All Chapters of Pembalasan Sang Pewaris: Chapter 21 - Chapter 30
62 Chapters
21. Bagaimana aku tahu jika kau anak ayah?
Pertemuan di markas rahasia mafia malam itu sedikit berbeda. Elektra bisa melihat semua pimpinan operasi tampak sudah berkumpul. Organisasi mafia besar pimpinan Ankara jarang mengumpulkan orang sebanyak itu. Alasannya sudah jelas, faktor keamanan.“Kenapa sebanyak ini, yang datang? Apa ada sesuatu yang harus dibicarakan?” Elektra bermonolog sendiri.Meskipun anggota mafia terkesan seperti kebal hukum tetapi pihak kepolisian pasti sudah menyimpan data pribadi mereka. Itulah alasannya mereka selalu bertindak seolah mandiri dan tidak berkaitan satu sama lain setiap kali melakukan misi.Mafia adalah organisasi paling rumit, berbahaya dan mematikan!Masuk ke dalamnya artinya sudah siap mengorbankan nyawa kapan saja. Pekerjaan pun tidak jauh jauh dari urusan hidup atau mati.Elektra jadi bertanya tanya, apa tujuan Ankara mengumpulkan semua anak buahnya?Jawaban segera Elektra dapat ketika Ankara memulai pidatonya. "Brothers, saudaraku
Read more
22. Bertemu Arsen
“Tenanglah, aku tidak akan mengatakannya, pada Ayah tapi aku tidak janji jika akan selamanya aman,” ucap Elektra menatap Jason yang tengah menatapnya penuh kebingungan.“Thanks!” Hanya itu yang diucapkan Jason membuat Elektra mencebikan bibirnya.“Ini waktuku untuk kembali.”“Kau yakin akan kembali?”“Aku sudah janji untuk membalas perbuatan mereka!”“Arsen, mencari tahu mengenai dirimu!”Hanya helaan napas kasar terdengar setelah itu Elektra pergi meninggalkan Jason begitu saja. Dia tahu jika Arsen menyelidiki mengenai dirinya, bahkan dia sendiri mendapatkan undangan menjadi pengacara pribadi pria itu.Elektra kembali? Tidak. Dia telah berjanji akan kembali jika sudah waktunya tiba. Saat itu tiba, dia akan memb membuat orang-orang yang dulu pernah menyakitinya ke jurang penderitaan yang sama dalamnya.Elektra, gadis yang akhirnya terlempar ke dunia mafia itu bukanlah gadis polos dan lugu seperti dulu. Kini bahkan seekor nyamuk pun tampaknya malas berurusan dengan dia. Kecuali, siap s
Read more
23. Bertemu Vero
Dress merah kini menjadi warna favorit Elektra. Langkah mendekat ke arah meja di mana pria di kenalnya telah menunggu, Arsen. Malam ini dia dinner bersama sang mantan, karena usul dari Jason. Melihat kedatangan Elektra, Arsen beranjak dari tempat duduk kemudian menarik salah satu kursi di hadapannya.“Silakan Nona Elektra!” ucapnya sopan.Elektra tidak datang sendiri tapi di belakang terlihat seorang pria. “Aku harap Anda tidak keberatan Mr. Matthias jika aku datang bersama asisten sekaligus pengawalku.”Senyum Arsen mengembang. “Tentu tidak, Nona Elektra. Saya paham dengan situasi Anda yang sangat membutuhkan pengawal,” ucap Arsen sambil menuangkan wine ke gelas milik Elektra.“Saya pikir Anda tidak akan mempertimbangkan permintaan saya. Jika tidak mendapatkan kabar, saya akan kembali sore tadi.”Elektra mengambil gelas wine miliknya yang telah terisi, sesaat mengoyangkannya perlahan, itu adalah cara terbaik untuk minum wine untuk mendapatkan kenikmatan. Ia tahu kenapa Arsen menghida
Read more
24. Kebencian Vero
