All Chapters of Istri yang kau khianati : Chapter 11 - Chapter 20
44 Chapters
Bab 11. Memenuhi keinginan Naira
"Bi, buka pintunya!" seru Rendra. Dari luar. Bi Nimah yang mendengar itu pun berjalan tergopoh-gopoh membuka pintu untuk Rendra. "Bi, bagaimana dengan keadaan Naira?" tanya Rendra. "Non, Naira badannya panas terus saja memanggil Ibunya." Penjelasan Bi Nimah membuat Rendra menghembuskan nafasnya kasar. Lalu dia pun berjalan pelan menghampiri istri keduanya. Duduk di tepi ranjang, lalu memegang kening Naira yang ternyata panas. "Kita bawa ke rumah sakit aja, Bi. Tolong siapkan perlengkapannya. Takutnya nanti dirawat di rumah sakit." "Baik Tuan." Rendra langsung saja menggendong tubuh Naira dan di bawahnya keluar. Hal itu tidak luput dari perhatian dari Laras. "Ada apa dengan, istri kedua Rendra. Apakah dia sakit, kalau memang benar. Baguslah biar sekalian anak yang ada di dalam kandungannya mati," ucapnya tanpa perasaan. Rendra mendudukan Naira di belakang, tidak lupa Ia juga memakaikan seat belt untuk keamanan Naira. "Ibu…" "Naira tenanglah, kamu pasti baik-baik saja," ucap R
Read more
Bab 12. Perhatian kecil Rendra yang hanya sementara
Seperti yang pernah di janjikan Rendra. Setelah pulang dari rumah sakit. Rendra akan memenuhi keinginan Naira yang ingin keluar dari pavilion, bebas tanpa larangan."Mas, Rendra nggak berangkat ke kantor?" Tanya Naira ketika mereka sampai di pavilion. Naira hanya dirawat di rumah sakit selama 2 hari dan selama itu. Rendra tidak pernah pulang ke apartemen Bianca."Hari ini aku akan menemani kamu, sesuai dengan permintaan kamu waktu di rumah sakit yang ingin keluar. Sekarang kamu sudah sehat, katakan kamu ingin ke mana?" tawar Rendra.Naira yang mendengar hal itu pun tersenyum semringah. "Terimakasih, Mas. Aku boleh nggak pergi ke taman jalan-jalan sebentar. Pagi-pagi kayak gini enak jalan-jalan di taman."Rendra mencoba menimbang-nimbang permintaan Naira, sebenarnya ada rasa takut dalam hati Rendra jika dirinya membawa Naira jalan-jalan keluar.Dirinya takut ada seseorang yang mengenali dirinya dan bertanya tentang siapa Naira. Bukan hal itu saja, Rendra juga takut jika ada orang yang
Read more
Bab 13. Obat penggugur kandungan
"Assalamualaikum, Ibu. Perkenalkan namaku Naira. Maaf baru sekarang menemui ibu." Naira yang mendengar pengakuan Laras pun tersenyum, lalu dengan sopan meraih tangan Laras untuk di salaminya. Akan tetapi respon Laras malah menarik tangannya. Enggan untuk bersentuhan dengan Naira. "Wanita murahan." Naira tidak tahu kenapa Laras mengatakan bahwa dirinya adalah wanita, padahal ini adalah kali pertama mereka. "Bu…" Belum sempat Naira bertanya kenapa Laras bisa mengetahui dirinya murahan, tapi Laras sudah mengangkat tangannya dan menatap Naira penuh ancaman. "Dengarkan ini, Jika kamu tidak ingin hidup kamu hancur. Lebih baik kamu pergi dari rumah ini sekarang juga, jangan pernah kembali ke sini. Pergi sejauh-jauhnya bersama anak kamu itu." tunjuk Laras ke arah perut Naira. Naira yang ditunjuk seperti itu pun secara refleks memegang perutnya. Jujur saja saat ini Naira merasa takut melihat Laras. Laras seperti wanita di film yang berperan mertua antagonis. "Tapi, Bu kenapa? Apakah kar
Read more
Bab 14. Naira atau Bianca
