All Chapters of Istri Kedua Tuan Muda Arogan: Chapter 31 - Chapter 40
62 Chapters
BAB 32 : Nenek Sihir Pengganggu
Misi gagal untuk pelarian pertama, tapi Danila tetap berpegang teguh pada tujuan awalnya. Pagi ini, ia kembali menemui Adriana. Mengambil kesempatan sewaktu Hugo pergi ke perusahaan. Hanya ada ia dan wanita itu serta Haga yang berada didalam kediaman utama.Langkah kaki Danila berjalan gontai menuju ke lantai bawah. Ia mencari-cari Adriana, tapi tak kunjung menemukan wanita itu. Sampai akhirnya, Danila dikejutkan oleh suara seseorang dari arah belakangnya."Kau mencariku?" ujar seseorang itu yang ternyata ialah...."Adriana?" gumam Danila dalam hati.Adriana berjalan mendekatinya dengan raut wajah sinisnya seperti biasa. Dalam gejolak hatinya Adriana tertawa renyah sebab Danila benar-benar membutuhkan bantuannya. "Aku menunggumu hampir satu jam lamanya dibawah tangga tadi hanya berdiam diri dan menunggumu sampai jenuh," cetus Adriana berkata dengan nada penekanan."Maaf, aku tidak tahu kalau Tuan Hugo juga ikut terbangun saat aku mencoba pergi keluar kamar," tutur Danila merasa bersal
Read more
BAB 33 : Kemarahan Hugo
Danila pergi meninggalkan kediaman utama tanpa membawa apapun dari sana. Pandangannya menatap keluar jendela helikopter milik Andriana. Gejolak hatinya merasakan kebebasan dalam bernapas. Tak ada rasa tertekan seperti saat berada didalam rumah besar itu. Namun tiba-tiba hatinya terpikirkan pada kehidupan berikutnya."Apa yang akan kulakukan setelah kabur dari pria itu? Aku tidak mungkin kembali ke rumahku. Ayah dan Ibu pasti akan mengembalikanku pada Hugo," gumam Danila dalam hati berkata.Sampai akhirnya pikiran Danila tertuju pada Bagas. Hatinya merasa bersalah karena sudah mematahkan cintanya pada Bagas. Dalam hubungan mereka berdua yang tidak berlanjut sampai pernikahan. "Aku harus bertemu Bagas! Ya, hanya Bagas yang bisa menolongku," batin Danila.Di sisi lain, Hugo mendengar kabar Danila yang pergi menaiki helikopter milik Adriana yang tiba di kediaman rumahnya pagi tadi. Pak Zan yang melaporkan kejadian itu. Beliau tentu saja tak tinggal diam. Karena pak Zan bukan hanya sekedar
Read more
BAB 34 : Penyesalan Danila
“Kumohon, bantulah aku. Aku tidak mau pulang ke rumah,” ucap Danila memohon dalam dekapannya Bagas.“Kita pergi ke rumah Nenekku saja. Beliau tinggal didekat pedesaan. Pria itu tidak mungkin bisa menemukan keberadaanmu di sana,” usul Bagas tiba-tiba. Spontan Danila memagutkan kepalanya pelan.“Kau juga ikut bersamaku, kan?” tanya Danila seraya mendongak dan menatap Bagas. Pemuda itu tampak terdiam sejenak. Kemudian mengerjapkan kedua matanya sambil mengembuskan napasnya panjang.“Tentu saja, aku akan menemanimu ke mana pun kau pergi,” ujar Bagas terdengar sedu.Sepertinya Bagas tengah menutupi sesuatu dari Danila. Entah apa yang dia tutupi. Tapi pasti, waktu akan menjawabnya. Lambat laun, Danila juga mengetahuinya.Keduanya saling bergandengan tangan dan keluar dari dalam telepon umum itu. Bagas mengajaknya pergi ke stasiun terdekat di sana. Danila yang begitu bersemangat sampai akhirnya ia mual dengan tiba-tiba. Ketika mereka teringin menaiki ke dalam busway kota untuk tiba di stasiun