Vero membulatkan mata mendengar pernyataan itu. Adik? Alika Adik Elektra?Tidak hanya Vero, Arsen pun seperti itu. Dia sama sekali tidak memikirkan jika Elektra kemungkinan memiliki ikatan darah dengan wanita yang dicintai.“Kami tidak ingin memberitahukan ini pada dunia siapa dia tapi sepertinya aku harus mengkonfirmasi mengenai dirinya, kenapa kami memiliki wajah yang sama.”Pernyataan Elektra saat ini benar-benar membuat dua pria yang tengah duduk di sofa, Ankara bahkan Jason memijat kepala mereka. Elektra memang pernah meminta sesuatu dan Ankara mewujudkannya.“Apa Anda secara tidak langsung mengatakan jika sebenarnya pewaris dari keluarga Lysander bukan hanya Anda?”“Ya. Kalian akan mendapatkan berita lengkapnya dari kuasa hukum keluargaku.”Ankara hanya bisa menelan salivanya. Ternyata putrinya lebih gila darinya.Setelah mengatakan itu Elektra masuk ke dalam gedung firma disusul keluarga Matt
Read more
25. Ajakan Makan Malam Arsen
Sebelum melanjutkan kalimatnya, sebuah ketukan pintu terdengar. “Nona Elektra ada bunga untuk Anda.”“Masuk,” titah Magno kemudian mengambil bunga yang di bawa. “Dari Mr. Matthias untuk Anda, dia ingin mengajak Anda untuk dinner.”Tatapan Elektra terpaku sesaat. Dia tidak ingin pembicaraannya terganggu hanya karena kiriman bunga dari Arsen, tapi sebelum melanjutkan perkataannya, Magno lebih dulu menyela.“Nona sepertinya, Mr. Matthias sedang mencoba memenangkan hati Anda.”“Buang saja bunganya,” ucap Elektra membuat Magno melihat bunga yang dikirim untuk sang Nona.“Ada kartu ucapan. Dia ingin mengajak Anda makan malam,” ucap Magno membuat Elektra menarik napas dalam. “Letakan saja di sana,” titahnya.Magno bisa melihat raut wajah keseriusan di mata Elektra. “Bereskan saja jika mereka tidak menerima tawaran bergabung dengan organisisi kita,” tegas
Read more
26. Awasi Keluarga Matthias
Asisten pribadi Elektra keluar dari ruangan setelah urusannya beres. Sementara Elektra dan Magno meneruskan pembicaraan mereka. kali ini mereka membicarakan hal yang cukup penting. Mereka bicara mengenai keluarga Mathias. Orang dari masa lalu Elektra."Magno, apakah kamu sudah bertemu dengan keluarga Mathias?" tanya Elektra dengan mimik muka serius.Setiap kali memikirkan apalagi membicarakan mereka otot-otot tubuh Elektra seolah kaku dan mengejang menahan beribu lara.Mendengar pertanyaan Elektra, Magno tahu ke arah mana atasannya itu akan membawa perbincangan tersebut."Elektra, menyelidiki dan mengawasi keluarga Mathias adalah agenda kita yang terpenting setelah mendirikan perusahaan Firma.""Ya, kau benar. Seperti yang sudah kita rencanakan sebelum kepulangan kita ke sini. Mereka adalah target utama kita."Apa yang dikatakan Elektra sangat jelas. Tentu saja memburu keluarga Mathias dilakukan bukan tanpa alasan.Elektra akan pulang
Read more
27. Aku Hanya Ingin Menggodanya
Suara barang-barang berhamburan dan pecah terdengar. Keadaan lantai begitu berantakan, Arsen hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. Vero semakin menjadi-jadi. Tidak ada satupun maid yang berani keluar di saat Vero memulai pertengkaran dengan Arsen, sudah menjadi makanan sehari-hari mereka jika Vero marah, hal itu pula menjadikan Arsen yang jarang untuk pulang ke rumah. “Kau mengajaknya makan malam bersama kita?” tanya Vero saat Arsen baru saja pulang. Niat hati datang untuk memberitahu Vero agar bersiap-siap karena mereka akan makan malam bersama Elektra tapi penyambutan yang dia dapatkan benar-benar di luar ekspetasinya. “Aku tidak ingin berdebat denganmu, Vero. Tidak untuk sekarang.” Arsen memohon sambil melihat Vero yang tengah menggebu-gebu. Suaranya dipenuhi kelelahan serta rasa sakit kepala. “Kau mengundangnya makan malam denganmu seperti yang kau lakukan saat di Itali, kenapa? Apa karena dia mirip dengan wanita itu?” Suara barang jatuh lagi terdengar, kali ini sebuah p
