All Chapters of Lima Tahun Sebelum Tragedi Pernikahanku: Chapter 41 - Chapter 50
200 Chapters
Olahraga Malam
“Cantik banget istriku!” seru Saka dengan senyum manisnya. Pria tampan berdagu belah itu tersenyum menggoda begitu melihat tampilan Kinan pagi ini.Weekend tiba dan sesuai janji Saka, dia hendak menghadiri tasyakuran rumah baru Fajar di daerah puncak. Kinan sudah bersiap dan kini hanya terdiam usai mendengar pujian suaminya. Tidak sekali dua kali Saka memuji, suami gantengnya itu kerap memberinya pujian dan anehnya Kinan seakan terbiasa dengan apa yang dilakukan Saka.“Kita jadi berangkat, gak?” seru Kinan. Ia sudah melambaikan tangannya di depan Saka seakan mencoba mengalihkan perhatian pria tampan itu. Saka terkekeh, kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Kinan bersiap hendak mengecupnya.Kinan buru-buru mundur dan sudah meletakkan jarinya di depan bibir Saka. “Aku gak mau merapikan riasanku lagi hanya gara-gara kecupanmu itu.”Sekali lagi Saka terkekeh kesenangan dan menganggukkan kepala. “Oke, Sayang. Kita bera
Read more
Termakan Umpan
“Kamu lucu juga, Kinan,” ucap Fajar. Pria berwajah manis itu sontak terkekeh usai mendengar jawaban Kinan.“Aku tidak ngelawak, tapi itu memang benar. Kalau tidak percaya tanya saja ke Saka,” sahut Kinan kesal.Fajar masih tertawa dan menggelengkan kepala. “Ya, tentu. Aku akan menanyakannya ke Saka. Aku sama sekali tidak meragukan suamimu itu. Dia memang paling mahir bermain di atas ranjang.”Kinan terdiam, lagi-lagi ingatan Saka yang bringas di kehidupan yang berbeda terlintas di ingatan Kinan. Kinan menghela napas panjang dan menghalau semuanya dengan perlahan. Ia mencoba menyakinkan dirinya kalau Saka yang di sana dan di sini sangat jauh berbeda.“Hei! Apa ada yang lucu? Aku ketinggalan sesuatu?” Saka sudah berdiri di belakang Kinan dan Fajar.Fajar langsung menoleh dan tersenyum ke arah Saka lalu memindai tubuh Saka dari atas ke bawah dengan tatapan menyelidik.“Kami sedang membahas t
Read more
Jebakan Fajar
“APA?” Kinan bertanya sembari membolakan matanya ke arah Saka. Saka hanya tersenyum sambil menatap Kinan dengan kerlingan matanya.Dia tidak menjawab, tapi tangannya sudah bergerak lincah melepas satu persatu kancing kemejanya. Tentu saja ulah Saka ini membuat Kinan kesal. Dia sudah menyingkap selimut dan bersiap turun dari kasur. Namun, tangan Saka lebih cepat menahan tubuh istrinya dan meminta kembali masuk ke dalam selimut.Saka mendekatkan kepala dan menempelkan bibirnya sedekat mungkin di telinga Kinan. “Turuti ucapanku, Sayang!”Kinan diam dan menoleh ke arah Saka. Mata bulatnya sudah menyimpan banyak tanya, tapi Saka sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan Kinan dan meneruskan menanggalkan kemejanya. Kinan masih mematung bergeming tak melakukan apa yang diminta Saka tadi. Sepertinya Saka kesal dengan sikap istrinya. Dia langsung menarik Kinan masuk ke dalam selimut dan memeluknya.“Saka, kamu mau ap—“ Bel
Read more
Selicin Belut
