Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi

Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi

Oleh:  Damaya  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
27 Peringkat
136Bab
18.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah bertahun-tahun kabur dengan janin yang dikandungnya, Tiara akhirnya memutuskan untuk kembali setelah mendapat undangan pernikahan dari sang kakak tiri. Meski sakit hati karena sang kakak akan menikahi Bram--mantan kekasih yang hampir menikah dengannya--tetapi Tiara berusaha tegar. Sayangnya, kehadiran Tiara di resepsi itu justru menimbukkan kekacauan, hingga sang kakak meninggal dunia. Murka Bram jelas meningkat. Pria itu bahkan membawa surat tuntutan ganti rugi untuk keluarga wanita itu--biaya resepsi 1 Miliar dikembalikan dalam waktu dua bulan. Sebuah ide gila pun muncul, Tiara menawarkan diri sebagai istri ganti rugi uang resepsi. Lantas, akankah Bram menerimanya, atau justru menolak keinginannya? Terlebih, pria itu sepertinya mengira Tiara memiliki anak dari pria lain...?

Lihat lebih banyak
Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Iin Romita
luar biasaaa novel... semangat berkarya
2023-11-28 18:36:54
1
user avatar
Me Nana
ceritanya asikkk. 1juta bintang utk ceritanya thor .. saya suka saya suka..
2023-11-28 17:16:29
1
user avatar
Riena Wijaya
kasian sekali tiara. semoga cintanya terbalas.
2023-11-05 04:57:12
1
user avatar
Rai Seika
Bisa gitu ya, wah bagus banget nih.... suka 。◕‿◕。
2023-10-14 19:10:11
1
user avatar
Jasmine
Ceritanya bikin ga bisa berenti bacanya(⁠✿⁠ ⁠♡⁠‿⁠♡⁠) Untuk akak othor baik hati yang sudah mengizinkan promosi, dan bagi pembaca yang suka cerita romance lainnya, bisa kepoin juga karya yang berjudul 'Pura-Pura Amnesia' yuk. Terima kasih (⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)
2023-10-12 22:53:54
1
user avatar
Damaya
Follow instagram @damaya_1505
2023-09-15 19:51:42
1
user avatar
Zhu Phi
Semangat terus Kak ... ceritanya unik Dan bagus.
2023-08-15 16:43:22
1
user avatar
Wawan
bagus mbak
2023-08-12 01:17:32
1
user avatar
Abigail Briel
bagus banget......... mudah2an dibab berikutnya bram tau kalo nana tuh anaknya dia. semangat kakak author......
2023-06-10 12:30:36
2
user avatar
Jasmine
Seru ini. Oke Kak, bakal aku baca dengan tenang pastinya ......
2023-06-05 19:47:01
1
user avatar
CahyaGumilar79
Novelnya bagus kak. Salam dari Sang Pendekar Lembah Naga
2023-06-04 21:24:01
1
default avatar
Alea
Bagus banget ceritanya, suka sama alurnya. Selalu menunggu update bab terbarunya dg antusias. Semangat author.
2023-06-01 16:14:21
1
user avatar
ANATA MEGA
Hallo kak sayangku, aku mampir baca kisahnya Tiara dan Bram nih......
2023-06-01 11:54:35
1
user avatar
Butiran_Debu
masuk rak, alurnya menarik ............
