Semua Bab TERPAKSA MENIKAH DENGAN CEO BURUK RUPA: Bab 21 - Bab 30
149 Bab
Heroku adalah Husband-ku
Rachel ingin meminta tolong namun mendadak hotel ini terasa angker dan sangat sepi. 'To--tolong selamatkan aku, ya Allah. Ku mohon ….' batin Rachel, berbelok ke sebuah lorong dan …-Rachel membelalakkan mata dengan air muka kaget, tegang bercampur senang. Dia mempercepat larinya dan langsung berhambur dalam pelukan seseorang yang kebetulan muncul di sana. 'Kamu malaikat penelongku, Pak. Dan … terimakasih, Ya Allah.' batin Rachel yang masih memeluk erat tubuh pria tersebut, menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu sembari memejamkan mata karena takut. "Rachel!" Suara bentakan terdengar dari belakangnya, membuat Rachel semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh besar tersebut. Ketakutan Rachel bercampur aduk, namun lebih dominan adalah takut pada sosok pria yang ia peluk saat ini. "Tuan … Tuan Kaivan." Indra terlihat menampilkan air muka kaget, buru-buru membungkukkan tubuh untuk memberikan hormat pada penguasa di kota ini. Wajahnya menegang dan pucat, juga benar-benar takut
Baca selengkapnya
Dukungan untuk Joki
"Ba--baik, Bang Kai."deg'Rachel langsung membekap mulut dan langsung menatap panik ke arah Kaivan. Astaga, Rachel keceplosan. Dia pikir dia mengatakan itu dalam hati saja, kenyataannya dia menyebutnya dengan suara. 'Habislah aku. Haaaaaa ….' batin Rachel yang masih memasang wajah pucat pias dan ketakutan. "Kau bilang apa, Ichi?" Suara dingin Kaivan mengalun. Rachel menggelengkan kepala. "Bilang tidak aku apa-apa," jawabnya gugup, gelagapan dan juga error. Kaivan mengerutkan kening, terus menatap wajah menegangkan istrinya dengan datar namun penuh peringatan. Sejujurnya … ah, Rachel sekarang sangat menggemaskan! Dia imut dengan wajah panik begini. Tuk'Kaivan menyentil kening Rachel, membuat perempuan itu meringis sakit sembari menatap berang bercampur masam ke arah Kaivan. Setelah itu Kaivan menarik tangan Rachel, menarik perempuan itu dari san membawanya ke kamar mereka. ***"Stupid, katakan kenapa kau bisa ke sana?" tanya Kaivan setelah mereka di kamar, di mana Rachel dudu
Baca selengkapnya
Diusir oleh Suami
"Aku tahu kau sudah bangun, Ichi."Perlahan kelopak mata Rachel terangkat dan terbuka, di mana maniknya langsung bersitatap dengan mata elang serta tajam Kaivan. Sempat gagal fokus karena suaminya tersebut tak mengenakan topeng. Ah, Kaivan sangat luar biasa tampan. Cik, sampai sekarang itu membuat Rachel sebenarnya bertanya-tanya kenapa Kaivan menutupi ketampanannya dengan topeng?!'Apa dia gay?' batin Rachel dengan masih menatap lamat pada Kaivan. Terlihat Kaivan juga menatapnya dan memperhatikan detail wajah cantik istrinya. 'Ya kali dia gay tapi melakukan ITU denganku. Mungkin memang gara-gara patah hati deh.'"Kau memikirkan sesuatu, Ichi?" tanya Kaivan, kembali mengelus alis istrinya dengan penuh kasih sayang. Rachel menjawab dengan spontan. "Mas Kaivan Gay yah?" tanya-nya tanpa sadar. Namun setelah dia menyadari pertanyaannya, dia langsung membelalak horor dengan air muka pucat pias dan gugup setengah mati. Ya Allah! Bagaimana bisa Rachel menanyakan hal gila itu?! Semisal p
Baca selengkapnya
Hujan
