Istriku Pemalas

Istriku Pemalas

By:  Maey Angel   Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
110Chapters
11.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Menjadi istri dengan segudang sikap suami yang menyebalkan, membuat Mimi harus punya stok sabar. Selain pelit, dia juga banyak maunya.

View More
Istriku Pemalas Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Maey Angel
yuk baca dan mampir ...️
2023-07-21 22:24:20
0
110 Chapters
biasa
Fase lelah wanita bergelar istri, ketika suaminya enggan memberinya perhatian receh*----"Sisa uang pembayaran listrik dan Air mana, Dek?" tanya Ardan."Bukanya udah diminta Mas kemarin?" sahut Mimi."Di struk 125 ribu. Kamu kasih Mas 50 ribu. Masih sisa 25 ribu di kamu. Mau kamu korupsi juga? Kan sudah Mas kasih jatah sendiri buat belanja," cecarnya."Buat beli daster, Mas. Kebetulan ada pedagang keliling obral daster. Mas kan juga ngerasain sendiri dasternya," sungut Mimi tak suka jika suaminya selalu saja mencecarnya banyak hal mengenai ke mana uangnya habis."Memang Mas pake daster? Alasan saja kamu. Mana uangnya, Mas sudah siang ini. Mau buat beli bensin," ujarnya kesal."Kan Mas menghayati, buktinya langsung tancap gas pas aku pake baju itu. Uang yang mana lagi? Sisa 25 ribu aja diminta balik. Pelit kok turunan!" sungut Mimi."Udah mana? Jatah kamu kan ada. Masih saja korupsi!"Malas berdebat, akhirnya Mimi mengeluarkan uang sisa belanja pagi tadi. Dengan kesal ia memberikan ua
Read more
tamu
"Mi, perasaan aku jarang banget lihat suami kamu di rumah, kerja terus tah nggak ada libur?" tanya Priyati, tetangga Mimi."Iya, kerja terus liburnya kalau sakit aja," jawab Mimi jujur."Kerja terus tapi kok enggak kaya-kaya, jangan-jangan duitnya dipakai buat main wanita," celetuk Ita, tetangga Mimi yang paling suka menebar berita hoax."Hus! Kalau ngomong itu dipikir, Yu. Suaminya Mimi itu Kerjanya memang sering lembur, tapi bukan berarti dia nyeleweng. Orangnya baik dan kalem gitu kok, ya nggak Mi?" ujar Ningsih.Mimi pamit dari tempatnya belanja di warung pak Wage. Malas jika meladeni ucapan mereka yang kadang jadi membuatnya berpikiran macam-macam terhadap suaminya yang sering pulang malam itu." Nggak usah didengerin ucapannya si Ita. Dia memang suka ngomong tanpa dipikir, rumah tangganya saja tidak jelas," ucap Ningsih yang ikut pulang setelah pembicaraan mengenai Ardan tadi."Sudah biasa, Yu. Rumah tangga seumuran Kami memang pasti diuji banyak cobaan terutama ya masalah ekono
Read more
uang sisa
Ada saatnya di mana Seorang Istri harus memiliki jiwa detektif. Namun, jangan sampai ke kecurigaannya menjadi neraka dengan menuduh tanpa bukti."Mas, Meli itu sekretarisnya bos atau istrinya Bos?" tanya Mimi saat tamu mereka sudah pulang."Kamu mikirnya siapa?""Kalau istrinya si Bos, wajar saja datang bersama ke sini. Tapi, kalau karyawan kok, rasanya aneh?" tanya Mimi."Aku yang sakit kok, kamu yang merasa aneh? Dah, bikinkan susu. Badan Mas agak menggigil," perintah Ardan membuat Mimi mendengus kesal."Aneh, tanya apa jawabnya apa," grundel Mimi.Mimi membuatkan susu sesuai keinginan Ardan. Meski keinginannya tak ada di rumah, Arden tak mau tahu. "Lama banget sih? Bikin susu apa meres susu?" tanya Ardan dengan nada sedikit sewot."Sabar, bahannya tidak ada di rumah, jadi harus beli dulu di Warung Pak Wage. Nih," ucap Mimi meletakkan gelas berisi susu di depan Ardan dengan hati-hati."Lain kali stock di rumah. Jadi kalau misal pas lagi kepengen malam-malam barangnya ada," protes A
