All Chapters of TERNYATA JODOH: Chapter 11 - Chapter 20
74 Chapters
Bab 11: Lalu, apa?
Tila baru saja keluar dari ruangannya ketika Randy menghadang jalannya. Tila mengerut kening melihat pria playboy satu ini berdiri di depannya."Mau apa?" Tila bertanya to the point. Tila bukanlah wanita yang suka basa-basi. Randy tersenyum lebar. Pria itu kemudian berkata, "aku mau ajak kamu makan siang bareng. Mau?""Traktir?" Tila menatap Randy dengan sebelah alis terangkat. Tila menduga jika playboy satu ini mengajaknya makan siang bersama bukan hanya untuk makan siang. Pasti ada tujuan lain."Oke." Randy mengembangkan senyumnya. "Kita ke restoran yang dekat dengan gedung Fezah aja," putus Randy. Tila tentu saja mengangguk setuju. Mau makan di mana pun, Tila tidak masalah yang terpenting adalah Randy mau mentraktirnya.Keduanya berjalan menyusuri lobby kantor hingga tiba di parkiran mobil. Mobil hitam milik Randy adalah tumpangan yang akan mereka gunakan menuju restoran yang dimaksud.Hanya membutuhkan waktu 25 menit hingga mereka tiba di restoran. Tila dan Randy duduk disebuah
Read more
Bab 12: Dua wanita iblis
Siang ini kita makan di restoran FM. Sepupuku ingin bertemu kamu._Adam_Tillia Januari mengerut kening ketika mendapat pesan dari nomor baru yang ternyata dari Adam, pria yang berstatus sebagai suaminya. Tila menghela napas dan meletakkan kembali ponselnya tanpa membalas pesan dari Adam.Tila memfokuskan perhatiannya pada layar laptop yang tengah menampilkan pekerjaannya. Urusan Adam? Tila akan mencoba untuk tidak peduli."Selamat siang, Bu."Tila beralih menatap ke arah pintu di mana sosok Lula berdiri dengan perut buncitnya. Berapa usia kehamilan Lula? Tila tidak ingat. Namun, perutnya yang sudah semakin membesar, Tila yakin usianya sudah memasuki 8 atau 9 bulan. Anehnya, wanita itu masih bisa bergerak lincah dan berkeliaran tanpa memikirkan beban yang dia bawa."Lula, kenapa? Sam bukan berada di lantai ini. Dia di lantai lain."Lula tersenyum kemudian menghampiri meja kerja Tila. Wanita itu duduk tepat di depan Tila dengan kedua tangan bertumpu di atas meja."Nanti malam mau ada
Read more
Bab 13: Reuni
Tila dilarikan ke rumah sakit oleh Adam. Wanita itu sedang diperiksa oleh dokter sementara Adam sendiri menunggu di luar. Tidak peduli dengan pakaiannya yang basah kuyup, Adam tetap berdiri teguh di depan ruangan di mana Tila dirawat.Tidak berselang lama, dokter melangkah keluar dari pintu rawat Tila dan menjelaskan jika kondisi Tila sudah mulai membaik. Hal tersebut membuat Adam diam-diam menghela napas lega mendengarnya."Baiklah kalau begitu, terima kasih." Adam kemudian melangkah masuk untuk melihat kondisi Tila yang masih tak sadarkan diri. Adam menatap sekujur tubuh Tila dan men-scanning untuk melihat apakah ada luka atau tidak. Adam tertegun ketika melihat cakaran di kulit lengan Tila yang Adam duga jika itu adalah bekas cakaran Eddel.Sambil menghela napas, Adam mendudukkan dirinya di kursi yang terletak di samping tempat tidur.Tak berselang lama pintu ruang rawat Tila diketuk dan muncul sosok Sopian yang membawa tas berisi pakaian Adam."Pak, ini pakaian bapak yang terting
Read more
Bab 14: Bertengkar
