All Chapters of Dikejar Cinta CEO Preman: Chapter 11 - Chapter 20
42 Chapters
Bab 11.
Zahra mengambil napasnya walau dengan dada yang sesak. "Ya, itu mungkin pernah terjadi, tapi kita sudah tidak saling mengenal lagi." Zahra menatap Erlangga sedikit kesal karena Erlangga sama sekali tak ada niatan memperjuangkan cinta mereka. Lagi-lagi rahang Erlangga mengeras. Ludahnya berasa tersekat pahit di tenggorokannya. Erlangga mengerti apa yang di ucapkan oleh Zahra. Erlangga menganggap jika itu karena kini Zahra sudah mencintai Andi. Suasana tegang berlangsung kembali cukup lama. Apalagi kini Andi pun merasakan hal yang sama dengan Zahra dan Erlangga, yaitu sesak. Dari beberapa hari lalu Andi memikirkan tentang hubungan Zahra dan Erlangga. Namun, Andi tak menyangka jika rasanya sesakit itu saat tahu yang sebenarnya. Tentang perasaan Erlangga jangan di tanya lagi. Keinginannya untuk kembali pada Zahra akan dia lanjutkan jika Zahra masih mau menerimanya. Akan tetapi, kini pertanyaan itu terjawab sudah dan nyatanya Zahra sudah tak ingin menerimanya. "Kak, apa kita bisa seger
Read more
Bab 12. Rencana Erlangga
Sesampainya di rumah Zahra pun kembali dalam perasaan cemas. Lalu kembali membuka kotak yang berisi kenangan indah bersama Erlangga. Zahra kembali meneteskan air matamu saat kenangan itu kembali melintas di depan benaknya. "Aku masih cinta padamu, Kak. Tapi aku bisa apa jika memang Kakak sudah tak menginginkan'ku lagi." Zahra terus mengusap foto kenangan bersama Erlangga. "Aku harus berusaha untuk melupakanmu walaupun sangat susah."Zahra pun segera merapikan kotak berisi kenangan itu lalu menyimpannya kembali dengan rapat. Kini tekadnya adalah melupakan kenangannya bersama Erlangga. Dan berusaha menerima dengan sepenuh hati pernikahannya nanti dengan Andi. ******Erlangga terus menatap foto yang sama dengan yang Zahra tadi tatap. Bedanya Erlangga masih begitu tak terima jika kini Zahra sudah tak bisa menerimanya lagi. Erlangga kali ini seperti kehilangan hidupnya kembali seperti awal hubungan mereka ditentang Malik. Jika dulu Erlangga mampu bangkit kembali karena ingin menunjukkan
Read more
Bab 13. Cinta yang rumit
"Alhamdulillah, apa itu benar Nak Zahra?" Zahra pun tersadar. "Iya, Ayah. Alhamdulillah hubungan kita baik-baik saja," ucap Zahra pada akhirnya. Santosa mengangguk-anggukkan kepalanya merasa lega. "Syukurlah kalau begitu. Ayah hanya tak ingin jika hubungan kalian putus di tengah jalan. Ayah merasa sangat cocok dengan Nak Zahra apalagi Ayah juga adalah sahabat baik ayahmu, Nak," ujar Santosa penuh harap pada Zahra. "Iya Ayah, tolong doakan kami terus agar kami bisa tetap menjaga hubungan ini sampai halal nanti dengan baik." "Ya ya ya, apa kalian sudah tidak sabar untuk segera halal, hem?" ujar Santosa menggoda sang putra juga calon menantunya itu. "Ayaaaah, jangan menggoda kami!" kata Andi, "jika kami tidak bisa menjaga nafsu kami bagaimana?" "Astagfirullah kamu ya, An. Jika itu sampai terjadi maka ayah tidak akan menganggapmu lagi sebagai putra ayah!" ujar Santosa bergurau. Zahra dan Andi pun akhirnya tertawa dan menikmati makan malam bersama sang Ayah. Malam ini Andi dan Zahra
