All Chapters of Rahasia Almarhumah Istriku: Chapter 11 - Chapter 20
104 Chapters
Crazy
Shinta masih berusaha merayu suaminya, dia tidak ingin Leon bersedih atas sikapnya. Bagaimanapun ia menyadari kesalahan yang telah dilakukan sehingga melukai perasaan Leon. "Sayang ... aku minta maaf padamu. Bagaimana hari ini kita jalan-jalan, atau belanja. Kebetulan keperluan kewanitaan ku habis, jadi aku ingin membeli beberapa kebutuhan, dan kita bisa jalan-jalan di pusat perbelanjaan," pujuknya mengecup punggung tangan Leon.Leon yang tidak pernah keluar rumah, semenjak sakit, seketika menyetujui permintaan Shinta, "Tapi kamu harus janji satu dengan aku," rungutnya.Shinta mendekatkan wajahnya lebih dekat pada Leon, menggenggam erat pada pegangan kursi roda, "Apa hmm?"Leon tersenyum sumringah, wajah pucatnya seketika merona malu. Dia tidak pernah mendapatkan perhatian khusus dari orang lain seperti yang dirasakannya ketika bersama Shinta.Beberapa tahun lalu, saat Leon menjalin hubungan dengan Cua, hanya dirinya lah yang selalu merayu, berbuat baik pada gadis itu. Bahkan jika keka
Read more
Akan aku pikirkan lagi
Cukup lama Arlan menghabiskan waktu di ruang meeting bersama pihak manajemen rumah sakit internasional, hanya untuk mendengarkan laporan tahunan, serta perencanaan enam bulan kedepan. Tentu ia dihadapkan dengan Raline juga Seno yang duduk persis dihadapannya.Ketika break makan siang yang telah dipersiapkan team management, Arlan memilih meninggalkan ruang meeting menuju ruangannya. Tentu Mia mengejarnya, untuk meminta tanda tangan duda tampan beranak satu tersebut.Mia bertanya sedikit gugup karena sejak tadi Arlan tidak mengacuhkan secretarisnya, "Ma-ma-maaf Pak ... bisa kita menandatangani berkas dulu sebelum makan siang?"Arlan hanya menjentikkan jarinya, agar Mia meletakkan berkas diatas meja kerjanya, dan meminta wanita itu pergi dari ruangannya. "Panggil Seno untuk makan bersama di ruangan saya. Satu lagi, kembalikan posisi Raline untuk sementara waktu, beri dia kontrak tiga bulan, sambil kita mencari kandidat yang lain! Shinta masih sibuk mengurus
Read more
Beda Leon yang dulu dan sekarang
Di keheningan ruangan mewah yang berada di lantai sembilan itu, Arlan masih membiarkan Seno dengan pikirannya sendiri, sambil menikmati hidangan makan siang mereka berdua. Seketika ia teringat akan Liberti yang menunggunya di restoran, "Agh ... sial!" umpatnya.Seno terhenyak seketika, "Hmm?"Arlan memukul meja yang ada dihadapannya, setelah menyantap lahap makan siang yang tidak senikmat hidangan pelayan mansion mewahnya. "Mama mertuaku ada di restoran. Entah ada urusan apa dia menemui aku. Aku sama sekali sudah muak dengan keluarga Almarhumah Yasmin. Lebih baik aku menghindar. Pasti yang mereka bahas, Raline, Raline, dan Raline. Wanita itu memang benar-benar mengganggu aku sejak dulu hingga kini. Dari Yasmin masih hidup, sampai dia tidak ada. Aku jadi seperti terganggu dengan wanita paruh baya itu! Ingin rasanya aku memaki Mama Liberti, membalikkan semua kata-kata penghinaan yang dikatakannya padaku. Tapi aku masih belum bisa, karena aku masih sangat menghargai d
Read more
Kangen
