Pembalasan Sang Pewaris

Pembalasan Sang Pewaris

Oleh:  DIHNU  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
62Bab
1.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Apapun kasusnya akan kumenangkan!” Hidup Alika Farhan berubah saat diculik oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya. Lebih tak terduga lagi, pria itu mengatakan jika dirinya adalah penerus Keluarga Lysander serta organisasi mafia Velenossa. Belum cukup keterkejutan Alika tentang siapa dirinya, ia harus dipatahkan oleh kenyataan di mana sang kekasih akan menikah dengan orang lain dan akan mengirimkan dirinya ke Luar Negeri. Walaupun tidak percaya pada pria yang mengaku sebagai ayah kandungnya, Alika tidak punya pilihan selain bergantung pada pria itu untuk menjadi kuat dan membalaskan dendam pada keluarga Matthias. Kuat, dan memiliki kekuasaan secara bayangan adalah keinginannya untuk membalaskan dendam pada musuhnya. Kehadiran Regan Remayang Aditama dengan cara mengejutkan ke dalam hidup Alika membuat semuanya berubah.

Lihat lebih banyak
Pembalasan Sang Pewaris Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
62 Bab
1. Dipaksa ke Luar Negeri
Seorang pria dengan pakaian jas tengah mengamati seorang wanita. “Tuan, kami sudah menemukannya.” “Bawah ke markas sekarang juga,” titah seorang pria di seberang telpon. Setelah mendapatkan perintah dari suara di seberang telepon, mereka pun bergerak menculik wanita yang sejak tadi mereka intai. “Nona Alika, kami tidak akan menyakiti Anda, jadi memberontak.” Bagaimana Alika tidak berontak jika dia tiba-tiba diculik. “Kami hanya mengantarkanmu pada Tuan kami, dia ingin bertemu dengan Anda.” “Aku tidak ingin bertemu dengan Tuan kalian,” bentak Alika. “Lepaskan, aku akan melaporkan kalian pada polisi. Namun, perkataan Alika tidak didengarkan. Mereka hanya menahan Alika agar tidak memberontak. Sekitar lima belas menit, Alika di bawah kesuatu tempat. “Lepaskan. Kenapa kalian tidak mendengarkan apa yang aku katakan. Aku akan menuntut kalian, dan memenjarakan kalian,” ancam Alika tetapi perkataannya itu membuat seorang pria tertawa. Suara itu mampu membuat Alika berhenti memberontak.
Baca selengkapnya
2. Vero Mencelakai Alika
“Aku akan mengirimkan sisa pembayarannya jika kau telah menghabisi nyawanya,” seru Vero berbicara pada seorang pria di seberang telpon.Vero mematikan panggilan secara sepihak, mengetahui jika Alika ternyata mengandung anak Arsen, dia harus menghilangkan Alika dan bayi itu agar Arsen akan tetap menjadi miliknya.Sudah sejak lama, Vero menyukai Arsen tetapi pria itu malah menyukai Alika anak yatim piatu. Arsen hanya melihatnya sebagai sahabat masa kecil, hal itu membuat Vero semakin dendam pada Alika.Seorang pria tengah duduk di atas pohon memegangi sebuah senjata laras panjang. Mata pria itu tengah membidik, sebuah mobil sedan yang tengah melaju di jalanan menggunakan teleskop senjatanya miliknya.Ketika mobil itu lewat sesuai perkiraannya, seketika dia menarik pelatuk senjata dan—Dor! Dor! Dor!Beberapa kali tembakan ia lesatkan membuat mobil yang tengah melaju kehilangan kendali, pengemudi seketika menginjak rem mendadak, hingga akhirnya mobil itu menggelinding dan terbalik di jal
Baca selengkapnya
3. Antara Penghinaan dan Dendam
Seminggu telah berlalu saat Alika kecelakaan. Pria yang menolongnya pun, tidak terlihat setelah itu. Seakan hilang entah ke mana, beberapa perawat yang berbisik-bisik mengenai Alika yang tidak ada satupun keluarga yang datang untuk menjenguk.Bau disinfektan tercium pekat di hidung, samar-samar ia membuka mata terlihat langit-langit kamar berwarna putih. Ia melirik ke kiri dan ke kanan, Alika menyadari jika dia berada di rumah sakit."Kau sudah sadar?" Suara yang dikenal Alika di sana. Benar saja, terlihat pria yang mengaku ayahnya duduk di sofa, tidak luput beberapa pria yang menjaga di sana. "Panggil dokter!"Sekilas kepalanya terasa sakit disertai pusing, Alika mengingat kejadian yang baru saja terjadi membuatnya segera mengelus perut, dia merasakan ada yang sesuatu yang ganjil pada tubuhnya. Dokter pun segera bergegas ke ruangan Alika, sesaat memberikan hormat pada pria itu. "Tuan Ankara!""Jangan pedulikan aku, laksanakan saja tugasmu, anggap aku tidak ada di sini," ucap pria di
