All Chapters of Rahasia Almarhumah Istriku: Chapter 21 - Chapter 30
104 Chapters
Testpack
Di apartemen mewah milik Arlan tengah terbaring Leon diranjang kamar utama dengan menggunakan alat bantu pernafasan yang diberikan dokter rumah sakit atas perintah Seno.Leon tidak banyak bicara, bibirnya hanya mengeluarkan suara yang tidak dapat dimengerti oleh Seno.Seno hanya bisa berkata, "Sabarlah Nak! Sebentar lagi Papi dan istri mu akan segera tiba," jelasnya dengan nada suara sangat lembut.Seno menautkan kedua alisnya, ia tidak menyangka bahwa Arlan membiarkan Leon mengemudikan kendaraan sendiri, tanpa memperdulikan keselamatan putra biologisnya."Ada apa dengan Arlan? Bukankah dia sangat peduli pada kesehatan Leon? Kenapa kali ini sama sekali Arlan tidak peduli dengan kondisi Leon ...!" geramnya mengepal kuat tangan sendiri.Tak selang berapa lama, setelah Dokter Iman, meyakinkan bahwa Leon hanya kelelahan, terdengar suara ketukan pintu kamar, yang Seno ketahui itu merupakan Arlan.Benar saja, saat pintu kamar dibuka oleh Dokter, Arlan langsung
Read more
Anak haram
Arlan masih meringis menahan sakit akibat pukulan Seno yang sangat menyesakkan dada. Kali ini ia sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Baginya kesehatan Leon paling utama, tanpa memikirkan Shinta.Arlan berusaha berdiri, berjalan tertatih menuju sofa tanpa bantuan Seno, hanya bisa bertanya, "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana jika anak itu lahir?" geramnya.Seno menyunggingkan senyuman tipisnya, "Gampang ... kau menikah dengan Raline dan jika anak haram itu lahir ke dunia, kau bisa mengambil alih pengasuhan mereka. Menikah hanya untuk status!"Arlan menautkan kedua alisnya, menatap nanar kearah Seno, "Ide gila! Tidak mungkin aku menikahi Raline!" geramnya semakin berang."Oke, bagaimana Mila atau Mia! Tinggal pilih. Ingat Arlan, Leon membutuhkan Shinta! Wanita itu menantu mu! Jangan kau rebut dia dari Leon, karena semua akan mengutuk keras perbuatan mu! Kau menikah dengan salah satu secretaris pribadi kita dan kau katakan pada mereka, bahwa anak itu kau dapat
Read more
Pengkhianatan sang istri
Melihat kejadian itu Arlan semakin terlihat panik. Bagaimana mungkin, Leon melepaskan selang berbahan silikon, berukuran tiga centimeter yang tertanam di kulit lengannya, sehingga menyemprotkan darah segar keberbagai arah, dan merobek kulit lengan putra kesayangannya.Ini kali pertama Leon melakukan hal itu seumur hidupnya, karena ingin menyusul Yasmin dan tidak ingin melanjutkan kehidupannya bersama Arlan didunia penuh pengkhianatan ini.Arlan berteriak keras, memanggil dokter pribadinya yang berada di ruang keluarga."Ogh tidak Leon! Dokter!" teriak Arlan histeris, dengan wajah merah padam dan air mata mengalir deras.Mendengar teriakkan Arlan dari dalam kamar, Shinta yang baru datang ke apartemen, berhambur lari menuju kamar utama milik Arlan, disusul Seno juga dokter yang menangani Leon selama ini.Dengan tergesa Shinta langsung melompat menuju ranjang kamar tersebut, disusul dokter yang meraih lengan Leon dengan kuat, melepas paksa tali bantal guling, k
Read more
Merubah cara
