antusias menjalaninya, dan itu membuat Liliana takjub akan keteguhan Amber. Meskipun Amber benar-benar memfokuskan pikirannya dan menjaga stabilitas energi Qi, dia masih saja terkena serangan telak para binatang buas seusai menghindari dua puluh serangan beruntun. 'Perjalananmu masih panjang, Amber! Tetapi, aku salut pada orang yang telah melatihmu
Read more
Bab 28
Menjadi anak dari kepala keluarga Verbegens, yang kental akan dunia bisnis dan persilatan, membuat Steve harus menjalani pelatihan yang melelahkan. Berkat itu semua, dia menjadi pemuda yang sangat terampil, kuat, dan bisa dibilang cukup memadai sebagai penerus kepala keluarga selanjutnya. Terutama, semenjak Amber pergi berlatih ke kawasan Gunung Yultim, dan mengetahui bahwa dalam diri Amber terdapat sosok yang kuat, Steve bertekad untuk bertambah kuat. Dia ingin menyaingi kehebatan rivalnya itu. Setiap malam, Jack yang merupakan kepala keluarga Verbegens selalu menjadi lawan tanding anaknya. Namun malam ini berbeda, seorang wanita yang cantik menjadi lawan tanding Steve. Wanita cantik itu bernama Zabrina, wajahnya memancarkan kecantikan yang luar biasa. Matanya berwarna gelap, dalam dan bersinar. Siapa saja yang melihatnya, bahkan dari kejauhan sekalipun, membuat setiap pria terpukau. Zabrina bergerak cukup gesit, mulai menunjukkan keahliannya
Read more
Bab 29
Bukan orang biasa yang mengklaim berani menyatakannya. Pemilik suara itu tidak lain adalah Amber, seorang pria yang dianggap gembel oleh Zabrina.Tentunya, Amber sangat mengenal baik Steve. Dia tidak berbohong atau mengada-ada bahwa tidak ada orang yang mampu mengalahkan rivalnya dikerumunan tersebut.Bukan berarti Amber memandang kecil orang-orang di sana, dia bukan tipe orang yang suka memandang remeh yang lain.Namun, hal itu memang benar adanya, Amber tahu kekuatan asli Steve. Sebab, mereka berdua sering menjalani pertarung hebat.Seketika wajah Zabrina memerah, dadanya terasa panas. Juga, tangannya di kepalkan sangat kuat."Jika kau berpikir begitu, lawanlah aku!" ucap Zabrina dengan kemarahan yang jelas di wajahnya.Orang-orang mulai bersuara, teriakannya menggema ke seantaro ruangan."Benar! Bertarunglah jika kau merasa hebat!""Hajar saja dia, Nona Swift!""Tutup mulutnya dengan pukulan hebat anda!"Tidak ingin memperburuk suasana, Amber hanya tersenyum. Dia berbalik badan, he
Read more
Bab 30
Terlihat jelas kemarahan mereka, rasanya ingin mencabik-cabik mulut Amber.Tetapi, mereka tidak berani menjawab tantangan Amber. Mereka hanya bisa mengumpat, seraya mengepalkan tangan dalam diam.Sementara Amber kembali berbicara, "Ahh ... Kejadian ini membuatku lapar. Sudah lama aku tidak menikmati hidanganmu, Steve!""Bisakah kau memasak untukku?""Sebelum itu, basuhlah tubuhmu! Kau berpenampilan layaknya pengemis.""Oke! Aku tunggu di rumah!"Sejurus kemudian, Amber pergi dengan Steve mengekor di belakangnya.Di sisi lain, Zabrina yang tengah disibukkan dengan isi otaknya, hanya bisa menatap kepergian Amber dan Steve."Nona Swift! Dia ... " tiba-tiba pria paruh baya menghampiri Zabrina dari arah samping."Aku tahu, Master Fei! Lihat ini!" jawab Zabrina pelan sembari mengulurkan kakinya.'Apa? Bagaimana bisa?'Pria yang terlihat berusia 40 tahun itu terbelalak. Dia tertegun kaget saat melihat tonjolan bes
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status