Baca selengkapnya
4. Mendadak Menjadi Nona Muda Lysander
Ankara hanya memperhatikan putrinya yang sejak tadi diam di atas hospital bed. Saat putrinya kembali hanya menangis, kemudian diam dan kembali menangis lagi. Sepanjang malam, ia hanya melihat Alika menangis. Hanya laporan dari pengawal yang didengarnya mengenai apa yang terjadi di keluarga Matthias. “Kenapa? Apa kau baru tahu sifat asli dari keluarga mantan kekasihmu itu?” Ankara mengawali pembicaraan membuat Alika menatap sendu ke arahnya. “Mereka akan mengantarkanmu pulang,” ucap Ankara kemudian beranjak dari tempat duduknya. “Kita berdua akan bicara setelah kondisimu sudah membaik,” tambah Ankara lagi. Pengawal yang mengantarkan Alika, bukan mengantarkannya ke apartement tapi mengantarkanya ke sebuah rumah berlokasi di Cilandak Margasatwa Townhouse. Kawasan rumah megah di Jakarta Selatan. Ia tahu dengan persis harga rumah di kawasan tersebut. “Tuan, tidak ingin Anda kembali ke Apartemen itu lagi. Beliau memintaku untuk mengemas seluruh barang-barang Anda, saya telah menata kemb
Baca selengkapnya
5. Hubungan Kita Tak Perlu Dijelaskan Lagi!
Dua minggu telah berlalu sejak hari itu, hari di mana pengkhianat terjadi begitu nyata tepat di hadapannya. Tak pernah Alika sangka jika dirinya diperlakukan seperti ini oleh orang yang ia sayang dan cintai. “Kalian, lihat saja!” seru Alika mengeram. Tapi tunggu dulu, orang yang disayang dan dicintai? Ah, tidak! Mungkin itu dulu, tidak untuk sekarang. Cinta dan sayang untuk Arsen sudah tak lagi ada! Kini, yang tersisa dari semuanya itu adalah sebuah rasa benci yang begitu dalam. Tak akan pernah ada kata maaf untuk pengkhianat seperti Arsen itu! Alika menggenggam erat kedua tangannya mencoba untuk tetap bisa mengendalikan dirinya sendiri di tempat keramaian seperti ini. Jika saat ini ia sedang berada di rumah, mungkin beberapa barang akan siap jadi pelampiasan dari kemarahannya ini. Ia berjalan menyusuri jalanan Amerika, tepatnya di New York. Tempat di mana Asren memintanya untuk tinggal. Alika mengunjungi tempat itu, sebelum ia benar-benar harus melupakan segala hal mengenai Arsen
Baca selengkapnya
6. Kematian Alika
Alika membuka matanya, ia beberapa kali mengerjap. Suasana yang merasa asing terlihat. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tidak ingat apapun, setelah menangis, dia tertidur. Sebuah ketukan terdengar sesaat membuat Alika melirik ke asal suara. “Masuk!” “Nona.” Suara Farhan pelan terdengar saat pintu terbuka. “Tuan menuggumu di lantai bawah!” Walaupun masih enggan untuk bangun, Alika turun. Saat ia duduk, televisi dinyalakan memperlihatkan sebuah berita. ‘Ditemukan mayat wanita di tepi pantai bernama Alika Farhan, diperkirakan bunuh diri’ Alika yang melihat berita itu hanya bisa terdiam. Itu adalah berita tentang kematiannya, dalam semalam dia meninggal dan dalam semalam juga, dia mengganti identitas lain. “Alika sudah mati!” Ankara membuka suara sambil melihat ke arah putrinya. “Hanya ada Elektra Jagna Lysander, pewaris utama keluarga Lysander!” tegas Ankara. Tatapan Alika masih terfokus pada berita yang menyatakan dirinya meninggal. “Nona, Anda tidak perlu bingung. Sudah ha
Baca selengkapnya
7. Memperkenalkan Bisnis Gelap
