Semua Bab HANYA SUAMI DI ATAS KERTAS: Bab 31 - Bab 40
123 Bab
Bab 31. Siapa Wanita Itu?
"Oh iya. Kenalin dong selingkuhan kamu sama aku." Setelah menyakiti dan mengkhianati masih berani juga lelaki berkaos biru itu menjumpai kami lagi. "Apa maksudmu, Dek?" "Saranku ya? Mas! Lebih baik kamu itu nikahin aja dia dan ceraikan aku. Dia itu nampaknya cocok jadi istri dan menantu ibu, dibandingkan aku hanya perempuan desa yang tidak ada kerennya sedikitpun. Wanita yang hanya bisa dikuras uangnya saja. Tetapi malu untuk diajak bertemu kawan atau kerabat." Sindir aku. "Kamu apa-apaan sih." Lelaki yang masih berstatus suamiku itu tetap tidak mengakui kesalahannya. Lelaki sok suci dan tidak tahu malu. "Mas, Aku ini bukan wanita yang bisa menghabiskan uang untuk beli skincare dan baju-baju mahal. Lagian bagaimana mau keren jika uang dari hasil aku bekerja habis buat membiayai keluarga suamiku. Ups!" Aku berpura-pura keceplosan dengan menutup mulutku dengan telapan tangan. "Selingkuhan apa sih, kamu jangan menuduh Mas macam-macam. Mas itu gak pernah selingkuh. Atau kamu itu seng
Baca selengkapnya
Bab 32. Akan Kubalas Hinaan Kamu
"Kamu mau kemana, Dek?" Tanya Mas Rama saat aku keluar, hendak menunggu taksi online yang sudah aku pesan sejak tadi diwaktu kami masih di dalam kamar."Mas gak perlu tau kemana kami mau pergi. Mas urus saja selingkuhan dan adik Mas yang lebih membutuhkan perhatian. Saya ini hanya orang lain jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarku seraya berjalan menuju ke pinggir jalan untuk menunggu jemputan. Ingin rasanya segera menghilang saja dari hadapan Mas Rama. Lelakiku hanya datang saat dia butuh saja. Jika tidak, bayangannya saja tidak nampak dari hadapanku."Yang Mas nanya lain, kenapa malah jawabnya lain, Dek? Bikin naik darah aja kamu. Jangan buat kesabaran suamimu ini habis." Dengan kesal Mas Rama menonjok dinding ruang tamu sekejap aku melihat beliau menggigit kepalan tangannya. Mungkin Mas Rama sedang menahan rasa sakit. Biasalah, lelaki yang hanya berlindung diketiak mamaknya, sekarang sok jagoan. Baru segitu saja sudah kesakitan."Udahlah, Mas. Tolong jangan ganggu kami lag
Baca selengkapnya
Bab 33. Bertemu Mantan
"Ma, kita mau kemana, sih? Masak Mama main rahasia-rahasiaan sama anak sendiri." Tanya Niken saat kami sudah berada dalam taxi online yang akau pesan untuk berangkat ke rumah Haji Bakri. Beliau adalah seorang kontraktor yang sudah sangat berpengalaman dalam bidangnya. "Kita mau ke rumah Haji Bakri, Nak. Kamu masih ingat 'kan? Bapak-bapak yang pernah ke rumah nenek saat kakek meninggal?" Tanyaku pada Niken dan nampak anak itu sedang berfikir keras mengingat-ingat rupa orang yanag melayat waktu itu. "Oh ya ... ya. Niken ingat, Ma," ucap anakku sambil mengetuk-ngetuk dagunya seolah-olah sedang berfikir keras. Aku tersenyum sendiri melihat tingkah anak semata wayang kami. "Terus mau ngapain kita ke sana? Kan lebaran masih lama, Ma." Tanya Niken dengan polosnya. Ingin rasanya aku tertawa melihat kepolosan gadis kecilku. "Ya elah. Nak ... Nak. Masak mau silaturrahmi harus nunggu lebaran sih? Ada-ada aja anak Mama sekarang ya!" Tukasku seraya membelai lembut pucuk kepala gadis kecil penyu
Baca selengkapnya
Bab 34. Namanya Raka
