All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 21 - Chapter 30
460 Chapters
Bab 21. Arya Diserang
Seiring Dewi Purbalara kembali ke ruangannya setelah memberi perintah, para prajurit yang tadi telah mengepung Arya secara serentak maju untuk menangkap Arya. “Wuuuuuus..! Traaaa.. trataaataaaap..!” Bak Seekor elang tubuh Arya yang tadi tegak lurus menginjakan kedua kakinya di tanah melesat ke atas, lalu dengan menapakan kedua kakinya di kepala dan juga bahu para prajurit yang hendak menangkapnya itu ia pun lolos dan saat ini berdiri tegak di belakang mereka yang mengepung. “Ha.. Ha.. Ha..! Kalian pikir saya ayam dikepung lalu ditangkap?!” Arya tertawa terbahak-bahak, lalu ia menggaruk-garuk kepalanya sambil cengengesan. Hal itu tentunya membuat para prajurit dan pengawal Dewi Purbalara makin murka, karena mengetahui jika sasaran yang hendak mereka tangkap lolos dan terkesan meremehkan. Mereka kembali serentak berlari mengejar dan mengepung Arya, namun sebelum para prajurit dan pengawal itu mendekat sang pendekar arahkan kedua telapak tangannya ke depan. “Tunggu dulu..! Saya ber
Read more
Bab 22. Serangan Tiba-tiba
“Taaaap...! Buuuuuuuuk....! Gubraaaaaaak..!” Arya menangkap pergelangan tangan Gento Ireng, lalu di susul dengan tendangan keras ke arah perutnya hingga tubuh lelaki berkulit hitam itu terpental jauh melabrak dinding salah satu tempat penjagaan pengawal di bagian depan istana buaya putih itu. Gento Ireng bukan hanya meraung kesakitan sambil meraba perutnya namun bagian dadanya ternyata juga nyeri terkena tendangan Arya yang dilesatkan secara beruntun, Arya yang mengarahkan pandangannya pada tubuh Gento Ireng yang tertelentang di tanah tak menyadari sebuah serangan lain mengarah kepadanya. “Awas...! Deeeeeees...! Bruuuuuuuk..!” Salah seorang prajurit berseru pada Arya, namun sang pendekar terlambat mengelak hingga tubuhnya seketika saja terpental dan sempat bergulung-gulung beberapa saat di udara sebelum akhirnya jatuh tertelungkup di tanah. Darah segar nampak ke luar di sela-sela bibirnya akibat hantaman sebuah benda berwarna putih panjang melibas ke wajahnya, rupanya benda itu a
Read more
Bab 23. Ajian Topan Gunung Sumbing
Selain kembali mengibas ekornya dari mulut buaya putih besar itu menyemburkan cairan merah mendidih seperti lahar gunung berapi, jangankan tubuh manusia besi pun dapat meleleh. Arya yang tadi berhasil kembali menghindari ganasnya kibasan ekor buaya yang juga dapat meremukan tulang belulang jika sosok itu tak memiliki kekuatan apa-apa di tubuhnya, segera mengeluarkan salah satu ajian yang ia dapatkan dari Sang Guru. Kedua pergelangan tangannya ia putar berulang-ulang kali, lalu gelombang angin pun muncul makin lama makin besar. Ajian ini diberi nama oleh Nyi Konde Perak ajian Topan Gunung Sumbing, karena dirasa cukup Arya pun meluruskan kedua telapak tangannya ke depan ke arah semburan cairan mendidih dari mulut buaya putih itu. “Wuuuuus...! Blaaaaaam....! Glaaaaaaar...!” Deruan angin bak topan menghantam semburan cairan panas yang dilesatkan Dewi Purbalara berwujud seekor buaya putih itu, akibatnya terdengar ledakan dahsyat cairan panas mendidih itupun hancur menjadi debu dengan a
Read more
Bab 24. Runtuhnya Istana Buaya Putih
