Di sepanjang perjalanan, Putri Edis, wanita yang saat ini sedang bersama Martis sebenarnya sempat mendengar beberapa bisikan dari orang-orang di sana. Alhasil, itu membuat wajahnya sempat merona. Namun ia sadar, hal itu tidak terlalu penting. Masih ada hal yang kau lebih penting, yaitu tentang api suci hitam. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya Martis berhenti di pinggir sungai yang ada di luar desa. "Sepertinya di sini sepi. Baiklah, ceritakan padaku tentang api suci hitam. Oh iya, namamu Edis, kan?" Putri Edis terkejut, ternyata Martis tahu namanya. "Em..., iya, namaku adalah Edis, Bos." "Aku tadi mendengar ada beberapa orang di jalan yang menyebutkan namamu." Deg..., deg, deg...! Jantung Putri Edis berdebat hebat. Ia berpikir, 'Apakah Bos sebenarnya dapat mendengar semua ucapan mereka tadi? Tidak, tidak...! Aku...? Aku...?' Raut wajah Putri Edis kembali merona. Dan kali ini ia juga nampak salah tingkah. "Ehem, ehem...!" Martis berdeham, ia mencoba mencairkan suasana.
Terakhir Diperbarui : 2025-06-28 Baca selengkapnya