2023-06-01 00:27:39
1
user avatar
icher
ceritanya bagus banget, Kak. Update terus ya
2023-05-30 22:57:14
1
  • 1
  • 2
136 Bab
Bab 1
"Jadi, kamu adiknya?Tiara berusaha menyembunyikan tubuhnya yang bergetar karena takut. Sudah lama, ia tidak mendengar pria yang dulu menjadi kekasihnya, bicara dengan nada serendah ini. Meskipun dengan suara pelan, Tiara kemudian menjawab pertanyaan itu, "Iya. Dia kakakku."BRAK!Bramantyo seketika menggebrak kuat meja di hadapannya, begitu mendengar jawaban singkat Tiara.Degup jantung Tiara semakin kencang. Bertahun-tahun tak bertemu, sepertinya Bram sudah berubah. Pria itu tampak semakin kasar setelah Tiara pergi semalam sebelum pernikahan mereka. "Kalian ternyata benar-benar keluarga penipu!" pekik Bram dengan tatapan tajam bak belati yang siap menghujam siapa saja, "Dulu, adiknya yang ingin menikahiku, tetapi kabur. Lalu, aku nyaris saja menghabiskan hidupku sebagai suami sang kakak. Apa kalian pikir aku akan bersimpati setelah kematian Mawar, begitu?!”“Jangan harap!"Ucapan pedas Bram membuat Tiara tertegun.Bagaimana bisa pria yang dulunya penuh kasih itu berkata demikian t
Baca selengkapnya
Bab 2
"Kamu gila, Bram! Bahkan kakakku saja baru dimakamkan kemarin, dan kamu sudah menuntut keluargaku," sembur Tiara begitu tiba di tempat yang dianggap aman.Tidak ingin kedua orang tuanya mendengar pembicaraan mereka, Tiara telah membawa pria itu keluar rumah.Anehnya, Bram justru menatap datar dirinya dan menanti ucapan perempuan itu selanjutnya.“Jika pun bisa menawar, pasti kak Mawar tidak akan mau nyawanya diambil tepat di hari pernikahan kalian. Sekarang aku juga yakin, dia pasti menangis di atas sana melihat kelakuan laki-laki yang sangat dicintainya, ternyata tak lebih dari seorang rentenir!" Tiara nyaris kehilangan kendali. Namun, begitu tahu tatapan Bram padanya tidak bisa diartikan, ia memilih mengurungkan niatnya untuk kembali meledak."Nominal itu tidak sebanding dengan sakit hatiku dulu, Ara." Seketika tubuh Tiara menegang. Amarah yang tadinya sudah berada di puncak kepala, seolah meredam begitu saja saat mendengar pria itu memanggil singkat namanya."Ara…" Jantung Tiara b
Baca selengkapnya
Bab 3
Melihat sang ayah tertunduk penuh penyesalan, Tiara benar-benar tidak tega. Segera, ia beralih duduk di samping sang ayah."Tiara tahu … itu semua bapak lakukan karena Bapak juga menyayangi kak Mawar, sama seperti ibu yang tulus bahkan tidak pernah menganggap Tiara ini anak sambung," ujarnya, "apapun yang terjadi, kalian tetap orang terbaik untuk Tiara, pak, buk."Mendengar itu, bahu pasangan paruh baya itu seketika bergetar hebat. Bahkan, Wisnu–sosok yang terkenal garang–pun tidak mampu menyembunyikan rasa haru melihat kebesaran hati darah gadingnya. Padahal, dia dulu tega memaksa sang anak menerima seluruh keputusan sepihaknya. Tapi, anaknya …."Jika saja dulu bapak tidak memaksamu untuk membatalkan pernikahan kalian, tuntutan nak Bram ini tidak akan pernah terjadi." Wisnu mengusap kasar wajahnya, lalu menatap dalam Tiara yang tertunduk di sampingnya. "Sekarang, wajar jika dia marah dan menganggap keluarga kita penipu. Mengingat kamu yang dulu meninggalkan dia tanpa pesan sebelum
Baca selengkapnya
Bab 4
