“Rubah, aku mencuri barangmu cuma sebagai pembalasan. Coba kamu pikir, untuk apa juga aku mengambil barangmu? Kalau bukan kamu duluan, aku juga nggak akan mencuri.” “Jangan berpikir semua perbuatanmu dimaafkan cuma karena aku berhasil mengambil balik barangku sendiri.” Tanpa rasa bersalah Samuel coba untuk membela diri, “Sebenarnya aku mau mengembalikan barang kamu, tapi kamu sendiri yang suka menghilang entah ke mana. Aku mau kembalikan juga nggak tahu harus cari kamu ke mana. Kalau kamu kasih tahu aku siapa nama aslimu, alamat, atau nomor teleponmu, aku bisa kembalikan barangnya dari dulu.” “Oh, jadi sekarang kamu menyalahkan aku? Setelah kamu mencuri barangku, ada berapa kali kita masih bertemu? Kamu punya begitu banyak kesempatan untuk mengembalikannya, aku bahkan sampai mendatangi rumah kamu. Tapi kamu mengembalikannya, nggak? Samuel, baru berapa lama nggak ketemu, mukamu makin tebal saja. Apa nenek atau mama kamu tahu kelakuan kamu ini?” “Mamaku tahu atau nggak, aku nggak ped
Read more