Suara jeritan kesaksian terdengar memilukan, Naira memegang perutnya yang terasa di tusuk ribuan jarum. Keringat dingin mengalir di pelipisnya sampai kerudung yang dikenakan Naira terlihat basah."Ya Allah, kenapa perut sakit banget." Naira terus saja merintih kesaktian. Ingin keluar meminta tolong pada Bi Nimah. Tapi dia tidak memiliki tenaga untuk berdiri."Tolong…""Bi Nimah…""Mas Rendra…""Ibu…" Naira menangis. Ia memanggil satu persatu orang yang dia sayangi.Namun tidak ada satupun dari mereka datang untuk menolongnya. Darah terasa mengalir deras di kakinya. Naira yang merasakan itu pun menggelengkan kepalanya."Tidak, ya Allah. Jangan ambil anakku…." Wajah Naira mulai pucat. Kepalanya sudah terasa sangat pusing. Pandangnya mengabur darah terus saja keluar tanpa henti. "Ya Allah, Non Naira!" jerit Bi Nimah menyangga kepala Naira yang hampir saja menyentuh lantai."Ya Allah, Non…." Bi Nimah berusaha membangunkan Naira. Akan tetapi Naira tak kunjung bangun. Hal itu membuat Bi Ni
Read more
Bab 15. Memilih mempertahankan kandungan Naira daripada nyawa Naira
"Cepat pilih!" "Aku gak bisa, Bianca. Aku harus pergi." Rendra mengabaikan permintaan Bianca. Yang memintanya untuk memilih antara Naira dan juga Bianca. "Rendra!" teriak Bianca. Dia berusaha menghentikan Rendra yang akan pergi. "Rendra berhenti!" Bianca segera mengambil pakaiannya dan berusaha mengejar Rendra. Akan tetapi Rendra tidak mendengarkan panggilan Bianca, laki-laki yang memiliki dua istri itu memilih untuk pergi ke rumah sakit. Saat ini dirinya sangat mengkhawatirkan keadaan Naira yang mengalami pendarahan. Bianca yang melihat bagaimana suaminya begitu peduli pada istri keduanya pun seketika dadanya merasa sesak. Bianca menjambak rambutnya. "Sialan! Harusnya dulu aku tidak pernah meminta Rendra untuk menikah lagi. Meskipun itu wanita jelek atau buruk sekalipun!" Bianca melampiaskan kemarahannya dengan cara melempar semua barang yang ada di sekitarnya. Di rumah sakit Bi Nimah begitu gelisah menunggu kedatangan Rendra. "Suami dari ibu Naira?" "Bu dokter, bagaimana k
Read more
Bab 16. Pindah ke apartemen
"Setelah pulang dari rumah sakit, kamu tidak akan pulang ke paviliun lagi. Kamu akan tinggal bersama denganku di apartemen."Rendra mengatakan hal itu ketika Naira sudah sadar. Setelah beberapa jam yang lalu tidak sadarkan diri."Aku akan menguasaimu 24 jam. Aku tidak mau hal ini terjadi lagi."Naira diam tidak menjawab apapun, Naira masih teringat dengan percakapannya bersama dokter kandungan yang memeriksa keadaannya. Naira di minta dokter untuk istirahat total, tidak melakukan pekerjaan berat ataupun pikiran yang bisa membuat dirinya stress. Dokter mengatakan jika saat ini kandungannya sangat lemah. Dokter meminta Naira untuk sering cek up demi keselamatan dirinya dan juga bayinya.Dan mendengar ucapan suaminya yang meminta dirinya untuk tinggal bersama dengan Rendra di apartemen. Niara pun tidak protes. Ia setuju akan hal itu. Dengan dirinya tinggal bersama dengan suaminya. Naira bisa mencoba untuk mencairkan hubungan mereka yang begitu dingin sebagai pasangan suami istri pada umu
Read more
Bab 17. Terjadi pendarahan lagi
Setelah kejadian di mana Naira pendarahan. Bianca meminta waktu kepada Rendra untuk selalu bersamanya selama beberapa hari ini. Bianca berusaha meminimalisir interaksi antara Rendra dan istri keduanya. Agar tidak ada cinta tumbuh di hati keduanya. Terutama yang harus dia jaga adalah Rendra suaminya."Ren, Naira sekarang keadaannya sudah baik-baik saja. Aku tidak mau kamu sering-sering pergi ke apartemen Naira. Yang ada nanti kamu suka sama dia, Memang sih, niat kamu bukan untuk memperhatikan wanita itu. Tapi memperhatikan bayi yang ada di dalam perut Naira. Tapi tetap saja, hal itu membuat aku takut kamu berpaling dariku." Bianca mencurahkan isi hatinya, soal ketakutan yang selama ini dipikirkannya."Kamu tidak perlu khawatir, aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun pada wanita itu. Aku hanya memperhatikan bayi yang ada di dalam kandungannya. Bagaimanapun juga, dia adalah pewaris kita."Bianca memeluk suaminya dengan, dia sangat takut kehilangan suaminya itu. Di luaran sana bel
Read more
Bab 18. Ibunya atau bayinya yang diselamatkan?