"Serius, kamu sedang tidak ada masalah kan, Chel?"Rachel menggelengkan kepala, tersenyum tipis ke arah Alsya lalu berakhir menyengir aneh. Karena tak tahu harus pulang kemana, Rachel pada akhirnya memutuskan untuk menginap di kos-an sahabatnya, Alsya. Selanjutnya Rachel belum tahu kemana dia harus pulang dan pergi. Kembali pada orang tuanya, Rachel tak berani. Mamanya baru siuman dan belum sepenuhnya sehat. Keluarganya sedang berbahagia akan hal itu, tak mungkin Rachel merusak kebahagian keluarganya dengan kondisinya sekarang. "Trus kenapa mendadak kamu ke sini sih? Jelas dong bicaranya. Aku khawatir sama kamu, Chel." Alsya mengerutkan kening, menepuk paha Rachel yang duduk di sebelahnya dengan kesal. Dia sejujurnya khawatir kenapa Rachel ke sini. Dia takut telah terjadi sesuatu pada sahabatnya ini. A--apa terjadi sesuatu pada Rachel dan suaminya yah? Karena itu Rachel tiba-tiba datang ke mari. "Besok kan kamu sidang skripsi dengan Denny. Sejujurnya … aku juga ikut. Itu-- aku mil
Baca selengkapnya
Harus Tahu Diri
Semalam Rachel ketiduran dalam mobil, ketika dia bangun hari sudah pagi dan pakaiannya telah berganti. Kaivan tak ada di kamar dan Rachel hanya bisa menelan ludah sendiri karena itu. Namun karena hari ini dia sidang skripsi, Rachel harus keluar rumah lagi. Tapi kali ini dia izin pada Kaivan -- melalui pesan yang dia kirim pada suaminya tersebut. "Tidak ada balasan sama sekali." Rachel menghela nafas dengan perasaan gunda yang melanda. "Dilihat juga tidak. Aku harus gimana?" monolognya sendiri sembari duduk lesu di depan cermin meja rias. Sepuluh menit dia menunggu balasan Kaivan, namun dia sama sekali tak mendapat balasan apapun. Pada akhirnya Rachel memutuskan untuk pergi ke kampusnya. Dia tidak bisa menunggu pesan Kaivan lebih lama lagi. ***"Yeiiii … kita semua lulus!" pekik teman-teman Rachel dengan bahagia. "Kita foto bareng yah."Mereka sama-sama foto bareng, satu angkatan dan satu geng. Mereka lempar bunga bersama, lalu di sesi Poto berikutnya mereka sama-sama pamer tanga
Baca selengkapnya
Rachel Kabur
"O--ouh, begitu ya, Yah?" ucap Rachel gelagapan yang saat ini tengah berbicara dengan ayahnya lewat via telpon. Ayahnya mengatakan jika Kaivan dan anak angkat mereka yang tak lain adalah Jake, datang ke rumah sakit untuk menjenguk Mamanya Rachel. Ayahnya sangat bahagia menceritakannya dan katanya Mamanya Rachel juga senang karena dikunjungi oleh menantunya yang baik hati. Tanpa mereka tahu jika pria itu telah mengusir Rachel dari rumahnya. Dan … beberapa bulan lagi Kaivan akan menikah dengan perempuan lain. 'Mungkin Pak Kaivan datang ke rumah sakit untuk berbicara dengan Ayah mengenai perceraian kami. Dan mungkin juga karena melihat kondisi Mama yang baru pulih, Pak Kaivan tidak jadi mengatakan niatannya. Hah, syukurlah kalau begitu.' batin Rachel dengan senyum getir dan mata yang berkaca-kaca. "Oke, Ayah. Rachel tutup telponnya juga. Rachel baru pulang dari kampus, masih capek banget." 'Iya, Nak. Selamat untuk sidang skripsi kamu.'"Makasih, Ayah. Rachel tutup dulu yah. Assalamu
Baca selengkapnya
Apakah Ini Hukuman Manis?
Rachel sendiri terus meramalkan doa supaya Kaivan tak melihatnya. Dia berharap pria itu juga segera pergi dari sini. 'Jangan ke sini, jangan ke sini!' pekik Rachel dalam hati, mengintip dari lembaran tissue yang menutupi wajahnya. Sedikitnya dia bisa melihat yang terjadi, di mana para ibu-ibu celingak-celinguk dan Kaivan terlihat berjalan ke arah sini. Deg deg deg Jantung Rachel semakin berdebar kencang, semakin Kaivan mendekatinya semakin jantungnya ingin meledak dalam sana. Plas'Kejadian tak terduga tiba-tiba saja terjadi. Tiba-tiba angin bertiup entah dari mana, membuat tissue di atas wajah Rachel -- yang ia jadikan penutup wajah langsung terbang tertiup angin. 'Alam pun tak berpihak padaku. Hiks ….' batin Rachel yang masih memilih memejamkan mata dan enggan membukanya, takut jika Kaivan sudah berada tepat di depan wajahnya. Hingga secara mengejutkan elusan lembut dan halus menyentuh permukaan pipinya, sontak perlahan membuat Rachel membuka kelopak matanya, di mana setelah
Baca selengkapnya
Kapan Aku Mengatakannya?