Read more
BAB 35 : Tinggal Berdua
“Bersembunyilah didalam sana! Aku akan mengawasinya dari sini,” titah Bagas pada Danila setelah keduanya memasuki ke dalam sebuah ruko tempat usaha yang berada disekitar stasiun kereta. Sebab tidak mungkin bagj mereka untuk melarikan diri keluar dari area itu. Orang-orangnya Hugo mengawasi tak hanya dari luar saja, tapi juga dari atas helikopter miliknya. Bagas memperhatikan situasi disekitarnya. Terlihat dari sudut pandang matanya, beberapa orang pria memakai baju hitam ala bodyguard tampak berjalan ke arahnya. Mereka semua tampak memegangi sebuah pistol ditangannya. Sontak Bagas langsung merunduk ke bawah sana. “Permisi, apa kau melihat wanita ini?” tanya pria itu yang tidak lain ialah orang-orangnya Hugo. Dia bertanya pada seorang pedagang yang menjadi tempat persembunyian Bagas dan Danila sekarang. “Tidak, Tuan. Saya baru saja membuka kedai ini. Tanyakan saja pada yang lain. Mungkin saja mereka melihatnya.” Untung saja, Bagas sudah meminta tolong pada pedagang itu. Agar beliau
Read more
BAB 36 : Penggerebekan Tiba-tiba
Danila memagut paham seraya tersenyum tipis menatap Bagas. “Terima kasih, ini saja sudah cukup untukku,” kata Danila. “Sama-sama,” balas Bagas sambil menampilkan senyumnya yang terkesan canggung.Tak ada obrolan lagi setelah keduanya melakukan percakapan itu. Danila mulai asyik menikmati makanannya. Dengan lahap ia mengunyah pizza dan susu yang dibuatkan oleh Bagas tadi. “Pelan-pelan, nanti kalau tersedak bagaimana?” Bagas mengingatkan. Namun detik kemudian....SETSentuhan tangan tiba-tiba menyentuh bibir Danila yang berlepotan karena susu putih yang ia minum itu. Sontak Danila membelalakkan kedua matanya seketika. Tapi langsung ia tepis dan menjauh sedikit jaraknya dari posisi Bagas duduk saat ini.“Maaf ... aku refleks hanya mencoba membersihkan sisa-sisa makanan yang kau makan tadi,” tutur Bagas seraya tertunduk canggung. Danila spontan terdiam sejenak.Banyak orang yang tidak sadar apa yang mereka punya sampai ia kehilangan. Namun, itu bukan berarti mereka harus mendapat
Read more
BAB 37 : Ditarik dengan Paksa
“Lepaskan aku!” teriak Danila memberontak terhadap para pengawalnya Hugo. “Nona muda, saya harap Anda tidak melawan. Karena itu akan membuat Tuan muda semakin segan untuk melakukan hal lebih daripada ini untuk Anda,” cetus salah seorang pengawal itu pada Danila. Dalam sekejap mata, Danila lantas terdiam. Matanya berkaca-kaca menatap lurus ke depan. Tubuhnya begitu lemah dan tak bertenaga untuk kembali memberontak seperti tadi. Berbagai rasa penyesalan pada dirinya karena sudah melibatkan Bagas ke dalam permasalahan hidupnya. “Kumohon, lepaskanlah Bagas! Jangan sentuh sedikit pun dia. Atau aku akan bunuh diri di sini!” ancam Danila pada para pengawal itu. Nyalinya sudah menggila sekarang. Ia tidak lagi memikirkan dirinya sendiri. Melainkan mantan kekasihnya Bagas, yang sudah banyak menolongnya kemarin hari. “Jangan memberikan kami perintah yang tidak akan pernah kami lakukan, Nona. Karena kami hanya akan mendengarkan kata-kata dari Tuan muda saja,” tutur salah seorang pengawal Hugo
Read more
BAB 38 : Aku Juga Punya Hati!
