All Chapters of Istriku Pemalas: Chapter 41 - Chapter 50
110 Chapters
penggrebekan
Mimi akhirnya sampai di rumah dengan mengendarai mobil taksi yang dipesankan oleh Arfi. Dia sengaja menolak untuk diantar ke rumah karena tidak ingin menambah masalah semakin rumit jika sampai ketahuan para tetangga atau suaminya sendiri. Siapa tahu Ardan sudah pulang di rumah dan sedang menunggunya."Loh, kok rame?" tanya Mimi dalam hati.Mimi pun bingung saat sampai di rumah, ia melihat rumahnya sudah banyak orang-orang berkerumun. Dia menanyakan pada seseorang yang baru dia jumpai di sana."Ada apa, Bu? Kenapa semua orang berkerumun di depan rumah saya?""Oalah, Mi. Kamu dari mana saja sampai nggak tahu suamimu sudah di grebek masa? Yang sabar ya, Mi. Kita sudah mengarak dia keliling kampung dan sekarang dia sedang di sidang di dalam sana bersama Pak RT dan juga Pak lurah," ucap Rita–tetangga Mimi yang juga ikut menyaksikan kejadian itu.Mimi langsung menerobos mereka yang menatapnya iba. Dia tidak mungkin akan menangis ataupun merengek saat mengetahui suaminya diarah kampung dan s
Read more
Menenangkan
"Mi, Tolong dengarkan semua penjelasan ku. Ini tidak seperti yang kamu lihat," sangkal Ardan. Dia kembali berbalik dan memohon kepada Mimi. Mimi Hanya diam sambil berdiri di tempat yang sama dan dipeluk Ibu untuk dikuatkan agar tidak lemah ketika menghadapi lelaki bergelar suami yang sudah mengkhianatinya itu."Aku memang orang bodoh yang aneh lulusan SMP, Mas. Aku memang tidak setinggi kamu dan tidak sehebat kamu dalam hal apapun. Aku juga tidak sebanding dengan wanita yang kamu jadikan kekasih selingkuhan itu. Maka untuk kali ini aku yang akan mengalah dan pilihlah wanita yang hebat di sisimu itu. Aku ikhlas. Aku ikhlas Jika kamu memilih kebahagiaan dengan dia; wanita yang lebih hebat dan lebih sempurna daripada istrimu yang bodoh. Pergilah! Ceraikan aku, jangan pernah kembali lagi ke sini kecuali karena urusan Laela."Mimi beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam rumah. Orang-orang yang tadi meneriakinya kembali melempari mereka dengan kerikil-kerikil kecil Ardan kesal dan perg
Read more
Kebaikan mereka
Irah kembali dengan wajah cemberutnya. Selama ini dia sangat dekat dengan Ardan Dan menganggap bahwa Ardan adalah menantu yang cukup baik. Dia masih tidak percaya jika menantunya itu berbuat zina di rumah ini dan dia pun menjadi kesal karena tetangga juga ikut bertanya-tanya mengenai Ardan dan Mimi."Ibu jadi seperti tidak punya muka," ucap Irah."Kalau ini bukan muka, Ini namanya apa? Tembok?" kekeh Tono menunjuk wajah istrinya dengan jari telunjuknya."Bapak, Ih. Bapak itu nggak tahu ya namanya mulut ibu-ibu kalau udah ngomong. Mereka bakalan tanya sesuatu yang kita sendiri bingung bagaimana menjawabnya. Ardan juga, jadi lelaki kok kebangetan banget. Kaya duit nggak, banyak gaya iya.""Sabar, Bu. Namanya juga orang khilaf dan mata hatinya sedang ditutup dengan dosa dan bujukan setan. Kita doakan saja semoga dia mendapatkan hidayah dan yang penting Sekarang kita adalah memikirkan anak dan cucu kita. Bapak yang akan antar Mimi jemput Laila.""Jemput pake apa? Kalau pakai angkutan umum
Read more
duka
