Semua Bab Wanita Simpanan Suamiku : Bab 21 - Bab 30
91 Bab
Bab 21
Mata Hanna menyipit tajam, melihat Siska yang kini berdiri dihadapannya dengan wajah yang kesal, lama ia meneliti sosok itu, seolah masih tak yakin dengan apa yang di lihatnya.Sesaat, ruangan itu terasa hening, desau udara malam terdengar pelan dari arah luar, membuat syahdu suasana yang tadi sempat memanas.Hanna tersenyum tipis, lalu membuang pandangannya sebentar ke arah lain seakan ingin menyembunyikan perasaannya saat ini, tak bisa ia pungkiri meskipun dalam kemarahannya, ia takut ada setitik rasa cemburu yang tampak di raut wajahnya."Wah, haruskah aku harus menyambut kedatanganmu, di rumahku?" Sindir Hanna menyeringai. Setelah bisa menguasai dirinya."Aku tidak ada urusan denganmu, wanita g!l4," balas Siska.Mendengar makian itu Hanna tertawa."Oh ya!? Tapi ini rumahku, dan apapun yang sedang kau cari disini adalah milikku, apa kau tidak menyadari itu? Ah, aku lupa, jika kau sekarang sedang mengincar suamiku. Entah mengapa, kau sangat suka sekali memiliki barang bekas-ku, buka
Baca selengkapnya
Bab 22
"Mulutmu memang ingin minta dijahit," balas Hanna."Mas, cepat minta istrimu melepaskanku,"kembali Siska berteriak memohon.Aldo memalingkan wajahnya, pertengkaran kedua wanita itu kini membuatnya dilema, entah mengapa, tak ada niatan di hatinya untuk melerai pertikaian mereka berdua, lelaki itu lebih memilih diam, seolah ingin membiarkan istrinya melepaskan kemarahannya."Lepaskan aku, wanita gil4," kembali terdengar Siska meronta. Hanna menyeringai sinis, beberapa helai rambut Siska terjatuh kelantai, karena tarikan kuat tangannya. "Baiklah, aku akan melepaskanmu, tapi katakan padaku jika semua tuduhan yang kau katakan pada suamiku adalah kebohongan, semua bukti yang kau perlihatkan adalah rekayasa buatanmu sendiri," paksa Hanna semakin erat mencengkram rambut Siska, Kembali jeritan kesakitan lolos dari wanita itu. Karena selain jambakan di rambut nya, rasa sakit juga ia rasakan dipunggungnya karena tubuhnya terpaksa melengkung karena tangan Hanna yang juga mengunci sekitar leher
Baca selengkapnya
Bab 23
"Tunggu Hanna, apa maksud ucapanmu?" Dahi Aldo mengernyit. Membuat Hanna menghentikan langkahnya."Kau sudah mendengarnya sendiri tadi, apa aku harus mengulanginya?" sahut Hanna santai."Apa yang sedang kau rencanakan? Kau ingin mendepakku dari kantor? Katakan Hanna?" desak Aldo."Oh, Itu hanya kejutan kecil saja, mas. Kau tidak perlu khawatir."Mata Aldo meneliti tajam bahasa tubuh yang di perlihatkan Hanna, sama, tak ada yang berubah. Hanya senyum wanita itu saja yang seakan sulit diartikan."Aku ingin mengunci pintunya, cepat bawa peliharaanmu itu pergi dari sini jika tidak aku akan memanggil keamanan komplek untuk mengusir kalian berdua dari rumah ini. Percayalah padaku kau tidak akan menyukainya jika hal itu benar benar ku lakukan," ancam Hanna.Aldo menghela nafas berat, lalu memandang nanar koper besar di masih berada di samping sofa. Apa yang bisa di lakukannya sekarang selain meninggalkan rumah ini? ingin rasanya menolak semua ini, Namun, ia takut ancaman Hanna akan terjadi j
Baca selengkapnya
Bab 24