“Hoam ... .” Kinan menguap lebar sambil merentangkan tangannya ke atas. Matanya melirik ke arah samping dan melihat sudah tidak ada Saka di sana.“Dia ke mana?” gumam Kinan lirih. Kinan setengah terbangun lalu duduk di atas kasur sambil menutup tubuhnya dengan selimut.Matanya sudah beredar memindai keadaan sekitar, tidak ada yang aneh di ruangan ini. Mengapa Saka bisa tahu kalau ada kamera tersembunyi di sini? Kinan mencoba menerka bahkan dia beranggapan kalau Saka tengah mengerjainya. Namun, seandainya Saka bohong pasti dia akan melakukan apa yang diinginkan selama ini. Buktinya Saka tidak melakukannya.BRAK!!!Pintu kamar terbuka dan tampak Saka masuk ke dalam kamar. Dia terlihat sudah rapi.“Kamu baru bangun, Sayang?” sapanya dengan ceria. Kinan hanya mengangguk sembari terus menutup tubuhnya dengan selimut.Saka tersenyum menggoda dengan mata pekat yang mengerling nakal ke arahnya. “Lebih baik k
Read more
Rayuan Saka
“APA?? Dia sampai di rumah dengan selamat?” seru Fajar terkejut.Pria berwajah manis itu langsung menoleh ke arah pria kurus yang berdiri ketakutan di sebelahnya. Fajar bergegas menyudahi panggilan di ponselnya dan menatap dengan marah ke pria kurus itu.“Katamu sudah menyabotase rem mobilnya, tapi nyatanya dia baik-baik saja. Kamu yakin tidak salah mobil?” cercah Fajar.Pria bertubuh kurus dengan mata besar itu mengangguk dengan penuh ketakutan. Fajar berdecak sambil menggelengkan kepala.“Kalau kamu sudah melakukannya dengan benar, mengapa bisa Saka dan istrinya tiba di rumah dengan selamat? Aku ingin mereka kecelakaan kalau bisa sampai Saka mati. Namun, kamu sudah ceroboh. Dasar tidak becus!!!”“Ma—maaf, Tuan. Maafkan saya, tapi tadi pagi saya sudah melakukannya dengan benar. Saya sudah mencatat plat nomor mobil Tuan Saka dan tidak salah. Apa mungkin ... apa mungkin ada yang tahu –“
Read more
Siapa Fajar?
“Kamu cantik sekali, Kinan. Mama senang melihat kalian bisa hadir,” ucap Nyonya Septa malam itu.Kinan dan Saka memang sudah menghadiri acara ulang tahun mamanya. Kali ini sengaja Nyonya Septa merayakan pesta ulang tahunnya di rumah dan hanya dihadiri Kinan, Saka serta kedua orangtua Kinan. Ini untuk pertama kalinya pesta ulang tahun Nyonya Septa dirayakan dengan sederhana.“Tumben, Mama tidak mengundang teman sosialitanya,” celetuk Saka di belakang Kinan.Nyonya Septa langsung tersenyum masam sambil menatap Saka. Sepertinya Saka lupa kalau beberapa bulan sebelum ia menikah, Nyonya Septa terpaksa menghindar dari teman sosialitanya. Akibat ulah Saka  banyak teman sosialita Nyonya Septa yang membencinya. Memang banyak dari teman Nyonya Septa yang mempunyai anak gadis dan hampir sebagian besar pernah menjadi kekasih Saka. Sayangnya Saka tidak menganggap serius dan terkesan hanya mempermainkan mereka saja.“Sudah. Jangan dib
Read more
Orangtua versus Mertua
“Apa dia hamil?” tanya Nyonya Septa dengan cemas.Saka hanya diam sambil melirik ke arah ibunya. Ia sendiri tidak tahu mengapa juga Kinan tiba-tiba pingsan. Padahal sebelumnya kondisi istrinya baik-baik saja.“Apa Dokter Anwar sudah selesai memeriksanya?” Kini ganti Tuan Arya yang bertanya ke Saka. Saka langsung menelepon dokter keluarganya saat tahu Kinan pingsan tadi. Saka hanya diam sambil melihat Tuan Arya dengan sudut matanya. Ternyata dua orangtuanya ini benar-benar membuat Saka gelisah kini.“Apa benar dia hamil? Tapi aku tidak pernah menyentuhnya, lalu dia hamil dengan siapa? Apa jangan-jangan ---“ Saka tidak berani meneruskan dugaan di benaknya. Dia kembali terdiam dan menunggu hasil pemeriksaan Dokter Anwar saja.Selang beberapa saat Dokter Anwar keluar dari kamar ditemani Hana. Saka, Tuan Arya, Nyonya Septa dan juga Bayu sudah berkerumun mendekatinya.“Bagaimana, Dok? Kapan cucu saya lahir?&rdquo
