All Chapters of Wanita Simpanan Pilihan Mertua: Chapter 41 - Chapter 50
146 Chapters
Membangun Salon Baru
Ibu merangkul Dahlia dan membawanya masuk ke dalam rumah. Ibu melihat Dahlia sangat sedih dan rapuh. Bapak yang sudah berbaring di kamar juga bangun karena mendengar suara ibu dan Dahlia. Ibu mengambil segelas air putih dan menyerahkan pada Dahlia. Dahlia meminum air itu dan berusaha menenangkan diri. "Sebenarnya ada apa, Nak? Kenapa kamu sedih seperti ini? Katakan pada bapak dan ibu, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya ibu. "Bu, rencana pernikahanku dengan Mas Bima terpaksa dibatalkan," ujar Dahlia terisak. "Apa? Kenapa bisa seperti itu, Nak? Kamu bertengkar dengan Bima? Atau ada masalah apa?" Bapak sangat terkejut. "Pak, Bu, mantan ibu mertuaku menemui Mama Mas Bima, lalu menjelek-jelekkan dan memfitnah aku. Ternyata Mama Mas Bima mempercayainya, dan jadi membenciku. Mamanya tidak memberikan restu untuk pernikahan kami," beber Dahlia dengan berlinang air mata. "Apa? Ibu Aditya itu? Mengapa wanita tua itu belum puas juga menghancurkan hidup putri kita, Bu? Apa sebenarnya yang di
Read more
Aditya Dijodohkan
Aditya dan Sinta sudah resmi bercerai. Aditya merasa hidupnya hampa saat ini. Untuk kembali pada Dahlia rasanya sudah tidak mungkin terjadi. Sinta malah menuntut cerai saat mengetahui bahwa Aditya jatuh miskin dan menjadi sopir. Namun Ibu Aditya tidak menyerah, terus berusaha mencari calon istri baru untuk Aditya. Berulangkali Aditya menolak karena merasa tidak cocok dengan pilihan ibunya.Suatu hari, Ibu Aditya meneleponnya. "Halo, akhir pekan besok kamu pulang, kan? Ibu mau memperkenalkan kamu pada anak perempuan Pak Indro," kata ibu. "Ya ampun, Ibu ini tidak ada bosannya mencarikan aku calon istri. Aku belum mau menikah lagi, Bu. Kalau memang aku mau, aku akan mencari sendiri calon istriku," ucap Aditya. "Tenang saja, Nak. Kali ini ibu sudah memilih yang tepat dan terbaik untukmu. Anak Pak Indro itu seorang PNS, dia kalem dan baik. Tidak banyak bergaya seperti Sinta," kata ibu. "Mana mungkin dia mau sama sopir seperti aku, Bu?" tanya Aditya."Dia pasti mau, ibu sudah membicara
Read more
Undangan Pernikahan Aditya
Pembangunan salon baru Dahlia mulai dilaksanakan. Bapak langsung terjun dan mengawasi sendiri para tukang yang bekerja. Dahlia mencari desain bangunan yang dia inginkan dari internet, ditambah beberapa koreksi dan perubahan di beberapa detail.Dahlia juga menghabiskan waktunya untuk kegiatan yang bermanfaat, supaya ia tidak sedih mengingat Bima. Dahlia menangani sendiri para pelanggannya di salon, melihat beberapa tutorial make up di internet dan berusaha mempraktekkannya.Pagi itu, seperti biasa Dahlia membuka salonnya dan bersiap untuk bekerja. Saat Dahlia duduk dan menunggu pelanggan datang, sebuah pesan masuk ke ponsel Dahlia. Dahlia membukanya, sebuah pesan dari nomor yang tidak tersimpan. Ada sebuah foto yang dikirimkan oleh orang tersebut. Dahlia mulai membukanya, dan ternyata sebuah undangan pernikahan. Dahlia mulai melihat nama yang tertera di undangan itu. Dahlia cukup terkejut, karena di undangan tersebut tertera nama Aditya dan seorang wanita lain. 'Mas Aditya akan menik
Read more
Kondisi Mama Bima
