All Chapters of Nama Putriku Nama Mantannya : Chapter 31 - Chapter 40
104 Chapters
31. Hampir Saja Ketahuan
“Dia bilang sebenarnya tulisanku sudah bagus hanya saja terlalu bertele-tele to the point saja, terus dia komen juga kalau update itu jangan bolong-bolong harus tiap hari jadi penggemar itu tidak kecewa kalau kelamaan di update,” jelasnya.“Ada lagi tentang penempatan tanda baca, pokoknya the best lah tentang kritikannya!” lanjutnya lagi.“Bisa juga dia kritik tulisan yang belum tentu orang lain melihatnya, tapi aku salut sama suamimu itu selain di kantor menjadi bos killer kita, eh ternyata dia juga punya hobi menulis yang tidak kesampaian!” jelasnya.“Sudahlah, nanti kita bahas lagi, aku nggak mau Mas Sulthan tahu kalau aku penulis cerita itu!” ucap Ida sedikit khawatir.“Oh ya ...dia ada tanya nggak masalah biodata penulis itu?” tanya Ida penasaran. “Belum sih mungkin nanti, dia kan belum konek, masih suasana honey moon sama kamu, mungkin paling lambat hari Senin dengan tingkat omelannya karena aku tidak memberitahukannya dengan cepat,” ucapnya kesal.“Oh gitu ... selamat deh u
Read more
32. Curhat Seorang Sulthan
“Nggak apa-apa, Mas,” sahutnya sedikit gugup.“Aku mau kasih susu dulu!” lanjutnya lagi sembari mengambil baby Salsa yang tadi di taruh di atas ranjang dan lalu memangkunya.Sulthan memperhatikan Ida yang lagi asyik memberikan minum susu kepada baby Salsa. Netranya tajam ke arah Ida sehingga Ida merasa kikuk seketika.“Ada apa, Mas, kok lihat aku kayak gitu?” tanya Ida sedikit risih.“Nggak apa-apa, cuma mau lihat istriku sendiri, apa nggak boleh?”“Salsa saja kamu kasih penuh perhatian apalagi aku, iya kan?” tanyanya sengaja untuk menggoda Ida.Sulthan lalu duduk di samping Ida, sesekali tangannya memeluk tubuh Ida, kadang memainkan rambut Ida yang panjang terurai dengan indah sehingga Ida tidak konsentrasi memangku baby Salsa.“Oh ya, Sayang, sebenarnya aku dulu mempunyai hobi yang sangat aku sukai tetapi ditentang oleh Abi.”“Ya, aku sangat menghormati Abi melebihi apa pun, beliau adalah panutanku sampai saat ini.”“Walaupun beliau sudah tidak ada, tetapi berkat didikannya aku bis
Read more
33. Tamu Tak Diundang
“Ah, aku jadi penasaran, bagaimana ini tidak ada tanda-tandanya kalau Ida itu penulisnya, atau dia mulai curiga kalau aku ingin menyelidikinya?” gumamnya dalam hati.“Agnes juga, sudah hampir seminggu belum juga ada kabar mengenai tugasku ini, jangan-jangan dia lupa lagi!” gerutunya dalam hati.Sulthan lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Agnes.“Ke mana si Agnes, dia tidak menjawab teleponku, ngomong sama siapa sih pagi-pagi gini, atau jangan-jangan dia lagi ditelepon oleh Ida,” ucapnya serius.“Ah ... sudahlah lebih aku mandi dulu, setelah itu akan kucari lagi bukti-bukti kalau 0kamu memang penulis itu!” sungutnya kesal.Akhirnya Sulthan pun bergegas mandi dan akan segera turun. Rasa penasaran masih melanda hatinya, dan ingin cepat menghubungi Agnes, sekretarisnya itu.Sementara Sulthan sedang mandi, disisi lain Ida yang masih sibuk di dapur mempersiapkan semuanya sembari menelepon Agnes.@Ida[Bagaimana ini, Nes, sepertinya dia mulai curiga denganku, padahal baru seminggu aku
Read more
34. Bertemu Sang Mantan
