All Chapters of RAHIM PENGGANTI TUAN MANU: Chapter 11 - Chapter 20
45 Chapters
MANU BERUBAH
"Kak! Lepaskan! Kau menyakiti--akkh!"Bella membulatkan matanya sempurna tatkala Manu baru saja melepaskan cekalan di pergelagan tangannya. Perempuan itu terhenyak, karena Manu sedikit mendorong tubuhnya ke depan yang membuat Bella hampir saja tersungkur ke lantai.Bella membalikkan tubuhnya, menatap Manu yang menatapnya dengan tatapan dingin khasnya itu. Kenapa dari waktu ke waktu pria itu berubah semakin kasar bagaikan iblis?!"Apa yang kau pikirkan, Bella?" Manu memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya, memancarkan aura sinis bercampur arogan yang tak pernah Bella lihat. "Apa yang kau inginkan dengan kabur begitu saja, huh?! Aku pikir kau tidak sepikun itu untuk mengingat perjanjian yang telah ka tanda tangani!"Manu kembali menyudutkan Bella, tak membiarkan perempuan itu membela diri barang sedikit pun. Tatapan dinginnya kian menyala, memancarkan emosi yang berusaha ia tahan."Apa kau kira aku pengangguran yang tak punya pekerjaan sehingga bisa terus menyelesaikan masalah
Read more
BUKAN CEMBURU!
Bella mencengkeram erat gelas berisikan air putih yang ada di tangannya sembari memejamkan mata. Sedetik kemudian, perempuan itu berusaha meneguk habis cairan bening yang begitu ia benci hingga habis tanpa sisa. Bella kemudian membalikkan badannya, berniat mencuci gelas tersebut, tapi saatmendapati sosok jangkung yang kini menatapnya dingin beberapa langkah di depannya membuat Bella terkejut hingga gelas yang dipegangnya jatuh.Manu berdecih melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya. "Tanganmu patah, hmm?"Bella tahu Manu tengah menyindirnya. Bella menatap beling-beling yang berserakan di lantai, sedikit bersyukur karena ia tak tergores sedikitpun. "Kenapa kau tak mengunci pintu depan?" Bella menggigit bibir bawahnya. Sial!! Dia benar-benar lupa untuk menguncinya tadi. "Meminta maaf lagi?" sela Manu saat melihat Bella bersiap membuka bibirnya. "Apa permintaan maaf bisa menolongmu nanti jika kau dalam bahaya? Beruntung yang ada di depanmu saat ini adalah aku, bagaimana ji
Read more
SISI HANGAT DAN MANIS SEORANG MANU
"Sayang!"Manu yang tengah berjalan santai menuruni anak tangga lantas menoleh ke sumber suara. Ia hampir saja terhuyung ke belakang akibat Laura lantas memeluk tubuhnya dengan erat. Beruntung Manu memiliki kesigapan yang baik, jika tidak mereka berdua mungkin saja telah jatuh berguling-guling ke bawah.Manu mengurungkan niatnya menegur Laura tatkala aroma strawberry yang selalu mampu menenangkan pikirannya di kala stress tercium khas di hidung Manu. "Kau sudah mengajaknya untuk tinggal di sini, kan?" tanya Laura saat pelukan mereka terlepas. Mata perempuan yang tengah mengenakan mini dress selutut berwarna merah yang dipadukan dengan long cardigan senada itu terlihat berbinar-binar menunggu jawaban Manu. Manu menarik kedua sudut bibirya membentuk lengkungan bulan sabit yang mampu membuat wajah Manu terlihat berkali-kali lipat lebih hangat dan tampan. Bella yang terlihat baru saja keluar dari kamarnya tertegun dan menghentikan langkahnya. "Sudah?" tanya Laura ulang saat Manu mengel
Read more
TEGURAN YANG TAK SEHARUSNYA
