All Chapters of Wanita Simpanan Pilihan Mertua: Chapter 51 - Chapter 60
146 Chapters
Hari Bahagia Bima dan Dahlia
Keesokan harinya, salon baru Dahlia telah resmi dibuka untuk umum dan siap melayani pelanggan yang datang. Seperti biasa, untuk perkenalan dan promosi, Dahlia memberikan diskon kepada lima puluh orang yang pertama datang dan menggunakan jasa salon Dahlia.Banyak orang yang datang karena penasaran, tertarik dengan penawaran diskon, dan juga sudah mendengar tentang salon Dahlia sebelumnya. Bima turut mempromosikan salon Dahlia melalui media sosialnya. Bima sangat bangga pada calon istrinya yang tidak hanya cantik, tetapi juga pintar dan berbakat. "Sayang, kamu lelah?" Bima berinisiatif memijat bahu Dahlia. Malam itu ia baru menemani Dahlia menutup salonnya. Tiga orang karyawan Dahlia sudah pulang ke rumah masing-masing. "Ah, biasa saja koq Mas. Aku malah merasa senang, karena baru hari pertama dibuka, salon ini sudah cukup ramai. Mas Bima pasti lelah, ya? Dari kantor tadi langsung ke sini? Sudah makan malam belum?" tanya Dahlia. "Belum, justru aku mau mengajakmu makan bersama. Aku
Read more
Bulan Madu
Setelah acara Ijab Kabul yang mengharukan, kini mereka sampai di acara resepsi. Rasa gundah, berdebar, dan haru, kini berubah menjadi rasa bahagia dan lega. Air mata bahagia mengalir di sudut mata Bima dan Dahlia. Orang yang dicintai kini sudah sah menjadi pasangan dan belahan jiwa. Bima menatap wajah Dahlia, ia sangat bahagia kini Dahlia menjadi pendamping hidupnya. "Kenapa, Mas?" tanya Dahlia. "Kamu cantik sekali, Lia. Aku sangat bahagia karena kita sudah sah menjadi suami istri. " Aku juga bahagia, Mas," Dahlia tersenyum melihat tamu undangan di hadapannya.Semuanya terlihat ceria dan bahagia dalam acara resepsi itu. Hidangan yang tersedia sangat beragam. Dahlia melihat bapak dan ibu tersenyum bahagia, mereka lega karena Dahlia bisa menemukan kembali orang yang tepat, yang mau menerimanya apa adanya dan berkomitmen untuk membahagiakannya. Namun di sudut ruangan, ada seorang pria yang tak bahagia. Ia hanya bisa menatap Dahlia penuh dengan penyesalan. Bahkan ia tidak punya kebe
Read more
Aditya dipecat
Setelah tiga hari berbulan madu, Bima dan Dahlia pulang ke ruko salon baru Dahlia. Bima dan Dahlia sepakat untuk tinggal di situ, sambil menunggu Bima akan mencari lokasi yang tepat dan membangun rumah yang sesuai dengan impian mereka. Bima dan Dahlia mulai mengisi lantai dua ruko itu dengan perabotan yang mereka perlukan, seperti lemari pakaian, meja rias, tempat tidur, sofa, meja makan, dan perlengkapan dapur. "Lia, besok kita harus kembali bekerja. Kembali ke kehidupan nyata," kata Bima. "Tentu saja. Kita harus semakin semangat bekerja, supaya bisa liburan lagi nanti," Dahlia tersenyum. "Iya, tapi aku masih ingin menikmati banyak waktu denganmu,"Bima membaringkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di pangkuan Dahlia. Dahlia tersenyum dan membelai rambut Bima. "Sekarang kita memang selalu bersama, Mas. Bertemu setiap hari, dari bangun pagi sampai malam hari. Aku justru kuatir nanti kamu bosan padaku," ucap Dahlia. "Mana mungkin bosan? Sekarang aku justru aku merasa aku benar-b
Read more
Teror 1
