Semua Bab Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu.: Bab 81 - Bab 90
118 Bab
rahasia Malik
"Duduklah aku akan ceritakan semuanya. Tapi jangan menuduh sekejam itu, suamimu tak punya hubungan dengan Mimi, hanya nasib buruk yang menghubungkan kami berdua."Aku duduk di depan mas Malik, setelah sampai di rumah tentunya. Dia harus menjelaskan kenapa Mimi menuduhnya terlibat dengan penderitaannya."Aku punya teman dia donatur panti asuhan Salwa dan marwa. Dia terkenal baik, tapi entah kenapa saat berniat membantu seorang gadis yang tengah hamil muda, dia justru di tuduh melecehkannya. Saat itu aku tak tau harus berbuat apa, semua terjadi begitu cepat tau-tau rumah gadis itu sudah terbakar."Aku menatap mas Malik, sungguh masih belum percaya dengan ceritanya, tapi harus menyelidiki lagi kalau begini."Berikan nama dan nomor pria itu. Aku tak mau nama baik mas Malik tercemar, seperti tuduhan Mimi. Tapi aku juga percaya gadis itu bicara jujur."Mas Malik tampak menarik napas, mungkin dia baru tau kalau istrinya keras kepala."Tapi berjanjilah kalau kau tidak gegabah. Aku tak mau terj
Baca selengkapnya
Siapa Pria Itu.
"Jangan sentuh istriku, kalau tidak kau akan tau siapa Malik Hakimi Salim."Aku terkejut saat melihat mas Malik tengah ribut di parkiran kantornya. Siapa lawannya, tak terlihat wajahnya karena terhalang mobil.Terdengar pria itu tertawa sinis. Aku bergegas menuju ke sana, untuk melihat wajah pria yang ribut dengan mas Malik. Begitu sampai pria itu sudah menghilang bersama perginya sebuah mobil berwarna hitam."Mas Malik."Mendengar suaraku mas Malik tampak terkejut. Mungkin dia tak menyangka aku datang menemui dirinya, niat hati ingin bertanya siapa pria itu, tapi sepertinya mas Malik sedang tak ingin bicara tentang itu."Mas sudah bilang tinggal di rumah saja untuk sementara. Masalah Mimi semakin panjang, niatmu melapor ke polisi membuat orang yang terlibat mengancam keselamatanmu."Ternyata mas Malik mencemaskan keadaanku. Kalau begini harus secepatnya mencari bukti dan saksi, tapi dimana mendapatkan itu semua. Tunggu dulu mobil hitam itu, kenapa aku seperti familiar dimana pernah me
Baca selengkapnya
pria itu(7)
Mas Malik tampak kesal, makanya dia membantu menutup mulut Bu Siti. Wanita itu tampak kesal karena tak hanya aku yang melawannya."Pasangan kurang ajar, kalian berani melawan orang tua."Aku tertawa mendengar ucapannya. Dia tak tau orang macam apa yang perlu di hormati."Kami tau orang tua macam apa yang perlu di hormati. Jangan mengajari orang lain, kalau diri sendiri tak tau cara menghormati dan menghargai orang lain.""Kau ...."Jari bu Siti menuding wajahku dia terlihat sangat marah. Tapi tak berani untuk menyerangku lagi."Sebaiknya pikirkan diri sendiri jangan memperhatikan orang saja. Suami juga perlu di layani, jangan sampai perempuan lain mengantikan tugas istri yang sibuk urusan orang.""Sayang cukup ...ayo masuk. Kasihan Mimi menunggu, dia butuh makanan dan obat ibunya."Aku mengikuti mas Malik masuk ke mobil. Sebelum menutup pintu kembali terdengar perkataan Bu Siti yang menyakitkan."Lihat suaminya begitu perhatian, jangan-jangan anak itu punya Malik. Jadi istri kok bodoh
Baca selengkapnya
Ancaman.