"Bella, aku mengatakan semuanya karena aku percaya padamu. Kau bisa menyembunyikan rahasia ini dari orang-orang bukan?"Bella terkesiap, mulai berusaha untuk menghalau pikirannya yang telah melayang begitu jauh. Ouh ayolah, ia hampir saja lupa jika sepertinya tak ada siapapun yang tahu mengenai kemandulan Laura. Mungkin hal inilah yang membuat Manu segera mencari rahim pengganti ketimbang keluarganya menuntut Manu untuk menikah lagi. Terlebih Manu adalah anak tunggal."Tentu," ujar Bella sedikit ragu. Ia harap dirinya tak akan berubah menjadi wanita ketiga yang merusak rumah tangga perempuan seperti Laura. Perempuan itu terlalu baik untuk dihancurkan oleh kekurangannya saat ini."Adakah yang bisa kubantu lagi?" tanya Bella sembari berjalan mendekat ke arah Laura. "Tidak, kau bisa beristirahat. Aku bisa mengurus bagian ini sendiri," sahut Laura tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Bella. "Ngomong-ngomong, apa pekerjaanmu sebelumnya?" tanya Laura, seperti ingin mengenal Bella jauh
Read more
SESUATU YANG TELAH DIRENCANAKAN
"Sayang ...."Jari-jari lentik itu bermain-main di atas perut datar nan keras milik Manu yang masih terhalang oleh baju tidur berbahan satin, membuat sang empu meringis pelan. "Laura."Laura mendongak kemudian tertawa kecil saat Manu menahan tangannya sembari menggelengkan kepala pelan. Ironisnya, dengan peringatan gestur tubuh seperti itu, iris mata hitam pekat milik Manu malah menatap Laura dalam penuh kelembutan. "Aku tahu kau lelah, aku tidak ingin membuatmu bertambah lelah karena harus mengimbangi kemauanku, meskipun kau sendiri yang memulainya," ujar Manu lembut, kemudian menarik tubuh Laura semakin dekat ke pelukannya. "Aku atau kau yang kau maksud sedang lelah?" goda Laura yang dibalas kekehan kecil oleh Manu."Jadi kau benar-benar ingin aku menuruti hasrat priaku? Kau tidak akan menyesal?" Bohong jika Manu mengatakan jika dirinya tak dibuat hampir kehilangan kontrol akan dirinya sendiri walaupun Laura hanya bermain-main kecil dengannya."Kapan aku bisa menolak keinginan su
Read more
BERMAIN-MAIN DENGAN ORANG YANG SALAH
"Eh? Kau sudah bangun?" Laura nampak membulatkan matanya sempurna, langkahnya yang baru saja selesai menuruni anak tangga lantas terhenti begitu saja tatkala matanya mendapati sosok Bella tengah berjalan menuju dapur.Ini masih begitu pagi, bahkan matahari belum menampakkan cahayanya, apa yang Bella ingin lakukan di jam seperti ini?"Heem, aku haus," gumam Bella dengan suara sedikit seraknya meksi wajah perempuan itu terlihat sudah segar seperti biasanya. "Kau sendiri?"Laura menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan mendekati Bella. "Aku akan pergi memasak, jam seperti ini biasanya aku memang sudah selalu aktif di dapur."Laura menatap Bella yang kini nampak menatap ke arah depan tanpa ragu. "Yang kau maksud tadi itu ialah kau terbangun untuk minum air, Begitu?"Bella mengangguk pelan. "Ya, aku bangun karena merasa tenggorakanku sedikit kering."Laura nampak mengangguk-anggukan kepala mengerti, tak ada lagi yang perempuan itu katakan hingga keduanya kini telah sampai di dapur.Di sa
Read more
INSIDEN DI RUMAH SAKIT
"Harus kukatakan berapa kali lagi, Kak? Apakah kau ingin melihat mulutku berbusa dulu baru kau mempercayaiku?" Bella menatap Manu yang fokus menatap jalanan. "Dia yang tidak membiarkanku membantunya karena dia bilang dia bisa melakukannya sendiri!""Jika kau bertanya mengapa aku tidak berusaha tetap membantunya, bayangkan saja posisiku. Aku bukanlah siapa-siapa di sana, aku bukanlah orang penting dalam hidupmu, jika aku bersikeras memaksa Laura bukankah aku terlihat tidak menghormatinya sebagai istri pemilik tempat yang kutinggali?!"Rahang Bella rasanya begitu sakit karena sejak ia mendaratkan bokongnya di kursi penumpang, ia sudah dibuat mengeratkan giginya. Telinganya terlihat begitu merah, memperlihatkan secrara tak langsung bahwa ia yang terus berusaha menahan emosinya."Aku tidak pernah menyuruhmu untuk memperjelasnya, kau sendiri yang melakukannya," sahut Manu tenang yang membuat Bella semakin ingin menghajar wajah pria itu sekarang juga."Aku tidak akan melakukannya jika apa y