Sudah lebih dari enam bulan kebersamaan mereka tinggal satu atap di mansion mewah milik Arlan. Betapa bahagianya duda beranak satu itu menyaksikan kemesraan Leon dan Shinta yang semakin tampak bahagia dan putranya semakin menikmati indahnya kehidupan setelah dua kali seminggu cuci darah.Ya ... Arlan memilih menjaga jarak dari Shinta semenjak pertikaiannya dengan Liberti beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak, wanita paruh baya itu terus memaksa Arlan untuk menikah dengan Raline putri kesayangannya.BRAKLiberti memukul keras meja restoran, membuat Arlan semakin berang. "What do you mean by marrying Leon to that Singaporean girl Arlan. Mama already knows all the stories about the girl. You married him off to Leon, so you could be close to your son-in-law, right? Don't be crazy you! If you really love Yasmin, don't ever hurt Leon!"Arlan hanya mendengus kesal, dia berkali-kali mengusap kasar wajahnya, ingin sekali dia mencabik-cabik mulut mertuanya itu. Namun dia m
Read more
Harus bisa menjaga
Gairah yang menggelora bagi dua insan Arlan dan Shinta semakin tidak bisa diterima oleh akal sehat dan logika.Bagaimana mungkin, kini kedua-nya larut dalam hausnya hasrat yang semakin menggelora. Perlahan tangan Arlan mendekap tubuh ramping Shinta yang sangat ia rindukan selama berbulan-bulan dalam kesendiriannya.Telah lama Arlan merindukan hangatnya tubuh seorang wanita, kini ia tak kuasa menahan rasa rindu yang akan didapatkannya melalui Shinta ...Salah, gairah terlarang, bahkan haram bagi dua insan anak menantu itu untuk saling berbagi kasih hingga berakhir diatas ranjang peraduan apartemen pribadinya."Kamu sangat cantik Shinta ... aku sangat merindukan mu, selama ini aku menahan hasrat ku, namun kali ini aku tidak kuasa membendung lagi gairah ku. Kamu milik ku, Shinta." Arlan mellumat lebih dalam bibir Shinta, menautkan lidah, saling bertukar saliva. Tangan kekar sang pria perlahan melepas satu persatu penghalang diantara mereka berdua, meninggalkan bebe
Read more
Perasaan bersalah
Tepat pukul 16.00 waktu Jakarta, Shinta sudah berada di mansion mewah itu, tentu bersama Arlan. Walau merasa tidak nyaman untuk bergerak saat ini. Karena inti Shinta masih terasa sangat perih, disebabkan perlakuan nakal Arlan, yang seolah-olah melepaskan semua hasrat terpendam selama dua tahun lebih berpuasa."Istirahat yah, sayang. Ingat, jangan sampai Leon melihat bekas merah di dada mu. Karena tadi aku tidak kuat untuk menahannya," kecupnya lembut pada kening Shinta. "Iya Pi," angguk Shinta patuh dengan wajah merona malu.Tak lupa Arlan mengecup kembali bibir Shinta dengan sangat lembut, saat akan keluar dari mobil, dan mengizinkan menantunya itu turun lebih dulu.Arlan tersenyum sumringah, wajahnya berseri-seri, bahkan sangat bahagia setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan selama ini. "Ternyata kamu sangat menyenangkan sayang ..."Bergegas Arlan memarkirkan mobilnya, turun perlahan, dari mobil sport miliknya, dia turun membawa beber
Read more
Don't get
Malam semakin larut, Shinta tengah mengganti pakaiannya sambil menatap cermin, melihat beberapa tanda merah yang sangat berkesan baginya, "Hmm sebentar lagi kita akan bersama Pi. Shinta yakin kita akan selalu bersama ..."Akan tetapi, siapa sangka Leon membuka matanya perlahan, melihat tanda merah yang begitu banyak didada Shinta melalui pantulan cermin, "Ogh Tuhan, apa yang dilakukan Shinta dibelakang aku? Apakah dia memiliki kekasih diluar sana ...?".Benar saja, setiap ada kesempatan Arlan tak kuasa untuk tidak terpancing pada sang menantu. Dia sangat memahami bagaimana wanita jika sudah merasakan kenikmatan surga dunia.Entahlah, Arlan benar-benar terpesona dalam bayang-bayang Shinta selama menjadi istri putra kesayangannya, Leon.Kini Leon sudah lebih baik, walau tubuhnya masih terlihat kurus, namun dia sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan Shinta, serta dapat mengemudikan mobil sport mewah miliknya, yang diberikan Arlan beberapa waktu lalu.Semakin
