Semua Bab Ketika Istri Mulai Beku : Bab 31 - Bab 40
70 Bab
31 Mulai Menghangat
"Mas apa-apaan sih. Turunin!""Mas, turunin. Aku bisa jalan sendiri."Aku tidak peduli dengan Luna yang terus berontak dan memukul dadaku. Yang menjadi perhatian adalah tubuhnya yang terasa semakin ringan. Perasaan, dulu dia tidak seringan ini saat aku menggendongnya.Segitu menderitanya istriku selama ini.Maaf! . Setelah membawa Luna ke kamar, aku kembali ke dapur untuk memasak. "Masak apa ya kira-kira?" "Pak?" Aku yang sedang bingung menoleh terkejut ke arah Mbok Asih yang muncul tiba-tiba."Mbok? Ngapain di sini? Nanti kalau ketahuan Luna bisa bahaya," ujarku berbisik takut."Saya ingin memasak Pak. Saya tidak ingin memakan gaji buta karena tidak melakukan tugas saya," ujar Mbok Asih ragu-ragu yang membuat kepalaku mendadak pening.Kenapa menghadapi kaum wanita bisa serumit ini."Mbok dengerin saya ya! Mulai sekarang tugas Mbok Asih tidur-tidur aja dan bersandiwara di hadapan istri saya. Jadi Mbok tidak akan memakan gaji buta, oke." "Tapi Pak, masak saya tidur-tidur sedangka
Baca selengkapnya
32 Bertemu Tiara
HAPPY READING ❤️😊"Sorry, gue selalu ngerepotin lo!""Santai aja lo ah. Kek sama siapa aja. Gue malah senang bisa bantu lo," sela Riko memukul pundakku saat kami memasuki restoran yang alamatnya Tiara kirim ke ponselku. "Thank you, Bro. Kalau bukan karena lo, mungkin rumah tangga gue kemarin tinggal sejarah. Beruntung banget gue punya teman kek lo." "Nggak usah bijak gitu kali, geli tau nggak. Ihh." Riko mengibas-ngibas tangannya mendengar perkataanku yang dari hati. Apaan coba, ketulusanku berterimakasih bukannya diapresiasi malah diledekin. Dasar, untung kawan.Meski begitu aku bersyukur memiliki seorang teman seperti dirinya. Mendapat banyak teman itu mudah, tapi teman yang selalu ada serta tak pernah lelah mengingatkan kita kala telah melangkah pada jalan yang salah itu langka, hampir tidak ada. Hanya yang benar-benar tulus saja. Dalam islam pun, kita dianjurkan untuk pandai memilih dan memilah dalam hal pertemanan bukan?Bukan tidak boleh berteman dengan siapapun, tapi ji
Baca selengkapnya
33 Laki-laki Paruh Baya
"Iya, Rik. Silahkan duduk!" jawabku memecah keheningan karena Tiara masih betah membisu. Yang jelas aku sangat menikmati pertunjukan di depanku."Eum, kamu dateng sama Riko?" tanya Tiara dengan tatapan menyelidik padaku."Iya. Aku ngajak Riko. Apa ada masalah?" "Eh, enggak sih.Tapi kita 'kan ingin membahas urusan pribadi ...." "Terus, kenapa? Riko teman aku, dan setiap masalah pribadi aku selama ini dia tahu. Termasuk ... isi pesan kamu tadi pagi. Jadi, katakan saja apa yang ingin kamu katakan!" Aku sengaja memilih kalimat yang membuat Tiara terserang. Sedangkan Riko hanya diam, menyaksikan drama murahan di hadapannya. Ya, aku memang sudah mewanti-wanti Riko untuk diam saat dalam perjalanan ke sini. Bagaimanapun aku tidak ingin membuatnya berada dalam masalah, apalagi Tiara adalah anak dari Pak Handoko. Aku tidak ingin Riko mengalami hal buruk karena membantuku, apalagi jika sampai kehilangan pekerjaan.Aku hanya butuh Riko menemaniku, setidaknya agar aku terbebas dari rencana li
Baca selengkapnya
34 Pak Handoko yang Licik
