All Chapters of Terpaksa Menikahi CEO Arogan: Chapter 71 - Chapter 80
122 Chapters
Chapter 70
“Jangan mendekat!”Kendrick menghela nafas beratnya, mengusap wajahnya dengan gusar dan menatap Vindry yang berdiri tujuh langkah darinya. Istrinya itu tidak ingin disentuh atau berdekatan dengannya, hal itu cukup membuatnya sedikit frustasi.“Aku bisa menjelaskannya, tetapi bukan sekarang,” ujar Kendrick dengan lembut, dirinya tersenyum manis, dan tidak mendapatkann respon positif dari Vindry.“Menjelaskan bahwa kau sudah tidur dengan Diana berkali-kali?” tanya Vindry dengan datar, perasaannya sangat sakit saat sebuah foto dia terima dari nomor yang tidak dikenal. Alasan itulah yang memaksanya untuk kembali ke rumah.“Aku hanya sekali tidur dengannya.”Vindry mengangguk, “Kau laki-laki normal, tidak mungkin selama tiga malam kau bersamanya, tidak melakukan apapun,” ucapnya dengan santai, lalu terkekeh. “Aku bodoh sekali percaya bahwa kau banyak pekerjaan sehingga membuatmu harus tidur di kantor,” imbuhnya, melangkah mundur menjauh dari sang suami.“Kau terlalu berfikiran terlalu jau
Read more
Chapter 71
“Kau ingin kemana?”Vindry menatap Kendrick yang sudah rapih dengan pakaiann kantor, lalu melirik jam pada layar ponselnya, pukul 05:30. Ia kembali menatap Kendrick yang sudah berdiri dihadapannya saat ini.“Ada yang harus aku urus, kau jangan kemana-mana hari ini. Cukup diam di rumah,” ujar Kendrick, ditanggapi dengan gelengan kepala dari sang istri.“Aku hari ini ada janji buat bertemu dengan Kak Erlangga, dan Mamih.”Kendrick menaikkan sebelah alisnya, ia fikir Vindry tidak jadi untuk pergi ke rumah mertuanya. “Jam berapa?” tanyanya, memperhatikan Vindry yang sudah tenang dan tidak seemosi tadi malam.“Sepuluh,” jawab singkat Vindry, ia masih kesal dan marah dengan suaminya yang sudah berbohong kepadanya, bukan hanya berbohong tetapi bermain dengan wanita lain.“Oka, nanti aku antar,” ujar Kendrick, saat ingin mengecup kening perempuann dihadapannya saat ini, ditahan oleh Vindry.“Tidak perlu, kau kerja saja. Aku bisa pergi sendiri,” balas Vindry, lalu memberikan kode kepada suam
Read more
Chapter 72
“Dimana Vindry, Mom?”Mommy yang sedang menyeruput teh hangat di ruang keluarga hanya bergumam, melihat Kendrick saja tidak. Ia kecewa dengan Kendrick, sama halnya sepertii Vindry yang sangat kecewa.“Mommy tidak tahu,” jawab Mommy, ia menepati janjinya. Tidak akan memberitahu Kendrick dimana keberadaan dari menantunya.“Mom, aku bertanya seriius,” ujar Kendrick, menatap Mommy yang menoleh kepadanya. Mommy menaikkan sebelah alis.“Kau fikir, Mommy sedang bercanda? Kau suaminya, harusnya kau tahu dimana istrimu saat ini,” balas Mommy, memperhatikan Kendrick yang mengusap wajah gusar.“Nomornya tidak aktif, Mom. Kopernya pun tidak ada, bajunya berkurang di lemari,” oceh Kenndrick dengan cemas. “Aku tahu Mommy mengetahui dimana keberadaan Vindry,” imbuhnya, menatap curiga Mommy.“Istri mana yang tidak kecewa setelah dia tahu sesuatu yang disembunyikan darinya?” tanya Mommy, menatap datar putranya yang bergeming.“Kau cari saja di rumah orangtuanya, kalau emang tidak ada di sana, jangan