Read more
syukur
~~Jika menginginkan istri yang baik, maka cerminkan sifat yang baik pula padanya. Pepatah mengatakan, istri adalah cerminan suami.~~"Mah, bagun!"Mimi terbangun saat tangan suaminya menggoyang tubuh mungil Mimi."Apa sih, Mas? Kan ini masih malam?" sahut Mimi malas. Baru beberapa jam yang lalu ia memejamkan mata setelah memijat badan Ardan, kini harus terbangun lagi kaena rengekan suaminya."Perut Mas sakit, ambilkan minyak gosok. Mungkin masuk angin," lirik Ardan."Itu namanya karma. Besok Kalau bawa makanan lagi nggak dikasih bukan hanya perutnya sakit, tapi jiwanya yang sakit," jawab Mimi sambil beranjak mengambil minyak gosok di samping tempatnya tidur."Mbok ya kalo ngomong itu dijaga mulutnya, suami lagi sakit kamu malah nyumpahin," protes Ardan." Siapa yang nyumpahin? Yang bilang perutnya sakit kalau makan makanan kota siapa? Eh, yang sakit perut malah yang makan, itu namanya karma. Mas harus ingat, karma tidak semanis kurma.""Sudah jangan kebanyakan ngoceh, kamu kerik biar
Read more
ular
~~Pasangan yang setia adalah pasangan yang setiap hari bertengkar hal sepele tetapi masih awet sampai maut memisahkan.Hari-hari dilalui Ardan dan Mimi seperti biasa. Ardan yang dingin, semakin hari bertambah menyebalkan bagi Mimi. Ardan suka melakukan sesuatu sesuka hati dan mengabaikan Mimi tiap istrinya itu mengeluhkan lelah dengan kegiatan sehari-harinya." Mas atapnya bocor, mbok ya di perbaiki sana. Mumpung lagi sempat," perintah Mimi saat mendapati rumahnya penuh dengan air karena beberapa atap yang terlihat sudah tidak layak pakai menyebabkan banjir di setiap sudut ruangan."Rumah walaupun jelek kalau rapi, bebas bocor, pastilah akan nyaman ditempati. Besok kamu naik, perbaiki ya Mas?" imbuh Mimi lagi."Minta saja Bapak buat naik. Mas takut ketinggian," balas Ardan santai." Astagfirullah, masa minta bapak buat benerin rumah yang kita tinggali? Mau coba-coba jadi mantu durhaka?" sindir Mimi dengan nada yang sedikit dia naikkan." Iya kalau nggak ada yang benerin ya bawahnya d
Read more
Tawaran
~~Kesetiaan seorang istri diuji ketika suami tak punya apa-apa. Kesetiaan suami diuji ketika diposisikan dengan wanita yang bukan istrinya.~~Sudah setengah bulan Ardan tidak berangkat bekerja. Ada mengatakan jika bosnya bangkrut dan pindah ke Jogja."Kalau tidak kerja, lakukan apa aja yang dapat uang," ucap Mimi."Cari kerja itu susah, yang mudah itu minta. Kayak kamu itu," cibir Ardan saat makan singkong rebus pemberian mertuanya."Kalau Mas nggak kerja, bantuin aku siapkan bahan untuk berdagang. Selama ini, kita makan dari hasil jualanku.""Halah, jualan dapat buat beli beras aja bangga. Mas yang tiap hari dapat uang buat makan kita semua, biasa aja tuh, nggak kamu banggain. Malah kufurin!"Mimi memilih diam sambil menata sayur pecel yang hendak ia jualkan keliling.Ardan paling tak suka jika Mimi merasa dia yang menafkahinya. Selama ini dia berkuasa dengan uangnya dan dia benci status istri yang sok pintar dan berkuasa di atasnya."Nitip Laila, aku mau ngider pecel buat tambahan.
