All Chapters of Amplop Isi Lima Ribu: Chapter 21 - Chapter 30
42 Chapters
Fitnah Dunia
"Ih, aku kok, gemetar begini? Tidak, tidak mungkin aku menjatuhkan harga diri di hadapan Zidan. Kalau dia ternyata gak suka padaku, mau ditaroh dimana muka ini? Ya Tuhan, ini memalukan," rutuk Najwa, menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Menghembuskan napas dengan kasar, lalu berjalan mondar-mandir. "Lebih baik kutunggu saja sampai dia mengungkapkan perasaannya. Tapi kalau keduluan sama Sheila, bagaimana? Argh!"Najwa membentangkan tangan, mendongakkan kepala menatap langit nan indah. Ribuan bintang nun jauh di sana bagaikan sedang menertawakan sikap konyolnya. "Ada apa, Non? Kata Bi Ina saya dipanggil Non Najwa, ya?" tanya Zidan, tergopoh menghampiri. "Non nan non. Jangan panggil aku 'non' lagi kalau sedang di luar kerjaan! Panggil saja Najwa. Kamu juga jangan memakai kata saya kalau bicara denganku. Aku ini masih muda, nanti dikira orang pula kalau kamu sedang jalan sama tantemu," cetus gadis yang mengenakan blazer warna coklat yang dipadukan dengan rok plisket warna senada.
Read more
Berjumpa Lagi
"Astaghfirullah, Zidan. Aku kecewa sama kamu. Kukira kamu lelaki yang berbeda, tidak diperbudak hawa nafsu seperti pemuda kebanyakan yang hobi pacaran. Di depan banyak orang kamu terlihat seperti lelaki tanpa cela, tapi di belakang tak lebih dari buaya. Bisa-bisanya kamu mau melecehkan seorang gadis di rumah ini," ujar Najwa emosi. Semua penghuni rumah masih sibuk menenangkan Sheila yang sedang meraung-raung. Kondisi Sheila benar-benar meyakinkan sebagai korban. Rambut dan pakaiannya acak-acakan. Rencana yang sudah disusun matang layaknya sebuah serangan tindakan asusila.Bu Tejo yang sudah mulai pulih dan mengerti keadaan begitu marah. Ia memukuli Zidan dengan sekuat tenaga. Sumpah serapah pun bertebaran dari mulutnya. "Saya membawamu dari kampung agar kamu dan keluargamu tidak dihina orang lain, Zid. Namun, saya telah salah duga. Kamulah yang telah menghinakan dirimu sendiri. Saya tak menyangka kalau anak dengan tampang sepolos kamu bisa melakukan hal serendah ini pada putri sah
Read more
Bakal Nyonya Zidan
Sejenak waktu seperti berhenti. Kedua insan yang saling merindukan dalam diam dan juga doa masih bungkam. Tak ada yang memulai pembicaraan. Sang satpam menatap kedua insan itu secara bergantian. Segera menghampiri putri bungsu bosnya. "Neng, kenapa bengong? Apa dia penjahat atau pencuri? Biar saya amankan." Satpam menyodorkan botol susu. "Ya, dia pencuri. Tangkap dia, Pak!" titah perempuan yang semakin cantik itu. Tangannya mengusap-usap punggung sang bayi yang mulai menggeliat tak nyaman. Segera satpam berkumis tipis itu menangkap kedua tangan Zidan yang sedang panik. Tak menyangka kalau disebut pencuri. Dia meninggalkan rumah ini karena sebuah kasus yang tidak dilakukannya, tapi bukan karena pencurian. Lalu kenapa gadis yang pernah mengaku menyebut namanya dalam doa mengucapkan fitnah baru? "Saya bawa ke kantor polisi sekarang, Neng?" "Bawa saja masuk, Pak. Dia tidak akan mempan sama polisi," balas Najwa, menoleh sekilas, lalu melebarkan langkah menuju rumah bak istana itu.
