All Chapters of Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin: Chapter 11 - Chapter 20

147 Chapters

Bab 11.

"Nav, pengawalku menemukan Mobil Edgar tak jauh dari wilayah kita." Pergerakan Navier yang sedang makan, terhenti. Jantungnya mulai berdebar dengan kencang. Dia takut jika .... "Anak buahku menemukan jika Edgar tidak ada di sana. penuh dengan bercak darah. Dari pMobilnyaenyelidikan mereka, darah itu bukan hanya milik Edgar, tapi banyak orang." Navier masih terdiam, mencoba menebak apa yang selanjutnya dikatakan oleh sang kakek. Akan tetapi, dia tidak memungkiri jika hatinya berkata lain. "Dan sayangnya, Keluarga Edgar juga menghubungiku, mengatakan kalau Edgar tidak ada. Kupikir Edgar sudah dibawa keluarganya, tetapi justru mereka pun terlambat. Pagi tadi, lokasi kejadian sudah bersih. Entah siapa yang membersihkannya, aku tak tahu." Trang!!! Sendok dan garpu yang dipakai Navier, terjatuh. Tangannya bergetar dan tiba-tiba air matanya keluar. "Kalau dia tidak ada di sana,, lalu di mana?" tanya Navier. Jam
Read more

Bab 12.

Keadaan Navier kembali memburuk. Sudah semingu Edgar menghilang tanpa kabar. Apalagi keluarga Edgar seolah menyalahkan Navier atas kejadian yang menimpa Edgar. Setahu mereka, Edgar menghillang setelah mengunjungi Navier. Mereka menduga jika ada konspirasi di atasnya. "Sudah kubilang cucuku sama sekali tidak tahu apa pun! Kau tidak tahu dia bahkan sampai frustrasi dan kesehatannya kembali terganggu!? Kalau kau kembali datang untuk menyalahkan Navier kembali, maka pergilah! Aku akan mengunjungi Jonathan untuk membatalkan pertunangan mereka!" "Anda tahu bagaimana rasanya kehilangan anak dan penerus satu-satnya, bukan? itulah yang kurasakan. Apalagi Edgar menghilang setelah dari cucu Anda! Akan masuk akal jika dia di balik konsprasi semua ini!" Navier ingin sekali menutup telinga rapat-rapat, saat mendengar perdebatan di luar. Selama ini, Navier masih belum pernah bertemu dengan orang tua Edgar. Namun, mereka sendiri yang menemui Navier ketika Edgar tidak ditemukan. Mereka menuduh Na
Read more

Bab 13.

"Aku bisa mengantarkanmu dengan pesawat pribadiku. Atau kalau kau mau, aku akan menemanimu di sana," tawar Edgar.Dia kini di bandara, mengantarkan sang kekasih ke tempat kelahirannya.Navier yang meminta untuk menyelesaikan masalahnya ternyata bukan isapan jempol belaka. Wanita itu benar-benar pergi.Ditemani salah satu bawahan sang kakek, Navier pergi. Dan hal itu membuat Edgar geram.Edgar ingin ikut, sayangnya dia tidak bisa."Aku mendapat laporan dari bawahanmu kalau pekerjaanmu masih banyak. Jadi, selesaikan dulu semuanya. Baru kau bisa mengantarku," ucap Navier.Edgar menatap Navier dengan sendu. "Aku cemburu, jadi jangan dekat-dekat dengannya," ucapnya kemudian.'Ya Tuhan ...,' batin Navier. "Dia hanya pengawal yang ditugaskan kakek untuk menjagaku," ucap Navier.Dengan berat hati, Edgar melepaskan Navier.Mau tak mau dia harus membiarkan Navier pergi hanya dengan pengawal yang James tunjuk.Edgar tahu jika Navie
Read more

Bab 14.