Elektra baru saja turun setelah seorang maid memanggilnya untuk sarapan. Di meja terlihat Ankara yang tengah duduk menikmati sarapannya. Hanya ada suara alat makan beradu terdengar. Telah beberapa bulan berada di Italia, Elektra sudah beradaptasi, dia membagi waktu untuk mempelajari apa yang diminta Ankara. “Bagaimana tidurmu?” Ankara memulai pertanyaan saat ia meletakan peralatan makan di atas meja pertanda jika dirinya telah selesai. “Baik!” “Bagaimana dengan pelajaranmu?” “Nona mempelajarinya dengan sangat baik, Tuan. Nona benar-benar sangat cepat mempelajari apa yang saja ajarkan!” Ankara menganggukan kepala. “Tidak masalah di kantor ‘kan?” Tidak ada sahutan dari wanita yang diajaknya bicara membuat Ankara melihat Elektra. “Katakan jika kau butuh sesuatu!” Elektra menganggukan kepala. “Selesaikan sarapanmu. Sepertinya sudah waktunya kau harus tahu bisnis kita. Siap-siap, kita akan pergi setelah ini. Aku akan menunjukan padamu bisnis yang kita kerjakan,” seru Ankara kemudia
Baca selengkapnya
8. Kau Akan Menghabisiku Jika Melakukannya
Wajah Elektra begitu pucat, dia bahkan tidak bisa tidur selama beberapa hari mengingat kejadian di ruangan mengerikan itu. Pikiran mengenai apa yang dilihat tidak pernah hilang dari kepalanya. Bagaimana bisa seseorang tidak memiliki perasaan kasihan saat melihat dan mendengar jeritan dari orang yang disiksa, bahkan tertawa melakukan hal keji itu. Rambut yang sesekali diacak, serta berteriak histeris membuat maid yang berada di luar khawatir mengenai kondisi Elektra. “Dia tidak pernah menyentuh makanan yang kita berikan, ini sudah satu minggu,” keluh salah satu maid yang tengah berdiri di depan kamar Elektra sambil membawa nampan makanan yang tidak disentuh oleh Elektra sama sekali. Mata mereka melihat ke arah pintu kamar yang terkunci. “Tuan Ankara pasti tidak akan mengampuni kita jika terjadi sesuatu pada Nona Muda,” ucap salah seorang maid pada temannya. “Apa kita melaporkan hal ini pada Tuan?” tanyanya, hanya ada gelengan kepala dari temannya. “Huh. Sebenarnya, apa yang dilakuk
Baca selengkapnya
9. Kalian Tidak Setuju Dengan Keputusanku?
“Aku akan membuat mereka merasakan penderitaan yang mengerikan.” Elektra berkata dengan lantang. “Akhirnya bisa melihat semangat itu lagi di matamu. Kupikir kau akan menyerah.” “Aku hanya shock, melihat apa yang ditunjukan Jason padaku, benar-benar mengerikan. Semuanya berlawanan dengan--tapi jika ingin menjadi kuat dan berkuasa aku harus bisa melakukannya.” Ankara tersenyum. “Siapkan pakaian untuknya, hubungi orang-orang yang biasanya membuatkanku pakaian, jangan lupa datangkan mereka untuk mengubahnya,” ucap Ankara membuat Elektra kebingungan. “Apa yang ingin kau lakukan?” “Kau harus mengubah penampilanmu jika kau benar-benar ingin menjadi orang berbeda dari sebelumnya. Pakaian, tampilan, semuanya harus berubah,” ucap Ankara. “Tapi, aku tidak ingin menarik perhatian nanti.” Elektra menolak tawaran Ankara. “Sepertinya tidak perlu, aku—” “Jangan menolak. Kau putriku, kau adalah pewaris. Apa kau akan membiarkan orang lain menghinamu seperti yang dilakukan keluarga Matthias, huh?
Baca selengkapnya
10. Latihan menggunakan Senjata
“Apa yang harus aku lakukan, saat mereka tidak menyukaiku?” tanya Elektra saat mereka kembali ke mansion. Jason mengangkat sebelah alisnya. “Cukup buat mereka mengakui jika kau mampu melakukan sesuatu yang mereka ragukan. Sangat jelas terlihat dari wajahmu begitu polos, bahkan tidak sama sekali menakutkan, dan juga kau bahkan tidak bisa bertarung.” “Ajari aku,” tantang Elektra membuat Jason tersenyum kecil, dia sangat suka dua kata yang keluar dari mulut wanita di hadapannya. Terlihat jika Elektra mengatakan dengan sungguh-sungguh, tidak ada keraguan di dalam kata yang diucapkannya. “Aku tidak bisa membuat mereka meragukanku. Aku akan menunjukan pada mereka pandangan mereka tentangku itu salah. Maka ajari aku.” Semangat di dalam setiap ucapan Elektra membuat Ankara menerbitkan senyum, tetapi tidak diperlihatkan pada Jason dan Elektra. Inilah yang membuat Elektra berbeda, dia tidak ingin orang lain meremehkan dan ingin mencoba hal baru walaupun awalnya dia akan berpikir terlebih dahu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status