"Jangan lama-lama, mas mau cepat minum kopi."Aku cekikikan melihat ulahnya, tadi nampak dewasa saat marah-marah. Begitu di pancing jadi seperti anak-anak.Dreeet ....dreet ....Saat membawa kopi ke kamar terdengar suara ponsel mas Malik. Di layar tertera nama mama pasti mama mertua.(Halo Ma ini Risma, maaf Mas Malik sedang mandi.)(Nak Risma, ya udah biarin dia mandi. Mama hanya mau bilang nanti malam bisa kerumah, ada yang mau kami bicarakan dengan kalian berdua.)Mau bicara dengan kami berdua, kira-kira ada apa ya? Ini pertama kalinya mama mertua mengajakku bicara bersama mas Malik.(Baik Ma, nanti Risma bilang ke, Mas Malik.)Hanya begitu saja, lalu mama mertua mematikan panggilannya. Tepat saat anaknya keluar dari kamar mandi dan langsung melingkarkan tangannya di pinggangku.Siapa yang menghubungi?" tanyanya."Mama, beliau bilang nanti malam kita di minta datang kerumah. Ada urusan yang mau di bicarakan dengan kita berdua."Mas Malik hanya bilang oh. Kemudian mulai tangannya ber
Baca selengkapnya
Posesifnya Malik.
"Mas, aku izin ke butik ya siang ini? Hanya sebentar kok cuma melihat kondisi penjualan saja."Mas Malik menarik napas, sejak tau ancaman itu dia jadi sedikit protektif. Satpam saja di tambah satu orang, belum lagi sopir pribadi khusus untukku. "Baiklah tapi bawa satu satpam untuk jaga-jaga."Akhirnya dia memberi izin meski harus membawa pengawal. Aku rasa tak apa, asal bisa keluar sebentar melihat butik. Karena sejak menikah aku belum melihat langsung butik itu.Aku segera bersiap setelah melihat mas Malik pergi. Satu jam aku rasa cukup untuk melihat kondisi butik.Dreet.....dreeet.....Saat di mobil ada suara panggilan masuk, setelah melihat layar ternyata Dania. Kemana saja dia gak ada kabar sejak aku menikah.(Hai..Dan, apa kabar tumben ingat aku?)Terdengar dia cekikikan di sebarang sana. Lalu dia berkata kalau ada di butikku saat ini.(Pas dong aku mau kesana ini masih dalam perjalanan. Kita ketemu di sana saja.?Aku segera mematikan ponsel setelah Dania setuju menunggu di butik
Baca selengkapnya
Bertemu mantan suami.
"Pelacur ini yang telah menyakitimu, Mas, tak terlalu cantik. Tapi kenapa kau menjadi hampir gila?"Rasanya hampir tersedak, saat seorang wanita datang lalu berdiri di mejaku dan Dania. Tak hanya itu dia menghina juga menujuk wajahku."Siapa kau berani menghina, Risma?"Dania berdiri aku berusaha menenangkan agar dia tak lepas kendali. Dia sudah lama menunggu aku cerita, begitu di mulai wanita ini cari gara-gara.Byur ....Akhirnya terjadi apa yang aku takutkan. Dania menyiram wajah wanita itu dengan segelas air, mendengar wanita itu teriak seorang pria berlari mendekat."Mas Bayu?"Aku dan Dania saling memandang tiba-tiba Dania tertawa keras. Aku tak tau kenapa dia tertawa begitu."Bayu jangan bilang dia ini istrimu, apa gak ada perempuan lain di dunia ini yang bisa kau nikahi? setelah membuang Risma dapatmu dia. Meski istri pertamamu jelek tapi gak begitu juga kau pilih.""Memangnya kenapa aku jauh lebih cantik darinya kan?"Dania kembali tertawa membuat mas Bayu tampak malu, tapi di
Baca selengkapnya
Titik Terang
Sejak kejadian Minggu lalu mas Malik jadi super protektif. Dia benar-benar tak mengizinkan aku keluar dari rumah, hanya bisa ke paviliun saja menemani Mimi, meski begitu dia belum mau berkata apapun.Tapi kalau membawa makanan ke tempat kerjanya aku rasa tak masalah, kan dia bisa menjagaku saat di sana.Lebih baik membuat makanan untuk makan siang. Aku bisa menemani dia makan daripada bosan di rumah saja.Dengan riang aku menyiapkan makanan untuk mas Malik. Dia pasti senang istrinya datang dan menemaninya makan. Setelah satu jam berkutat di dapur, akhirnya aku bersiap mandi dan bersiap menuju ke tempat mas Malik."Tapi bapak melarang ibu keluar dari rumah."Sopir pribadiku ternyata takut mas Malik marah, sehingga menolak ketika aku minta mengantar."Tenang saja kita mau menemui bapak. Mengantar makanan untuknya."Setelah memberi alasan panjang kali lebar akhirnya dia setuju mengantar, meski masih takut dimarahi mas Malik.Aku tersenyum senang karena akan bertemu mas Malik. Dia pasti ta