Read more
Chapter 73
“Antar aku ke rumah Mamih sama Papih.”Kendrick menoleh, dan pandangannya bertemu dengan Vindry, istrinya yang selalu dapat membuatnya emosi kepada orang lain. Ia tidak akan melepaskann Vindry, lagi.“Kau fikir aku akan menuruti apa yang kau inginkan?” tanya Kendrick, lalu menggelengkan kepala. “Aku tidak akan membiarkanmu kabur lagi,” tegasnya.Vindry menatap lurus ke depan, “Aku tidak akan kembali sampai kau mengakhiri hubunganmu dengan Diana,” ujarnya datar.“Aku akan mengakhiri hubunganku dengannya, tetapi tidak untuk sekarang,” balas Kendrick, tentu saja membuat Vindry bergumam dan menganggukkan kepala.“Kau bisa membuat keputusan tanpa persetujuanku, aku bisa melakukan hal yang sama.”“Kau jangan memancingku.”Vindry terkekeh, menatap Kendrick dari samping, “Kau yang memulai semuanya, membuat keadaan semakin sulit, lalu aku yang disalahkan?” tanyanya, memicingkan mata. Ia kembali berkata, “Aku kira kau pria yang berkelas, tetapi tidak. Kamu sangat bad.”“KAU!”Vindry menaikka
Read more
Chapter 74
“Aku pergi, kau baik-baik di rumah. Aku akan menghubungimu saat sudah sampai di kantor.”Kendrick menatap Vindry yang hanya bergumam, ia mengecup puncak kepala sang Istri. Lalu melenggang pergi, meninggalkan Vindry yang hanya seorang diri di kamar yang sangat luas.Vindry menghela nafas, memang berat, tetapi dirinya tidak mempuunyai pilihan lain. Semakin ia berontak, semakin kuat cengkraman Kendrick kepadanya.“Kau menyakitiku untuk kesekian kalinya, Kendrick,” ucapnya, menatap dirinya pada pantulan cermin yang menyatu dengan lemari.Penampilannya sangat berantakan, lagi-lagi kedua matanya sembab karena menangis diam-diam pada dini hari. Apakah Kendrick mengetahuinya? Tidak tahu, Vindry tidak peduli jika suaminya mengetahui apa yang ia lakukan pada dini hari.“Aku tidak bisa percaya begitu saja dengann apa yang katakan. Hanya aku?” Vindry berdecih, tersenyum miring kepada dirinya sendiri. “Kau tidak mungkin akan menerima kesepakatan dari Argantara,” imbuhnya dengan penuh penekanan.
Read more
Chapter 75
“Kendrick, ada apa?”Vindry melangkah mundur saat Kendrick mendekatinya dengan wajah yang dingin, tidak seperti suaminya. Ia yang sedang sensitive karena hamil pun hanya mundur.“Kau menyimpan nomor pria lain?” tanya Kendrick dengan penuh penekanan, memmbuat Vindry mengerutkan kening.“Ya, aku sudah lama menyimpan nomor Bang Antonio, Pak Aries, sama Kak Erlangga. Kau kenapa?”Kendrick tidak menjawabnya, ia mengeluarkan ponselnya dan memberikan kepada Vindry. Istrinya itu menyipitkan kedua mata, lalu menatap Kendrick.“Itu bukan aku!” tegas Vindry, ia mengatakan yang sebenernya. Menghentikan langkahnya saat tidak ada jalann lain, belakangnya sudah mentok tembok. “Aku bahkan tidak mengenal dia siapa,” imbuhnya, berusaha meyakinkan sang suami.“Aku butuh bukti,” ucap Kendrick dengan datar, memperhatikan Vindry yang menghela nafas berat.Vindry melangkahkan kaki menghampiri kasur dan meraih ponselnya. Kendrick mendekat, tangannya dengan cepat mengambil alih benda pipi milik sang istri.