Deg.Seketika tubuhku menegang."Laki-laki seusia papa? Siapa? Ke rumah? Kapan?" Aku memberondong Mbok Asih dengan banyak pertanyaan karena kaget. "Itu ... orangnya baru saja pergi. Saya kurang tahu siapa? Tadi, saya hanya mengintip dari ruang makan. Mereka berbicara di sofa. Saya tidak bisa mendengar apa yang orang itu bicarakan dengan Bu Luna, awalnya terlihat seperti biasa. Tapi, setelahnya orang itu marah-marah dan membentak Bu Luna.""Apa? Marah-marah sampai membentak?!" Amarahku kembali mencuat setelah mendengar penuturan Mbok Asih. Kurang ajar, siapa yang berani membentak istriku? "Katakan Mbok. Laki-laki itu bilang apa saat membentak istri saya!" Tanganku terkepal erat."Katanya, papa Bu Luna seorang pembunuh dan laki-laki itu bilang Bu Luna tidak pantas untuk menjadi istri Pak Dipta, Pak Dipta hanya pantas untuk Tiara."Lagi, penjelasan Mbok Asih malah membuat dadaku naik turun menahan emosi. "A–pa laki-laki itu berkumis tebal dan botak?" tanyaku bergetar, berharap dug
Baca selengkapnya
35 Dia Telah Kembali
HAPPY READING ❤️😊💗Suara hati Dipta:Terlepas dari apapun yang terjadi, kamu tetap istriku. Tak ada yang berubah, kita akan menua bersama dan semoga bertemu lagi di surga.Aku tetap cinta, karena aku memang cinta. Meski terkesan berlebihan, tapi cintaku tak bersyarat. Aku akan terus berusaha membahagiakanmu kedepannya. Masa lalu adalah pengalaman berharga untukku. Agar lebih bisa membaca isi hatimu dan mencoba lebih peka. Kamu tetap akan menjadi sebuah buku yang betah aku baca, jika sudah selesai. Maka akan kembali kubuka halaman pertama, lalu tertawa mengulang diksi-diksi indah yang telah menjadi kenangan di dalamnya. Pintaku hari ini, ayolah kembali cerewet, kamu kurang cantik kalau diam-diam begitu, Luna..Ini anggukan ke empat Luna yang membuatku seperti berada di atas awan. Ini Luna yang aku rindukan. "Kamu istri Mas 'kan?" "He,em." "Sampai kapan?" "Eum ... selamanya." Jantungku ingin meledak, aku seperti mau mati. Luna mendadak imut sekali. .Aku mengajak Luna duduk
Baca selengkapnya
36 Bimbang
"Ma–s ... resign? Ke–napa?" Ck, kenapa? Haruskah aku menjelaskan lagi. Apa Luna mulai berubah tidak peka sepertiku dulu."Karena Mas mulai sadar kamu tersakiti. Tiara dan Pak Handoko tidak membawa dampak positif untuk keluarga kita. Maaf ya! Sekarang kamu percaya 'kan. Mas nggak ada hubungan apa-apa dengan Tiara?" Aku memaksa Luna menerima kartu di tanganku. "Ini Mas saja yang pegang. Mas pasti lebih membutuhkannya. Kan Mas udah nggak kerja.""Mas punya dua, satu kamu yang pegang, dan satu lagi Mas yang pegang oke. Adil 'kan?"Tak lagi bisa berkutik, istriku menerimanya dengan wajah lesu. Itu nafkah Sayang, buat kamu.Ya, aku memutuskan menyerah kartu ATM yang saldonya lumayan banyak pada Luna. ."Eum, Mas gimana kalau benar papa yang membunuh mamanya Tiara seperti kata Pak Handoko? Berarti aku ... anak seorang pembunuh," tanya Luna saat kami sedang duduk santai di sofa sembari menunggu papa. Membuatku gemas, pengen bunuh Pak Handoko."Sayang, jangan suudzon dan berpikir macam-ma
Baca selengkapnya
37 Masa Lalu
Pukul sembilan malam Surya datang ke apartemen Handoko untuk memberikan kontrak kerja sama antarperusahaan yang sudah ditandatangani. Seharusnya Handoko menemuni Surya siang tadi di kantornya. Namun, karena suatu hal membuatnya tidak bisa datang, dan akhirnya meminta Surya untuk ke apartemennya. Bertemu di luar jam kerja bukan masalah untuk dua kolega itu. Selain terikat kerja sama dalam urusan bisnis, mereka adalah teman akrab diluar itu semua. Ya, Handoko dan Surya berteman akrab dengan latar belakang sama-sama memiliki jabatan sebagai Direktur Utama di perusahaan mereka. Mereka teman lama yang akhirnya kembali dipertemukan dalam urusan bisnis. Tentu saja euforia bertemu teman lama membuat mereka kembali akrab setelah mengalami banyak hal dalam hidup selama terpisah satu sama lain.Bertemu di luar jadwal perjanjian atau jam kerja sering mereka lakukan, kadang untuk membahas tentang bisnis atau sekedar minum bersama, yah kurang lebih seperti itulah masa muda kedua laki-laki kaya