"Katakan lagi nama orang itu! Katakan sekali lagi!" gertak Hugo dengan suara lantang membentak Danila seraya menggigit lekukan tubuhnya. "Awh! Hiks ... hiks! S-sakit ... sudah cukup," tutur Danila sedu meringis kesakitan.Hugo tidak menggubris perkataannya. Pria itu semakin brutal menyentuhnya. Hal yang membuat Danila bertambah membencinya. "Bagian termanis dari menjadi pasangan adalah berbagi hidupmu dengan orang lain. Tapi hidupku ternyata, tidak cukup baik untuk dibagikan," gumam Danila dalam hati sedu."Apa kau tahu? Semakin kau membelanya, semakin berkeinginan untuk melenyapkan orang itu dari dunia ini," bisik Hugo tiba-tiba ditelinga Danila.DEG!Kedua bola mata Danila membulat lebar. Degupan jantungnya berdebar kencang tak beraturan. Danila spontan mendongak menatap Hugo dengan tatapan tajam. Tangannya bergetar kuat, detik kemudian....Plak!Sebuah tamparan mendarat pada wajah Hugo. Ya, Danila dengan berani menamparnya tanpa ragu. Entah sudah kemasukan setan apa Danila bisa me
Read more
BAB 39 : Mual-Mual
“Bagas, sadarlah. Dia sudah jadi Istri orang lain. Kenapa kau belum sadar pula? Aku ini tunanganmu! Kita akan menikah beberapa hari lagi. Tapi kamu malah membicarakan ini padaku?” Kania tiba-tiba mengumpatnya dengan raut wajah kesalnya. Seraya beranjak bangun dari sana dan bersiap untuk pergi keluar dari rumah itu. “Aku sebaiknya kembali saja. Kau ... istirahatlah sampai lukamu sembuh,” lanjutnya berkata. Tidak ada penahanan dari Bagas terhadap Kania. Lelaki itu hanya terdiam mematung sambil mencerna ucapan Kania barusan. Bahkan sampai Kania menghilang dari balik pintu itu, Bagas tak kunjung mengejarnya. “Kau benar, aku harusnya sadar. Tapi sayangnya, rasa cintaku untuk Danila tetap tidak berubah, Kania.” Bagas bergumam seraya tertunduk sedu. "Dia mengajariku cara mencintai, tapi bukan cara untuk berhenti," lanjutnya lagi berkata sambil menekan keningnya.Hal yang dilakukan Bagas, begitu nekat untuk merebut kembali seseorang yang dia cintai. Tanpa sadar, kapasitas dirinya tidak bisa
Read more
BAB 40 : Gugurkan Dia!
“Tapi aku tidak menganggapmu temanku,” cerca Hugo dengan raut datarnya. Dokter Alex sontak menyipitkan kedua matanya, dengan lubang hidungnya yang tampak kembang kempis sekarang.“Baiklah, baiklah. Walaupun kau tidak menganggapku, tapi aku akan mencoba berbaur dan akrab dengan Kakak ipar ini. Siapa namamu, Nona cantik? Hei, dia masih kecil sekali, Hugo. Apa kau menikahi seorang gadis SMA?” celoteh dokter Alex kini beralih pada Danila. Kedua matanya berbinar menatapnya. Namun....“Berhenti berceloteh tidak penting atau kau akan kukirimkan ke bagian Kutub Utara?!” gertak Hugo tidak suka. “Kau pun juga tidak boleh asal memanggil Danila. Ingatlah dengan batasan-batasanmu,” lanjutnya lagi berkata.Glek!Dokter Alex seketika meneguk salivanya ketika mendengar kata-kata tajamnya Hugo. Pria dewasa itu memagutkan kepalanya dengan ekspresi wajah piasnya. Tapi Danila, sedari tadi hanya diam dan memperhatikan orang-orang didepannya ini. Memandang aneh pada hubungan Hugo dan dokter Alex.Pria
Read more
BAB 41 : Obat Aborsi
“B-bagaimana mungkin kau menyuruhku untuk membunuh bayi yang darah dagingmu sendiri?! Kau keterlaluan!” sungut Danila sedikit emosional. Hugo tampak menyeringai tipis menatapnya, seraya berjalan mendekat pada Danila. SET Hugo menyentuh dagu Danila, mencengkeramnya dengan kuat. “Kau berpikir aku akan mengakui bayi itu? Ck! Kau tidak lain dari wanita murahan, Danila. Mana mungkin aku mengakui anak haram dari hubungan gelapmu dengan orang itu?! Benar-benar hebat, akting yang hebat!” cerca Hugo sambil menghempaskan wajah Danila. Lalu bertepuk tangan didepan wajah Danila yang sudah berkaca-kaca karena mendengar perkataannya yang menyakitkan. Seorang anak yang tidak diakui oleh ayahnya sendiri, lalu menuduh pria lain yang telah menghamili istrinya. Danila tak menyangka, Hugo akan sejahat itu. Bahkan dia lebih kejam daripada iblis. Plak! Dengan berani, Danila menampar wajah pria itu. Ini adalah yang kedua, Danila melakukan hal yang dibenci oleh Hugo. Hatinya bergetar dan bergemuruh heba
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status