"Kenapa? Kau tak terima? Tanyakan saja pada pria yang sedari tadi bungkam di sana," sinis Hanna mengejek."Sepertinya, aku sudah terlalu lama membiarkanmu mengotori rumahku, keluar dari rumahku, j4lang!" Usir Hanna lalu segera berpaling pada Aldo yang tampak menggigit kepalan tangannya."Mas, Kenapa kau masih diam di sana, cepat angkat kopermu dan keluar dari sini. Dan iya, Jangan sampai kau meninggalkan j4lang peliharaanmu itu di sini, setidaknya setelah kalian pergi, aku bisa me-ruqiah rumahku, karena kedatangan kalian berdua di sini bisa membawa sial," ejek Hanna setengah berteriak, membuat kedua bola mata Siska melotot lebar mendengarnya.Kau ... mas, mengapa kau diam saja, usir wanita gil4 itu dari sini," sahut Siska menarik lengan Aldo.Kedua manik mata Aldo memandang lekat pada Hanna, seakan berharap istrinya tidak serius dengan kata katanya, Namun, dengan cepat Hanna memutus kontak mata mereka, bagi Hanna keputusannya sudah bulat, ia tak mau tinggal satu atap lagi dengan suami
Baca selengkapnya
Bab 25
"Mas, mengapa kau tidak melawan?" ulang Siska kesal."Lebih baik kau tutup saja mulutmu itu," ketus Aldo melengos lalu menutup pintu bagasi mobilnya kemudian melangkah berputar ke arah kursi kemudi."Kau tidak mengajakku, mas? Kau bisa tidur malam ini di kamar kostku jika kau mau," Ajak Siska lembut.Beberapa detik Aldo mematung mendengar tawaran itu, tak lama ia mengangguk. Karena baginya tidak ada tempat lain yang bisa dituju. Ia bisa saja menginap di hotel, tapi entah mengapa rasanya terlalu sayang untuk menolak tawaran Siska. Setidaknya malam ini ia bisa beristirahat, biarlah besok ia pikirkan akan tinggal dimana."Baiklah, ayo cepat masuk." Perintah Aldo yang langsung dituruti Siska.Senyum tipis tersungging di bibir Siska, entah apa yang ada dalam kepala wanita itu, tangannya dengan berani membelai lembut lengan Aldo, seakan ingin mencium habis aroma tubuh lelaki itu, tak lama, ia menyandarkan kepala di lengan kekarnya.Deru mobil terdengar menjauh, Aldo memacu mobilnya membelah
Baca selengkapnya
Bab 26
Tubuh Aldo mendadak gemetar, tak dapat ia pungkiri bahwa rasa takut menghinggapinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Christina, direktur personalia itu adalah seorang wanita dingin dan tak banyak bicara, seseorang yang juga tidak bisa diajak kompromi dan mentolerir kesalahan.Jantungnya kini berdegup kencang. Tanpa disadari olehnya jika tangannya kini basah dengan keringat. Perlahan kakinya berdiri sambil merapikan dasi, berusaha menenangkan diri."Aku tidak memiliki kesalahan, pekerjaanku juga selalu selesai tepat waktu, beberapa klien juga mengatakan puas dengan hasil presentasiku, sepertinya tidak ada yang harus kutakutkan," gumam Aldo berusaha mengembalikan kepercayaan dirinya.Dengan menyeret langkah, Aldo keluar dari ruang kerjanya. Beberapa pasang mata bawahannya melirik padanya, namun diabaikan saja oleh nya, kakinya melangkah maju ke arah lift karyawan, menuju ke lantai atas, dimana ruangan direktur personalia berada.Dengan perasaan kacau, perlahan tangannya mengetuk pintu. T
Baca selengkapnya
Bab 27
"Saya menunggu penjelasan anda, Pak Aldo? Tidak mungkin video ini bisa sampai kepada saya jika anda tidak mengirimnya sendiri," Suara Christina terdengar begitu memggema di telinga Aldo."Sungguh Bu, itu fitnah." Aldo menyanggahnya.Mata Christina menyorot tajam seakan ingin menguliti lelaki di hadapannya. Tubuh Aldo membeku, sungguh Ia tidak tahu bagaimana video tak senonoh itu bisa sampai pada direktur personalia tempatnya bekerja."Hanna," bisiknya dengan teramat pelan."Hanya dia yang mampu melakukan semua ini, tak ada yang lain selain dia, karena Siska tak mungkin bisa memiliki keberanian sebesar ini untuk membuatku terlibat masalah dengan direktur personalia."Pak Aldo ...?" Panggil Christina yang membuat tubuh Aldo kembali gugup."Saya tidak mengirimnya, bu, seseorang berusaha untuk menjatuhkan karir saya di kantor ini," kembali Aldo menyanggah.Mendengar alasan bawahannya, wajah Christina nampak sedikit melunak, namun tidak dengan tatapan mata yang masih menghujam.Melihat Ald