Read more
Chapter 76
“Kau harus ingat, jangan pergi kemanapun tanpa seizinku.”Vindry menganggukkan kepala, hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini. Tidak ada pilihan lain. Dirinya hanya tidak ingin diawali dengan pertengkaran yang menguras tenaga.“Jangan mau jika diajak pergi Mommy atau Daddy, mereka akan membawamu pergi dariku,” ujar Kendrick penuh penekanan, dan hanya diangguki oleh Vindry.“Aku sedang serius, Vindry.”“Kau fikir aku sedang bercanda?” tanya Vindry, menatap Kendrick yang bersimpuh dihadapannya saat ini.“Responmu hanya mengangguk saja.”Vindry menaikkan sebelah alisnya, “Aku harus memberikan respon seperti apa? Kau menyebalkan setiap harinya,” gerutunya, lalu usapan pada perutnya bisa ia rasakan.“Mungkin karena baby. Yakan, Baby?”Vindry hanya bergumam, tidak ingin menanggapinya dan membiarkan Kendrick melakukan apa yang ia lakukan.“Sayang,” panggil Kendrick dengan lembut dan penuh penekanan, hanya ditanggapi dengan bergumam. “Baby, lihat Mommy. Nyuekin Daddy, kamu tidak ingin membu
Read more
Chapter 77
“Kendrick, Daddy menghubungimu.”Vindry melirik ponsel milik Kendrick yang berada di atas meja nakas, menunggu respon dari Kendrick yang sedang di dalam kamar mandi. Hening.“KENDRICK.”“KAU ANGKAT SAJA.”Vindry meraih ponsel milik suaminya, lalu menerima panggilan masuk dari Daddy.“Halo, Dad,” sapa Vindry setelah menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya.“Kendrick sedang bersamamu?” tanya Daddy, diangguki oleh Vindry walaupun Daddy tidak bisa melihatnya.“Memangnya kenapa, Dad?” tanya Vindry, jujur saja dirinya ingin tahu alasann apa yang membuat mertuanya itu menghubungi Kendrick.“Diana mencarinya, aku mengatakan bahwa Kendrick sedang istirahat.”Vindry bergumam, lalu melirik Kendrick yang sudah keluar dari kamar mandi.“Aku kasih ke Kendrick ya, Dad,” ujar Vindry, memberikan ponsel Kendrick kepada pemiliknya. Sedangkan Kendrick menaikkkan sebelah alis, menerima dan me-loudspeaker panggilan tersebut.Kendrick menaiki ranjang, mengambil tempat di sisi kanan Vindry, dan meran
Read more
Chapter 78
“Kau terlalu banyak makan mangga.”Vindry tidak berhenti mengoceh kepada Kendrick yang sedang menghabiskan potongan buah mangga muda, bukan hanya satu, tetapi ini sudah buah ketiga.“Aneh jika aku berhenti, nanti kalau sudah mual, baru bisa aku berhenti,” ucap Kendrick, kembali mengunyah potongan mangga muda yang diiriskan oleh Pelayan rumahnya.Vindry berdecak, membiarkan suaminya itu untuk melakukan apa yang diinginkan, tetapi kesal.“Aku takut kau sakit perut,” ujar Vindry, dijawab dengan gelengan kepala tegas dari Kendrick.“Kalaupun aku sakit perut, tidak apa, kan ada kau yang merawatku,” balas Kendrick dengan santai, tidak memikirkan yang lainnya.Vindry mendelik, “Kalau kau sakit, aku akan membawamu ke dokter. Aku tidak ingin merawatmu,” balasnya dengan tidak santai, menatap Kendrick yang mengerucutkan bibir.“Kau istriku, jadi harus kau yang merawatku.”Vindry bergumam, “Diana calon istrimu juga, bukan?” tanyanya, sengaja sekali memancing keributan.“Tidak.”“Kau dan Diana itu
Read more
Chapter 79
“Apa yang terjadi?”Kendrick memperhatikan penampilan Chandra yang berantakan, asisten pribadi sekaligu sahabatnya itu datang ke rumah dengan dua kancing kemeja yang terbuka, tanpa dasi, wajah kusut dan rambut yang tidak lagi klimis.“Hasil karya Diana,” jawab Chandra dengan datar, menatap Kendrick yang menaikkan sebelah alis.“Dia marah kepadamu?”“Ya. Aku menyerahkan diri untuknya, karena aku tidak ingin ada keributan di kantor. Aku memikirkan karyawan yang lain akan terganggu jika Diana membuat keributann,” jelas Chandra, ditanggapi dengan tertawa.Kendrick menepi, memberikan ruang untuk Chandra masuk ke dalam rumahnya, dan ia kembali menutup rapat pintu rumah.“Dia datang ke kantor ada keperluan apa?” tanya Kendrick kepada Chandra yang melangkah di sisi kiri.“Mencarimu,” jawab singkat Chandra, lalu tersenyum kepada Vindry yang duduk santai di ruang makan. “Selamat pagi, Nona,” sapanya, lalu terkekeh saat mendapatkan tatapan sinis dari Vindry.“Aku tidak suka dipanggil seperti it
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status