Baca selengkapnya
38 Masa Lalu 2
Suara hati Dipta:Kau tahu, Sayang! Aku sempat berpikir untuk berjuang sendiri. Meski kekalahan selalu menghantui, asal kamu tetap di sisi rasa kepercayaan diriku tetap membara. Setelah ini kita akan tetap sama-sama ya. Meski terkadang harus berselisih paham, saling marahan hingga bertengkar hebat. Jangan pernah berpikir untuk melangkah sendiri-sendiri. Itu jalan keluar yang sangat buruk.Aku nggak bisa kalau nggak ada kamu, tahu nggak?Kamu itu tercipta dari tulang rusukku, dan selamanya akan seperti itu.*****Handoko harus berurusan dengan pihak berwajib, karena wanita yang ditemukan Surya di apartemennya dalam keadaan tidak sadarkan diri terdapat banyak bekas kekerasan di tubuhnya. Serta memar di bagian perut yang diduga habis mengalami benturan keras hingga menyebabkan rusaknya plasenta dan membuat si ibu mengalami pendarahan hebat dan bayinya dalam bahaya, berdasarkan penuturan dokter setelah melakukan serangkaian tes.Kandungan memang benar-benar terlindungi oleh tulang panggu
Baca selengkapnya
39 Sayang Papa dan Mas Dipta
Cup. Tindakan nekatku membuat Luna melongo sembari menyentuh bibirnya, lalu menatap ke arah papa yang belum mengangkat wajahnya. Aku bersyukur beliau tidak melihat tingkah bar-barku barusan. Ya mau gimana lagi. Ini satu-satunya cara agar aku terbebas dari pertanyaan maut Luna. "Auwh!" Aku meringis ketika Luna mencubit pinggangku dengan keras. Istriku menatap nyalang, tidak peduli dengan raut wajah kesakitan yang sengaja kubuat-buat. Aku tahu dia pasti kesal dengan tindakan nekatku tadi. Sementara papa seperti tengah sibuk dengan pikirannya. Mungkin papa merasa bersalah pada kami, meski sebenarnya tidak ada yang perlu disalahkan. "Pa, menurut Dipta apa yang papa lakukan waktu itu udah benar. Apa yang terjadi saat ini bukan kesalahan papa. Pak Handoko memang egois, dia bahkan mendukung putrinya untuk membalaskan dendam pada orang yang tidak bersalah. Pak Handoko sudah meracuni pikiran Tiara dengan mengatakan papa pembunuh ibunya. Padahal, kalau waktu itu papa nggak ada di sana d
Baca selengkapnya
40 Terbongkar
Setelah melihat ke dalam memastikan Luna tidak melihat kami, aku menarik pintu dari luar. " Pa, sebenarnya Dipta mau ngomong sesuatu sama papa. Tentang keguguran Luna.""Kenapa dengan itu? Bukannya kalian sudah mengikhlaskan?" tanya papa dengan nada bingung."Pa, yang menyebabkan Luna keguguran itu Tiara. Wanita itu yang sengaja mengirim pesan menyuruh Luna naik ke lantai dua untuk mengambil berkas penting ke kamarnya. Dan ternyata di tangga terdapat cairan minyak yang menyebabkan istri aku terjatuh," ujarku menahan sesak.Bagaimanapun rasa bersalahku masih begitu besar pada Luna. "Apa?" geram papa sambil mengepal tangannya. Kilatan amarah begitu kentara dari kedua maniknya. "Dipta ingin membawa kasus itu ke jalur hukum. Tapi, Luna belum mau membuka suara, Pa. Mungkin dia tidak ingin mengingat kejadian itu yang membuatnya begitu sakit. Maafin Dipta, Pa!" Papa tampak membuang nafas kasar. "Buat Luna untuk bercerita pelan-pelan. Handoko dan anaknya sudah sangat keterlaluan. Papa tid
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status