Read more
Bab 14. Sudah menerima
"Bagaimana ini bisa terjadi, Pak Daus?" Andi sedikit terkejut karena perusahaannya kini tengah kekurangan dana. "Bukankah satu Minggu yang lalu Bapak bilang perusahaan kita mengalami kenaikan pendapatan?" tanyanya lagi pada manager keuangan perusahaannya. Daus hanya bisa mematung tak bisa menjawab pertanyaan Andi. Daus sendiri tidak tahu bagaimana caranya perusahaan yang di kelolanya itu bisa sampai kekurangan dana dalam waktu yang cepat setelah seminggu yang lalu mengalami kenaikan pendapatan. Daus bingung karena dirinya sendiri tak mengerti pada kinerjanya yang baru kali ini bisa di katakan gagal dalam mengelola keuangan PT Bima Sakti milik Andi Santosa. "Mohon maaf Pak Andi, saya sendiri sangat terkejut melihat keuangan perusahaan yang turun drastis dengan sangat cepat. Seminggu yang lalu saya sudah sangat teliti mencatat pendapatan PT Bima Sakti ini dan memang mengalami kenaikan pendapatan yang lumayan besar. Tapi saya pun bingung mengapa hanya dalam waktu satu minggu ini pendap
Read more
Bab 15. Tentang Cinta tulus
"Jadi Kakak ngizinin aku ikut?" Andi menggangguk. "Tentu saja aku ngizinin, Ra. Asal kamu hati-hati di sana ya karena sepertinya aku tidak bisa mengantarmu apalagi nemenin kamu, karena-" "Tidak apa-apa, Kak. Kakak fokus aja pada pekerjaan Kakak. Insya Allah aku di sana baik-baik saja lagi pula banyak orang kan?" "Ya kalau begitu syukur deh, pesanku hanya satu hati-hati dan jaga hati," ujar Andi menatap Zahra dengan senyuman tipis penuh arti. Zahra sendiri hanya tersenyum tipis karena saat ini setelah pertemuannya dengan Erlangga hari itu Zahra dan Erlangga sudah tak pernah bertemu lagi. Untuk itu, membuat hati Zahra tidak terlalu mengingat Erlangga dan lebih fokus pada hubungannya dengan Andi. Andi sendiri hanya berhubungan dengan Jimmy sekretaris dari Erlangga ketika perusahaannya harus menghubungi Elang Group. "Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu ya, Kak." Zahra hendak beranjak dari duduknya. "Kamu ke sini jauh-jauh hanya ingin meminta izin itu, Ra?" ujar Andi menghentikan l
Read more
Bab 16. Keceplosan
"Apa yang harus ku lakukan sekarang? Perusahaan sudah sangat membutuhkan dana tambahan. Aku pun tidak mungkin mendapatkan pinjaman dalam waktu cepat." Andi mondar-mandir ke kanan dan kiri memikirkan jalan keluar dari masalahnya. "Apa aku minta bantuan ayah Malik? Mungkin saja Ayah bisa membantuku, setidaknya dia punya teman yang bisa membantuku keluar dari masalah ini." Andi pun segera mengambil handphonenya untuk menghubungi Malik. ****"Dia akan pergi tour ke Bandung?" "Iya, Pak Er. Saya pikir anda bisa memanfaatkan waktu itu untuk mendekatinya kembali," ujar Jimmy. "Tanpa harus melanjutkan rencana untuk perusahaan Pak Andi." Jimmy menatap Erlangga dengan penuh harap agar Erlangga tidak melanjutkan rencananya untuk menghancurkan perusahaan Andi. Erlangga menarik nafasnya karena mengerti maksud dari Jimmy. "Saya akan pergi ke Bandung. Tapi ... rencana itu tetap berjalan," ucapnya kekeh pada pendiriannya. Jimmy lagi-lagi hanya bisa menarik nafasnya karena masih belum bisa menyada
Read more
Bab 17. Apa dia mengikuti ku?
