Lahat ng Kabanata ng Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi: Kabanata 51 - Kabanata 60
136 Kabanata
Bab 51
"Enght .." Suara lenguhan terdengar, disusul pergerakan perlahan mata yang terbuka. Tiara mengerjap, masih berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk kornea matanya. Namun, tak lama terdengar desisan pelan saat rasa nyeri kembali menghantam kepala.Ditengah rasa sakit yang kembali dirasakan, Tiara melebarkan mata untuk melihat sekitar."Dimana ini," gumamnya saat sadar ia berada di ruangan yang asing."Ssst.. aku harus segera pergi dari sini." Tiara berusaha bangkit sambil memegangi kepalanya."Nyonya!"Sontak, Tiara menoleh ke arah pintu saat mendengar suara yang cukup familiar di telinganya."Ibu Dadah!" ucap Tiara pelan saat rasa terkejut bercampur heran membaur menjadi satu.'Bagaimana bisa aku bersama ibu ini, dan mungkinkah ini rumahnya?' tanya Tiara dalam hati sambil kembali memperhatikan sekitar."Syukurlah, anda sudah sadar, nyonya. Tadi tidak sengaja, suami saya menemukan nyonya tergeletak di belakang kampung. Apa anda membutuhkan sesuatu? biar saya siapkan," ungkap ibu Dadah.
Magbasa pa
Bab 52
"Saya bersyukur karena tuan Bram mempercayai saya dan suami yang mengawasi anda, nyonya. Bukan mereka," jelas ibu Dadah yang membuat Tiara semakin tidak mengerti kemana arah pembicaraan mereka."Sebenarnya apa yang ibu bicarakan, mereka, mereka siapa? dan untuk apa Bram ngutus ibu serta suami ibu untuk mengawasi aku, apakah aku ini tawanan?" tanya Tiara beruntun dan tidak sabaran."Saya tidak tahu pasti nyonya, hanya saja para pria yang sering berkeliaran di sekitar rumah tuan Bram itu, tak lain pengawal yang memang di tugaskan menjaga rumah. Dan saya juga yakin, apa yang terjadi pada anda kemarin, merupakan hasil tipu daya mereka, sehingga anda hanya bisa berputar-putar ditempat yang sama selama berjam-jam, sebelum akhirnya kelelahan dan jatuh pingsan." Tiara benar-benar tercengang dan tidak menyangka, jika Bram akan memperlakukan dirinya layaknya tahanan. Lengkap dengan penjagaan ketat yang sialnya Tiara tidak menyadari itu.'Jadi selain sebagai istri ganti rugi, aku juga dijadikan
Magbasa pa
Bab 53
"Kak! apa kau sibuk?" tanya Thomas setelah memasuki ruangan Bram."Ada yang ingin kau bicarakan?" Bram yang sebelumnya fokus dengan laptop di depannya, seketika menyandarkan punggung di kursi kebesarannya, begitu mengetahui kedatangan Thomas. Sementara, Thomas yang sebelumnya terlihat ragu, kini melangkah yakin mendekati meja kerja Bram. "Tidak terlalu penting sih, tapi jika kau masih ada pekerjaan, aku akan datang lagi nanti," ujarnya.Namun, saat Thomas hendak berbalik badan, kalimat Bram langsung membuatnya mengangguk patuh."Duduklah, dan tanyakan apa yang ingin kamu ketahui dariku," terang Bram.Akhirnya Thomas memilih menarik salah satu kursi yang di depan Bram. Sambil duduk ia berkata, "Kau seperti cernawang saja kak," guraunya."Nana putriku," ucap Bram tiba-tiba begitu melihat Thomas sudah duduk tenang di depannya. Sehingga membuat senyum Thomas seketika luntur, dan berubah keterkejutan yang begitu ketara di wajah tampannya."Apa aku tidak salah dengar, kau serius dengan uca
Magbasa pa
Bab 54