Baca selengkapnya
Bab 28
"Hai Mas!? Bagaimana? Apa kau menyukai hadiah kecil dariku?" Sapa Hanna santai lalu mengambil sepotong pizza di atas meja. "Kau sangat keterlaluan, Hanna, apa yang sudah kau lakukan di kantorku! Kau tahu, perbuatanmu yang rendahan itu benar benar mempermalukanku, hah!," terdengar suara Aldo yang membentak di ujung sambungan."Oh ya? itu baru pemanasan saja, mas. Setidaknya kau tidak di pecat, bukan?" Balas Hanna mengejek."Iya aku memang tidak di pecat, tapi harga diri ku sudah tercoreng. Jabatanku di turunkan, setelah ini apalagi yang ingin kau renggut dariku, hah?" Geram Aldo."Kejutan mas, sebuah kejutan tidak akan menarik jika sudah mengetahuinya lebih dulu," sahut Hanna sambil mengigit potongan terakhir pizza yang ada di tangannya."Aku akan membalas semua ini. Harusnya kau malu dan menyesal karena telah mengkhianatiku dan membuatku kehilangan jabatan," tuding Aldo sengit.Mendengar tudingan tersebut, Hanna terkekeh geli."Teruskan saja menuduhku berselingkuh, mas. Hingga jika f
Baca selengkapnya
Bab 29
"Aduh, ada Mbak Hanna, lama nggak main ke sini, Mbok Ijah jadi pangling," sapa seorang wanita paruh baya dengan logat Jawa-nya yang masih kentara."Ah, Mbok Ijah bisa saja, ehm ... ini siapa mbok?" Tanya Hanna pada wanita yang tadi bertanya padanya."Dia pembantu baru di sini, Mbak Hanna, namanya Ratih, baru tiga bulan kerja sini," ujar Mbok Ijah memperkenalkan sosok itu pada Hanna."Ratih, kenalkan ini namanya Mbak Hanna, keponakannya bapak. Dulu sebelum menikah ia tinggal di sini. Sejak menikah, malah sombong nggak pernah mau mampir ke sini," gurau mbok Ijah yang ditanggapi senyuman oleh Hanna."Semoga betah kerja di sini, ya." "Maaf mbak Jika tadi saya bersikap tidak sopan, saya tidak tahu jika mbak masih keluarga," sesalnya."Tak apa, jangan di ambil hati. Aku kesini mau bertemu Bapak, beliau ada kan?" Tanya Hanna."Ada Mbak, sebentar biar mbok yang panggilkan. Mbak Hanna tunggu saja di ruang keluarga." Ucap Mbok Ijah sambil berlalu meninggalkan Hanna dan Ratih yang nampak bengon
Baca selengkapnya
Bab 30
"Mas, kapan kau akan menikahiku?" Bisik Siska lembut di telinganya.Aldo memejamkan mata, bisikan Siska di telinganya seakan ingin menambah masalah untuknya. Lelaki itu tak mengerti, apakah Siska tidak tahu jika saat ini kepalanya begitu berat karena masalah yang ditimbulkan Hanna di kantornya?Beberapa detik kemudian, tangan Aldo mendorong kasar tubuh Siska agar menjauh dari dirinya. Membuat wanita itu seketika memekik histeris.Argghh!"Mas, apa yang kaulakukan? Apa kau lupa jika aku sedang hamil," Protes Siska tak terima."Jangan menempel padaku, apa kau tidak mengerti jika kepalaku begitu pusing sekarang? Jangan menambah beban masalahku," bentak Aldo."Mas, aku hanya bertanya. Kapan kau akan menikahiku? Tak perlu harus mendorongku kan!" Suara Siska meninggi."Jangan lupa sekarang aku sedang hamil anakmu," lanjut Siska merengek."Iya, aku mengerti, tapi bisakah kita tidak membahas tentang kehamilanmu itu sekarang. Banyak hal yang sedang kupikirkan."Mendengar jawaban Aldo, refleks
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status