Semua Bab Menjadi Janda di Malam Pertama: Bab 71 - Bab 80
139 Bab
Bab 45 MJDMP A
Bab 45 MJDMPKakek kenapa?" batin Anjani dan dr. Ahmad. Keduanya saling berpandangan heran melihat ekspresi Kakek yang tiba-tiba sesenggukan.Anjani berusaha menenangkan Kakeknya. Direngkuhnya tubuh ringkih yabg kini tengah tergugu hingga membungkuk. Punggungnya naik turun seirama dengan isakannya."Kakek kenapa nangis? Apa ada yang salah?" tanya Anjani hati-hati.Kakek Jakfar hanya menggeleng perlahan sembari berusaha menghentikan tangisnya."Masya Allah ... Masya Allah ... Alhamdulillah ... Syukron lillah ... Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad." hanya kalimat-kalimat thoyyibah itu yang keluar dari mulutnya seraya memegang dada untuk menenangkan degup jantungnya yang berpacu cepat akibat menangis.Saat tangisnya mulai reda, Kakek Jakfar mengusap wajahnya kasar, membersihkan sisa-sisa air matanya seraya tersenyum ke arah dr. Ahmad.Lelaki renta itu berjalan tak seimbang ke arah dr. Ahmad dengan begitu bersemangat, meraih tangan lelaki yang menj
Baca selengkapnya
Bab 45 MJDMP B
Kakek Jakfar kembali mengusap air mata yang menetes, menepuk pelan dadanya agar bisa tenang, ia menghela nafas dan menghembuskannya kembali sebelum melanjutkan ucapannya."Sejak dahulu, sejak kakek masih muda, kakek memiliki kecondongan untuk mencintai Habaib, mencintai keturunan Rasulullah SAW. Dan alasan itu lah yang membuat Kakek memutuskan untuk mengabdikan diri di makam sunan ampel. Kakek ingin memiliki sedikit saja jasa di hadapan orang-orang mulia yang dimakamkan di sana, yang rata-rata adalah dari kalangan Habaib. Dengan harapan, kelak di hadapan datuknya, mereka mengingat nama Kakek, sebagai daftar yang berhak mendapatkan syafaatnya." Kakek Jakfar kembali sibuk dengan air matanya yang enggan berhenti mengalir."Bagi Kakek, mencintai mereka merupakan cara terbaik mencintai Rasulullah SAW. Bahkan Rasul meminta pada Ummatnya, untuk mencintai keturunannya sebagai imbalan atas dakwahnya. Sebab itu lah, Kakek merasa bahagia saat berada di area pemakaman sunan ampel, sebab di sana,
Baca selengkapnya
Bab 46 MJDMP A
Bab 46 MJDMPAnjani menceritakan bagaimana kabar paman dan bibinya, dan bagaimana perlakuan mereka selama ini. Membuat Kakek Jakfar yang mendengarnya kini kembali terisak. Sangat menyayangkan sikap mereka terhadap Anjani. Andai dulu ia memaksakan kehendaknya untuk merawat Anjani, mungkin tak kan terjadi hal seperti ini.Setelah menceritakan bagaimana kabar Paman dan Bibinya, Anjani dan dr. Ahmad segera membawa kakek Jakfar untuk ikut serta ke Bangil, bersiap menjadi wali nikah untuk Anjani.dr. Ahmad sengaja mengambil jalur tol Surabaya-Bangil demi kenyamanan dan mempersingkat waktu. Benar saja, menjelang dzuhur mereka sudah sampai tujuan dengan selamat.Kedatangan mereka disambut hangat oleh Ummi Fahira, beliau langsung mempersilakan Kakek Jakfar menuju meja makan untuk makan siang bersama. Selanjutnya mengantar Kakek Jakfar ke kamar tamu yang sudah disediakan untuk beristirahat."Alhamdulillah ... Semua dilancarkan, ya?" ucap Ummi Fahira pada anak dan calon menantunya sesaat setelah
Baca selengkapnya
Bab 46 MJDMP B
