Semua Bab Bukan Sekedar Pengganti: Bab 21 - Bab 30
125 Bab
Bab 21. Menghilang Bersama
"Apa ada yang menyakitimu?" Arion tampak cemas dan khawatir melihat sikap Ashera yang dia kira adalah Aleysa, kekasihnya terlihat gusar.Arion juga langsung mendekati Ashera dan menyentuh lengannya, sontak saja Ashera refelks menghindar dan menepis tangan Arion. Dia lupa bila penampilannya malam ini mirip dengan Aleysa dan Arion selalu menganggapnya Aleysa."Aleysa?" Arion kaget atas penolakannya."Maaf." Cepat-cepat Ashera menepis rasa kaget Arion agar pria itu tidak curiga padanya. "Maaf, aku hanya kaget saja,"sambungnya kembali.Ashera masih belum bisa tenang, terbukti beberapa kali dia menoleh ke arah toilet. Hal itu jelas saja membuat Arion kembali heran dan bingung. Pria itu tidak bisa bila tidak bertanya dan hanya diam saja."Aleysa?""Aku mau pulang." Ashera menarik tangan Arion dan mengajaknya pergi tanpa menunggu jawaban dari Arion."Tunggu!" Arion menahan langkah Ashera. Ashera terpaksa harus bertatap mata dengan pria tunangan kakaknya. Sebenarnya bisa saja dia pergi begit
Baca selengkapnya
Bab 22. Rumah Teman
Arion terus membujuk dan mencari tau alasan kekasihnya tidak mau diantar sampai rumah temannya dan saat itu ponselnya berdering. Dilirik siapa yang menghubungi. Saat melihat nama yang tersembul pada layar ponselnya, Arion sempat kaget dan matanya hampir melompat. Kembali matanya melirik ke arah wanita yang duduk di sampingnya dan saat ini sedang memalingkan wajah memperhatikan luar jendela.Bibir Arion tersenyum tipis penuh arti, lalu mematikan deringnya dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Terdengar helaan napas pelan dan panjang. Ada makian bodoh untuk dirinya sendiri, namun ada juga perasaan menggelitik. Bisa-bisanya dia melakukan kecerobohan itu. Ada juga sumpah serapah dan janji untuk wanita yang ada di sampingnya itu. Bahkan dia akan membuat wanita itu membayar atas apa yang telah dilakukan padanya malam ini.Meski telah menyadari kecerobohan dan kesalahannya, tapi Arion tidak mau membiarkan begitu saja. Ada dorongan untuk mengimbangi dan mengikuti alur yang
Baca selengkapnya
Bab 23. Memikirkannya
Malam ini Arion benar-benar tidak bisa tidur dengan lelap. Telah mencoba untuk menutup mata rapat-rapat, bahkan sampai menggunakan penutup mata, tetap saja tidak bisa menghilangkan bayangan wanita yang mempunyai wajah mirip dengan Aleysa, kekasihnya.Bantal guling menjadi korban. Benda mati itu terkadang masuk dalam pelukannya, terkadang terlempar ke atas dan menjadi tumpuan kepalanya. Dan kali ini, benda empuk itu berada di atas badan Arion karena dia menggunakan kedua tangannya menjadi bantalan kepala.Bola mata menerawang tinggi menembus langit kamar, sedangkan pikirannya masih penuh dengan bayangan Ashera."Apa mungkin Aleysa memiliki saudara kembar?" gumamnya menebak. "Tapi dia hanya memiliki satu saudara, itupun laki-laki," sambungnya seolah menjawab pertanyaannya sendiri.Sejauh ini, Arion telah mengenal keluarga Aleysa dan tidak ada yang mengatakan bila Aleysa memiliki saudara kembar atau saudara yang lainnya selain Justin, adik lelakinya.Hingga malam be
Baca selengkapnya
Bab 24. Aroma Tubuhmu