Read more
maha benar
" Mas Ardan! Mas! Kebangetan kamu Mas, anak dibiarkan bermain sendiri di pinggir kolam nya Pak Narto. Untung tadi ada Pak Samin yang ngomong kalau Laila ada di sana lagi bermain sama si Wulan, kalau tidak apa jadinya tanpa pengawasan, anak seumur Laila bermain di tempat yang berbahaya?" teriak Mimi saat pulang dari berdagang. Sebenarnya dia belum selesai berkeliling, hanya saja panggilan Pak Samin membuatnya menyudahi dagangnya."Nggak usah teriak-teriak, anaknya sudah pulang 'kan? Gitu aja diributin. Salahin aja si Wulan, kenapa ajak Laila bermain. Sudah tahu Laila masih balita, kenapa dia ajak bermain jauh-jauh. Kamu beresin itu semua yang ada di atas meja, tadi abis ada tamu. Makanya Mas nggak sempat jagain Laila. Sudah enggak usah ngomel-ngomel, sudah jelek tambah jelek mukanya kalau nyerocos seperti itu."Ardan berbicara santai sambil menyesap cerutunya dan menonton televisi tanpa memperdulikan wajah Mimi yang sudah merah padam karena marah. Laila yang baru saja dinasehati oleh
Read more
percuma
" Mas kemarin kamu yang datang Itu si Meli? Katanya dia bawakan makanan banyak buat Laela," tanya Mimi saat Ardan sedang menyantap sarapannya." Iya.""Katanya berdua? Yang satunya lagi siapa?" tanya Mimi bak wartawan yang sedang mewawancarai narasumber nya."Dia sengaja datang untuk mengenalkan suaminya yang baru pulang dari Malaysia."" Oh jadi dia sudah punya suami, tapi kok kayak masih gadis," kata Mimi."Iya ialah. Kalau dia punya badan dirawat, nggak kayak kamu. Burik, busik, bau lagi. Mana ada yang percaya kalau kamu umurnya masih 20-an," ejek Ardan tanpa dosa.Mungkin perkataan Ardan memang sudah terbiasa bercanda dengan kata-kata yang mencemooh dan mencela fisik Mimi. Namun, sebagai istri yang dikatakan buruk tentunya dia tidak suka suaminya membandingkan dirinya dengan orang lain."Kalau istrinya mau cantik itu ya dimodali, kerjanya jangan suruh panas-panasan. Ini setiap hari Pagi siang sore kerjaannya di bawah terik matahari, sudah begitu pekerjaan rumah ketemu diri sendir
Read more
parfum
" Tumben Mas wangi banget? Dari kerja atau ke mana?" tanya Mimi saat mendapati Ardan pulang dengan pakaian kerja beraroma parfum. "Emang pakai parfum salah? Lagian kamu nyuci baju tidak pakai pewangi, malu aku kalau dekat-dekat sama orang tapi bau keringat," sangkal Ardan."Perasaan dari dulu kamu tidak pernah protes, bahkan kamu tidak menyukai aroma parfum. Kamu habis pergi?" tanya Mimi penuh selidik."Suami baru pulang tuh disambut dengan senyum ditawari kopi ini malah nyerocos kayak petasan. Bikin nggak nyaman saja di rumah." Ardan melepas pakaiannya lalu masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Mimi yang masih menatapnya curiga.Mimi mengambil pakaian yang dipakai Ardan lalu meraba seluruh saku siapa tau Ia mendapatkan sesuatu yang bisa mengurangi rasa curiganya.Semenjak mendapatkan pekerjaan baru, Ardan sering pulang malam dan juga tidak makan di rumah. Dia beralasan jika makanan di rumah tidak berselera, Ardan juga kerap marah-marah tanpa sebab ketika Mimi menanyakan sesuatu m
Read more
musibah
“Kemana lagi, Mas? Minggu nggak libur juga?” tanya Mimi saat melihat Ardan yang sudah rapi dengan kaos dan celana panjang jeans miliknya.“Mainlah, di rumah sumpek. Laila mana?” tanya Ardan duduk sambil menyuap makanan ke dalam mulut. “Dah ke ladang sama Uti tadi. Aku nunggu kamu, niatnya aku mau ajak kamu menyusul ke ladang Uti sama kakung. Panen katanya,” ajak Mimi.“Ah, kamu saja lah. Kamu kan tahu, Mas ini sibuk. Lagian Mas nggak biasa ke kebun, bisa gatal-gatal semua badan itu.“Alasan terus,” decak Mimi membuat Ardan tertawa menyebalkan. Mimi mengambilkan jaket suaminya setelah Ardan selesai makan.Setiap Ardan bangun, Mimi selalu menyiapkan makanan wajib dan juga keperluan suaminya bekerja. Akhir-akhir ini memang Ardan jarang sekali di rumah. Dia sudah bak artis, pergi pagi pulang pagi. Curiga, tentu Mimi curiga. Namun, ketika ditanya bukan hanya omelan yang didapat tetapi kejengkelan Ardan yang berhari-hari membuat Mimi kadang malas lagi memikirkan kelakuan suaminya.“Pulang
Read more
DMCA.com Protection Status