"Apa aku pernah menceritakan Pak Erlangga pada Ayah? Tapi aku tidak ingat Ayah," lanjut Andi lagi masih bingung karena Malik seperti sudah Erlangga. 'Apa mungkin dulu mereka sudah begitu dekat? Sampai Ayah pun sudah mengenal Erlangga? Tapi kenapa mereka bisa berpisah ya?' Andi masih terus bergelut dengan pikirannya. "Mungkinkah Zahra pernah memberitahukan hal itu, Nak Andi?" Andi kembali menatap Malik. "Iya Ayah, tapi Zahra bilang mereka sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi." "Nah, itu benar dan kamu tidak perlu khawatir tentang itu bukan? Itu semuanya masa lalu dan kini kamulah calon menantu ayah," ujar Malik meyakinkan Andi untuk tidak memikirkan hubungan Zahra dengan Erlangga dulu. Walaupun baik Zahra maupun Malik sudah mengatakan jika hubungannya dengan Erlangga sudah berakhir. Akan tetapi, entah kenapa Andi merasa jika Erlangga masih menyukai atau bahkan mencintai Zahra. Karena hati tak pernah bisa berbohong akan keadaan. ******"Ra, jangan lupa nanti kabarin aku jika s
Read more
Bab 18. Bersamamu
Suara kericuhan dari luar ruangan tempat Zahra menginap terdengar begitu kencang karena kabetulan di tempat itu sangat dekat dengan sirkuit yang tidak terlalu besar. Membuat para mahasiswi pun keluar dari kamarnya termasuk Zahra. Mereka pun malah semakin bersorak ramai ketika mereka melihat pertandingan balap motor antar mahasiswa. "Galang, Galang, Galang," teriak para gadis menyemangati Galang, teman campus Zahra. Zahra dan Sinta saling lirik menelisik para pembalap yang kini tengah melajukan motor mereka dengan sangat serius. Mereka tidak mengenali siapa saja para pembalap itu karena tertutup help. Yang mereka tahu hanyalah teman-teman dari campus mereka dari salah satu pembalap itu. "Siapa sih mereka, Ra? Kerren banget ya, apalagi yang pakai motor hitam itu. Wuiiih kerreen," ucap Sinta menakjubi aksi dari salah satu pembalap. Zahra tak menyahuti ucapan Sinta. Zahra terus menatap lurus dan sarius pembalap itu satu persatu dan pandangannya jatuh pada pembalap yang di maksud Sinta.
Read more
Bab 19. Aku merindukanmu
"Satu ...." "Dua ...." "Tiga ...." Galang dan pria yang menantang itu saling salib saling adu kebolehan. Berkali-kali Galang memimpin. Lalu pria itu kembali menyalib Galang dan berhasil memimpin jauh dari Galang. Sampai di tengah-tengah putaran, pria itu menghentikan aksinya dan menghadang Galang. "Hanya ini kemampuanmu?" ejek pria itu. "Aku akan kasih kamu motor ini, asal kamu bisa memberikan alasan yang tepat saat aku mengalahkan mu," ucapnya lagi. Galang lagi-lagi menatap pria itu dengan bingung. Bagaimana tidak, penawaran yang dia berikan benar-benar membingungkan. Galang pun menoleh pada arah tatapan pria itu dan baru Galang sadari jika tujuan pria itu memang Zahra. "Abang sungguh tidak akan menyakitinya, kan?" Pria itu tersenyum smirk dalam helmnya. "Aku mencintainya, mana mungkin aku menyakitinya." Galang sangat terkejut dengan penuturan pria itu. "Apa Abang sudah mengenal lama, Zahra?" Pria itu menoleh pada Galang yang kini tengah sama melaju pelan. "Dulu kita dekat,
Read more
Bab 20. Mata-mata
"Ra, kita tunggu kamu di sana ya." Sinta dan Galang pun beranjak untuk memisahkan diri dari Zahra dan Erlangga karena mereka tahu jika Zahra dan Erlangga butuh waktu berdua. "Zahra masih menunduk dan tak mengatakan apapun selain terdiam tak bergeming. Setelah kepergian teman Zahra, Erlangga pun mendekatkan tangannya pada tangan Zahra sedikit meraba namun ragu. Ragu karena takut Zahra malah marah. Akan tetapi, Zahra tak menepis tangan Erlangga yang ingin sudah menggenggam tanggannya. "Ra, aku rindu kamu. Rindu sekali." Erlangga mengelus dan menggenggam tangan Zahra dengan mata memejam mencurahkan rasa rindunya yang sudah menggunung pada Zahra dengan hanya menyentuh tangannya. Zahra pun akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Erlangga dengan mata berembun. Kini wajah tampan yang dirindukan itu terlihat jelas. Dulu Erlangga memang tampan walau penampilan urakan. Kini, wajah tampan itu di sertai dengan keeleganan serta aura khas seorang pemimpin. Entah harus bahagia atau tidak Zahra
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status