"Arion, ada apa?" Aleysa heran dan bingung Arion melepaskan pelukan mereka. Padahal selama ini Arion tidak pernah melakukan hal itu. Semenjak malam itu, setiap kali Aleysa memeluknya untuk beberapa saat, Arion hampir selalu mengakhiri terlebih dahulu dengan berbagai alasan. Hanya saja hal itu dilakukan tidak terlalu mencolok, tapi kali ini sedikit mencolok sehingga Aleysa curiga."Apa kamu beli parfum baru lagi?" Sembari menyingkap rambut Aleysa dan menyelipkan di belakang telinga."Harum, ya?" Aleysa tersenyum penuh percaya diri. Kecurigaan yang sempat dipikirkan seketika tertepis oleh pertanyaan Arion. Aleysa merasa lega."Ya, harum sekali," sahut Arion. "Apa ini parfum baru lagi? Aku belum pernah merasakannya," sambungnya kembali mengusap rambut Aleysa."He'um. Sebelum datang ke sini, aku membelinya dari teman. Dia yang merekomendasikan. Bagaimana? Apa kamu suka wanginya?" cerita Aleysa dengan bangga.Wajahnya berseri. Dia pikir Arion menyukai aroma parfu
Baca selengkapnya
Bab 25. Tamu VVIP
"Ashera, mau ke mana?" Trixi tampak khawatir dan penasaran melihat sahabatnya berjalan dengan langkah sedikit cepat tidak seperti biasanya.Ashera tersenyum menunggu sampai Trixi benar-benar sampai di hadapannya."Aku mau ke kasir," jawab Ashera sembari berbalik dan berjalan beriringan dengan Trixi."Apa rumah sakit sudah menangih biaya perawatan ibumu lagi?" Trixi menghentikan langkah mereka. Menghadapa Ashera dan memperhatikan Ashera dengan sorot mata iba dan simpati."Tidak," jawab Ashera mengetahui kecemasan Trixi. "Aku ingin membayar sebagaian biaya perawatan ibuku," sambung Ashera menjelaskan tujuannya pergi ke kasir."Kamu punya uang?" Lagi-lagi Trixi bertanya dengan wajah iba."Ya, sedikit." Ashera kembali berjalan dan diikuti oleh Trixi."Apa kamu pinjam uang dari cafe? Atau ...." Trixi menghentikan ucapannya.Bukan hanya ucapannya saja yang berhenti, tetapi juga langkahnya dan rasanya tidak lengkap bila dia tidak menghentikan dan menahan lan
Baca selengkapnya
Bab 26. Malam Menegangkan
Ashera tidak berani memutar tubuh menghadap pria yang memanggilnya. Andai saja yang memanggilnya bukan suara dingin Arion, kemungkinan dia akan langsung berputar menanggapinya. Sayangnya, suara yang memanggilnya adalah milik Arion sehingga Ashera memiliki rasa ragu.Sekali Ashera menghirup napas, lalu menghembuskannya secara halus dan perlahan. Hal ini terjadi hingga hitungan ketiga dan akhirnya dia berputar balik."Anda memanggil saya, Tuan?" tanya Ashera mengarahkan sorot mata pada Arion.Jantung Ashera berdetak cepat ketika pria yang disapanya tidak langsung menjawab pertanyaannya. Arion bangkit dan berdiri, lalu berjalan mendekati Ashera dengan langkah santai, namun tampak sangat menggetarkan.Ternyata bukan hanya sorot mata dan suara serta aura wajahnya saja yang dingin, langkah Arion saat mendekati Ashera pun terasa dingin hingga tubuh Ashera terasa beku.Rasanya tidak cukup Arion membuat jantung Ashera melakukan senam hanya dengan suara dan tatapannya saj
Baca selengkapnya
Bab 27. Menggairahkan
"Maaf, Tuan. Bisa singkirkan tangan Anda dari tubuhku?" Ashera menahan kemarahan dan memberontak untuk melepaskan diri.Tatapannya sangat tajam seperti pisau siap menghunus pria yang telah lancang dan berani menyentuh kulit tubuhnya. Meski Ashera menyadari bila pakaian yang dikenakan malam ini memang memancing mata pria untuk menyentuhnya, tapi tidak seharusnya dia diperlakukan dengan tidak sopan. Ashera menepis tangan pria itu dari tubuhnya."Jangan sok jual mahal, Nona!" seru pria itu tampaknya terpancing oleh penolakan Ashera.Ashera mengatur pola napas yang mulai memicu diafragma dan dadanya naik-turun menekan amarah dalam diri. Bila bukan karena pekerjaannya, mungkin saja dia sudah menampar pria itu karena telah berlaku kurang ajar padanya.Ashera kembali menarik napas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan untuk kembali memanjangkan kesabarannya. Dia kembali mengingat pesan yang pernah Ester berikan padanya sebelum memutuskan untuk bekerja di cafe itu.