"Ma ….""Iya, Sayang?" Tiara yang hendak melangkahkan kaki sontak menoleh ke Nana."Kata Remon, kalau orang sudah di surga itu berarti sudah meninggal. Apa benar?" tanya Nana ragu.Mata Tiara sontak membola. Namun, dia berhasil mengendalikan ekspresinya dengan cepat."Iya, benar," jawab Tiara akhirnya meski dengan berat hati."Lalu … kalau sudah meninggal, berarti ada kuburannya? Apa itu benar juga ma?"Tiara menelan ludah susah payah sembari membuang pandangan ke arah lain. Sejujurnya, hal itu ia lakukan agar cairan bening yang sudah terkumpul di pelupuk mata tidak sampai jatuh menerjang pipi. Dia tak ingin Nana melihatnya. Dengan suara parau, Tiara kembali menjawab sang putri, "Iya, Sayang.""Jadi, kapan mama mau mengajak Nana mengunjungi kuburan papa?"DEG!Kini, jantung Tiara berpacu lebih cepat dari biasanya. Cairan bening yang ditahan, akhirnya luruh tanpa bisa lagi ia cegah. Sayangnya, Nana menangkap pergerakan Tiara tengah mengusap pipi. "Loh, kenapa mama menangis? Apa mam
Baca selengkapnya
Bab 5
"Tuntutan itu …," ucap Tiara gelisah. Perempuan itu jalan bolak-balik mengitari kamarnya, seperti kesetanan. Bahkan, ia mengabaikan rambut panjangnya yang terlepas dari gulungan. Sejak tadi, dia memikirkan segala kemungkinan. Jika bapak yang mengajukan, pasti tak diterima. Selain faktor usia, beliau sendiri hanya mengandalkan pensiunan untuk bertahan hidup. Sang ayah sudah tidak lagi mengajar seperti beberapa tahun lalu saat dirinya memutuskan pergi. Ibu sambungnya juga hanya buruh setrika biasa. Apakah kedua orang tuanya akan berakhir di dalam penjara?"Jika aku mengajukan pinjaman ke Bank dengan jumlah sebanyak itu, berapa tahun aku bisa melunasinya? Belum lagi, statusku sebagai wanita tanpa suami,” gumamnya semakin panik. Tiara merasa berada di posisi yang sulit. Meski kini hubungannya dengan sang ayah membaik pasca meninggalkan Mawar, tetapi masalah belum juga berakhir. Jikapun mereka berusaha semaksimal mungkin dan menggunakan uang pensiunan sang ayah dalam waktu dua bulan
Baca selengkapnya
Bab 6
Tanpa sadar, Tiara sampai mundur satu langkah, berpikir untuk lari. Namun itu bukanlah tindakan yang etis. Hingga sejurus kemudian, ia mengumpulkan keberanian untuk menghadapi Bram. 'Persetan, dengan tuntutan itu,' pikirnya.Bram menarik sudut bibirnya—-melihat ketegangan di wajah Tiara yang berusaha wanita itu lawan. " Kau disini? apa yang kamu lakukan?"Bram sempat menoleh kiri-kanan, memastikan ada sosok lain yang mungkin bersama wanita itu. Namun sayang, yang ia lihat hanya gapura bertuliskan 'TPU UMUM' tepat di belakang Tiara.Sadar pandangan Bram mengarah kemana, Tiara berniat menjawab pertanyaannya. Tetapi, begitu mengetahui pandangan pria dibelakang Bram tertuju padanya dan penuh selidik. Kegugupan tidak bisa lagi teratasi dengan baik. Ia pun merutuki keputusannya karena sudah menampakkan diri di depan orang-orang itu.Mungkin, Bram menyebutnya pucung dicinta ulampun tiba."Kamu tidak mendengarku?" Tiara terjingkat, terlebih menyadari Bram semakin mengikis jarak diantara merek
Baca selengkapnya
Bab 7
"Turun!" Tiara terhenyak, dan yang membuatnya semakin kebingungan, dimana mereka sekarang?'Dimana ini?' batinnya bertanya-tanya.Ia berusaha mengingat apakah pernah mendatangi tempat itu. Namun naasnya sudah seperkian detik ia mencoba. Hasilnya tetap nihil. Tempat itu benar-benar asing baginya. menyadari itu, muncul rasa khawatir. Untuk apa Bram membawanya kesana, terlebih begitu ia menoleh ke samping kiri, bangunan menjulang itu seperti tempat ibadah. Kegelisahan semakin membumbung tinggi, Namun Tiara enggan untuk bertanya.Di saat Tiara masih berpikir keras, tiba-tiba ia terkejut mendapati Bram sudah membuka pintu yang ada di sampingnya. "Cepat turun! sebelum aku menyeretmu keluar dari mobilku." Tidak ingin hal itu sampai terjadi. Tiara buru-buru melangkahkan kaki dan bergerak turun.Meski masih diselimuti rasa penasaran, setidaknya Tiara bersyukur masih bisa berdiri menggunakan kedua kakinya. "Kita dima—" Namun, belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Bram sudah lebih dulu menarik
