All Chapters of Gairah Nakal, Sugar Baby: Chapter 41 - Chapter 50
226 Chapters
Apa yang harus aku lakukan, Les?
Akhirnya Tania menerima permohonan Amel, ia memintanya untuk datang ke suatu tempat, di mana ia menahan Maria dan Tia."Kamu bisa tinggal di rumah ini untuk selamanya. Tapi ingat! Jangan pernah menginjakkan kaki di Jakarta, apalagi sampai bertemu dengan Bram," ucap Tania kepada Amel."Iya, aku berjanji," jawab Amel sambil mengangguk."Bagus."Setelah mengatakan itu, Tania dan orang suruhannya segera pergi. Sedangkan Amel berusaha membuka ikatan Maria dan Tia, ia menyadarkan kedua wanita itu dengan bantuan air.Perlahan Maria dan Tia membuka mata, keduanya terkejut setelah melihat sekelilingnya berbeda."Di mana ini?" ucap Maria."Ibu, ibu," panggil Amel."Sayang, ini kamu?" tanya Maria dengan rasa tidak percaya, "Kita di mana?" lanjutnya sambil memutar mata, melihat setiap sudut dari ruangan itu.Amel berusaha menenangkan Maria dan Tia, setelah itu ia menceritakan apa yang terjadi. Hal itu membuat Maria mengingat segalanya."Itu artinya, kedua wanita itu adalah suruhan Tania. Mereka d
Read more
Tetaplah bersamaku.
Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam, tetapi Bram masih duduk di kursi kerajaannya. Pria tampan itu sama sekali tidak berniat untuk meninggalkan perusahaan Pratama Grup, jika Bryan tidak menghubunginya! Mungkin Bram tidak akan beranjak dari sana."Melepaskan Tania begitu saja! Oh tidak, aku harus memberinya pelajaran," ucap Bram kepada dirinya sendiri.Ia semakin menekan gas, melanjutkan mobilnya membelah jalan Ibu kota. Tidak disangka tiba-tiba seekor kucing melintas di depan, yang membuat Bram refleks menginjak rem.Seketika mobil mewah itu terguling bebas di tengah jalan, seketika itu juga Bram tidak sadarkan diri. Berita kecelakaan itu pun langsung memenuhi majalah bisnis dan televisi, hingga ke manca negara.Kesempatan itu pun tidak disia-siakan oleh Tania, ia segera kembali ke Indonesia dan berharap Bram tiada, agar semua harta warisan suaminya itu jatuh ke tangannya. Sedangkan di tempat lain, Amel merasa jantungnya tidak stabil. Bahkan Maria ikut cemas karena wajah Amel terl
Read more
Yasudah, kalau begitu aku panggil kamu Mamah.
Pagi ini Bram sudah diizinkan untuk pulang, pria tampan itu meminta Amel untuk ikut ke kediaman Wijaya. Tapi Amel menolaknya, ia memilih pulang ke Apartemen.Setibanya di kediaman Wijaya, Tania sudah menunggu di teras. Wanita cantik itu langsung bergegas menghampiri Bram yang baru turun dari mobil."Sayang, akhirnya kamu bisa pulang. Aku sangat khawatir dan merindukanmu." Tania memeluk Bram, sambil berpura-pura menagis."Aku juga merindukanmu," balas Bram, ia juga berpura-pura sama seperti yang dilakukan Tania.Tania menuntun Bram masuk ke dalam rumah, meminta pelayan untuk menyiapkan bubur yang sudah ia masak tadi. Dengan penuh semangat, Tania menyuapkan bubur ke mulut Bram, tetapi pria tampan itu menolak."Kenapa sayang?" tanya Tania dengan lembut."Aku tidak lapar, aku ingin istirahat," jawab Bram."Oh baiklah, aku akan mengantarmu ke kamar," ucap Tania sambil tersenyum.Bibirnya bisa tersenyum, tetapi raut wajahnya tidak bisa berbohong, di sana jelas terlihat kekecewaan yang begit
Read more
Ha...30 milliar?