Baca selengkapnya
Kemarahan Malik
(Baik, beri aku waktu sampai besok. Begitu dapat infonya segera aku kabari.)Aku segera meletakkan ponsel dan melajukan mobil untuk pergi keluar kota. Lebih baik menghindari mas Malik agar tak terjadi keributan di antara kami.Ciiit .....Aku menginjak rem dalam-dalam setelah sadar kebodohan apa yang aku lakukan. Jika pergi menghindari pelakor di luar, bisa jadi pelakor lain berada di rumah."Bodoh ....bodoh ...."Aku memukuli kepala setelah menyadari kalau meninggalkan mas Malik bersama Mimi. Meski berada di paviliun, bisa jadi dia mengambil kesempatan saat aku tak ada.Meski Nina adalah wanita yang cukup berarti bagi mas Malik. Tapi aku tak akan membiarkan wanita lain memperebutkan suamiku.Dengan terpaksa aku kembali, lebih baik menyelesaikan masalah Mimi terlebih dahulu. Soal mas Malik nanti saja aku berurusan dengannya.Menjelang malam aku memasuki rumah yang dalam keadaan gelap gulita. Di luar satpam tampak kebingungan, mungkin tak tau harus berbuat apa, karena tak bisa menghidup
Baca selengkapnya
Bertemu Wanita Itu.
Mas Malik berdiri dengan kasar dari atas tubuhku. Tubuh yang halal dia sentuh, tapi hati ini tak rela jika menjadi pelampiasan.Brak ....Mas Malik kembali keluar setelah membanting pintu kamar. Dia tak kembali meski sudah terdengar suara azan subuh. Aku menunggu hingga tak bisa tidur, bahkan setelah menyelesaikan sholat subuh dia benar-benar tak kembali.Saat keluar kamar ternyata dia tidur di sofa, depan televisi yang menyala tanpa suara. Aku hendak membangunkan untuk sholat subuh, tapi dia tampak tidur dengan nyenyak.Kembali aku menarik napas lalu bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Setelah selesai aku hendak masuk ke kamar, menyiapkan baju kerja mas Malik, tapi sesampainya di dalam dia terlihat sudah rapih.Aku terduduk dipinggir tempat tidur, saat melihatnya pergi tanpa memberikan tangannya untuk aku cium seperti biasa. Begitupun saat menuju meja makan dia tak sarapan.Dia benar-benar marah, bukankah seharusnya aku yang marah, kenapa jadi terbalik begini.Saat mengejar ke
Baca selengkapnya
Risma Masuk jebakan.
"Maaf untuk jaga-jaga tadi agar kau tak menghubungi orang lain."Risma mengambil dan melihat ponselnya. ternyata ada ratusan bahkan puluhan chat dari Malik dan juga bapaknya."Berapa lama aku kalian sekap di sini?Wanita itu tampak gugup tapi dia bicara jujur dan itu membuat Risma lemas hampir pingsan.Sejak semalam sore dan dia baru sadar hari sudah hampir siang. Risma buru-buru keluar di ikuti wanita itu.Risma mencoba menghubungi Malik tapi nomornya tidak aktif. Wanita itu makin gelisah pasti suaminya mencarinya kesana-kemari."Aku tak bisa bicara sekarang tapi nanti aku hubungi lagi. Ini kartu namaku karena kalian aku bisa terkena masalah."Wanita itu mencekal tangan Risma membuat wanita itu takut, tapi perlahan dia melepaskan cekalan tangannya."Baiklah aku percaya kau akan menghubungi lagi. Tapi jika kau tak ada kabar, aku akan mencarimu sampai dapat, karena identitasmu sudah kami pegang."Risma mengangguk dan segera pergi, namun dia kembali karena tak tau di mana mobilnya berada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status