"Nona, perlukah aku juga membawa bos mereka ke sini?" tanya Martin.Setelah menerima perintah dari Navier, Martin langsung mencari banyak hal tentang transaksi yang dilakukan oleh Yuni.Sejujurnya, Navier penasaran dengan apa yang menimpanya."Tak perlu sampai bos mereka. Aku hanya ingin tahu kebenaran dari mereka sendiri."Navier mengembus napas kasar. Kini dia sedang berada di balkon hotel mewah yang tempati.Setelah bertemu Yuni dan mengetahui keadaan keluarganya,Navier belum memutuskan untuk kembali."Sayangnya, Nona, tunangan Anda itu sudah menghabiskan mereka yang terlibat pada malam itu. Tentu dengan meninggalkan petinggi mereka saja. Saya tidak tahu jelasnya, yang pasti Tuan Edgar sudah turun tangan masalah ini," tutur Edgar.Navier terdiam sejenak. Dia tahu jika malam itu Edgar yang menolongnya. Namun, dia tidak tahu apa saja yang dilakukan oleh pria itu setelahnya."Lalu, apa yang telah kau dapatkan? Tak mungkin ibu tiriku langsung bertemu begitu saja dengan bos besar yang
Read more

Bab 15.

Di pesta pertunangan mereka, sepertina hanya Edgar saja yang berbahagia. Sedangkan Navier dan Cassandra tidak.Navier bisa melihat bagaimana tatapan tak suka itu ditujukan padanya.'Setelah ini, apa aku bisa memanggilnya ibu?' batin Navier.Navier tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolak apa yang Edgar siapkan. Sang kakek telah menyetujuinya, dan Navier sudah menolak secara baik-baik, tetapi hanya dianggap angin lalu oleh Edgar."Kau bersiaplah, Sayang. Besok kita sudah melakukan pesta pernikahan," bisik Edgar.Wajah Navier memanas, membayangkan jika setelah hari esok, mereka telah terikat pernikahan.Padahal, Edgar masih belum sembuh secara sempurna.Acara mereka berjalan meriah dengan banyak tamu undangan yang datang. Namun, Tidak satu pun dari mereka yang mengenal dan menyapa Navier. Tidak pula dengan kolega James.Ditambah dengan Cassandra yang sama sekali tidak menyapa, Navier merasa kecil."Setelah ini, aku akan pulang ke kediaman kakek, ya," pinta Navier. Merasakan tatapan taja
Read more

Bab 16.

"Jangan khawatir, Edgar akan selalu melindungimu," ucap James. Dia menggenggam tangan Navier yang belum memakai sarung tangan, dan bergetar. Navier gugup, itu yang terlihat oleh James. "Aku takut," bisik Navier. Dia telah selesai dirias dan tengah menunggu dipanggil. Hanya tinggal memakai sarung tangan, maka semua selesai dengan sempurna. "Kakek ada bersamamu, Cucuku. Jangan nah mengkhawatirkan apa pun." Navier mengangguk. Dia tahu ucapan sang kakek memang benar adanya. Namun, dia tidak bisa tidak memikirkan hal yang menghantuinya sejak semalam. Penolakan dari Cassandra yang begitu terlihat, dan tak sanggup dia ungkapkan kepada sang kakek. "Kalau begitu, kau harus tenang dan aku akan mengantarkanmu." Dengan telaten, James membantu Navier memakai sarung tangannya. Setelah itu, James mendorong kursi roda Navier ke altar yang tersedia. Di dalam acara pemberkatan, Edgar terlihat begitu sempurna di mata Navier. Membua Navier semakin merasa rendah diri dengan keadaanya. Padahal sel
Read more

Part 17.