Dahlia sudah tidak merasa sakit hati dengan perkataan Ibu Aditya yang sangat keras dan tajam. Mungkin Dahlia sudah terbiasa, atau telah mati rasa. Kali ini setelah menerima telepon dari Ibu Aditya, Dahlia justru tersenyum. Ternyata selama menelepon tadi, Dahlia sudah merekam percakapan itu. Dahlia akan menyimpan rekaman itu di ponselnya, mungkin saja suatu saat percakapan itu akan berguna. "Telepon dari siapa, Nak?" tanya ibu. "Ibunya Aditya," jawab Dahlia. "Mau apa lagi dia menghubungi kamu?" tanya ibu penasaran. "Mau memberi kabar kalau Mas Aditya akan menikah lagi, dan meminta Dahlia tidak mengganggu hidup Mas Aditya. Aneh kan, Bu? Padahal justru mereka yang selalu mengusik Dahlia. Entahlah, sampai kapan Lia bisa bersabar jika Mas Aditya dan ibunya terus meneror Lia," ucap Dahlia kesal. "Ya ampun, kenapa mantan mertuamu sampai berpikir kalau kamu akan mengganggu pernikahan Aditya?" tanya ibu. "Itu hanya alasannya saja, Bu. Yang pasti Aditya dan ibunya memang sengaja pamer da
Read more
Aku merindukanmu
"Ada apa, Ma?" tanya Bima pada mamanya. "Mama cuma ingin kamu menemani Mama di sini," jawab mama. "Oh, apa mama mau makan sekarang?" tanya Bima. "Mama masih kenyang," kata mamanya lagi. Ma, bagaimana kondisi Mama sekarang?" tanya Bima. "Mama sudah merasa jauh lebih baik," jawab mama. "Kalau begitu, mulai besok Bima mulai akan kembali bekerja di Semarang. Mama tidak apa-apa, kan?" tanya Bima. "Mm.. Apa kamu tega meninggalkan Mama?" tanya mama dengan mata berkaca-kaca. "Ma, Bima harus bekerja. Sudah beberapa hari Bima tidak pergi ke kantor, pekerjaan Bima banyak yang terbengkalai,""Kamu minta pada papa saja untuk kembali bekerja di sini, tidak perlu ke kantor cabang Semarang lagi," bujuk mama. "Ma, mana mungkin bisa seperti itu. Apa yang akan dipikirkan oleh karyawan jika Bima bertindak seenaknya? Bima harus memberi contoh pada semua karyawan dan bisa bersikap profesional," ujar Bima. "Alasan kamu! Kamu pasti mau menemui Dahlia, iya kan?" tanya mama. "Ma, sudahlah. Bima lela
Read more
Rekaman Percakapan
Dahlia berusaha melepaskan pelukan Bima. Bima menatap wajah Dahlia dan menggenggam tangan Dahlia. "Lia, kenapa kamu tidak membalas pesanku? Aku sangat mencemaskanmu," ujar Bima. "Bagaimana keadaan mama, Mas?" tanya Dahlia. "Mama mulai membaik dan kembali dari rumah sakit. Menurut dokter, mama masih harus menjalani perawatan jalan dan minum obat dengan rutin," jawab Bima. "Oh, ada keperluan apa Mas datang kemari?" tanya Dahlia. "Kenapa kamu bertanya seperti itu? Tentu aku datang karena merindukanmu, Lia," ujar Bima. "Untuk apa kalau sekedar rindu? Jika mama Mas mengetahui kedatangan Mas kemari bagaimana? Beberapa hari ini aku sudah memikirkan semuanya. Mungkin aku akan menyerah, tidak mengapa jika pernikahan kita memang harus dibatalkan," kata Dahlia. "Lia, aku sudah mengatakan padamu untuk bersabar dan menungguku, karena aku pasti akan datang. Aku sudah mengambil keputusan untuk menghadapi apapun tantangannya untuk bisa bersama denganmu," ucap Bima sambil memandang Dahlia. "Ak
Read more
Menyampaikan Kabar Bahagia
Bima tidak sabar menunggu pagi, ia sangat antusias untuk menyampaikan kabar ini pada Dahlia. Pagi-pagi benar ia sudah bangun, mandi dan bersiap kembali ke Semarang. "Nak, kamu mau ke Semarang lagi? Kenapa pagi sekali?" tanya papa yang baru saja bangun dan keluar dari kamarnya. "Iya Pa, Bima tidak bisa menunggu lagi. Bima ingin segera menemui Dahlia dan menyampaikan kabar gembira ini," "Semangat sekali kamu, papa doakan kebahagiaanmu" ucap papa. Bima langsung menuju ke rumah Dahlia. Dahlia yang sedang menyiram bunga di halaman rumahnya terkejut melihat kedatangan Bima. Bima langsung tersenyum menghampiri Dahlia dan memeluknya dengan erat. "Mas, ada apa?" tanya Dahlia yang masih ada di pelukan Bima. Dahlia sempat merasa tidak nyaman dan melihat ke sekitarnya, beruntungnya suasana masih cukup sepi. "Lia, aku membawa kabar baik untuk kita," kata Bima sambil menggenggam erat tangan Dahlia. "Ada apa, Mas? Kita bicara di dalam saja," ucap Dahlia.Bima dan Dahlia masuk ke dalam rumah