Acara reuni berjalan dengan sangat lancar. Ada banyak teman Tila dan Adam yang bergabung dan berbincang dengan mereka. Anehnya tidak tak ada yang tahu jika Adam dan Tila sudah menikah. Mereka menduga putusnya hubungan kedua pasangan tersebut karena masing-masing sudah memiliki pasangan."Kamu mau aku antar pulang nggak?" Randy menatap lekat manik mata Tila. Saat ini mereka sedang berada di parkiran mobil. Ini saatnya mereka pulang karena acara sudah hampir selesai. Tila menatap Randy kemudian menggeleng kepalanya pelan."Nggak usah deh makasih. Aku mau langsung pulang aja." Tila menolak karena memang tidak ingin merepotkan Randy. "Yakin? Tapi ini sudah malam. Takut terjadi apa-apa sama kamu."Tila terkekeh sebagai respons. "Aku nggak akan kenapa-kenapa. Lagi pula aku bawa mobil. Kalau ada begal, tinggal aku tabrak.""Sadis sekali kamu." Randy terkekeh sebagai respon. Tidak percaya jika Tila berani melakukan hal seperti itu."Baiklah kalau begitu aku pulang." Tila tersenyum kemudia
Read more
Bab 15: Teror
Tila baru saja mendapat telepon dari Adam jika papa mertuanya--Aris-- dilarikan ke rumah sakit. Penyebabnya adalah, Aris yang tak sengaja terpeleset di kamar mandi kantornya. Ingin rasanya Tila mengabaikan ajakan Adam untuk berangkat bersama ke rumah sakit. Namun, hal tersebut tidak bisa ia lakukan karena ini adalah permintaan Aris sendiri.Tila menghela napas berat, kemudian melangkah keluar dengan tas di genggamannya.Tila tidak takut meski hanya dirinya sendiri yang masih bertahan di kantor ini. Pasalnya, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Tila melangkah menuju parkiran dimana mobil Adam sudah menunggunya. Tila masuk ke dalam mobil tanpa menoleh sedikitpun ke arah pria yang berstatus sebagai suaminya. "Apa sudah berpesan untuk membawamu ke rumah sakit." Kalimat pertama yang diucapkan Adam saat Tila baru saja mendudukkan bokongnya di kursi mobil. "Hm." Deheman singkat adalah jawaban Tila. Tidak ada pembicaraan lagi di antara kedua
Read more
16. Cemburu
Tila turun dari mobil bersama dengan Randy yang mengantarnya pulang. Tila berdiri dihadapan Randy yang tengah bersandar pada kap mobil."Terima kasih sudah mengantarkan aku pulang." Tila menatap Randy. Saat akan pulang tadi, Tila memang sedang menunggu taksi yang lewat. Namun, tawaran Randy yang ingin mengantarkannya pulang membuatnya mengurungkan niat untuk menunggu taksi."Sama-sama." Randy tersenyum miring. Matanya diam-diam melirik ke arah jendela kaca yang mengarah ke arah luar tempat mereka saat ini berada. Randy menunduk sedikit menatap manik mata Tila dengan tatapan tak terbaca."Bagaimana dengan nomor ponsel Ralin?" Randy tersenyum miring melihat tanggapan Tila yang hanya memutar bola matanya malas."Sudah kubilang, jangan dekati Raline. Playboy sepertimu, hanya akan menyakitinya.""Oh, ayo lah Tila. Aku sungguh serius ingin mendekati Raline." Randy menatap melas pada sosok wanita yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya sendiri sejak beberapa minggu yang lalu setelah Tila
Read more
17. Mimpi itu
"Sudah pernah aku katakan, jangan pernah membawa pria lain ke rumah ini." Tila yang baru saja merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sontak menoleh ke sumber suara. Senyum wanita itu tersungging miring mendapati Adam yang berdiri tepat di samping tempat tidurnya."Saya mau membawa siapa pun, bukan urusan kamu.""Aku suamimu.""Hanya suami 'kan? Bukan pasangan yang sesungguhnya." Tila membalas tak mau kalah. Wanita itu mulai memejamkan matanya enggan untuk bertatapan lama dengan pria yang menjadi luka masa lalunya.Mata tajam Adam menatap lekat wajah Tila. Ekspresi wajah wanita itu terlihat datar dan tidak takut sama sekali dengan aura yang sudah ia keluarkan. Adam tidak mengerti, kemana gadis penakut yang dulunya lugu? Mengapa sekarang berubah menjadi perempuan dengan lidah yang tajam."Pergilah dan jangan mengganggu saya," usir Tila, tanpa membuka sedikit kelopak matanya."Kamu--""Apa perlu saya keluar dari kamar ini?" ancam Tila mulai jengah.Tila tidak berharap pria seperti A