"Maksudnya?" tanya Mimi bingung."Ya kan kamu bingung karena nggak ada uang buat urus ini itu, kamu pake lah itu keahlian kamu berjualan. Kamu kelola bisnis aku, bantu aku dan nanti aku bakalan anggap utang kamu lunas. Aku pinjami modal, kamu kelola. Bagaimana?"Mimi diam sekejap, lalu mengangguk paham. "Yakin nggak kalau aku bisa?" tanya Mimi ragu."Yakin nggak yakin semuanya tergantung sama diri kamu sendiri. Namanya sebuah kesuksesan itu berasal dari sugesti. Kamu yakin nggak kalau bisa sukses dari jalan yang aku tunjukkan itu?""Insyaallah," jawab Mimi pelan."Ya udah sekarang jalani aja dulu dan misalnya nanti hasilnya tidak begitu memuaskan kamu bisa mencoba untuk usaha lainnya. Nggak boleh kata-kata menyerah untuk melanjutkan hidup ini. Tuhan kasih otak untuk berpikir dan kaki untuk berjalan, jadi semangat aja. Optimis kamu bisa.""Aku akan mencoba semuanya demi kehidupan yang lebih baik. Makasih atas bantuannya ya, aku akan berusaha se bisanya."Mimi memeluk Santi dengan hang
Read more
uang takziah
Jam 9 pagi, jenazah Tono dikebumikan. Pelayat yang datang juga banyak yang ikut ke makam. Tak terkecuali Arfi, Alvin dan Santi. Ketiganya hadir untuk turut mengucapkan bela sungkawa dengan kematian Tono."Ardan sudah kamu kabari, Mi?" tanya Irah."Sudah, Bu."Mimi sempat mengabari pagi tadi, bersamaan dengan mengabari ketiga sahabatnya itu. Namun, sampai jenazah dikebumikan Ardan tak kunjung datang. Bukan salah Mimi jika Ardan tak datang, toh dia sudah mengabari; pikirnya saat ini.Semua pelayat sudah hampir pulang ke tempat masing masing karena jenazah sudah dikebumikan. Tinggallah kini Siti, Arfi, Alvin dan Santi."Mbak, aku pulang dulu ya. Nanti aku balik lagi sorenya, buat bantu acara tahlilan," ucap Siti."Iya, makasih, Ti." Siti adalah tetangga yang sering membantunya. Dia juga berpamitan dengan Arfi dan yang lain."Mampir ke rumah, Mas, Mbak, kalau pulang nanti. Rumahnya tak jauh kok dari sini. Yang ujung itu," ucap Siti."Iya, Ti. Aku masih ingat kok rumah kamu," ucap Santi.
Read more
Farhan si pengacara mantan Santi
[Makasih, Fi.] Mimi.[Sama sama. Jangan patah semangat karena dunia akan baik-baik saja Meski tidak bersama dengan dia.][Hahaha, puitis juga kamu. Tenang aja, Aku bukan wanita lemah yang akan menangis 7 hari 7 malam karena ditinggalkan lelaki seperti dia.][Siapa tahu, kamu masih mencintai dia. BTW, Aku punya kenalan yang bisa bantu kamu buat ajukan gugatan ke pengadilan. Kalau kamu mengizinkan, aku akan membantumu sampai semuanya clear.][Kamu yakin?][Insyaallah. Aku akan temani kamu sampai semuanya selesai tidak kamu bisa menjemput kebahagiaanmu dengan Laila. Kasihan anak itu tidak tahu apa-apa dan harus menjadi korban keegoisan ayahnya. Tetap semangat untuk dia, jangan sedih untuk mantan suamimu.][Siap, Bos.]Arfi tersenyum sendiri membaca pesan dari Mimi. Dia memang jarang berteman dengan wanita yang selama ini dekat dengannya. Dia cukup sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak ada waktu untuk berkenalan dengan seorang wanita yang menurutnya menarik. Meski mimi tidak terlalu cant
Read more
Tak ada pembelaan
Mimi sangat kaget karena melihat Ardan datang bersama dengan Melly. Keduanya nampak bergandengan tanpa malu mendatangi rumah kediaman orang tua Mimi."Mas Ardan?"Layla yang tadinya sedang bermain di bawah pohon sama sekali tidak merasa antusias ingin memeluk sang ayah. Dia tetap cuek dan fokus dengan mainannya tanpa ingin memanggil sang ayah.Ardan menengok ke arah Layla dan mendekat ke arahnya. "Laila, nggak kangen sama papa?"Laila menggeleng yakin dan tidak melihat wajah sang ayah. Dia benar-benar tidak peduli lagi dengan Ardan yang tidak pernah muncul di depannya itu."Papa bawa mainan buat kamu. Hadiah dari tante Melly. Nih!""Laila nggak minta mainan dan Laila nggak butuh apa-apa!"Laila turun dari tempatnya lalu berdiri dan memeluk sang ibu yang berdiri mematung di depan pintu. Melihat sikap Layla yang tidak sopan kepadanya membuat Ardan kesal dan mendekat ke arah Mimi. Sebenarnya dia datang untuk keperluan lain tetapi dia juga sangat merindukan anaknya. Namun melihat respon