"Ma .. mama," gumam Nana disusul suara isakan, namun dengan mata masih terpejam. Nana mengigau.Pukul sepuluh malam, Bram yang masih duduk di sofa mengecek laporan akhir bulan. sontak, mengalihkan pandangan ke arah ranjang, karena yakin mendengar suara Nana, yang ia tidurkan sejak dua jam lalu."Ma .. mama pulang, Nana sakit ma."Tanpa berpikir panjang, melihat tidur putrinya yang gelisah bercampur isakan, Bram segera bangkit dan mendekat."Sayang, astaga! kenapa badannya bisa panas begini," gusar Bram.Niat hati ingin membangunkan putrinya yang dikira bermimpi buruk. Bram justru terkejut, saat kulit mereka bersentuhan, mendapati panas suhu badan Nana di atas rata-rata. Dengan pikiran panik, Bram langsung turun dari ranjang dan berjalan cepat keluar kamar. Tujuannya tidak lain untuk membangunkan Thomas, yang Bram ketahui tidak keluar bersama teman-temannya malam itu.Tok-tok"Thomas!" Panggilan yang cukup keras disertai ketukan, Bram lakukan di pintu kamar Thomas. Namun naasnya, sud
Magbasa pa
Bab 55
Tiba-tiba Bram terjingkat bangun, mengejutkan Thomas dan juga Daniel."Aku titip Nana," ucapnya bersiap hendak melangkah, namun dengan cepat Daniel menahannya "Tunggu Bram! kamu mau kemana tengah malam begini?" tanya Daniel khawatir."Aku akan menjemputnya sekarang, Dan," terang Bram."Tiara maksudmu?""Iya," jawab Bram."Jangan nekat kak, ini sudah terlalu malam untukmu memasuki hutan itu. Sangat beresiko." Thomas yang sebelumnya hanya diam, ikut angkat bicara melihat aksi nekat kakaknya.Namun, sepertinya hal itu tidak menyurutkan keinginan Bram untuk tetap pergi. "Tidak akan terjadi apapun padaku, kalian tenang saja," ucap Bram seolah paham kekhawatiran adik serta sahabatnya itu."Dan kamu Daniel, terima kasih sebelumnya sudah mau meluangkan waktu untuk datang, padahal ini sudah di luar jam kerjamu. Untuk itu, lebih baik sekarang kamu pulang saja. Kamu juga pasti butuh istirahat, bukan?" Mendengar ucapan Bram, Daniel malah berdecak tidak suka."Astaga Bram! jadi kau anggap apa ak
Magbasa pa
Bab 56
"Dimana dia?" Suami ibu Dadah terkejut begitu membuka pintu, mendapati Bram ada di depannya."Si-silahkan masuk tuan, nyonya ada di kamar putri kami," ucapnya sedikit gugup saat memberi jalan Bram memasuki rumahnya."Silahkan tuan, ini kamarnya," sambung pria itu seraya menunjukan pintu kamar yang paling dekat dengan pintu utama.Sesaat setelah membawa Tiara ke rumahnya, suami ibu Dadah memang memberitahu Bram, jika menemukan Tiara dengan kondisi tergeletak tidak sadarkan diri di belakang kampung. Namun pria itu tidak menjelaskan yang sebenarnya terjadi, bahwa Tiara sempat ingin melarikan diri, hal itu ia lakukan atas saran dari istrinya. Karena, tidak ingin melihat kemarahan Bram dan berakhir semua orang disalahkan, termasuk mereka berdua.Sebab, Bram selalu berpesan mereka harus melaporkan sekecil apapun tindakan yang Tiara lakukan. Untungnya hari itu Tiara sampat tidak enak badan, sehingga Bram tidak menaruh curiga begitu mendengar wanita itu ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan
Magbasa pa
Bab 57
"Bram," gumam Tiara yang langsung melebarkan mata.Tidak menyangka sekaligus terkejut, itulah yang Tiara rasakan saat membuka mata, sudah berada dalam gendongan Bram. Pria yang sekarang sering tiba-tiba berubah sikap menjadi tak menentu, sangat berbeda jauh dengan Bram yang sembilan tahun lalu Tiara kenal.Layaknya bridal style, Bram tetap acuh menggendong Tiara meski tahu wanita itu sudah terjaga."Turunkan saja aku, aku masih bisa berjalan, Bram," ucap Tiara."Diamlah, dan jangan banyak bergerak," sela Bram tegas membuat Tiara langsung mengatupkan mulutnya.Setelah mengucapkan terima kasih pada pemilik rumah, Bram berjalan pelan menuruni tangga yang juga terbuat dari kayu menuju mobilnya terparkir."Cepatlah masuk, sebelum hujannya semakin deras."Tiara hanya bisa menurut, saat Bram menurunkan dirinya dan membukakan pintu samping kemudi. Bertepatan dengan air dari langit yang mulai menetesi bumi."Kita mau kemana?" tanya Tiara begitu Bram sudah duduk di sampingnya.Sebenarnya, Tiara
