Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu.

Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu.

Oleh:  Winarsih_wina  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
3 Peringkat
118Bab
54.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kata tetangga, aku adalah wanita paling beruntung menikah dengan Bayu--anak Bu Menik. Gaji full diberikan oleh suamiku. Mertua juga selalu berkata aku adalah menantu kesayangannya. Selain itu, Mertua juga hanya minta beras lima kilo setiap bulan. Tak pernah lebih. Semua dijadikan alasan untuk aku agar selalu bersyukur tanpa ada yang tahu beban berat yang aku tanggung. Itu juga yang digunakan untuk merendahkanku hanya karena belum melahirkan anak. Jadi, tanpa perasaan memberi saran agar suamiku menikahi wanita yang bisa memberinya anak. Jika begitu, tidak salah kan jika aku minta mertuaku membawa pulang anak lelakinya? Biar wanita yang tidak sempurna ini menyerah dan kalah saja!

Lihat lebih banyak
Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu. Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Uchiha Nåmìkaze Shanzec
ceritanya seru....
2023-10-13 20:51:00
0
user avatar
rissia
suka ceritanya bagus keren
2023-02-05 21:13:38
0
user avatar
Nindya Arumi
aku suka dengan wanita yang kuat, tak lemah hingga bisa di pijak suami dan mertuanya.
2023-02-03 17:10:56
0
118 Bab
Cibiran Tetangga.
"Masak apa hari ini, Ris? Coba ganti menu yang agak enakan gitu. Apa tidak bosan si Bayu makan kangkung sama tempe dan ikan asin. Bukankah gaji suamimu besar delapan juta jangan kejam begitu semua kau habiskan buat keluargamu."Aku menarik napas panjang mendengar ucapan pemilik warung dekat rumah. Lihatlah dia bahkan tau jumlah gaji mas Bayu suamiku. Taulah aku darimana dia mengetahuinya."Kau beruntung punya mertua sebaik, Bu Gendis. Dia jenis mertua yang baik hanya minta beras lima kilo dan uang seratus ribu saja disetiap anaknya gajian. Apalagi yang membuatmu tidak senang?"Aku masih tetap diam mendengarkan wanita itu bicara meski makin lama tanganku gemetar mendengar apa yang dia pikirkan."Itu karena mbak Risma jenis wanita serakah dan bodoh. Dengan uang delapan juta setiap bulan tidak bisa merasakan masak enak. Bagaimana cukup keluarganya saja pengeretan."Brak.....Kali ini aku sudah cukup diam apalagi yang kali ini bicara wanita yang selalu mengoda mas Bayu."Kalau begitu kena
Baca selengkapnya
Pulang Terlambat.
Aku sedang menikmati makan malam ku. Tentu menu yang sama dengan tadi siang, meski tumis kangkungnya baru aku masak lagi. Setiap hari aku masak sekali makan, sore masak baru meski sayuran yang sama.Saat sedang menikmati makanan aku dengar suara motor khas milik Mas Bayu. Tak lama dia masuk dan melihatku sedang menikmati makanan yang ada di meja makan."Baru makan, Ris. Kenapa tidak dari tadi sih makannya? Kalau terlambat makan kau akan semakin kurus seperti orang kurang makan."Aku hampir tersedak mendengar ucapan mas Bayu. Apa dia tidak tau atau pura-pura tidak tau, bagaimana bentuk makanan yang aku nikmati setiap harinya."Mas terlambat pulang pasti sudah makan di rumah ibu. Masak apa dia hari ini? pasti enak kan apalagi kumpul keluarga besar."Aku berkata sinis beginilah sebagai menantu yang di sayangi mertua. Aku tidak wajib datang pertemuan, cukup menerima hasil musyawarah mereka saja."Hanya masak ayam goreng, opor ayam dan gulai nangka ditambah sambal belacan."Aku menghela na
Baca selengkapnya
Pamer Pelaminan Mewah.
AKHIRNYA TERPILIH JUGA PELAMINAN INDAH INI.Sebuah caption unggahan foto pelaminan mewah ala sultan. Benar-benar nekad mereka mengeluarkan uang untuk acara mewah ini. Jika mereka nekad aku juga harus nekad."Mas gak salah Nina mau mengunakan WO mahal dan terkenal itu? Apa sudah kalian bicarakan dengan pihak pria untuk biayanya?"Aku bertanya saat mas Bayu sedang menikmati kopi dan pisang goreng yang baru aku suguhkan tadi."Tidak perlu ikut campur, kau kan tau Nina adikku sekaligus anak bungsu di keluarga kami. Tentu saja pesta pernikahannya harus besar dan mewah."Aku menarik napas panjang, mencoba menahan gemuruh di dadaku yang seperti hendak meledak kali ini, tentu setelah mendengar ucapan mas Bayu barusan."Masalahnya biayanya ada tidak? Paling engak calon suaminya memberi banyak untuk pestanya. Atau semua saudaramu ikut patungan gitu."Brak ...."Diam dan tutup mulutmu, ini urusan keluargaku. Semua sudah dibicarakan jangan pernah ikut campur lagi."Aku mengelus dada mencoba mengh
Baca selengkapnya
Melawan.