Siapa sangka, ternyata sejak kejadian itu Arlan sudah tidak mau bertemu lagi dengan Seno. Ia membatalkan rencana pekerjaannya ke Roma, karena tidak ingin berdebat dengan pria yang merupakan sahabatnya sejak dulu.Arlan mengurung diri berhari-hari bahkan berminggu-minggu didalam apartemennya selama satu bulan, tanpa menghiraukan Leon yang terus menerus menanyakan keberadaannya dengan Shinta.Shinta terdiam sejenak, hanya bisa tersenyum tipis, menatap wajah suaminya dengan penuh perasaan iba. "Sudah lebih dari tiga minggu Papi tidak pernah kembali ke mansion, sayang. Sama sekali tidak pernah memberi kabar pada ku, ataupun pada para pelayan," jelasnya pelan, sambil mengusap lembut kepala Leon.Leon memiringkan tubuhnya, menatap lekat iris mata indah Shinta, sementara tangan kanannya menyematkan anak rambut di cuping istri tercinta, kemudian bertanya, "Biarkan saja. Oya benarkah kamu mengandung anak hmm?"Shinta yang tidak pernah mendapat pertanyaan seperti itu
Read more
Papi akan menikah
Pagi menjelang matahari bersinar terang, menyinari kota metropolitan. Seperti biasa Shinta terjaga lebih. Ia melakukan ritualnya, dan sangat menikmati kehamilannya tanpa perasaan malu ataupun berdosa. Baginya, kini ia telah berhasil menaklukkan kedua hati pria itu, sehingga tidak ingin berpisah dari mereka karena kemewahan yang semakin membuat dirinya merasa nyaman. Satu keuntungan yang besar baginya, karena dapat menjadi Nyonya Leon juga simpanan Arlan untuk mesin uangnya yang semakin lama, semakin menggebu-gebu.Katakan Shinta dan Arlan gila, atau bahkan jahat pada Leon. Ya, kali ini mereka berdua tidak ingin berdebat dengan siapapun, karena mereka yang berbicara atau menjudge tidak pernah berada dalam posisi cinta terlarang, seperti kedua insan mertua dan menantu saat ini.Semakin Shinta menghindari Arlan, semakin besar rasa ingin memiliki pria duda beranak satu itu, sehingga membuat ia semakin sulit untuk menjelaskan pada orang lain tentang perasaan cintanya.Be
Read more
Tidak sehangat dulu
Mendengar ucapan Liberti, seketika dada Shinta seperti akan meledakan satu amarah, tapi pada siapa, "Tidak-tidak-tidak ... tidak mungkin papi akan menikahi wanita lain selain aku ...!"Leon tersenyum sumringah, menatap Liberti yang menyambut didepan pintu kamar pribadi, dengan memapah sebelah tangan kirinya. Sementara Raline berdiri di sisi lain menyambut tangan kanan sang keponakan.Shinta menatap kearah dua manusia yang selalu dikatakan Arlan sebagai keluarga tidak berarti apa-apa bagi kehidupan mereka. Namun semua kepura-puraan itu semakin terlihat jelas, bahkan Leon tampak berpihak pada kedua wanita yang memapahnya.Dengan tatapan lirih, Shinta berkata pelan, "Sa-sayang, sebentar lagi jadwal cuci darah. Jadi lebih baik aku mempersiapkan semua kebutuhan kamu, sebelum aku berangkat ke rumah sakit untuk mengurus pekerjaan ku."Leon mengangguk setuju, lagi-lagi Liberti lah yang memanjakan sang cucu tanpa memperdulikan Shinta yang dibuat seperti pembantu, seenakn
Read more
Merebut Arlan
Arlan benar-benar meninggalkan Shinta dikamar hotel bintang lima itu seorang diri, hanya untuk kembali ke mansion bertemu dengan Liberti juga Raline yang masih saja mengganggu ketenangan keluarganya sejak kepergian Yasmin."Apa maksud Mama mengganggu anak menantuku, hah?" hardiknya saat memasuki mansion dengan penuh amarah, sorotan matanya tajam kearah Liberti serta Raline yang tengah berbincang-bincang di ruang keluarga.Liberti menoleh kearah Arlan, tersenyum lebar menyambut kedatangan calon menantu kesayangan."Ogh, apakah selir mu sudah mengadukan kehadiran kami disini, Arlan?"Arlan mendengus dingin, dia menoleh kearah Raline yang akan berdiri menghampiri pria gagah tersebut, "Hentikan langkah mu, Raline! Apa yang kalian katakan pada menantuku? Jangan macam-macam kalian disini! Dan jangan berbuat seenak perut kalian dikediaman ku! Aku mengetahui bukan dari Shinta, tapi aku melihat kehadiran kalian dari CCTV! Dasar keluarga tidak ada sopan santun! Tinggalkan