Para mantan prajurit dan pengawal yang telah berada di luar pintu gerbang istana buaya putih segera melakukan apa yang diperintahkan Arya, mereka secara bersamaan merogoh kantong baju mereka di mana di sana terdapat kalung buaya putih yang selama ini mereka kenakan. Kalung itu segera ia buang dengan melemparkannya ke dasar sungai, seiring dengan itu tubuh mereka pun melesat ke atas permukaan lubuk. Di tepian lubuk tengkorak itu para warga desa telah berkumpul, sebagian dari mereka menyebar sepanjang tepian lubuk seperti yang diperintahkan Ki Darmo berdasarkan usulan dari Arya. Tujuan mereka diperintahkan demikian untuk mengantisipasi jika ada beberapa orang mantan pengikut Ratu Siluman Buaya Putih itu yang setibanya di atas permukaan air tidak bisa berenang, maka orang-orang yang ditempatkan di sepanjang tepian lubuk tengkorak itu yang akan menolong. Arya yang juga telah ke luar dari pintu gerbang istana buaya putih tak segera melesat ke atas permukaan, melainkan dia sepertinya sen
Read more
Bab 25. Tinggalkan Desa Serayu
Sama halnya dengan Dewi Purbalara alias Ratu Siluman Buaya Putih, para dayang-dayangnya pun lenyap begitu saja seiring menghilangnya junjungan mereka secara gaib. Tak diketahui apakah saat ini mereka masih berkumpul bersama dengan Dewi Purbalara di suatu tempat atau tidak, yang pasti mereka bukanlah sebangsa mahkluk yang berwujud tetap melainkan dapat menyerupai apa saja. Demikian pula dengan Dewi Purbalara, dia bukan hanya dapat merubah wujudnya menjadi seekor buaya putih yang besar tapi juga bisa ke wujud lainnya. Itulah salah satu bedanya antara siluman dengan manusia, banyak sekali yang tak dapat diketahui rahasia-rahasia makhluk halus yang hidup di dunia berbeda. ****** Para mantan pengikut Dewi Purbalara segera membubarkan diri dari halaman rumah Ki Darmo, setelah Arya dan tetua Desa Serayu itu mempersilahkan mereka untuk kembali ke desa masing-masing karena memang mereka tidak semuanya berasal dari Desa Serayu. Yang terlihat di sana tepatnya di pendopo hanya Arya, Ki Darmo
Read more
Bab 26. Kerajaan Pantai Utara
Tak butuh waktu lama Nyi Centil telah tiba di daratan, setelah secara sembunyi-sembunyi ia keluar dari istana Kerajaan Pantai Utara, tujuannya cuma satu yaitu untuk menemui tokoh golongan hitam di rimba persilatan yang bernama Joyo Kandis, pria itu bukanlah tokoh sembarangan ia cukup dikenal dan disegani oleh para pendekar-pendekar di rimba persilatan karena memiliki ilmu kanuragan yang cukup hebat. Joyo Kandis juga memiliki banyak anak buah atau pengikut, bahkan saat ini ia telah mendirikan sebuah Kerajaan yang terletak di dalam tanah di lembah Gunung Semeru, sesuai dengan letaknya Kerajaan itu pun ia beri nama Kerajaan Bawah Tanah. Di istana Kerajaan Bawah Tanah itulah rencana ritual Nyi Centil untuk dapat bertahan hidup di daratan selamanya akan dilaksanakan, tentu saja dengan bantuan Joyo Kandis. Rupanya antara Nyi Centil dan Joyo Kandis sudah mengenal cukup lama, hal itu dikarenakan seringnya Nyi Centil keluar istana Kerajaan Pantai Utara secara diam-diam, melihat kedekatan mer
Read more
Bab 27. Joyo Kandis
Setelah memeriksa ruangan di mana di sana terdapat senjata dan mustika-mustika sakti miliknya, Ratu Pantai Utara kembali ke kamarnya. Ia hanya berharap kepergian Nyi Centil dari istananya itu tidak menimbulkan prahara di luar sana, yang membuat nama baik Kerajaan Laut Utara itu tercoreng dan harus bertanggung jawab. ***** Sore di lembah Gunung Semeru tampak sepi, hanya deruan angin yang terdengar menyisir dedaunan pohon-pohon yang tumbuh di lembah gunung itu. Di sela-sela rimbun pepohonan di lembah sebelah timur yang jauh dari pemukiman warga tampak berkelebat sosok bayangan, melihat dari cara ia berkelebat sepertinya bukanlah orang sembarangan sosok itu pastinya memiliki ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. Sosok bayangan itu pun hentikan larinya saat tiba di depan lobang besar seperti mulut goa, empat orang pria yang bertugas berjaga-jaga di depan lobang besar itu segera menghadang saat di depan mereka berdiri seorang wanita cantik berpakai coklat. “Berhenti..! Siapa kau ya