Risma buka pintu."Mas Bayu berteriak dari luar, tidak biasanya dia pulang lebih awal, ada apa?"Aku segera membuka pintu, untuk melihat kenapa dia kembali lagi. Bukankah seharusnya dia pergi kerja tadi, katanya ada rapat penting."Ada apa, Mas? Kenapa kembali lagi, bukannya kamu bilang mau rapat?"Bukannya menjawab, mas Bayu justru mengeluarkan sebuah kartu. Melihat benda itu ada di tangan mas Bayu, jantungku rasanya berhenti berdetak. Entah kapan dia mengambil benda itu dari dalam tasku.""Sejak kapan ATM bapakmu ada di dalam tasmu? Kenapa kau tidak bilang kalau kau mempunyai kartu ATM ini? Jangan bilang kau mencuri uangku untuk keluargamu?"Plak ....Aku menampar pipi mas Bayu. Untuk pertama kali dan mungkin terakhir kalinya aku lakuakan, karena dia sudah sangat keterlaluan. Aku mengambil Kartu milik bapak dari tangan mas Bayu. kemudian mengambil kartu miliknya lalu melempar kehadapaannya."Ambil kartu milikmu, tanpa sepengetahuanku kau ingin mengambil gajimu, Mas. Tidak usah mencu
Baca selengkapnya
Menyingkir.
"Risma jangan banyak bicara, dalam keluarga kami kau hanya menantu. Istri adikku Bayu, jangan melampaui batasan mu itu kalau tidak kau akan menyesal."Aku tersenyum, wanita ini bicara seolah lupa diri. Baiklah jika itu yang mereka mau akan aku turuti. Bukankah semua sudah lebih dari cukup, aku juga berhak bahagia meski tanpa keluarga mereka."Baiklah, Mbak. Aku pastikan mulai sekarang tidak akan mencampuri urusan keluarga mas Bayu lagi. Sepertinya kalian sudah bisa mengatasi sendiri."Kali ini Mbak Ana menatapku seolah tidak percaya, dengan apa yang aku katakan. Dia berdiri menuju kedapur, melihat isi kulkas lalu dia berkata dengan nada sinis."Pantas kulkasmu masih seperti baru. Isinya cuma beginian, dasar miskin kemaruk."Aku hampir tertawa, kalau tidak berusaha menahannya. Tentu saja bagus, karena memang isinya hanya air putih dingin dan sayur kangkung."Mbak tenang saja, sebentar lagi saat kulkasku bisa terisi penuh, aku undang mbak datang ke rumahku."Wanita itu tidak menjawab, t
Baca selengkapnya
Ketahuan Juga
"Risma apa ini? Jadi benar kalau selama ini kau makan enak? Sedang Bayu kau biarkan makan di rumah ibu."Aku terkejut saat pagi-pagi mbak Ana sudah datang mengorek sampah, mengambil bungkusan makanan yang aku pesan semalam."Mbak tidak usah kaget begitu, malu dilihat orang seperti tidak pernah makan sampai harus mengorek sampah."Mbak Ana tampak murka, dia melempar bungkusan itu dan tangannya langsung menuding wajahku."Seharusnya kau sadar diri. Disini kau hanya beban adikku Bayu, dia sampai harus mengikat perut demi memberimu makan tapi ini balasanmu. Makan enak tidak menunggu suami pulang."Mbak Ana bersuara cukup keras. Membuat mas Bayu yang masih mandi langsung keluar menemui kami berdua, yang berdebat karena sampah makanan."Ada apa ini masih pagi tapi kalian sudah saling berteriak. Ada apa lagi kali ini?"Aku tak berniat menjawab memberi peluang mbak Ana, untuk bicara menjelekkan aku dihadapan adiknya yang tak lain adalah suamiku."Benar yang dikatakan mbak Ana, Dek. Kalau tida
Baca selengkapnya
Tenda Yang Besar
"Beruntungnya Bu Gendis, lihat Tendanya saja sebesar itu. Pasti kali ini dia punya menantu kaya dan tidak pelit, beda sama istrinya Bayu."Aku tak membalas gunjingan orang kepadaku. Biar mereka puas dulu, baru nanti pada menjilati ludah masing-masing."Risma kamu nyumbang berapa? Atau jangan-jangan tidak menyumbang ya? Kami tau kau pelit dan serakah mana mungkin mau menyumbang kan."Aku tak menjawab hanya tersenyum saja, toh mereka hanya berniat mengejek, bukan benar-benar ingin tau aku menyumbang berapa ke mertuaku itu."Kalau sudah tau tidak usah banyak tanya Mbak, bersiap saja uang dua puluh ribu lalu bawa keluarga besarmu makan enak. Jarang-jarang kan makan daging, kebanyakan bayar koperasi keliling begitu ada pesta kemaruk."Aku tersenyum sinis hampir semua orang disini tau siapa wanita ini. Hampir setiap hari dikejar kreditan, kalau ada pesta semua keluarganya dibawa, nyumbang paling banyak duapuluh ribu."Itu bukan urusanmu yang penting kami menyumbang tidak sepertimu rakus har
Baca selengkapnya
Mewah Sekali.