Bab 6 MENJADI JANDA DI MALAM PERTAMA (46 B)"Maaf ya, An ....," ucap dr. Ahmad saat mereka tengah menempuh perjalanan menuju Plaza Bangil."Maaf untuk apa, Bib?" tanya Anjani heran mendapati calon suaminya tiba-tiba meminta maaf. "Maaf karena saya yang buru-buru ingin segera menikahimu, sampai harus buat kamu repot seperti ini, kamu pasti capek, sejak pagi sudah sibuk sendiri," sesal dr. Ahmad.Anjani tersenyum, "Nggak perlu lah minta maaf seperti itu, Bib. Bukan hanya Habib yang bahagia dan antusias atas pernikahan ini, saya pun juga," balas Anjani.dr. Ahmad tersenyum, "Terima kasih, An," ungkapnya seraya mengalihkan pandangan dari jalan dan menatap Anjani sekilas."Sama-sama, Bib," jawab Anjani balas menatap calon suaminya.Mobil yang ditumpangi keduanya akhirnya berhenti di parkiran Plaza. Setelah memarkir dengan sempurna, dr. Ahmad segera mengajak Anjani menuju salah satu toko perhiasan yang masih buka.Keduanya tampak asyik memilihi model cincin couple yang akan dijadikan sebag
Baca selengkapnya
Bab 47 MJDMP A
Bab 47 MJDMPTanpa menoleh, Anjani berusaha melepaskan tangan dari cengkraman Supeno, namun tangan besar itu terlalu kuat membelenggu pergelangan tangan mungil Anjani.Perlahan Anjani membalikkan tubuhnya, memasang wajah semasam mungkin, tampak sekali ia begitu emosi."Lepasin aku, Supeno!" ucapnya pelan namun penuh penekanan."Melepasmu untuk pergi lagi, maksudnya? Tentu hal itu tak kan kulakukan, cantik! Sebab aku tak ingin kehilangan kamu untuk kedua kalinya," balas Supeno dengan seringaian nakalnya."Kejadian malam itu, sungguh membuatku menyesal. Bahkan setiap malam, aku tak dapat memejamkan mata sebab terbayang-bayang wajah cantikmu ini." Supeno melanjutkan kalimatnya dengan menyentuhkan ujung jarinya di pipi mulus Anjani. Membuat wanita itu bergidik ngeri. Ia memundurkan posisi wajahnya demi menghindari sentuhan Supeno."Bodohnya aku telah melepas gadis secantik dirimu hanya karena emosi sesaat. Padahal, jika kupikir-pikir, tanpa lubang pun, kau mampu memuaskan imajinasi liarku
Baca selengkapnya
Bab 47 MJDMP B
Anjani memberontak, akan tetapi tenaganya tak kuat untuk melawan Supeno. Sedangkan Bu Ambar, ia kebingungan. Bingung harus melakukan apa. Ia menoleh ke kanan dan kiri, gelisah. Berusaha mencari pertolongan, "Ya Allah bagaimana ini?"Dari arah berlawanan, tampak dr. Ahmad berjalan menuju Indomei, akan tetapi, pandangannya menangkap sosok Bu Ambar yang terlihat kebingungan di tengah jalan. Ia pun mengurungkan niat untuk berbelok ke Indomei, dan memutuskan untuk menemui Bu Ambar terlebih dahulu."Bu Ambar, ada apa? Kenapa ibu berada di tengah jalan dan seperti kebingungan begini?" tanya dr. Ahmad mengejutkan Bu Ambar."Dokter? Alhamdulillah dokter di sini. Anjani, Dok, Anjani!" pekik Bu Ambar seraya menunjuk ke arah mobil Supeno terparkir. Membuat dr. Ahmad panik seketika saat mendengar nama Anjani disebut."Anjani? Kenapa dengan Anjani, Bu?" tanya dr. Ahmad tak lagi mampu menyembunyikan kekhawatirannya."An ... Anjani ... Di ... dibawa mantan suaminya, Dok!" terang Bu Ambar dengan suara
Baca selengkapnya
Bab 48 MJDMP A
Bab 48 MJDMPAnjani yang menyadari itu, reflek memeluk dan menarik mundur tubuh calon suaminya."Bib ... Awas!" pekiknya keras.Akan tetapi .... kecepatan gerak tangan Supeno lebih cepat dari gerakan tangan Anjani.Benda itu terlanjur menggores jari kelingking kanan Anjani juga permukaan perut dr. Ahmad. Keduanya syok dan terdiam dalam beberapa saat.Melihat itu, Supeno tersenyum miring,"Kalau aku nggak bisa memiliki Anjani, maka orang lain pun tak ada yang boleh memilikinya," gumam Supeno pelan kemudian berjalan meninggalkan TKP diikuti ketiga anak buahnya."Woooy, Supeno! Jangan lari kau!" teriak dr. Ahmad seraya berniat mengejar Supeno. Akan tetapi tangan Anjani yang masih melingkar di perutnya kembali menahannya."Biarkan dia pergi, Bib!"lirih Anjani.Sesaat dr. Ahamad menegang, baru menyadari bahwa sejak tadi tangan Anjani melingkar di perutnya. Darahnya tiba-tiba berdesir merasakan jarak mereka yang sangat dekat.Ia kembali memandang Supeno yang terus berjalan dan mulai menaiki