"Ke mana Edgar?" tanya James. Hatinya tak tenang saat melihat James membawa Navier pergi setelah pesta.James merasa kalut. Akhir-akhir ini hidupnya seperti akan mengalami sesuatu yang besar."Dia sudah pergi tadi pagi, Kek," jawab Navier. Sang kakek yang datang tiba-tiba membuatnya kikuk.Navier, sama sekali tak mempersiapkan apa pun untuk menyambutnya."Dia meminta izin untuk membawamu ke sini, dan sekarang dia malah meninggalkanmu!?"James duduk dengn angkuh, berdecih setelah memindai kediaman baru sang cucu."Kakek tak memberitahu kami. Jadi, dia ....""Oh, jadi dia akan ada di rumah kalau aku memberitahu sebelumnya, dan pergi ketika tahu tidak ada yang akan mengunjunginya? Arogan sekali! Kalian masih pengantin baru dan dia sudah meninggalkanmu di hari pertama kalian setelah menikah!"Navier tak bisa berkata-kata lagi. Dia memang tak bisa mencegah kepergian Edgar tadi pagi, tetapi juga tidak bisa menyanggah ucapan kakeknya.
Read more

Bab 18.

"Aku tidak tahu apa yang sedang kau pikikan, Pak Tua! Kau tega menyakiti cucumu sendiri!" bentak Edgar.Dia merasa dikhianati olh sosokk yang pernah dihormatinya.Bagaimanapun juga, James adalah sahabat kakeknya. Dan dia juga pernah mendapatkan banyak pelajaran berharga dari James.Akan tetapi, untuk perbuatannya pada Navier, dia tidak bisa mentolerin."Aku tidak pernah berniat menyakitinya sama sekali, Ed! Dia cucuku dan aku tidak sekejam itu!" elak James.Dia memanng terkenal kejam, dan kedatangannya kemrin, sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Navier."Tapi gara-gara kau, dia kembali frustasi! Aku bahkan harus membawanya ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif!"Kedua pria berbeda generasi itu masih saling memaki, dan saling menyalahkan. Edgar bahkan kehilangan sopan santunya.Dia teramat marah begitu mendapatkan fakta jika yang mengunjungi istrinya, adalah sang kakek sendiri.Apalagi Navier benar-ben
Read more

Bab 19.

"TIDAK!!!! KUMOHON JANGAN SAKITI KAKEKKU!!!"Navier terus meracau dan berteriak. Di rumah sakit, dia terus menangis dan tenang ketika dokter menyuntiknya dengan obat penenang.Usai kediaman mereka diserang, Navier kembali mengalami trauma.Kurangnya persiapan pengawalan membuat mereka terlambat mengghadang, dan berakhir dengan kekalahan."Kau ini sudah lumpuh, menyusahkan pula!" ucap Cassandra dengan ketus.Wanita itu berniat mengunjungi Navier di ruang rawatnya. Dan, hattinya meradang ketika melihat Navier yang histeris."Untung saja putraku sedang ke lluar negeri!" sambungnya. Dia menghampiri Navier yang masih menangis dan sesekali berteriak."Kau iini selalu menyusahkan!"Navier bukannya tak paham dengan apa yang dikatakan ibu mertuanya. Namun, bayang-bayang malam kelam itu selalu menghantuinya, mengakibatkan dia selalu histeris."Menantu kita sedang membutkan dukungan, bukan makian seperti itu, cassy," tegur Louis.
Read more

Bab 20.

Jadi, apa yang kau dapatkan?" Edgar menyilangkan kakinya, menatap angkuh pada orang yang datang dengan menundukkan kepala. Sudah beberapa waktu mood-nya memburuk. Dan itu, akibat dari keadaan Navier yang belum juga membaik. Fisiknya mungkin baik-baik saja, tetapi tidak dengan mental. Navier seperti orang gila, itu yang dikatakan ibunya. Ditambang keadaan yang enggan menerima makanan, membuat kondisinya memburuk. "Saya kesulitan melacak siapa otak dari penyerangan malam itu, Tua. Tapi yang pasti, salah satu musuh Tuan James-lah akar masalahnya." "Tidak ada yang lain?" "Tidak ada pergerakan yang mencurigakan." "Aneh." Edgar kemudian menopang dagu dengan tangannya. Berpikir, kalau ada lagi hal ganjil. Mempunyai musuh itu adalah hal wajar untuk seorang seperti James. Namun, siapa dia, itu yang menjadi masalah. Kebanyakan musuh akan menunjukkan diri secara terang-terangan. Berbeda dengan hal ini. "Selain musu
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status