Read more
Pernikahan Aditya
"Lia, besok temani aku menghadiri pernikahan Aditya, ya," kata Bima siang itu. "Apa Mas? Aku tidak mau, Mas. Bagaimana kalau Mas datang dengan teman-teman kantor saja, ya?" tanya Dahlia. "Kenapa Lia? Kamu masih belum siap untuk bertemu dengan mantan suami dan ibu mertuamu? Apa kamu masih punya perasaan cinta pada Aditya?" tanya Aditya. "Apa? Mana mungkin aku masih mencintai Mas Aditya? Perasaanku padanya sudah mati sejak ia mengkhianati aku, Mas," jawab Dahlia. "Bukan begitu, Mas. Aku hanya malas bertemu dengan mereka. Seingatku, setiap kali berjumpa dengan mereka, hanya membuat aku merasa sakit hati. Pasti ada perkataan atau tindakan mereka yang menyakitkan hati," jawab Dahlia. "Iya, aku tahu. Tapi ini kesempatan untuk kita bisa menghadapi mereka. Juga menunjukkan bahwa usaha ibunya untuk menggagalkan rencana pernikahan kita itu sia-sia. Kita tunjukkan di depan semuanya kalau kita tetap bersama," ujar Bima dengan yakin. "Apa itu perlu, Mas?" tanya Dahlia."Iya, kita nyatakan ba
Read more
Kekacauan di Pernikahan Aditya
Ibu Dahlia memandang Dahlia dengan sinis, dalam hatinya pasti merasa sangat kesal pada Dahlia."Jangan bicara sembarangan kamu! Apa yang kamu bicarakan? Ibu tidak mengerti maksudmu!" bisik Ibu Aditya. "Ibu jangan pura-pura, Bu. Ibu sengaja menemui dan menghasut calon mertuaku agar membenci aku," bener Dahlia. "Apa? Apa itu benar, Bu?" Aditya terlihat bingung dan terkejut."Kamu tidak punya bukti, Dahlia!" elak Ibu Aditya. "Siapa bilang? Saya punya buktinya," Dahlia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Ibu Aditya terlihat panik, tetapi sorot matanya tetap menentang Dahlia. Dahlia memutar rekaman suara percakapan Dahlia dengan Ibu Aditya. Aditya dan ibunya langsung terkejut dan panik. Ibu Aditya tidak menyangka percakapan itu direkam oleh Dahlia. "Ka-kamu.." Ibu Aditya sangat takut ada orang lain yang mendengar rekaman itu, terutama Ratih dan orang tuanya. Ibu Aditya berusaha merebut ponsel Dahlia. Namun Bima segera mengambil ponsel itu dari tangan Dahlia. "Kenapa? Ibu terkejut
Read more
Pembukaan Salon Baru
Dahlia dan Bima sedang dalam perjalanan pulang setelah menghadiri pernikahan Aditya dan Ratih. "Lia, bagaimana perasaanmu?" tanya Bima. "Aku? Biasa saja, Mas," jawab Dahlia. "Yakin? Kamu tidak sakit hati melihat mantan suamimu menikah lagi, kan?" tanya Bima. "Apa sih, Mas? Koq bertanya seperti itu?" ujar Dahlia. "Iya, maaf. Aku justru lega kalau kamu mengatakan sudah tidak memiliki perasaan apapun pada Aditya," kata Bima sambil melirik Dahlia. "Tentu saja, Mas. Dia hanya bagian dari masa laluku," kata Dahlia. Bima tersenyum dan menggenggam tangan Dahlia. "Calon istriku benar-benar cantik, aku sangat beruntung bisa mendapatkan hatinya," goda Bima. "Ih, memang laki-laki pintar merayu dan bermulut manis," ujar Dahlia. "Hehehe, tapi memang kamu cantik. Lihat saja wajah Aditya tadi, pasti dia menyesal telah melepaskanmu," kata Bima. "Mas, minggu depan aku akan membuat acara untuk membuka salon baruku. Aku akan mengundang keluarga, dan anak-anak dari panti asuhan. Bagaimana menur
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status