Magbasa pa
Bab 58
"Apa kau kira Nana hanya putrimu! mau sampai kapan kamu menyimpan semua kebenaran ini, Tiara!" lirih Bram dengan wajah merah padam, menandakan jika pria itu sudah tersulut emosi. "Bahkan, aku tidak tahu dengan jalan berpikirmu. Setelah memilih menikah dengannya, kamu juga membuat putriku tumbuh tanpa seorang ayah. Dimana akal sehatmu, hah!"Kemarahan Bram tak terbendung lagi, amarah yang sejak kemarin ia tahan kini meledak sudah. Apalagi melihat reaksi Tiara yang masih saja berprasangka buruk terhadapnya, membuat percikan api dalam diri Bram, dengan cepat berubah kobaran yang siap membakar siapa saja.Sementara Tiara, sontak tubuhnya membeku mendengar semua rentetan kalimat yang meluncur dari mulut Bram. Ia begitu terkejut, ternyata suaminya itu sudah mengetahui bahwa Nana adalah putri mereka. 'Sejak kapan Bram mengetahui itu, lalu apa yang terjadi dengan Nana, dimana dia?' batin Tiara semakin tak menentu."Dimana putriku, apa yang terjadi padanya?" Tiara memberanikan diri untuk berta
Magbasa pa
Bab 59
"Apa aku terlihat seperti itu!" sentak Thomas yang langsung terjingkat bangun dan melempar tatapan tajam pada pria yang duduk tenang di depannya.Daniel menyeringai."Tidak, hanya saja–" ucapnya sengaja menggantung, untuk mancing reaksi Thomas. Dan, benar saja pria itu seketika menggeram kesal karena ulahnya."Hanya apa! bicaralah yang benar, jangan setengah-setengah, atau kau bisa membuat orang lain salah paham!"Selain menjawab ketus, Thomas juga melempar tatapan sinis pada Daniel yang justru menahan senyum, merasa usahanya membuahkan hasil.'Cih, ternyata kau masih saja labil,' batin Daniel."Kau sengaja menggodaku?" tanya Thomas penuh selidik."Entahlah, mungkin ini hanya perasaanku saja. Tadi, aku melihat ada yang tak biasa pada dirimu. Saat kau melihat Tiara, tatapanmu itu, yah .. sangat sulit aku artikan. Aku hanya berharap kau masih bisa menahan diri melihat istri dari kakakmu sendiri. Tapi, sudahlah, mungkin aku saja yang terlalu berlebihan." Mengabaikan reaksi Thomas yang me
Magbasa pa
Bab 60
Bangun lebih dulu, Tiara buru-buru mengecek suhu tubuh Nana, dan sejurus kemudian senyum lega-pun menghiasi wajahnya."Syukurlah, suhu tubuhnya sudah normal."Setelah itu, pandangan Tiara teralihkan ke samping kiri, dan mendapati Bram yang tengah terlelap dengan bersedekap dada. Melihat posisi tidur suaminya itu, Tiara beranggapan jika Bram tengah menahan hawa dingin yang dihasilkan oleh pendingin ruangan. Tiara-pun perlahan turun dari ranjang saat tahu hari sudah pagi, ia lalu menarik selimut agar bisa menutupi tubuh Bram. Setelah menegakkan tubuh, Tiara mengedarkan pandangan seraya bergumam, "Dimana kamar mandinya?"Merasa penasaran dengan satu-satunya pintu yang ada di dalam kamar itu, Tiara berjalan mendekat lalu memasukinya."Rupanya ini ruang ganti," ucapnya setelah tahu di dalam ruangan itu terdapat beberapa lemari berukuran besar, dan sedang. Tiara kembali mengedarkan pandangan, ia merasa begitu kagum akan banyaknya perlengkapan Bram yang tersimpan di ruangan itu. Mulai dar
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status