Setibanya di kediaman Wijaya, Amel melihat James sedang berbincang-bincang dengan Lukas di taman, sedangkan Tania di dapur. Wanita bertubuh tinggi itu memasak sesuatu, dibantu oleh pelayan."Wah, kamu masak apa?" tanya Bram.Ia berdiri di bibir pintu dapur, dengan posisi kedua tangan terlipat di dada."Sayang, kamu sudah pulang," balas Tania, "Ini, aku sedang membuat sup daging untuk kamu. Karena kamu baru sembuh! Jadi harus banyak makan agar tenaga kamu cepat pulih," lanjutnya."Terima kasih sayang," ucap Bram.Ia tersenyum kepada Tania, sambil berbisik dalam hati, "Tania, Tania, sejak kapan kamu peduli denganku? Sejak kapan kamu membuatkan makanan untukku dan Bryan? Kamu pikir aku tidak tahu, kalau sup itu adalah untuk James. Tapi enggak apa-apa, aku akan mengikuti permainan ini, sampai kamu menyesal seumur hidup." "Sayang, aku ke kamar dulu ya?" Bram bergegas meninggalkan dapur, melangkah menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya yang terletak di lantai tiga.Di sana Bram menghubu
Read more
Apa kamu tidak ingin hidup bersamaku?
Suara dering ponsel membangunkan Amel di pagi hari. Lukas menghubunginya untuk memberitahu kalau Ibunya sudah tiba di Jakarta, dan saat ini dirawat di rumah sakit.Amel segera bangkit dari tempat tidur, bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, lalu meninggalkan Apartemen menuju rumah sakit tempat Ibunya dirawat.Setibanya di sana, Maria dirawat di ruang VIP. Tentu hal itu atas perintah dari Bram, yang membuat hati dan perasaan Amel semakin dalam kepada pria tampan itu."Ibu," panggil Amel, ia berlari ringan dari pintu menuju tempat tidur."Sayang, kamu sudah datang," sahut Maria, sambil membalas pelukan putrinya."Bagaimana keadaan Ibu? aku sangat mengkhawatirkan Ibu." Ame mengungkapkan perasaannya."Ibu tidak apa-apa sayang, kamu tidak perlu khawatir." Tentu Maria berkata demikian, ia tidak ingin putri kesayangannya itu terlalu mencemaskannya.Namun sesungguhnya, kondisi Maria saat ini sudah semakin parah. Tetapi ia berusaha kuat dan santai, untuk menutupinya dari Amel, b
Read more
Lepaskan saja sayang.
Saat Bram kembali ke kediaman Wijaya, James sudah menunggu di ruang tamu."Kakak sudah pulang?" sapa James, saat melihat Bram muncul dari pintu utama."Apa kamu menungguku?" Bram melangkah menuju ruang tamu, duduk di sofa tepat di hadapan James."Iya, aku ingin membicarakan tentang tender waktu itu," jawab James, "Beberapa hari yang lalu, aku sudah mengajukan pinjaman. Mungkin dua atau tiga hari lagi dananya akan cair," lanjutnya."Benarkan? Woa...kamu memang benar-benar berubah," puji Bram dengan wajah meyakinkan, "Dalam bisnis, kita harus berani untuk mengambil tindakan. Menang atau kalah! Itu sudah resiko, yang penting kita harus nekat," lanjutnya."Iya, aku percaya kepada kakak. Aku ingin berhasil seperti kakak." James sangat yakin dengan Bram."Iya, kamu harus percaya kepadaku, jika kamu ingin berhasil dan memiliki perusahaan sendiri. Sebagai kakak sepupu, aku tidak mungkin menipumu." James benar-benar percaya dengan apa yang terucap dari mulut Bram, ia sama sekali tidak curiga.
Read more
Ow....Pah....um...
Di bab ini sedikit panas, jadi bijaklah dalam membaca. Karena cerita ini khusus dewasa, yang belum cukup umur alon-alon mundur. Terima kasih.........................Setelah puas menikmatinya, Bram mengambil posisi aman. Ia mendorong benda tumpulnya dengan lembut, ke dalam surga dunia milik Amel.Hentakan lembut dari pinggulnya seiring dengan desah yang ke luar dari mulut Amel."Ah....um...oh.." wanita cantik itu mendesah.Sentuhan Bram selalu membuatnya melambung tinggi, bahkan tanpa disadari! Tangannya meremasi kedua gunung kembarnya sendiri.Amel yang tidak puas hanya menerima siksa nikmat dari Bram! Lantas mendorong tubuh pria itu hingga terbaring di atas tempat tidur, Amel berjongkok sejajar dengan benda tumpul milik Bram, lalu memasukkannya ke dalam sana."Ow...ssttt... Ini nikmat Amel," erang Bram.Semakin hari Surga Baby-nya itu semakin liar saat di atas tubuhnya. Bram meremas kedua gunung kembar Amel, untuk menambah gairah wanita cantik itu.Setelah 20 menit berada di atas t
Read more
Aku akan melakukan tes DNA.