Read more
Kinan yang Aneh
“Bagaimana? Jadi honeymoonnya?” tanya Tuan Arya begitu Saka dan Kinan keluar dari kamar. Sepasang sejoli itu tampak bingung dan saling tatap satu sama lain.“Iya betul, Saka. Mama rasa kalian membutuhkan itu. Sudah jangan tolak lagi,” sahut Nyonya Septa menimpali.“Ayah dan ibu juga akan senang kalau kalian segera memberi kabar baik kepada kami.” Kini Bayu ikut bersuara. Hana yang berada di sebelahnya hanya menghela napas panjang sambil mengulum senyum.“Kalian sedang kompak menodong kami cucu?” tebak Saka. Mata pria tampan itu sudah menatap lekat ke setiap orang yang berdiri di depannya.“Apa salahnya, Saka. Lagi pula kalian sudah menikah dan bahkan usia pernikahan kalian sudah 4 bulan. Kenapa juga belum ada tanda-tanda kehamilan?”Sontak Kinan terdiam begitu mendengar ucapan Nyonya Septa. Ia baru ingat kalau sudah menjalani biduk rumah tangga dengan Saka selama 4 bulan lebih. Ini benar-b
Read more
Suka tapi Bukan Cinta
“Aku pengen kamu manja,” ulang Kinan kembali.Saka semakin terkejut dan menatap Kinan dengan pandangan tak percaya. Baru kali ini Saka mendengar penuturan Kinan yang diluar perkiraannya. Kedua alis pria tampan berdagu belah itu saling bertaut sementara keningnya juga berkerut.“Apa kamu bilang? Apa benar yang sedang berkata di depanku ini istriku Kinan Pratiwi?”Kinan sontak tertawa apalagi Saka mengatakan hal tersebut dengan mimik wajah yang serius. Saka ikut tersenyum dan berhambur memeluk Kinan. Kinan terdiam dalam pelukan Saka dan mendongakkan kepala menatap wajah tampan suaminya.“Apa kamu sudah mulai jatuh cinta kepadaku?” tanya Saka kemudian. Kinan hanya diam, tidak menjawab, tapi matanya hanya mengunci tatapan mata pekat sang Suami seraya mengerjap berulang.“Apa menurutmu begitu?” Kinan malah balik bertanya. Saka tersenyum dan mengecup lembut kening Kinan.“Aku tidak tahu. Aku bu
Read more
Jadi Kamu Tidak Cemburu?
“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Kinan. Matanya mendelik menatap Fajar yang berdiri dengan senyum manis di depannya.“Tentu saja menghadiri wisudamu. Selamat, ya!” Fajar mengulurkan tangannya sembari menyerahkan satu buket bunga yang besar. Kinan hanya diam menatap dengan datar ke arah tangan dan buket bunga di depannya.“Kamu tidak mau menerima atau membalas jabat tanganku?” interupsi Fajar. Kinan menghela napas panjang kemudian mengulurkan tangannya membalas tangan Fajar, tapi tidak menerima buket bunganya.“Maaf, aku tidak bisa menerimanya. Sebentar lagi prosesinya dimulai,” tolak Kinan. Fajar hanya manggut-manggut sambil tersenyum.“Gak masalah, biar aku titipkan ke sopirmu. Pak Wildan.” Kinan hanya diam dan mengangguk. Padahal dia hanya sengaja memberi alasan untuk menolak pemberian Fajar.“Aku harus masuk, maaf ... .” Kinan sudah undur diri dan membalikkan badan ber
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status