Sulthan yang tadi asyik makan, merasa terganggu saat mendengar suara yang dia rasa kenal.Begitu juga Umi Syifa dan Tante Mayang terkesima saat melihat tamu yang datang dan bertegur sapa dengan santai.Wajahnya memancarkan kebahagiaan lalu dia menghampiri Sulthan dan langsung memeluknya tanpa ragu-ragu, karena mungkin dia berpikir kalau Sulthan masih mau menunggu kedatangannya dirinya.Sulthan langsung sadar dan sedikit mendorong tubuh wanita itu dengan cepat.“Maaf, Anda siapa?”“Mengapa tiba-tiba Anda memeluk saya tanpa permisi, lancang sekali Anda!” sungutnya.“Than, kamu lupa sama aku?”“Ini aku Fina, pacar kamu yang dulu, lihat aku baik-baik!”“Aku sudah berubah Than, bukankah kamu sangat menyukai gadis berhijab, dan lihat aku sekarang!”“Apakah kamu lupa dengan wajahku yang sekarang?” “Apakah kamu tidak merindukan aku lagi, sehingga kamu sudah lupa dengan wajahku ini?” tanyanya dengan bahagia.Fina yang sekarang memang sangat berbeda dari yang dulu yang tampil selalu seksi dan
Read more
35. Keinginan Fina
“Jujur lebih baik aku meminta cerai dari Mas Sulthan daripada aku di madu, mana ada sih wanita di dunia mau dimadu?” tanya Ida tersenyum.“Kalau Sulthan tidak mau menceraikan kamu dan juga tidak mau melepaskan Fina, bagaimana, apa kamu mau menerima dia sebagai madumu, Ida?” tanyanya penasaran.“Iya, aku siap jika Mas Sulthan maunya seperti itu!” jawab Ida tabah membuat Agnes seperti kebakaran jenggot mendengar ucapan Ida kalau dia siap untuk dimadu.Agnes memegang kening Ida, memastikan apakah dia baik-baik saja atau sudah tidak waras membiarkan dirinya untuk dipoligami.“Ida ... kamu gila ya ... otakmu gesrek sebelah sudah ini, kamu mau menderita lagi ... sudah lima tahun kamu dicuekin sama Sulthan dan baru dua minggu kamu merasakan apa arti cinta sesungguhnya dari Sulthan?”“Nes, ada yang perlu kita korbankan agar yang lain tidak tersakiti, aku tahu kalau Mas Sulthan masih mencintai Fina, karena dia adalah orang pertama dalam hidupnya.”“Kesalahannya hanya satu kalau dia tidak jujur
Read more
36. Pertemuan Kedua Abbas
“Sudahlah, cepat ganti pakaianmu dan kita langsung pergi ke sana!” tukas Bu Romlah bersemangat.Setelah beberapa menit mereka akhirnya meluncur ke arah rumah Sulthan yang tak jauh dari rumahnya hanya berjarak seratus meter dari rumahnya itu.Bu Romlah sangat bersemangat saat ingin datang ke rumah itu. Padahal sudah beberapa ingin bertandang ke rumah itu tetapi waktunya tidak memungkinkan, karena masih sibuk dengan urusan sosialnya.“Mah, sabar dong Mah, bahagia banget, kenapa sih, Mah?” tanya Abbas lagi saat mobil mereka hampir sampai di tempat Sulthan.“Nggak nyagka ya Mah, ternyata Sulthan tinggal di daerah ini juga, berarti kita tetanggaan dong, Mah!”“Namanya juga Tetanggaku Jodohku!” celetuk Bu Romlah.“Maksud Mamah apa sih?”“Sudah Mamah bilang kamu itu berjodoh dengan wanita itu, buktinya kita di undang ke sini!”“Siapa tahu wanita yang kamu taksir dan mirip dengan wajah Zaskia itu adalah memang jodohmu, mungkin dia ada hubungan keluarga dengan temanmu itu!”“Jadi kita bisa sa
Read more
37. Pandangan Kedua Abbas
Ida pun menoleh dan memutar tubuhnya sehingga menghadap ke arah Abbas dan Bu Romlah.Sekejap hati Abbas menjadi berbunga-bunga, jantungnya pun seakan-akan memompa dengan cepat.Wajahnya begitu terlihat jelas sampai-sampai membuat Abbas tidak bisa berkedip sekali pun. Bu Romlah memperhatikan Abbas yang melongo melihat Ida di depannya.“Oh ya Sayang. Ini Bu Romlah masih ingatkan waktu kamu hadir di pengajiannya?” tanya Umi Syifa tersenyum.“Assalamu’alaikum, Bu!” ucap Ida lembut.“Wa’alaikumsaalm, Sayang!” sahutnya dengan bahagia.“Kamu sangat cantik mirip dengan menantu saya dulu,” ucapnya dengan nada pelan.“Maaf, kenapa Bu?” tanya Ida lagi.“Oh nggak apa-apa kok.”“Ayuk duduk di sini biar kita mengobrol!” ajak Bu Romlah tersenyum.“Maaf Bu, tetapi masih banyak tamu yang harus saya layani, soalnya sebentar lagi acaranya di mulai!” ucapnya dengan sopan.“Oh gitu, ya nggak apa-apa! ”sahut Bu omlah tampak sedih.“Maaf Mbak, tidak ada salahnya jika menemani Ibu saya sebentar, karena belia