Hanya berselang 30 menit, Amel kembali menggoda Bram. Untung saja Bram pria perkasa, sehingga ia bisa mengulang pertempuran itu untuk kedua kalinya.Bram masih terbaring lemah di atas tempat tidur, dengan seluruh tubuh bermandikan keringat. Sedangkan Tania sudah menunggu di kafe, wanita cantik itu sudah 30 menit tiba di sana.Suara dering ponsel memaksa Bram bangkit dari tempat tidur."Iya, aku akan segera ke sana," ucapnya setelah mengusap layar ponselnya.Bram memutuskan sambungan teleponnya, menaruh ponsel di atas meja, lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Sedangkan Amel sudah tertidur pulas di atas tempat tidur, tanpa mengenakan busana."Papah mau ke mana?" tanya Amel tiba-tiba.Bram yang sedang melangkah menuju pintu, tiba-tiba berhenti. Ia memutar tubuh dan kembali menghampiri Amel ke tempat tidur."Sayang, aku ke luar sebentar ya?" ucap Bram sambil membelai rambut panjang Amel."Papah mau ke mana?" Amel kembali bertanya, dengan nada khas bangun tidur."Hem....
Read more
Iya, aku mencintainya.
"Sebenarnya aku ingin mengatakan, kalau Tania......""Kalau Tante Tania tidak mau bercerai?" lanjut Amel, yang membuat Bram berhenti bicara."Bu...bu....bukan sayang," bantah Bram."Jadi?" desak Amel dengan wajah menggemaskan."Tania hamil."Wajah Amel berubah jadi tegang, seketika tubuhnya lemah tak berdaya. Ia tidak tahu harus berkata apa, yang pastinya! Bram tidak mungkin menikahinya lagi, secara sah di negara."Sayang," panggil Bram dengan lembut, "Kamu marah ya?" lanjutnya."Ha, oh tidak. Aku tidak marah sayang," jawab Amel, ia berusaha tersenyum untuk menutupi kekecewaannya.Bram menarik tengkuk Amel, memeluknya dengan erat dan penuh rasa bersalah. Walupun Tania hamil, Bram tidak akan meninggalkan Amel ataupun mengakhiri hubungannya. "Om pasti meninggalkanku, apalagi kontrak kita hanya tinggal dua bulan lagi," ucap Amel sambil menumpahkan air matanya di pundak Bram.Bram melepaskan pelukannya, diusapnya air mata dari kedua pipi mulus Amel, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu
Read more
Kamu menggodaku Amel.
Setibanya di Apartemen, Bram refleks memeluk Amel dari belakang, "Sayang, aku minta maaf," ucapnya setengah berbisik.Amel memutar tubuh menghadap Bram, kaki mungilnya berjinjit untuk mengecup bibir pria tampan itu."Minta maaf untuk apa sayang?" Tanya Amel."Minta maaf karena sudah membuat kamu kecewa," jawab Bram.Amel tersenyum manis, "Kamu tidak membuatku kecewa sayang, tapi hatiku yang terlalu takut untuk kehilangan kamu," ucapnya sambil menatap kedua mata indah Bram."Benarkan?" tanya Bram.Amel menganggukkan kepala, "Sungguh," ucapnya.Bram menarik tengkuk Amel, menenggelamkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, "Terima kasih sayang," ucapnya."Iya sayang," balas Amel.Bram melepaskan pelukannya dari tubuh mungil Amel, "Temani Papah belanja ya?" ajak Bram."Hum..." Amel mengangguk sambil tersenyum manis.Keduanya bergegas masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan tubuh. Bersiap-siap untuk berangkat ke sebuah pusat perbelanjaan.Tadinya Amel berpikir, Bram ingin memb
Read more
PREV
1
...
34567
...
23
DMCA.com Protection Status