"Haah." Terdengar helaan nafas dari Kaivan. Dia duduk si sofa kamarnya sembari menatap Rachel yang sudah tertidur, setelah Kaivan tadi melampiaskan kemarahannya dengan memukul Rachel menggunakan sabuk secara habis-habisan. Sekarang ada perasaan sedih dan kasihan melihat kondisi istrinya itu. Rachel tidur dengan meringkuk seperti bayi kedinginan, memeluk tubuhnya sendiri dengan lelehan air mata di pipi. Isakan beberapa kali masih terdengar keluar dari Rachel, walau tertidur pulas namun perempuan itu masih menangis. Kaivan … sangat menyesal! Namun dia terlanjur dipenuhi oleh emosi. Dia terlanjur dikuasai murkah dan amarah. Dia benar-benar tidak bisa mengendalikan diri saat itu. Dia sulit! Sangking takutnya dia jika Rachel pergi meninggalkannya. "Haah." Kaivan kembali menghela nafas, berdiri dari sofa dan beranjak mendekati istrinya yang tertidur dalam keadaan menangis di atas ranjang. Kaivan sudah mengobati luka Rachel -- akibat cambukan tadi, sudah mengganti pakaian Rachel dengan y
Baca selengkapnya
Suami Perfect
"Kau bilang aku yang menyuruhmu pergi dari sini. Kapan aku mengatakannya?" Rachel menundukkan kepala, melirik Kaivan dengan ekor mata -- takut untuk menatap langsung pria itu. "Waktu aku menjenguk Mama ke rumah sakit. Pak Kaivan menelpon dan menyuruhku untuk tak pulang," jawab Rachel dengan mencicit pelan dan lirih. Tubuhnya terasa panas, dadanya juga sangat panas dan sesak. Kekerasan yang pria ini lakukan padanya terus mengiyang di kepala Rachel. Kaivan mengerutkan kening, rahangnya mengatup dan kembali kemarahan menguasai dirinya. Namun kemarahan itu lenyap seketika, melihat Rachel yang menunduk takut dan enggan menatapnya. "Kau takut padaku?" tanya Kaivan dengan pelan dan datar, terus memperhatikan tubuh Rachel yang bergetar hebat. Rachel menganggukkan kepala pelan. Memangnya siapa yang tak takut pada orang yang telah berbuat kasar pada kita?!Kaivan terdiam sesaat, terpukul melihat sikap Rachel. Dia seperti de javu. Tetapi ini berbeda! Wanita itu-- dia ketakutan dan menutup
Baca selengkapnya
Alina Lebih Baik dari Rachel
Ceklek'Kaivan menoleh ke arah Rachel, menatap istrinya tersebut yang duduk di atas ranjang dan terlihat sedang sibuk dengan handphone-nya. Andai Kaivan tahu jika sebenarnya Rachel hanya men-scroll galeri handphonenya saja. Tak ada yang dia lakukan selain itu -- dan dia begitu karena gugup Kaivan masuk dalam kamar nya. 'Ichi suka laki-laki yang kukunya memakai hena.'Mengingat hal itu, jantung Rachel berpacu dengan kuat. Matanya membulat dengan tubuh yang panas dingin. Ka--Kaivan mewarnai kukunya dengan hena karena dia tahu Rachel suka pria yang seperti itu. Apa yang sebenarnya Kaivan rencanakan dan darimana dia tahu itu? "Ini sudah larut malam, kenapa kau masih belum tidur, Ichi?" Rachel menoleh ke arah Kaivan. Dia tersenyum canggung dengan air muka gugup luar biasa. Dia tidak tidur karena menunggu Kaivan, tetapi tak mungkin dia mengatakan itu bukan?! "Aku … tidak mengantuk, Pak--Mas." "Tidurlah." Kaivan berucap rendah, memasuki kamar mandi. Sedangkan Rachel, dia langsung berb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status