Read more
Papi mencintai istriku
Sudah lebih dari satu bulan Arlan menghindari Shinta. Ia tidak ingin wanita yang menjadi menantunya itu benar-benar hamil. Benar saja, pagi ini pria mapan dan tampan itu harus menerima kenyataan atas perbuatan gilanya bersama sang menantu.Terdengar suara ketukan pintu dari arah luar kamar pribadinya dimansion mewah tersebut. Dengan tegas Arlan hanya bisa meminta seseorang yang mengetuk dari luar itu masuk, karena pintu kamar tidak di kunci. "Ya masuk!"Seperti biasa, Shinta langsung melongokkan kepalanya, mencari dimana keberadaan pria yang sangat ia rindukan beberapa waktu ini.Shinta bertanya dengan wajah serba salah, "Papi, bisakah Shinta masuk?"Arlan menoleh sedikit, namun tidak begitu banyak bicara. Ia tengah sibuk menyusun beberapa pakaiannya untuk melakukan perjalanan dinas bersama Seno serta dua wanita yang menjadi secretarisnya. "Hmm, masuklah! Hari ini aku ada kegiatan, mungkin kembali minggu depan. Aku harap kamu terus menjaga Leon untukku, karena aku pe
Read more
Harus sembuh
Di ruangan yang berbeda, Arlan justru tengah meluapkan rasa amarahnya karena perasaan cemburu melihat kemesraan anak menantunya. Bagaimana tidak, kini Shinta tengah mengandung benih kegilaan mereka, tapi dengan mudahnya wanita itu berciuman bibir dengan Leon yang tampak semakin segar walau masih terlihat kurus."Apa maksud kamu, Shinta? Kenapa kamu tidak pernah menghargai perasaan ku? Aku mencintai kamu! Bahkan saat ini kamu tengah mengandung anak ku! Kamu sadar enggak?" hardiknya berapi-api, membuat Shinta bergidik ngeri.Shinta menjawab pelan ucapan Arlan, agar tidak memperkeruh suasana hati mereka sebelum berangkat menuju Roma, "Pi, Shinta akan berusaha tidak bermesraan dengan Leon diluar rumah, tapi kalau dikamar bagaimana Shinta mau menolak? Leon suami Shinta, dan kami hanya berciuman. Kalau Shinta menolak semua perlakuan Leon, justru itu akan berdampak buruk pada kesehatan suami Shinta."Arlan menyela ucapan Shinta, "Alah, bilang saja kalau kamu juga menginginkan L
Read more
Tanpa memberitahu
Sudah lebih dari dua jam Leon menunggu Shinta juga Arlan diruang keluarga, namun tidak ada tanda-tanda yang berarti bagi mereka untuk keluar dari ruangan laknat itu.Perlahan Leon berjalan pelan masuk kedalam kamar, sambil menikmati siaran telivisi yang selalu menemani kesepian harinya jika Shinta tidak ada.Selama ini Leon berpikir bahwa Shinta meninggalkannya jika cuci darah tengah berlangsung dengan pekerjaan, "Ternyata selama ini kamu menghabiskan waktu bersama Papi. Ternyata aku masih sangat polos untuk mengikuti permainan orang dewasa ...," senyumnya walau hati menangis karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Arlan sebagai orang yang sangat dikaguminya selama ini.Sementara di ruang kerja Arlan, Shinta masih mendessah hebat, setelah pertempuran gila yang mereka lakukan selama berjam-jam, setelah pria dewasa itu memberitahu bahwa mereka akan menyusul besok pagi.Tentu saja, Shinta tersenyum sumringah menikmati keindahan surga dunia bersama pria yang ternya
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status