Baca selengkapnya
Bab 8
Mobil Bram berhenti di depan sebuah hotel mewah. Begitu mematikan mesin, ia bergegas keluar. "Parkirkan mobil saya." Melempar kunci pada seorang pria yang langsung siap menangkap."Baik, Tuan," jawab pria itu.Bram tidak lagi menjawab, langkahnya semakin lebar memasuki lobby menuju suite room hotel. Tidak ada senyum ramah ataupun tatapan teduh yang nampak di wajah tegasnya. Pria berperawakan tinggi tegap itu berjalan dengan mata tajamnya lurus kedepan. Amarah dalam dirinya masih berkobar. Selain keputusan Tiara, yang ingin menjadi pengganti Mawar, sikap wanita itu juga benar-benar membuatnya muak. Sehingga nyaris hilang kesabaran kalau saja, Bram tidak segera menjauh. Sisi baik dalam dirinya masih mengingatkan, untuk tidak berlaku kasar pada wanita. Tapi, mengingat wanita itu adalah Tiara, seolah ada pertarungan batin yang akhirnya berakhir dilema.'Perempuan sialan. Berani sekali dia membuatku sekacau ini,' geramnya dalam hati.Sesampainya didepan kamar suite room, Bram menghubungi s
Baca selengkapnya
Bab 9.
"Ya Tuhan, sudah jam berapa sekarang?"Tiara terjingkat bangun, menyadari kebodohannya yang bisa-bisanya tertidur karena lelah menangis. Setelah melihat benda bulat berukuran besar yang terpajang di dinding, Tiara terkesiap. "Astaga! Nana," gusarnya terjingkat bangun.Brak!!! Brak!!!"Bram! buka pintunya! aku harus pulang sekarang, Bram. Buka pintunya!" Berulang kali menggedor hingga tanganya terasa sakit, tetapi tetap tidak ada jawaban. "Aku harus pulang Bram! kasian Nana pasti sudah menangis mencariku. Buka Bram! kenapa kamu setega ini pada putrimu sendiri!" Merasa putus asa, dan kesal tidak mendapat jawaban, Tiara kembali terisak. Ia cemas memikirkan putrinya yang mungkin saja tengah menangis, menunggu dirinya yang tak kunjung pulang. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam."Aku tidak bisa terus seperti ini, aku harus mencari cara agar bisa keluar dari tempat ini." Menegakan tubuh, sambil mengusap kasar pipinya, Tiara menatap lurus kedepan. "Tolong beritahu aku dimana j
Baca selengkapnya
Bab 10
Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, namun dua orang dewasa yang mengurung diri didalam sebuah tempat ibadah, masih betah diam dengan posisi duduk berjauhan. Situasi macam apa itu?Siapa sangka, jika dulu, keduanya merupakan sepasang kekasih yang saling mencintai. Bahkan, nyaris melangsungkan pernikahan, jika saja mendiang Mawar tidak hadir mengacaukan. Kini, setelah enam tahun berlalu, meninggalkan penyesalan dalam hati Tiara. Andai saja, malam itu ia tidak memilih pergi, mungkin kondisi sekaku itu tidak akan terjadi.'Kita seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal, Bram.''Jangan harap, aku bisa seperti dulu, Tiara. Sekarang aku hanya ingin membencimu seumur hidupku.''Setidaknya, berikan aku kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu."Keduanya seolah berkomunikasi lewat suara hati. Tanpa ada yang bergerak sedikitpun dari tempatnya, kecuali tangan Tiara yang saling meremas di atas pangkuan. Penyesalan memang selalu muncul di ak
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status