Read more
Bab 28. Mutiara Kehidupan
Cukup menyeramkan kamar atau ruangan yang akan digunakan Nyi Centil untuk melakukan ritual itu, di samping tempatnya kumuh juga tidak banyak penerangan. Cahaya hanya nampak remang-remang dari kejauhan karena memang tidak diperbolehkan meletakan obor di kawasan ruangan itu. Obor yang samar-samar terlihat itu pun posisinya jauh di depan pintu masuk ruangan kamar tempat ritual, agar Nyi Centil dapat bertahan hidup layaknya manusia biasa di daratan. “Apakah Dinda sudah siap?” Nyi Centil yang telah duduk di sebuah batu yang memanjang menganggukan kepala, batu itu di samping dapat dipakai untuk bersemedi juga bisa untuk berbaring. “Sudah Kang Mas.” “Jika nanti ada yang datang mengganggu, Dinda abaikan saja. Bisa jadi itu semacam ujian,” ujar Joyo Kandis. Kembali Nyi Kendis menganggukan kepalanya. “Baik Kang Mas, apapun itu yang datang nanti saya takan tergoda agar ritual ini benar-benar berhasil.” “Jika begitu, sekarang juga saya akan tinggalkan ruangan ini. Dinda mulailah untuk bers
Read more
Bab 29. Mustika Laut Selatan
Saatnya Nyi Centil mengeluarkan ajian Mengelabui Mata dengan merapatkan kedua telapak tangannya di depan dada lalu berkomat-kamit, saat itu juga tubuhnya tak bisa dilihat oleh mata para prajurit dan seluruh penghuni istana Kerajaan Pantai Selatan itu. Sementara Joyo Kandis dengan berpegangan pada lengan istrinya, ia pun ikut tak tampak oleh penglihatan seluruh penghuni istana. Mereka berdua kemudian masuk ke dalam istana saat beberapa orang prajurit yang bertugas menjaga pintu gerbang berganti tugas dengan yang lainnya, tentu saja saat pergantian itu berlangsung pintu gerbang terbuka dan saat itu lah Nyi Centil dan Joyo Kandis masuk tanpa terlihat oleh para prajurit itu. “Ayo, Kang Mas! Kita segera menuju tempat mustika itu berada, kita hanya punya waktu 10 menit jika terlambat kita akan tampak oleh para penghuni Kerajaan Pantai Selatan ini,” seru Nyi Centil yang ternyata ajian Mengelabui Mata yang dipergunakan saat itu, hanya berlangsung selama 10 menit. Joyo Kandis hanya anggukan
Read more
Bab 30. Dua Ratu Penguasa Laut
Kumala menganggukan kepala memastikan kembali akan yang baru saja ia katakan. “Benar Ratu.” Ratu Pantai Utara yang juga memiliki sebuah cermin sakti, segera menuju kamarnya untuk melihat kejadian pencurian mustika sakti milik Nyi Roro Kidul yang disampaikan Kumala itu. “Rasanya saya tak percaya jika pelakunya penghuni istana Kerajaan ini, sebentar saya akan lihat dulu di cermin sakti memastikan kebenarannya.” Setelah beberapa lama mencermati cermin saktinya, ia semakin terkejut melihat apa yang ia saksikan di cerminnya itu. “Nyi Centil...! Ternyata penghianat ini yang melakukannya! Benar dugaan saya kepergianmu secara diam-diam dari istana ini pasti memiliki tujuan yang tidak baik dan mencemarkan nama baik saya serta Kerajaan Pantai Utara ini..!” maki Ratu Pantai Utara, ia benar-benar geram melihat kenyataan itu. Kumala yang ikut diajak ke kamar untuk melihat, nampak terkejut mendengar seruan dari Ratu Pantai Utara itu. “Jadi Nyi Centil yang Ratu maksud sudah tidak tinggal di i
Read more
PREV
123456
...
46
DMCA.com Protection Status