Tidak membutuhkan waktu yang lama Rendra sudah sampai di unit apartemen Naira. Di sana dia melihat keadaan Nira yang tidak baik-baik saja. Tentu Rendra yang melihat itu begitu cemas dan jiwanya dipenuhi rasa takut. Takut akan kehilangan calon buah hatinya. "Tuan…" "Bi siapkan semua peralatan Naira dan juga bayinya. Kita harus bawa Naira ke rumah sakit sekarang juga." Rendra langsung menggendong Naira dan membawanya keluar. Diikuti Bianca dari belakang. Bahkan yang membawa mobilnya ke rumah sakit adalah Bianca. Bi Nimah di depan bersama dengan Bianca dan Rendra di belakang memangku Naira. "Naira…" Rendra berusaha menyadarkan Naira. Namun berapa kali usaha Rendra melakukannya. Naira tak kunjung sadar. Melihat Rendra yang begitu panik melihat keadaan Naira yang seperti ini, membuat Bianca emosi. Sebagai seorang istri dia menyadari, jika fokus dan perhatian Rendra sudah mulai terbagi. Bukan hanya perhatian, tapi sepertinya cinta itu juga sudah tumbuh di hati Rendra. "Lebih cepat la
Read more
Bab 19. Pembacaan surat wasiat
Setelah melahirkan anak pertamanya, Naira di nyatakan koma. Bi Nimah yang mendengar kenyataan itu pun menangis. Gadis sebaik Naira Kenapa harus mengalami cobaan yang berat seperti ini. "Rendra, anak kita sekarang telah lahir. Itu artinya kita bisa memanggil pengacara untuk mengalihkan semua harta warisannya kepada dirimu sebagai wali dari anak kita yang baru saja di lahirkan Naira." "Bianca, aku bisa minta tolong padamu." "Minta tolong apa? Jika kamu memintaku untuk menghubungi pengacara keluargamu. Aku tidak masalah, aku akan melakukannya." "Bukan soal itu. Aku minta tolong untuk tidak membahas harta warisan terlebih dahulu." Mendengar permintaan Rendra yang tidak ingin membahas soal warisan pun membuat Bianca tidak suka. "Ayolah Rendra, apalagi yang kamu inginkan selain harta warisan milik ibumu jatuh ke tanganmu!" "Bianca, saat ini anakku masih dalam inkubator. Bagaimana bisa kita memanggil pengacara jika keadaannya belum stabil!" Marah Rendra. Dia mengepalkan tangannya erat
Read more
Bab. 20 Rencana ingin menikah lagi
Situasi masih panas, Laras masih belum menerima kenyataan jika tidak ada satu persen harta warisan diberikan pada suaminya."Mas, lakukan sesuatu," ujar Laras pada suaminya.Namun Raffi tidak mau ikut campur soal harta warisan milik mendiang istrinya itu."Sudahlah sekarang semuanya sudah jelas, harta warisan itu milik anak-anak Rendra sekarang."Tapi Laras tidak mau mengalah. "Aku akan tetap menuntut hak bagianmu. Rendra tidak memiliki anak laki-laki, lalu kenapa tidak 50% harta warisan itu diberikan padamu. Kenapa hanya 30%, dan ke mana bagian 20% nya?" Tanya Laras."Saya akan melanjutkannya lagi. Jika saudara Rendra, memiliki anak lebih dari dua. Misalnya 3 atau 5. Harta warisan akan 100% diberikan pada saudara Rendra dengan catatan. Semua anak tersebut memiliki harta warisan yang sama."Laras semakin panas mendengar hal itu. "Saya tanya 20% nya lagi kemana sekarang hanya memiliki satu anak?""20% nya lagi akan diberikan pada saudara Rendra sendiri."Meskipun tidak memiliki harta w
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status