Akhir pekan menjadi hari yang menyenangkan untuk pasangan pengantin baru, Dahlia dan Bima. Bima tidak perlu ke kantor, dan Dahlia membuka salonnya lebih siang dari biasanya. Dahlia juga tidak harus selalu ada di salon, ada karyawan yang menjaga salonnya dan melayani pelanggan yang datang. Dahlia akan turun ke salonnya saat siang atau sore hari. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Bima. Mereka bersantai, menonton film atau beristirahat seharian. Di sore hari, Dahlia akan mengunjungi salon di rumah ibunya. Setelah itu mereka akan makan malam bersama, atau berjalan-jalan dengan bahagia. Hari Minggu siang itu, seorang karyawan salon naik ke lantai dua dan mengetuk pintu. Dahlia memang meminta kepada tukang supaya akses ke lantai dua dibatasi dengan tangga dan sebuah pintu, supaya ia dan Bima lebih memiliki privasi. Orang yang dari bawah akan naik ke atas tidak bisa langsung masuk, harus melalui pintu itu. Dahlia membukakan pintu itu, dan melihat karyawannya membawa se
Read more
Asisten Rumah Tangga Baru
Bima sangat mencemaskan keadaan Dahlia, apalagi jika ia sedang bekerja dan tidak berada di rumah. Bima langsung memasang CCTV di dalam salon dan sekitar halaman ruko itu. Pagi itu Bima sedang bersiap-siap berangkat ke kantor. "Sayang, apa kamu sudah mendapatkan asisten rumah tangga yang kita butuhkan?" tanya Bima sambil memakai dasinya. "Ibu sedang mencarinya, Mas. Ibu menawarkan pekerjaan itu ke beberapa orang di sekitar rumah ibu. Aku lebih tenang jika sudah mengenal orang yang akan bekerja dengan kita, Mas. Namun sepertinya ibu belum menemukan orang yang tepat. Ada yang masih memiliki anak kecil, sehingga belum dapat bekerja. Ada juga yang sedang sakit," jawab Dahlia. "Iya, kamu harus segera mendapatkan asisten rumah tangga itu. Supaya aku lebih tenang saat harus bekerja di luar rumah. Cari saja orang yang cocok denganmu, baik, jujur, dan bertanggung jawab. Terutama yang bisa datang di pagi hari, dan pulang malam, setelah aku tiba di rumah. Jika aku harus ke luar kota, sebaikny
Read more
Teror 2
Esok paginya, Bima sedang sarapan dan sebentar lagi akan berangkat bekerja. Bi Inah baru saja datang sesuai janjinya kemarin. Dahlia memperkenalkan Bi Inah pada Bima. "Mas, ini Bi Inah yang akan bekerja di rumah ini," kata Dahlia. Lalu Dahlia beralih pada Bi Inah, "Bi, ini suami saya, namanya Bima,"Bi Inah tersenyum dan menganggukkan kepala dengan sopan pada Bima. Sementara Bima menatap Bi Inah dan seperti menilainya. "Selamat bekerja, ya Bi. Tolong bantu istri saya melakukan pekerjaan rumah, dan temani istri saya sampai saya pulang ke rumah. Bibi jangan pulang dulu sebelum saya sampai di rumah," pesan Bima. "Baik Mas, saya mengerti," kata Bi inah. Dahlia mengajak Bi Inah ke dapur dan mulai memberitahu tugas-tugas yang harus dilakukan oleh Bi Inah setiap harinya. Lantai dua ruko itu tidak terlalu luas, jadi pasti Bi Inah tidak akan terlalu lelah dan menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas. Bi Inah mulai menyapu dan membersihkan ruangan. Dahlia kembali menemani Bima d
Read more
Mencari Pelaku Teror
Dengan bergandengan tangan Dahlia dan Bi Inah segera naik ke lantai dua dan mengunci pintu. Dahlia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Bima. "Mas, dimana?" tanya Dahlia dengan suara yang bergetar. "Aku baru mau pulang, Sayang. Ada apa?" tanya Bima. "Mas, ada orang yang melempar batu dan memecahkan kaca salon. Ada surat ancaman juga. Aku takut, Mas. Cepat pulang, Mas," jawab Dahlia."Apa?! Beraninya dia. Kamu masih bersama dengan Bi Inah, kan?" tanya Bima. "Masih," jawab Dahlia. "Kamu tunggu di lantai atas dan kunci pintu! Jangan membuka pintu untuk siapapun sebelum aku pulang. Aku akan pulang secepatnya!" kata Bima. "Iya, kamu hati-hati ya Mas," ujar Dahlia. Dahlia menutup telepon itu, dan menunggu Bima pulang ke rumah. Rasa takut dan gelisah membuat waktu berjalan sangat lama. Bima mendengus kesal, ia tidak menyangka orang iseng itu akan membuat ulah lagi. Bima tidak bisa menunggu lagi, ia harus segera menemukan pelakunya. Bima mengemudikan mobilnya dengan cepat. Ia sa
Read more
Siapakah Nona X?