Read more
18. Belum Puas
Tila menatap pemandangan di depannya dengan tatapan datar. Tidak ia sangka jika ia akan bertemu dengan dua pasangan iblis di restoran tempatnya saat ini berada. Tila mengangkat bahunya acuh. Wanita itu kemudian melangkah menuju meja nomor 11 di mana Sam sudah menunggunya lebih dulu."Sorry, telat. Tadi ada meeting dulu sama klien," katanya meminta maaf."It's oke, Tila." Sam tersenyum. "Kita pesan makan dulu." Keduanya memesan makanan pada pelayan yang langsung datang menghampiri ketika dipanggil. Setelah pelayan mencatat dan pergi, Sam merapatkan tubuhnya pada pinggiran meja seraya mendekatkan wajahnya pada Tila. "Ada suami kamu di sini," kata Sam pada Tila."Biarkan saja. Aku nggak peduli," sahut Tila acuh. "Sepertinya suami kamu sudah melihat kita." Lagi-lagi Sam bicara, namun tak dihiraukan oleh Tila. Menurutnya mau Adam melihat atau tidak bukan urusannya."Bagaimana keadaan Lula?" Tila memilih mengalihkan pembicaraan daripada terus membahas soal Adam yang berada di restoran
Read more
19. Tiga wanita jahat
Kediaman rumah Aris Tirtando terlihat ramai akan datangnya para pelayat. Semua orang berpakaian serba hitam untuk menunjukkan jika saat ini mereka sedang berkabung. Bendera kuning terpasang di depan menandakan jika saat ini sedang ada salah satu anggota keluarga di kediaman tersebut berpulang ke Rahmatullah.Tila sendiri duduk dengan tenang seraya membaca surat Yasin bersama beberapa perempuan lainnya. Wanita cantik itu tidak peduli jika saat ini tatapan tajam dan penuh kebencian dilayangkan Winar padanya.Sementara Adam sendiri sedang sibuk di luar menjamu para tamu yang hadir untuk melayat jenazah Aris.Tak berapa lama kemudian jenazah Aris akhirnya berangkat menuju sebuah tempat pemakaman umum yang jaraknya tidak begitu jauh dari kediaman Aris. Beberapa orang tinggal di kediaman saat yang lain mengantarkan jenazah Aris. Tila dan ibunya contohnya. Kedua wanita itu tetap tinggal di rumah dan tidak ikut untuk mengantarkan jenazah. "Bagaimana suamimu? Dia memperlakukan kamu dengan b
Read more
20. Isi hati Adam
Adam masuk ke kamar membawa baskom kecil berisi air serta kompres. Tidak lupa sebelah tangannya juga membawa kotak P3K yang ia ambil dari lemari sebelum ia memutuskan untuk kembali ke atas. Saat Adam membuka pintu, terlihat Tila yang tengah melepaskan sepatunya. Tanpa kata, Adam duduk disebelah sofa yang diduduki oleh Tila. Pria itu kemudian menarik tubuh Tila untuk berhadapan dengannya. "Kamu mau ngapain?" Tila melebarkan matanya terkejut melihat aksi Adam barusan."Aku mau obatin luka yang disebabkan oleh Mama. Sebagai bentuk permintaan maaf dariku." Adam mulai mengompres sudut bibir Tila yang sedikit berdarah. Wanita itu meringis membuat Adam lebih berhati-hati agar tidak menyakiti Tila."Kamu nggak perlu melakukan ini." Tila berusaha menyingkirkan tangan Adam dari wajahnya."Ini sebagai permintaan maaf karena ulah mama, kamu jadi terluka."Tila menyungging senyum sinis. "Luka fisik ini nggak ada apa-apanya, dibandingkan dengan luka yang ditorehkan mamamu dulu." "Maksud kamu?"
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status