Read more
Rumah dengan Seribu Pohon
"Ih, Mama, Bibi sama Abang nguping?" Najwa mengerucutkan bibir, lalu tersenyum malu. Semuanya senyam-senyum dan mendekati sejoli itu. "Masya Allah, pantas saja adik Abang satu-satunya ini kelihatan lebih cantik dari biasanya. Auranya bersinar, rupanya mau dilamar pria idamannya," goda Dani, menjawil dagu adiknya. Jika dulu mereka tak akrab, tapi belakangan ini sering komunikasi. Najwa mulai membenahi hubungan dengan saudara satu-satunya. "Ayo kita masuk kalau begitu, biar semuanya kita bicarakan dengan serius," ajaknya pada Zidan yang salah tingkah. Bi Ina kelihatan paling gembira di antara yang lainnya. Memeluk calon pasangan itu bergantian. Suasana pun berubah jadi riuh. Semua anggota keluarga merasa lega karena akhirnya Najwa mau menikah. Sempat takut kalau anak perempuan Bu Isma itu sudah menutup diri dari semua lelaki. Beberapa anak teman arisan datang untuk melamar gadis itu, tetapi Najwa selalu beralasan sedang sibuk meniti karir. "Walaupun saya belum pernah bertemu Dek Zi
Read more
Grogi
Jika memang harta atau kepopuleran bisa jadi jaminan rumah tangga bahagia, mungkin tidak akan pernah ada kasus artis bercerai. Jika memang kemiskinan membuat keluarga bagai neraka, mungkin tidak akan pernah ada pasangan dengan ekonomi pas-pasan yang bertahan sampai gigi ompong semua dan rambut memutih. Tidak ada jaminan, karena semuanya terletak pada kesiapan hati kedua belah pihak melakukan hak dan kewajiban. Najwa memang bergelimang harta. Naik mobil sudah hal yang biasa, meskipun sebenarnya pakai motor tetap jadi favorit. Selain bisa menghindari jalanan yang macet, dia juga dengan mudah berbaur dengan siapa saja. Tak ada yang minder bicara dengannya atau pun memperlakukan istimewa karena keluar dari kenderaan roda empat. Cinta kepada pemuda miskin pencuri hati memang masih bertahta dalam sanubari gadis kota yang angkuh. Rasa kagum dan juga merasa bersalah silih berganti memenuhi rongga dada. Terkadang menangis tanpa disadari karena telah menzalimi orang terkasih. Sejatinya, dia p
Read more
Masih Julid
"Saya terima nikah dan kawinnya Najwa Adzkiyah Maulida binti Samsul Arifin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai." Lantang dan tegas suara Zidan di tengah keheningan. Berbagai trik yang sudah diajarkan Dani untuk mengusir rasa grogi cukup berhasil. Tidak ada pengulangan sama sekali. Para saksi pun mengatakan, "sah.""Barakallahu laka wa baraka alaika wa jama'a bainakuma fii khoir. Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu serta kebaikan atasmu dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan. …."Lantunan doa-doa yang diucapkan sang penghulu membuat netra kedua mempelai dan juga orang tua menjadi berkabut. Momen sakral yang diharap hanya akan berlangsung sekali seumur hidup itu begitu menyentuh hati. Najwa menyalami Zidan, mencium punggung tangan lelaki yang baru saja menerima tanggung jawab atas dirinya secara lahir dan batin. Lanjut menyalami Mama, mertua, Abang dan ipar-iparnya. Acara resepsi pun berlangsung dengan meriah dan lancar.Mantan rekan kerj
Read more
Menyulut Korek Api
"Udah miskin masih aja sok kaya. Gini nih kalau orang gak sadar diri.""Lah iya, rumah dia aja bisa berdiri karena bantuan pemerintah dan warga, masih aja berlagak seperti masih punya segalanya."Ibu-ibu lain mencibir. Bu Wati sudah tak enak hati jadinya, tapi untung saja Bu Tejo langsung pulang sehingga acara berangsur-angsur kondusif. Sheila, anak kedua Bu Tejo masih mematung, berdiri agak jauh dengan mata memandang lurus pada sepasang pengantin yang menyunggingkan senyum di atas singgasana sehari. Keduanya terlihat serasi sehingga panen pujian. Gadis yang masih menyimpan rasa pada mempelai laki-laki tak terlalu peduli dengan apa yang terjadi dengan ibunya, karena hati sedang sakit mendengar dan melihat pujaan hati kini bersanding dengan wanita lain. Dulu, dia mengaku dilecehkan agar segera dinikahkan meskipun Zidan belum jatuh cinta. Semua akan bertunas dan berbuah manis bersamaan dengan waktu. Dia nekad karena merayu Zidan sangatlah susah, sedangkan saingannya seorang anak kulia