Udin mulai terlihat ketakutan, wajahnya pucat dan ia terlihat panik. "Siapa wanita itu?" tanya Bima. "Dia.. Dia.. Sa-saya tidak tahu pasti siapa dia, Pak," jawab Udin dengan gagap. "Bicara yang jelas! Siapa dia? Dimana rumahnya? Kita ke rumahnya sekarang!" desak Bima. "Sa-saya juga tidak tahu dimana rumahnya. Saya hanya sekali berjumpa dengannya. Setelah itu komunikasi kami hanya melalui ponsel." ucap Udin. "Mana nomor ponselnya?" tanya Bima. Dengan gemetar Udin mengambil ponsel dari sakunya. Udin menunjukkan percakapannya dengan wanita misterius itu. Udin menamai kontak wanita itu di ponselnya dengan nama Nona X. "Bagaimana kita bisa mengetahui identitas wanita itu sebenarnya?" tanya Bima pada ketua RT dan orang-orang di sekitarnya. Mereka berpikir keras dan mencoba mencari cara yang tepat untuk menangkap basah orang tersebut. "Saya juga tidak tahu, Pak. Dia tidak memasang foto pada profilnya. Saat berjumpa dengan saya, dia juga memakai masker," jawab Udin. "Apa tujuannya m
Read more
Pelaku teror ditangkap polisi
Bima menggelengkan kepalanya, ia tidak pernah menduga bahwa pelaku teror yang meresahkan selama ini adalah Monica. "Kamu sudah gila? Berulang kali sudah kukatakan bahwa aku tidak menyukai kamu. Sekarang aku sudah sah menikah dengan Dahlia," tegas Bima. "Iya, aku memang gila. Aku gila karena kamu, Mas. Aku tidak pernah bisa merelakan kamu menikah dengannya," Monica menatap Dahlia dengan sinis. Orang-orang yang ada di situ menatap Monica dengan heran, mereka baru mengerti jika masalah ini disebabkan oleh urusan percintaan. "Kita langsung bawa saja dia ke kantor," kata seorang polisi yang ada bersama dengan mereka di ruangan itu. "Tunggu, aku belum selesai. Aku mau bicara dengannya," Monica menunjuk Dahlia dan ingin menghampirinya. Bima melindungi Dahlia di belakang tubuhnya, ia tidak membiarkan Monica menyentuh Dahlia. Orang-orang di sekitar mereka juga berusaha memegang Monica. Monica berteriak karena tidak berhasil mendekati Dahlia. "Kamu jahat! Kenapa kamu mengambil Mas Bima
Read more
Kisah Aditya dan Ratih
Setelah menikah, Aditya dan Ratih tinggal di sebuah rumah milik orang tua Ratih. Aditya masih merasa terpukul dan kecewa karena dipecat dari perusahaan oleh Bima.Sudah beberapa hari Aditya hanya tinggal di rumah, tanpa tahu harus berbuat apa. Ratih yang tadinya diam, akhirnya bersuara karena tidak mampu lagi menahan diri. "Mas, apa Mas ga berusaha mencari pekerjaan lagi? Tidak enak dilihat tetangga kalau Mas hanya di rumah saja, sementara aku yang bekerja. Bagaimana kalau orang tuaku tahu, Mas?" protes Ratih. "Kamu ga rela membiayai kebutuhan kita sekarang ini? Bukankah kita harus saling mendukung dan melengkapi? Aku sedang berusaha mencari pekerjaan baru. Tapi kamu tahu kan? Mencari pekerjaan sekarang sulit," jawab Aditya. "Aku bingung deh, bagaimana bisa Mas dipecat karena sikap dan tindakan Ibu? Lalu bagaimana hidup kita selanjutnya?" keluh Ratih. "Kamu ini cerewet sekali? Aku juga tidak ingin dipecat. Aku sudah memohon kebijakan dari atasanku, tapi apa dayaku? Pak Bima tetap
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status