Read more
PERKARA OBAT
"Sepertinya lebih baik besok-besok kita melakukan check-up di klinikku saja. Di Rumah sakit terlalu menimbulkan efek yang serius untuk Bella."Ucapan Stella masih terngiang-ngiang jelas di telinga Manu meskipun pria itu kini baru saja mendaratkan bokongnya di mobil. Ia menoleh ke samping, menatap Bella yang masih terlihat lemas."Kau tidak seharusnya menyembunyikan hal sebesar ini, Bella," gumam Manu pelan tepat saat ia mulai melajukan mobilnya keluar dari area basement Rumah Sakit. "Jika kau mengatakannya, kau tidak mungkin pingsan seperti tadi bukan?"Manu dibuat tertawa sinis dalam hati. Ingatan dirinya yang begitu panik dan segera menggendong Laura menuju ruangan Stella yang hanya berjarak tinggal beberapa langkah tadi itu benar-benar cukup beresiko. Memang tak ada yang berani akan mengusik informasinya lebih dalam, tapi orang-orang yang melihatnya tentu akan dibuat bertanya-tanya mengapa Manu bersedia menggendong seseorang, terlebih Bella bukan siapa-siapa Manu. Beruntungnya, ke
Read more
FIRST KISS
TIN! TIN! Seakan baru mendapatkan kesadarannya, Bella lantas menarik tubuhnya menjauh dari Manu. Ia menyelipkan anak rambutnya ke belakang daun telinga, berusaha untuk mengalihkan sensasi atmosfer canggung di antara mereka. "Tidak ada penolakan." Manu berdehem pelan setelah memberikan jarak antara dirinya dan Bella. "Kau harus meminumnya sekarang." Bella menghela napas secara perlahan. Ingin protes, tapi ia urungkan. Perempuan itu membuka bungkus roti yang diberikan Manu kemudian memakannya. Tak berselang lama, ia lantas berusaha membuka tablet di tangannya, dengan gerakan sedikit gemetar. "Kak--" Bella menelan salivanya susah payah saat Manu baru saja merebut tablet di tangannya. Pria itu sepertinya geram karena gerakan Bella yang begitu lambat. Di saat Manu masih sibuk dengan kegiatannya, Bella menyandarkan kepalanya kembali ke sandaran kursi. Rasa pening itu belum juga kunjung hilang. "Ini." Bella menatap tablet yang disodorkan oleh Manu. Manu yang semakin jenuh karena gerak
Read more
KACANG LUPA KULITNYA?
"Akhirnya kau sampai juga."Tubuh Bella sedikit tersentak kaget tatkala ia mendengar suara khas yang tiba-tiba menyapa indra pendengarannya. Ia baru saja turun dari mobil Manu beberapa saat lalu, karena itulah dia tak tahu hal apa saja yang sempat terjadi selama ia pergi dari Mansion. "Bagaimana hasil pemeriksaannya? Tidak ada masalah sedikitpun bukan?" tanya Laura sembari mengikis jarak diantara dirinya dan Bella. Sontak Bella bergerak mundur beberapa langkah hingga membuat sudut bibir Bella terangkat tinggi.Bella semakin membisu, meskipun tak yakin, Bella seperti mendapatkan feeling bahwa dibalik senyum manis yang terpancar hangat di wajah Laura, ada sesuatu hal yang tak bisa ia lantas percayai dengan mudah. Entah apa yang mungkin perempuan itu rencanakan.Laura memang baru sekali berusaha membuatnya dan Manu berselisih--yang entah dilakukan dengan sengaja atau tidak disengaja oleh perempuan itu, tapi hal itu sudah cukup membuat Bella sedikit waspada menaruh rasa percaya terlalu b
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status