Read more
sidang
"Laila ikut?""Memangnya Mama mau pergi ke mana?" Tanya Laila pada Irah yang menawarkan agar Laila ikut Mimi ke persidangan."Ibu hari ini mau ke sawah, ada tetangga yang meminta untuk memanen padi. Takutnya nanti Laila nangis minta pulang dan kamu masih lama di persidangan. Jadi ajak saja ya, Mi?" ujar Irah pada Mimi."Iya, Bu. Nanti Mimi berangkat jam 09.00 Kalau Ibu mau berangkat ke sawah dulu nggak papa. Nanti Mimi yang aku siapin Laela buat ikut.""Kamu sendirian?" Tanya Irah khawatir."Enggak. Nanti dijemput sama Santi dan suaminya.""Syukurlah. Ibu lega kalau teman-teman kamu itu sudah membantu. Sampaikan salam Ibu pada mereka. Tadi ibu sudah bikin lupis, kamu bawa untukmu dimakan di mobil atau selepas persidangan nanti.""Iya, Bu. Makasih ya. Semoga acara persidangan nanti lancar dan tidak ada kendala.""Aamiin. Doa ibu selalu tercurahkan untuk kamu dan Laila."Irah pergi ke sawah terlebih dahulu karena Mimi berangkat agak siang ke persidangan. Sebenarnya dia tidak disarankan
Read more
insiden
"Kapan sidangnya akan berakhir?" tanya Melly pada Ardhan."Entah."Ardan sebenarnya ingin datang ke persidangan perceraiannya karena ingin melihat anaknya dan juga bagaimana ekspresi Mimi saat di persidangan itu. Dia ingin melihat raut wajah penyesalan Mimi dan melihat bagaimana wanita itu salah memilih langkahnya. Namun, Melly melarang dia untuk datang ke persidangan dan memilih untuk menjemput Laila agar mau ikut bersamanya."Kamu masih kangen sama Lela?" tanya Mely."Iya. Kangen sama dia," jawab Ardhan."Gimana kalau kita ke rumahnya minggu besok dan ajak dia jalan-jalan sama Nesya. Nesya akan aku jemput dari rumah ayahnya untuk jalan-jalan dengan Laila.""Mantan suami kamu mengizinkan?""Tentu. Dia tidak begitu keras terhadap Nesya jika ingin bertemu denganku. Lagian, aneh banget kalau sampai Mimi melarang kamu untuk mengajak Laila pergi. Dia kan juga anak kamu," ucap Melly."Dia ada kekuatan baru untuk menentangku dan aku yakin dia sangat marah karena pernah melihat kita begituan
Read more
khawatir
Arfi tidak peduli dengan tatapan semua orang terhadapnya yang langsung membawa tubuh Mimi ke dalam mobil. Dia juga meminta Santi untuk membawa Laela. Mely sempat ingin merebut Layla dari gendongan Santi tetapi Alvin langsung mengambil alih membawa Laila menuju ke dalam mobil. Orang-orang yang melihat kejadian itu hanya itu banyak yang mengabadikan momen langka di pantai. Jika mereka biasanya bersenang-senang dan bermain dengan anak ini mereka disuguhkan dengan pemandangan perkelahian antara dua lelaki dewasa yang memperebutkan seorang anak.Mimi dibawa ke klinik terdekat. Dia membuka mata saat selesai dirawat beberapa jam kemudian."Syukurlah kamu sudah siuman," ucap Arfi cemas."Laila mana, Fi?" tanya Mimi seraya mencoba untuk bangkit tetapi ditahan oleh Arfi."Dia ada sama Santi di depan. Masih sakit nggak kepalanya?" tanya Arfi mengusap kepala yang terbentur oleh kepalan tangan Ardan."Lumayan, tapi nggak papa. Makasih ya udah nolongin aku. Aku mau ketemu sama Laila, Fi. Dia nggak
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status