Baca selengkapnya
Bab 28. Pria Misterius
"Kamu pikir, kamu bisa lepas dari kami, Nona manis?" Salah satu pria menyentuh dan mengusap wajah Ashera dengan lembut, namun terasa menjijikkan dan ngeri bagi Nada. Apalagi saat pria itu mencubit kecil dagu Ashera dengan cubitan genit. Ashera membuang muka menepis tangan pria itu. Darahnya berdesir bukan karena tergoda oleh sentuhannya, melainkan ngeri dan takut. Langit seakan runtuh saat itu juga ketika dia tidak bisa melawan dan melarikan diri karena cekalan kedua pria itu sangat kuat pada lengannya."Lepaskan aku!" pekik Ashera ketika mereka menyeret paksa dan membawanya pergi dari tempatnya berdiri.Meski Ashera memberontak dan terus berteriak meminta untuk dilepaskan, kedua pria itu sama sekali tidak menghiraukannya, malah salah satu dari mereka membungkam mulutnya sehingga Ashera tidak dapat lagi berteriak dan minta tolong."Dia urusanku, kamu ambil mobil! Kita segera bawa wanita cantik ini pergi!" perintah pria yang membungkam mulut Ashera.Pria sat
Baca selengkapnya
Bab 29. Satu Kamar
Saat terbangun, Ashera merasakan punggung dan leher bagian belakangnya sakit. Sebelum benar-benar membuka mata, tangannya menyentuh dan memeriksa bagian tubuhnya yang sakit. Saat ini Ashera belum mengingat apa yang terjadi padanya hingga rasa sakit itu menimpanya.Ashera berusaha menggerakan lehernya beberapa kali ke kanan dan ke kiri. Dia ingin meregangkan otot-otot lehernya. Dia pikir karena salah posisi tidur dan berharap dengan sedikit peregangan, maka rasa sakit itu hilang. Nyatanya salah, semakin dia menggerakkan lehernya, semakin rasa sakit itu dirasakannya."Jangan terlalu banyak digerakkan!" Ashera langsung membuka mata ketika mendengar suara seorang pria.Tubuh Ashera seperti tersengat aliran listrik dengan tegangan sangat tinggi ketika matanya telah sempurna terbuka dan melihat sosok pria yang bersuara di dekatnya. Bahkan bola mata bulatnya hampir saja terlepas dari mangkuknya ketika mengetahui siapa pria itu."Arion!"Tubuh Ashera melonjak dari p
Baca selengkapnya
Bab 30. Terkurung
Ashera sama sekali tidak menyangka kalau dia akan menjadi tawanan di rumah itu. Dia pikir setelah sarapan akan pergi ke rumah sakit setelah mengucapkan rasa terima kasihnya. Ternyata apa yang dilakukan Arion tidak pernah dia pikirkan.Ashera bahkan berpikir bila Arion bukan menganggapnya sebagai Aleysa karena setelah dia membuka mata, pria itu bersikap dingin padanya. Seharusnya bila Arion mengira dirinya adalah Aleysa, pria itu pasti khawatir melihatnya kesakitan."Atau ... jangan-jangan dia sudah tau kalau aku bukan Aleysa dan kita adalah saudara yang memiliki wajah mirip?" Pikiran Ashera melayang tidak karuan. Bukan masalah bila Arion mengetahui identitasnya yang asli, yang dia takutkan adalah Aleysa dan Kafi. Dia takut mereka menyakiti ibunya setelah Arion mengetahui bila Aleysa memiliki saudara dengan wajah yang mirip."Tidak, meski wajahku sama dengan Aleysa, tidak mungkin pria itu menduga bila malam itu yang tidur dengannya aku, bukan Aleysa."Ashera berp
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status