"Darimana kau jam segini baru pulang,? Apa temanmu itu mengajari jadi istri kurang ajar kepada keluarga suamimu?"Aku dan Dania terkejut melihat mas Bayu berkacak pinggang di depan pintu. Tanpa rasa hormat dia bahkan menghina Dania."Pulanglah nanti aku hubungi, sepertinya kondisinya tidak lagi kondusif. Jangan kau masukkan kedalam hati, perkataan orang yang tengah tidak sadarkan diri."Dania segera pergi menaiki mobilnya, meninggalkanku dan mas Bayu yang tampak sangat marah. Sekaligus geram karena tidak di perdulikan."Aku tanya kau darimana? Kenapa baru pulang jam segini? Tadi ibu bilang mau pinjam kuali. Kenapa tidak kau beri, untung aku pulang awal jadi sekarang bisa mengantarkannya kerumah ibu."Aku terkejut mendengar apa yang diucapkan mas Bayu. Terlihat kuali besar itu sudah berada di lantai siap untuk dibawa."Baiklah karena kau bertindak tanpa bertanya. Maka aku juga bisa bertindak sendiri, selangkah saja benda itu keluar dari rumah ini. Maka aku akan menyerahkan tangung jawa
Baca selengkapnya
Rayuan Bayu.
"Risma mau sampai kapan kau seperti ini? Bukankah dulu kau yang bilang ibuku adalah ibumu. Tapi kenapa sekarang jadi perhitungan dengan ibuku, dia hanya pinjam kuali, jangan bertingkah seolah dia pinjam emas batangan."Aku menatap mas Bayu yang berdiri di depan pintu. Berusaha membujuk agar aku tetap akur dengan ibunya, tanpa dia memikirkan bukan hanya satu pihak yang seharusnya diminta tapi ibunya juga."Iya mas, hanya kuali, tapi apa kau lupa hampir semua kuali kita. Tepatnya kualiku berpindah ke rumah orang tuamu? Dulu niatku beli barang-barang itu untuk aku sewakan, kalau ada acara besar di kampung ini. Tapi apa? semua dipinjam yang akhirnya tidak pernah kembali sampai sekarang."Mas Bayu terdiam, mungkin dia kira aku diam karena melupakan apa yang diambil ibunya dariku."Sudahlah, semua sudah terjadi tapi aku pastikan ini terakhir kalinya ibumu mengambil barang dari rumah ini. Dan kau sudah kehabisan waktu yang aku berikan agar kau berubah."Aku mengambil bantal dan selimut, ka
Baca selengkapnya
habis kesabaran.
"Ibu bisa masuk kalau berniat baik, tidak perlu teriak-teriak. Seharusnya pulangkan kuali yang baru bukan yang lama, kecuali kuali lama tidak lagi bisa digunakan."Aku menatap tajam ibu mertuaku terlihat dia gugup, sedang mas Bayu tampak marah karena aku mulai kurang ajar."Risma jangan keterlaluan, bagaimanapun dia ibuku. Kau tidak bisa melarang karena apa yang kau punya itu juga punyaku."Akhirnya mas Bayu bisa bicara juga setelah sekian lama. Sayang di waktu dan tempat yang tidak tepat."Sudahlah Bayu percuma bicara dengan istrimu. Akhirnya aku tau sifat aslinya, menyesal aku mengijinkan kau menikah dengannya."Bagai disambar petir aku mendengar ucapan ibu mas Bayu. Untuk pertama kali melihat wanita itu dengan sosok aslinya, ternyata tidak perlu lagi rencana A tapi langsung ke rencana B. Bapak dan ibu memang harus datang karena harus melihat sendiri keluarga besannya."Ibu benar-benar menyesal punya menantu aku? Baiklah katakan sekali lagi, maka ibu akan melihat apa yang akan terja
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status