"Jawab dulu pertanyaanku. Kenapa kamu hanya berdua dengan anakmu, Nes? Kok seperti orang baru diusir saja. Suamimu mana?" tanya Raka dengan mata mendelik."Apa kemana-mana harus pergi sama suami? Aku ini wanita mandiri, Raka. Semua bisa aku kerjain sendiri tanpa bantuan suami atau siapapun. Apa ada yang salah jika aku pergi kemana-mana tanpa suami?" Aku balik bertanya."Iya salah lah, Nes. Kamu kan sudah berumah tangga. Masak suamimu membiarkan kamu berdua saja sama anak kecil pulang kampung. Bukan gak jauh dari tempat asal suamimu kesini. Butuh delapan jam 'kan?""Aku aja biasa aja kalau mau kemana-mana sendirian, Raka. Kamu aja yang terlalu berlebihan," jawabku santai."Bukan berlebihan, Nes. Bagaimanapun aku masih sayang sama kamu. Jadi aku gak mau kamu kenapa-kenapa." Degh ... tiba-tiba jantungku seakan berhenti berdetak. Disatu sisi ada bunga-bunga bahagia mendengar pengakuan Raka tapi disisi lain aku merasa sedih karena bagaimanapun kami tidak akan bisa hidup bersama."Apaan sih
Baca selengkapnya
Bab 35. Duda Keren
"Biasa anak-anak. Bapak, apa kabar? Sehat ''kan?" Tanyaku basa basi seraya berdiri lalu mengulurkan tangan untuk menyalaminya. "Sehat. Alhamdulillah, Nes. Kamu bagaimana kabarnya, Nak. Dengan siapa kamu kemari? Suamimu gak ikut?" tanyanya seraya mengedarkan pandangan ke seluruh tempat. "Berdua saja sama anak saya, Pak. Mas Rama lagi banyak kerjaan makanya gak bisa ikut," ujarku menjelaskan. "Semoga kalian berdua akur-akur saja ya, Nak. Karena Bapak dengar kamu sudah gak harmonis lagi sama suamimu, apa iya?" Tanya pak Haji Bakri. Aku jadi serba salah. Malu masalah rumah tanggaku didengar oleh Raka. "Ayo Niken. Kita beli jajan." Belum sempat aku menjawab pertanyaan Pak Haji Bakri, Raka sudah memotong pembicaraan kami. "Mau kemana? Jangan pergi dulu Raka. Masak lagi ada tamu kamu malah keluyuran." Pak Haji Bakri sangat heran melihat tingkah Raka yang tiba-tiba mau pergi saja dari hadapanku. "Bukan mau keluyuran. Kasian anaknya Agnes harus mendengarkan pembicaraan pakde barusan tenta
Baca selengkapnya
Bab 36. Terima Kasih Kau Telah Selingku
Tidak berapa lama kami menunggu, akhirnya Raka pulang juga, yang jelas dengan Niken. Anakku sangat bahagia karena puas bermain-main ditempat bermain anak. Senyum kebahagian menghias manis disudut bibirnya."Ma, Niken dibeliin boneka sama Om Raka. Dibeliin jajan juga." Niken mengeluarkan begitu banyak jajan dan kantong belanjaan."Wih banyak banget. Udah bilang terima kasih pada Om Raka, Nak? Tanyaku basa-basi seraya melirik kearah Raka sekilas. Nampaknya dia begitu bahagia bisa jalan-jalan dengan Niken. Mungkin betul juga apa yang dikatakan Pak Haji Bakri, kalau Raka sedang rindu sama anaknya yang sudah duluan dipanggil sama Yang Maha Pencipta."Udah kok, Ma. Mana mungkin Niken gak mengucapkan terima kasih pada orang yang begitu baik terhadap kita." Ucap Niken"Om masuk dulu ya, Niken. Gerah kali. Om mau mandi dulu." Pamit Raka dan dia langsung saja berjalan masuk ke dalam rumah tanpa menoleh kearah Niken pun kearah aku. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan olehnya."Iya Om. Makasih
Baca selengkapnya
Bab 37. Talak
"Ya salahlah. Makanya jadi wanita itu harus sering-sering berkaca. Kamu itu harus intropeksi diri, kenapa suamimu tertarik dengan wanita lain? Jangan malah orang lain yang disalahkan. Malah orang lain yang kau sebut perebut suami orang. Emang suamimu itu barang, sehingga bisa direbut? Kalau bukan karena suamimu yang sudah bosan dan muak sama kamu tidak akan mungkin dia akan tergoda dengan wanita lain!"Aku langsung murka dan kutarik rambut wanita muda yang berumur kutaksir sekitar dua puluh tahunan itu. Anak masih bau kencur sudah merasa hebat, sudah berani menasehatiku. Dia tidak tahu bagaimana hidup dengan suami macam Mas Rama. Dia akan merasakan juga nikmatnya hidup dengan mertua dan ipar kesayangan calon mantan suamiku.Tanganku terus menarik rambutnya sehingga beberapa helai rontok dan melekat ditanganku."Sakit ... lepaskan rambutku, bajingan! Awas kamu akan kulaporkan kepada pihak berwajib atas kasus penganiayaan ini. Mas ... kamu kok diam aja calon istrimu dianiaya sama wewe g