Baca selengkapnya
Bab 48 MJDMP B
"Nggak usah, An, saya bisa sendiri," tolak dr. Ahmad."Tapi susah, kan? Posisinya sulit untuk pandangan Habib menjangkau lukanya. Nggak apa-apa, biar saya bantu, Bib," rayu Anjani seraya mengambil alih kasa dari tangan dr. Ahmad, kemudian melanjutkan membersihkan lukanya."Ya Allah, Bib, ini lukanya dalem, loh. Habib yakin nggak mau ke rumah sakit?" tanya Anjani khawatir."Nggak seberapa itu, An, masih aman kok. Masih belum sedalam cintaku padamu," goda dr. Ahmad membuat Anjani meliriknya salah tingkah."Kalau sakit atau salah Habib bilang, ya?" ucap Anjani dengan pandangan kembali fokus pada luka di perut dr. Ahmad."Kalau seperti ini mana mungkin saya bisa merasakan sakit, An?" balas dr. Ahmad dengan senyuman dan pandangan tak lepas dari Anjani."Maksudnya, Bib?" tanya Anjani seraya menghentikan aktivitasnya sesaat."Sebab semua rasa sudah terkalahkan oleh rasa bahagia. Siapa yang nggak bahagia dirawat dan diperhatikan oleh bidadari surga yang nyasar di dunia seperti ini?" sahut dr.
Baca selengkapnya
Bab 49 MJDMP
Bab 49 MJDMPWaktu terus berlalu, hingga sampailah pada malam yang ditunggu-tunggu. Malam yang disebut-sebut sebagai waktu paling mustajab, di mana pintu 'arsy akan terbuka untuk menampung doa-doa hamba setelah ijab qobul terucap.Sejak sepulang dari Plaza sore tadi, dr. Ahmad dan Anjani sudah terpisah oleh ruang, sebab Anjani harus melakukan serangkaian persiapan pernikahan. Mulai dari uap dupa manten, hingga dirias untuk acara akad. Sedangkan dr. Ahmad harus banyak istirahat agar lukanya tak semakin parah.Mereka tidak dipertemukan lagi hingga akad selesai terucap. Kini, seluruh tamu undangan yang hanya terdiri dari kerabat dr. Ahmad dan Kakek Jakfar telah berkumpul di tempat yang disediakan.Tamu lelaki di ruang tamu, sedangkan tamu perempuan di ruang keluarga yang hanya terpisah dengan Korden."Kef mau akad kapan ini? Mana manten rejalnya?" tanya Ammi Rosyid–paman dr. Ahmad dari pihak abahnya setengah berteriak."Bentar-bentar, tadi sudah siap, tapi kayaknya masih rokhsoh ke hamma
Baca selengkapnya
Bab 50 MJDMP
Bab 50 MJDMP"Ya Allah ... Kakek kenapa, Kek?" pekik dr. Ahmad melihat Kakek Jakfar yang mengeluh kesakitan.Ia segera memapah Kakek Jakfar masuk dan meminta satpam dan beberapa orang lainnya untuk mengusir Basuki.Sesampainya di dalam, dr. Ahmad segera mendudukkan Kakek Jakfar di sofa, memberinya segelas air untuk meredakan ketegangan.Kakek Jakfar masih terus memegangi dada kirinya. Dengan terbata, beliau meminta untuk diambilkan obat di kamarnya.Dengan cekatan dr. Ahmad bergerak untuk mengambil dan memberikan obat tersebut pada kakek Jakfar, lalu membantu meminumkannya.Beberapa saat kemudian, Kakek Jakfar mulai terlihat tenang, nafasnya mulai teratur. Lelaki tua itu sejenak menyadarkan kepalanya di sofa, mencari kenyamanan untuk dirinya.Sementara di luar, satpam dibantu dengan beberapa keluarga dr. Ahmad mengusir Basuki secara paksa. Ia yang memang sudah tak lagi memiliki nyali hanya bisa pasrah dan berlari ke arah mobil yang sudah menunggunya tak jauh dari kediaman dr. Ahmad. M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status