Todos os capítulos de Rahasia Kecil Istri Lugu: Capítulo 91 - Capítulo 100

Suara tembakan terdengar di mana-mana. Salah satu kelompok mafia lain datang menyerang pulau rahasia Balacosa. Tidak sepenuhnya rahasia karena ada beberapa mitra mafia yang pernah datang ke sini.Kami semua menduga, salah satu dari mitra Balacosa telah mengkhianati kami.Saat ini, aku sedang berdiri di atas menara dengan Bastian untuk melihat situasi. Black Butterfly juga ikut berperang memukul mundur para musuh.Dari teropong yang aku gunakan untuk mengintai, aku dapat melihat kelompok Billy tengah meninggalkan pulau ini bersama para mafia penyerang. Suasana begitu riuh, tidak akan ada yang menduga jika Billy bukan anggota kelompok mereka.Ini pasti perbuatan Billy untuk kabur dari sini. Aku yakin itu! Secepat kilat, aku mendorong Bastian sampai dia jatuh dan aku pun jatuh mengungkung dirinya. Wajah Bastian melongo dan pipinya juga merona di bawahku."Z-Zero ... Keadaan sekarang sedang genting. Kenapa kau-""Buang pikiran kotormu itu, Tuan Bastian yang terhormat! Baru saja, ada senj

"Bos!" pekikku saat aku berhasil mendorong Ray menjauh.Ray malah tersenyum lebar. "Mungkin, aku tidak akan bisa bertemu denganmu dalam waktu yang lama, Baby. Anggap saja ini sebagai perpisahan kita.""Kau pandai menjaga rahasia. Tidak perlu mengungkapkan pada Alex," lanjutnya.Perasaanku bercampur aduk menjadi satu. Marah karena Ray melakukan sesuatu di luar nalar, juga sedih karena orang yang selama ini mendukungku akan segera menjauh karena status barunya sebagai raja.Aku menghela napas berulang-ulang. Kemudian aku memeluk Ray."Terima kasih untuk segalanya, Ray ... Bos. Hubungi aku jika kau butuh bantuanku. Jangan lupakan aku dan Raka. Aku akan menjelaskan situasi yang kau hadapi kepada Raka." Aku lalu melepaskan pelukan."Jangan khawatir, Baby. Aku akan bicara sendiri dengan Raka melalui telepon. Dia tidak akan mendengarkan kau." Ray terkekeh-kekeh seraya mengacak-acak rambutku."Aku akan mengantarmu dan Alex sampai dermaga," sambungnya."Tidak perlu. Pekerjaanmu pasti banyak se

"Halo, Baby, apa kabar?!" seru Ray seraya merentangkan kedua tangannya.Kedatangan Ray membuatku sangat tercengang. Dia bilang tidak akan bertemu dalam waktu lama. Apa-apaan ini?! Baru juga beberapa hari, tapi Ray sudah kembali!Alex pun juga tidak menyangka Ray akan datang secepat ini. Dia begitu kaget sampai jatuh terduduk di atas sofa.Papa dan Mama pun terlihat tidak senang oleh kedatangan Ray. Sedangkan Raka, dia langsung melompat ke dalam pelukan papinya seraya tertawa bahagia."Pelukan ini seharusnya untuk mamimu, Boy!" Ray mengangkat Raka di atas kepalanya dengan sangat mudah."Aku tidak peduli! Aku sangat merindukanmu, Papi!" Raka memeluk erat papinya.Aku dapat melihat, otot-otot Ray semakin terbentuk keras. Dia pasti melakukan banyak pertarungan beberapa hari ini."Kau ... kenapa kau sudah kembali?" tanya Alex setelah terlepas dari keterkejutan."Empat hari itu sangat lama, Kakak! Aku sangat merindukan Raka.""Dasar gila! Jangan panggil aku Kakak! Itu terdengar menjijikkan

Apanya yang ide brilian? Dasar para lelaki ...Kami semua sekarang berada di kediaman Balacosa milik Ray.Saat ini, Ray dan Billy tengah berada di atas ring. Mereka berdua sudah berganti pakaian olah raga dan sedang merenggangkan otot.Entah mereka ingin bertarung atau pamer badan bagus. Seakan-akan aku akan tertarik pada mereka saja!Kedua mata mereka pun saling menatap dan mengintimidasi. Mungkin mereka pemanasan dengan beradu tatap. Entahlah ... aku tidak tahu jalan pikiran dua pria yang tidak bisa ditebak itu."Cepat dimulai!" seru Alex tidak sabar."Ini rencana kalian, Mas?" tanyaku."Eh, iya ...." Alex fokus melihat ring dan tidak menatapku. Sorot mata Alex berkilat-kilat penuh antusias menantikan pertarungan."Mulai!" seru wasit.Mereka bahkan mengundang wasit profesional untuk mengawasi pertarungan mereka. Sudah seperti kompetisi sungguhan saja!Ray dan Billy sekarang saling berputar dan memikirkan strategi untuk menyerang satu sama lain. Hingga akhirnya, Ray menendang dengan

Semenjak ucapan Ray kemarin, Alex tidak mau bicara denganku. Bukan tidak bicara sepenuhnya. Dia hanya menjawab ya atau tidak dalam setiap pertanyaanku. Aku pun tidak mau memaksa untuk bicara lagi dengannya. Walaupun aku sangat merindukan rengekan manja suamiku.Ray juga berusaha membujuk Alex ataupun menggoda Alex seperti biasa. Akan tetapi, Alex tetap diam. Alex bisa bicara panjang hanya kepada Raka. Bahkan, bicara dengan orang tua kami pun dia enggan.Aku juga paham, seberapa besar rasa sakit hati Alex ketika Ray mengatakan hal yang menyakitkan itu. Jika aku yang berada di posisi Alex, aku pun akan merasakan patah hati yang sama. Namun, apa yang dapat aku lakukan ketika nasi telah berubah menjadi bubur? Semua telah terlanjur terjadi dan waktu tidak dapat terulang kembali.Sekarang, Alex tidak hanya mengingatku sebagai istri pembunuh, tetapi juga istri murahan yang mengkhianati dirinya. Wanita yang membawa luka dan banyak kejadian buruk di sekitarnya."Mami, aku sebentar lagi sekola