Read more
Rahasia almarhumah istriku
Suasana malam yang sangat menyejukkan, namun semakin menghangatkan bagi dua insan yang tengah berbalut gairah malam, selayaknya sepasang suami istri dalam hubungan terlarang. Desahan Shinta yang sangat menggairahkan, membuat Arlan tak pernah berhenti melakukan hal itu pada wanita yang tengah mengandung benihnya.Kedua kaki Shinta kembali menggigil karena perbuatan Arlan yang tak memberikan ruang untuk beristirahat atau bahkan mengatup kedua pahanya."Pihh ... stophh, Shinta sudah tidak kuat," rintihnya membuat Arlan semakin bersemangat memompa dibawah sana. Entah mengapa, Arlan benar-benar ingin melampiaskan kerinduannya dengan memompa lebih cepat diatas tubuh wanita yang telah menjadi penawarnya selama ini. Lebih dari satu bulan mereka tidak bertemu, membuat perasaan cinta itu semakin besar.Apalagi semenjak Arlan menegaskan pada Liberti tentang perasaannya, tanpa menghargai Leon sebagai suami sah Shinta yang mendengar pertikaian tersebut."Ahh ..." A
Read more
Dikhianati oleh istrinya
Matahari bersinar semakin tinggi, Shinta yang tampak segar setelah melakukan ritualnya pagi menjelang siang, tengah bersiap-siap kembali ke mansion. Untuk mengurus keperluan Leon seperti biasa.Shinta menyelesaikan sarapan pagi yang terhidang dimeja kamar hotel mewahnya, kemudian berlalu meninggalkan kamar untuk kembali ke mansion.Dengan kecepatan tinggi, Shinta melajukan kendaraan karena tidak ingin berdebat dengan Leon nantinya, jika tiba di mansion Keluarga Arlan tersebut.Akan tetapi, saat Shinta memasuki pekarangan rumah, ia melihat beberapa petugas kepolisian, tengah berbincang-bincang dengan pengawal pribadi Leon, memberi sedikit ruang pada Shinta untuk memarkirkan mobil milik suaminya.Darah Shinta mendesir, ia bergegas turun dari mobil dan menghampiri pihak kepolisian juga pegawal suaminya, dengan bertanya pada pengawal, "Maaf Pak, ada apa? Kok pagi-pagi sudah ada pihak kepolisian di sini. Papi Arlan di mana?" ia tampak kebingungan, menoleh kiri dan ka
Read more
Crazy rich yang tersakiti
Arlan tersentak dari tidurnya, sejenak melihat Shinta yang sejak tadi ternyata mengusap-usap lembut ubun-ubunnya menggunakan air dingin. "Astaga Tuhan, aku harus cepat-cepat mencari keberadaan Leon, Shinta! Anakku dalam masalah besar!" ucapnya langsung terduduk dan bergegas beranjak dari ranjang kamar Leon, membuat Shinta menahan lengan Arlan. "Pi, papi kenapa? A-apa ini? Surat apa yang Papi baca?"Arlan terdiam, tangisnya pecah dipundak Shinta, ia tak kuasa membendung rasa kecewanya terhadap Seno yang selama ini dipercayai ternyata tega mengkhianatinya. "A-a-aku tertipu oleh Yasmin dan Seno, Shinta! Mereka mengkhianati aku, pantas saja darah juga ginjal ku, tidak cocok untuk Leon. Sumpah demi Tuhan, aku tidak akan pernah memaafkan perselingkuhan mereka berdua! Aku membenci Yasmin, Shinta. Aku membenci almarhumah istriku. Selama 18 tahun pernikahan ku, tidak pernah aku mengkhianatinya. Ternyata dia mengkhianati aku, Shinta!" ratapan Arlan terdengar sangat memilukan, dengan
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status