Baca selengkapnya
Bab 38. Berpisah
Tak kusangka pengorbanan aku selama ini hanya angin lalu saja di mata Mas Rama. Tidak ada rasa sayang lagi untuk seorang Agnes, barang sedikit pun. Bagiku bukan masalah besar jika Mas Rama tidak mencintai lagi yang penting Niken selalu bersamaku.Sesampai di rumah, aku masuk kamar dan merebahkan diri di atas kasur. Rasanya tubuh ini sangat lelah usai bersitegang dengan pasangan yang tidak mempunyai akhlak tadi.Sambil rebahan aku mengambil HP di dalam tas kemudian iseng membuka story. Dan yang sangat menarik dan menggelitik hati membaca story dari Mas Rama. [Perempuan murahan. Siapa yang sanggup bertahan dengan perempuan bar-bar seperti dia. Gak salah aku mencari gantinya.] Ku akui story tersebut pasti dia tujukan untuk aku. Tidak masalah. Yang penting aku sudah puas membuat mereka kesakitan. Dan jelas mereka juga sudah aku permalukan di depan khalayak ramai.Walaupun tidak menutup kemungkinan mereka akan dibela oleh warga dan menyalahkan aku. Terserah yang penting aku sudah puas.D
Baca selengkapnya
Bab 39. Sudah Cukup
"Agnes pun gak sanggup jika rumah tangga kami terlalu dicampuri sama mertua. Sinta pun ikut-ikutan." Aku mencurahkan segala isi hatiku pada kak Ayu dan beliau selalu memberi aku dukungan. Bertahun-tahun mereka memperlakukan aku bagaikan seorang babu dan herannya mas Rama malah mendukung perbuatan adik dan ibunya. Dia tidak pernah membela aku sebagai istrinya. Kalau bukan suami yang melindungi aku, siapa lagi? Malah dia mengijinkan adik dan ibunya menginjak-injak harga diri istrinya sendiri. Sudah lah. Sudah cukup aku menderita. Selama mendampinginya bukan kesenangan yang diberilan tetapi penderitaan."Dia itu belum merasakan tinggal di rumah mertuanya. Makanya begitu. Semoga saja, apa yang kamu rasakan, suatu saat Sinta juga akan merasakannya. Biar dia tahu bagaimana enaknya tinggal serumah dengan mertua dan ipar julid," ucap kak Ayu penuh emosi. "Iyalah, Kak. Semoga saja." Kali ini aku ikut mengiyakan ucapan kak Ayu. Memang aku akui tidak baik berdoa buruk untuk orang lain karena n
Baca selengkapnya
Bab 40. Pernikahan Rama
Pov Rama.Hari ini merupakan hari yang sangat aku nanti-nantikan selama ini. Hari yang sangat bersejarah dalam hidupku. Yaitu hari dimana aku akan menikah dengan sang pujaan hati. Kami sengaja mengadakan sebuah pesta mewah untuk membuat Agnes terbakar cemburu. Orang macam Agnes memang harus diberi pelajaran supaya dia sadar siapa sebenarnya dia.Seorang istri durhaka dan menantu suka melawan. Terlalu perhitungan dengan keluarga. Padahal apa salahnya sih aku memberikan uang untuk membayar utang-utang ibu dan biaya Sinta bulan madu. Adik aku itu 'kan, adik dia juga. Gak nyangka Agnes bisa berubah menjadi busuk hati seperti itu.Selama pulang dari rumah orang tuanya dia jadi susah diatur. Aku sangat yakin mertuaku sudah menghasut Agnes supaya melawan suami dan mertua.Sebagai lelaki aku tidak terima dengan perbuatan Agnes. Harga diriku diinjak-injak olehnya. Dikiranya aku tidak bisa mendapatkan wanita yang lebih cantik dan menarik melebihi dia. Sekarang waktunya aku buktikan, aku bisa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status