Read more
28. Makan Malam Yang Panas
Suasana meja makan sedikit mencekam, kehadiran Elektra membuat suasananya sedikit menegang. Hanya ada dentingan peralatan makan yang beradu terdengar.“Emm … Miss Elektra—“ Suara Sonia terdengar membuat Elektra menghentikan aktifitasnya dan melihat ke asal suara. Begitu pula yang lain, semuanya ikut menghentikan makan mereka.Mereka takut membuat kesalahan, karena wanita di hadapan mereka bukan wanita yang pernah mereka kenal. Wanita di hadapan mereka tidak bisa tersinggung, jika hal itu terjadi mereka harus bersiap kehilangan semuanya.“Bagaimana Anda hidup tanpa diketahui orang-orang selama ini?” Pertanyaan itu sangat konyol bagi Elektra. “Maksud saya, keluarga Anda sangat pandai menyebunyikan identitas Anda selama ini.”“Ayah saya terlalu overprotektif,” jawab Elektra sekadarnya.Overprotektif? Dia ingin tertawa mengingat itu. Bahkan saat Ankara memperkenalkannya pada bisnis keluarga dia telah mendapatkan cukup banyak ancaman, bahkan saat dia diperkenalkan pada dunia sudah beberapa
Read more
29. Kami Kehilangan Bayi
“Kau benar-benar keterlaluan, Vero,” seru Arsen yang menarik pergelangan tangan sang istri menjauh dari keluarganya yang tengah berbincang dengan Elektra. “Keterlaluan katamu? Kau yang keterlaluan, kau tidak berhenti menatapnya saat makan malam tadi. Sadar, dia bukan Alika. Dia wanita lain, hanya wajahnya saja yang mirip,” bantah Vero, dia tidak mau kalah dari sang suami. “Kalau matamu tidak melihatnya seperti itu, aku tidak akan mencari masalah,” bentak Vero lagi kemudian meninggalkan Arsen yang terdiam. Dia tidak bisa pungkiri jika dia tidak bisa berpaling menatap Elektra, hidupnya yang hilang seakan kembali saat melihat wanita itu. Saat akan kembali ke rumah, Vero berpapasan dengan Elektra. “Aku yakin kau Alika, kau pasti sedang berpura-pura menjadi putri dari keluarga kaya raya. Apa kau menjual tubuhmu pada keluarga itu?” Elektra bukan tidak mengerti apa yang dikatakan Vero padanya, hanya saja belum mengatakan apapun, Vero telah pergi saat melihat Arsen. Dari kejauhan Arsen me
Read more
30. Kerusuhan Sebelum Kedatangan Elektra
Beberapa hari sebelum kedatangan Elektra ke Indonesia Arsen hanya bisa melihat foto Elektra yang di sosial media, itu pun dibagikan oleh para reporter yang berhasil mendapatkan fotonya. Wajah itu mirip dengan sang kekasih, cantik dan baginya yang paling mempesona. Kecantikan dan kebaikan Alika pernah membuat Arsen jatuh cinta setengah mati padanya. Bahkan mereka sudah merencanakan untuk merajut masa depan yang indah berdua. Namun sayang, takdir tidak berpihak pada mereka. Tiba-tiba badai itu datang menerjang mereka. Arsen tak bisa memenuhi janjinya dan terpaksa berusaha menjauhkannya dari dirinya. Tak disangka sang kekasih itu justru datang dan menjadi saksi sejarah pengkhianatan terbesar yang dia lakukan. Arsen masih ingat bagaimana Alika datang ke altar tempat dia Vero melakukan pemberkatan pernikahan dengan marah dan tangis yang bercampur jadi satu. “Huh. Maaf!” Arsen bergumam sendiri. Arsen masih teringat betapa panas pipinya terkena tamparan kekasihnya itu. Tak sadar, Arsen
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status