Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia のすべてのチャプター: チャプター 91 - チャプター 100

"Maaf jika saya mengganggu ... " Zircon buru-buru menyapa Ruby. Sebelum dia melemparkan rentetan tembakan pisau lain yang sudah siap di tangannya kepadanya."Kamu? Kamu kan pria yang waktu itu, bukan?" Ruby bertanya curiga, mengurungkan niatnya untuk melemparkan pisau-pisau kecil ke arah Zircon. Mengembalikan senjata itu ke tempat senjata di pahanya.Entah mengapa hati Zircon terasa senang dan berbunga menyadari Ruby masih mengingat wajahnya sejak pertemuan pertama mereka. Meskipun dia sempat menyerangnya tadi, anggap saja hanya salah paham."Kemarilah!" Diluar dugaan, Ruby malah melambaikan tangganya. Gadis itu juga menepuk tempat di sebelahnya duduk. Menawarkan kepada Zircon untuk menemani duduk di sebelahnya.Tanpa pikir panjang lagi, Zircon langsung melompat ke dinding-dinding bangunan dan mendarat dengan ringan di atap bangunan. Dengan sedikit gugup dia mengambil duduk tepat di sebelah sang gadis. Ruby tetap menatap lekat pada sang re

Beberapa petugas menghentikan langkah Jasper tepat di depan pintu hanggar Gear, melarangnya masuk. Tapi mereka akhirnya membiarkan dia masuk setelah sedikit memohon. "Tolonglah, aku hanya ingin tahu keadaan Saphir di dalam sana."Begitu memasuki hanggar, Jasper dapat melihat Gear putih yang tadi dipiloti Saphir telah mendarat di Gear pad hanggar. "Syukurlah ..." Jasper membuang napas lega melihatnya. Paling tidak gadis itu masih bisa mengemudikan Gearnya kembali ke hanggar. Berarti dia masih sadar dan baik-baik saja.Kokpid di bagian dada Gear putih itu terbuka dan Saphir keluar dari sana, melompat perlahan dan mendarat ke lantai hanggar. Akan tetapi gadis itu tetap berdiri di sana dengan tatapan nanar, tanpa niat untuk bergerak dari posisinya.Jasper semakin khawatir saat melihat dia jatuh dan terduduk lemas. Bahkan seluruh tubuh gadis itu terlihat gemetar seperti sedang syok dan ketakutan. Saphir pun meringkuk memeluk kedua lutut dan bersandar di kaki Gearnya.'Kamu kenapa, Saphir?

Setelah pertarungan Jasper yang sangat dahsyat melawan Jade di pertandingan sebelumnya, jadwal pertandingan selanjutnya terpaksa harus diundur beberapa jam. Arena pertandingan benar-benar hancur berantakan karena ledakan dari Gear merah yang dipiloti oleh Jasper tadi.Serpihan-serpihan dan pecahan tubuh gear itu berserakan di segala penjuru arena. Logam-logam, lempengan besi serta berbagai spareparts yang hangus dan tersisa dari bangkai Gear yang meledak itu. Sehingga memaksa panitia turnamen untuk melakukan sedikit perbaikan dan pembersihan arena sebelum memulai pertandingan berikutnya.Semua orang merasa lega dan bersyukur sekali mengetahui Jasper dapat selamat dan tidak terluka parah setelah pertarungan itu. Sungguh beruntung sang pangeran selamat setelah melawan Jade yang luar biasa brutal dan tak segan-segan untuk membunuh lawannya itu. "Kamu sudah membuat keputusan yang tepat, Jez." Opal membatin dalam hati.Opal sedikit kaget dan ikut mera

Dalam sekejap mata tanpa bisa Opal cegah, tarian cambuk dari Simone kembali beraksi melecut ke segala arah dengan kecepatan sangat tinggi. Cambukan yang memukuli Gear hijau Opal yang tentunya tidak bisa menghindar karena jaraknya dengan Simone yang terlalu sudah dekat. Ribuan cambukan menghantam Opal dan Gearnya memukuli dan mencabik-cabik seluruh tubuhnya.Opal merasakan getaran dan pukulan dahsyat pada setiap cambukan yang mengenai tubuhnya. Seakan tubuhnya yang terkena secara langsung oleh cambukan itu. Setelah beberapa rangkaian tarian cambuk, Simone melemparkan Gear hijau Opal ke atas, sehingga mengambang ke udara. Dan sebagai serangan pamungkas, dia memberikan cambukan dengan energi listrik. Serangan yang membuat Opal terhempas dan berdebam keras ke lantai arena. Terkapar di sana."Uuuuhhhg," rintih Opal kesakitan. Dia dapat merasakan darah engalir di sudut bibir. Tubuhnya pun terasa sakit semua karena benturan- benturan tadi.Segera Opal p

Zircon membantu mengeluarkan tubuh Valerie dari kokpid Gearnya. Dari layar Gear dia dapat melihat tubuh Valerie yang sudah lemas kekurangan oksigen. Wanita itu menatap Zircon dengan pandangan yang sulit diartikan. Zircon meletakkan tubuh wanita itu di telapak tangan kiri Gearnya, lalu menerbangkan Gear itu kembali hanggar dengan hati-hati. Gemuruh sorakan dan keriuhan kembali menggema di segala penjuru. Berbagai tepuk tangan dan ucapan juga terdengar simpang siur tertangkap oleh indera pendengaran Zircon. Kebanyakan seperti memprotes tindakan yang dia lakukan."Ada apa? Memang ada yang salah dengan tindakanku? Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan seorang gadis terbakar hidup-hidup di dalam Gearnya?" Zircon kebingungan dengan reaksi tak terduga dari para penonton. Mereka seakan tidak setuju melihatnya menolong Valerie. Sementara panitia turnamen juga tidak segera datang untuk menyelamatkan nyawa wanita itu."Ah sudahlah, yang penting t