Read more
Abbas Cemburu
Setelah pengajian selesai, saatnya mendapatkan siraman rohani sejenak. Semua antusias mendengarkan ceramah Pak Ustaz yang tak lain adalah abinya Agnes.Sejam kemudian setelah mendengarkan ceramah, tiba waktunya menyantap makanan yang sudah dihidangkan. Berbagai menu hidangan disajikan dengan rasa yang tak kalah dari restoran bintang lima.Ida sengaja membuatnya sendiri dengan dibantu para tetangga dekat kampung, karena selain itu Ida ingin berbagi kepada Ibu-ibu di kampung.“Wah makanannya enak banget nih, pakai katering mana, usul dong, siapa tahu nanti kalau ada acara bisa panggil! “ucap Bu Linda warga kompleks elite.“Maaf, Bu ini bukan dari katering, tetapi hasil kerja sama warga kampung kita dengan binaan Neng Ida!” sahut Bu Asih, selaku Bu RT di kampung itu.“Yang benar Bu, makanan sebanyak ini?” tanya Bu Linda terkejut.“Ya begitulah Neng Ida, selain ingin berbagi dia itu ingin bisa ibu-ibu di kampung sini punya penghasilan tambahan tanpa mengganggu pekerjaan rumah tangga mere
Read more
39. Kejutan Sulthan
Sudah empat jam berlalu, para tamu undangan satu per satu pamit meninggalkan acara. Anak-anak panti asuhan juga sudah pamit pulang dengan wajah yang berseri-seri, tidak ada yang bersedih semuanya tampak bahagia setela mendapat bingkisan lumayan banyak.“Wah, sorry Bro, nggak sempat nemuin kamu tadi, bagaimana masih menikmati acara ini kan?” tanya Sulthan tersenyum.“Santai, nggak apa-apa kok!” “Acara lo, keren banget hari ini, tiga acara dalam satu hari!” puji Abbas seketika.“Iya, terima kasih soalnya istriku yang buat, jadi aku tinggal terima beres saja sih!”“Wah, enak banget ya yang punya istri, semua dikerjakan sendiri!” celetuk Abbas.“Oh ya aku tadi lihat ada Fina ikut datang ke mari, memang kamu undang juga?” tanyanya penasaran.“Iya, dia memang datang kemari tetapi bukan aku yang mengundangnya, dia datang sendiri untuk memberiku kejutan!” jawabnya kesal.“Than, apakah kamu bahagia dengan pernikahanmu?”“Apakah kamu masih mencintainya?”“Soalnya kata Fina kamu tidak bahagi
Read more
40. Hati Abbas Kecewa
“Loh, ternyata Ida itu istrinya Sulthan?” tanyanya yang masih tidak percaya dengan kenyataan.“Masa Bu Romlah lupa kan kami sudah menjelaskan kalau itu menantunya Umi Syifa, yang baru sembuh dari koma setelah setahun saat selesai melahirkan anaknya,” jawab Bu Ningsih.Begitu juga Abbas, ada sedikit kecewa di dalam hatinya kalau ternyata wanita yang sangat mirip dengan istrinya dulu adalah Ida istri dari temannya sendiri.“Mah, apa kita nggak salah lihat ternyata Ida itu istrinya Sulthan, bukan saudaranya?” “Untung kan Mah, kita tidak salah mengambil langkah, kalau tidak kita malu!” ucapnya sedikit berbisik di telinga mamahnya.“Mamah juga lupa kalau ternyata ibu-ibu pengajian sudah memberitahukan Mamah, jadi gagal deh punya menantu lagi!” sahutnya sedih.“Sudah Mah, memang dia bukan untuk masuk di keluarga kita, jangan mengambil milik orang lain!” ucapnya lagi menegaskan.“Mamah sudah terlanjur sayang dengan Ida, bagaimana dong?”“Kamu tahu kan sifat Mamah, harus dituruti kalau nggak
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status