Read more
Dihakimi Massa
"Sialan, kenapa pakai datang angin segala sih?" gerutu perempuan yang mengenakan pakaian serba hitam dan penutup wajah agar tidak ada yang mengenalinya. Koreknya padam karena ditiup angin yang datang tiba-tiba, seolah alam tak merestui niat busuknya. Perempuan itu tak putus asa, dia mencoba menyalakan korek untuk kedua kali. "Iiiih." Dia mengipas-ngipaskan tangan dengan jijik. Di beberapa dahan pohon mangga belakang rumah Bu Wati bertengger ayam tetangga dan buang hajat tepat membasahi tangan perempuan itu. Meskipun curiga kalau cairan hangat itu adalah kotoran, perempuan itu masih tetap membauinya. Jelas saja dia langsung mau muntah-muntah. Baunya menyengat dan lengket ditangan. "Ayam sialan. Awas saja, kamu akan saya potong nanti," gerutunya, mengambil batu dan melempar ke arah dahan yang bergerak. Semua ayam yang bertengger di sana berubah riuh dan melompat ke sana kemari. Panik luar biasa. Perempuan itu langsung tersadar kalau tindakannya telah membahayakan nyawa sendiri. Te
Read more
Penjahat Sebenarnya
"Bagaimana keadaanmu, Sheila?" tanya Najwa, berdiri paling dekat dengan gadis itu. Wajahnya kelihatan masih pucat. Zidan berdiri di belakang istri demi menjaga perasaan perempuan tercintanya. Sheila memaksakan tersenyum karena badannya terasa mau remuk. Dia yang paling banyak kena pukuli ibu-ibu karena berusaha melindungi tubuh perempuan yang menjaganya selama 9 bulan dalam rahim. Meskipun ibu sering berlaku tak sesuai keinginannya, tapi perempuan paruh baya itu adalah orang tua satu-satunya. Mereka berdua yang terus bersama selama lima tahun terakhir. Saling support dan menjaga satu sama lain. "Ma-kasih banyak telah menyelamatkan aku dan Ibu, Kak Najwa," lirih Sheila. "Sama-sama, Shei. Tapi walaupun begitu, Bu Tejo tetap harus bertanggung jawab karena mencoba melakukan praktik pembunuhan berencana dengan cara mau membakar rumah mertuaku."Netra Sheila membeliak, menggelengkan kepala. "Ibuku memang sudah berniat, tapi belum melakukannya, Kak. Percayalah padaku," mohon gadis yang m
Read more
Memulai Kehidupan Tanpa Dendam
Zidan tersenyum melihat aksi nekad istrinya, tapi jikalau pun dituntut agar dikembalikan, dia siap menganggantinya. Bu Irma meradang, masih tidak terima melihat uang yang dikasih Najwa ke warga sudah tak bersisa. "Sudah sudah, Bu. Kamu itu emang gegabah. Apa kamu lupa kalau menantu Bu Wati itu anak pengusaha restoran? Uang segitu tidak akan ada artinya bagi mereka. Harusnya kita bujuk dengan hati yang tenang." Pak Ramlan mengacak rambutnya dengan kasar. Reputasinya sebagai mantan kepala desa yang baik akan tercemar. Belum lagi kalau masalah ini diperpanjang, akan semakin ribet. Dua adik ipar Bu Tejo sudah panas dingin, mengipasi wajahnya berkeringat dengan jari tangan. "Kacau kacau semuanya. Gimana ini? adek gak mau dipenjara, Bang?"Riri menarik lengan baju suaminya."Pokoknya Abang tidak mau campur tangan. Jangan libatkan suamimu ini nanti kalo sampai kamu masuk penjara," cetus Raden, lelaki yang lumayan pemalas. Dia selalu menghasud istrinya agar merebut harta warisan yang dikel
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status