Semua Bab Allea, Anak yang Dirahasiakan: Bab 11 - Bab 20
100 Bab
11 || Cemburu.
Sungguh malam itu merupakan malam yang tidak disukai oleh Kenan. Di mana ia harus menjaga Rebecca dan mengesampingkan semua pekerjaannya. Ia juga merasa kesal pada Yoga karena menurutnya sok tahu dan seolah membela keinginan ibunya. Padahal dari dulu Yoga dipandang sosok yang tidak peduli dengan Kenan. Ini hari kedua Rebecca berada di Indonesia dan malam ini ia ingin diantar jalan-jalan keliling kota karena merasa bosan berada di rumah. Kenan sampai tidak sempat memberitahu keadaan ini pada Nayla karena benar-benar disibukkan oleh Rebecca. Rebecca sudah cantik dengan mini dress warna biru membalut tubuhnya. Makeup yang cukup tebal sudah menjadi andalan sekaligus tuntutan kerja yang membawanya hingga ke kehidupan sehari-harinya. Mobil melesat tanpa arah karena Rebecca tidak menyebutkan ingin ke mana. Mereka berputar-putar melewati gedung-gedung tinggi di sepanjang jalan. "Ke mall?" tanya Kenan memecah keheningan. "Udah bosan." "Makan?" "Belum lapar." Kenan akhirnya hanya menghel
Baca selengkapnya
12 || Terobsesi.
Rebecca sepertinya tahu kalau Kenan sudah memiliki kekasih, tetapi perasaannya pada Kenan sudah tak terbendung. Perempuan itu ternyata sudah menyukai Kenan sejak awal pertemuan di Singapura. Sosok Kenan yang tidak banyak bicara, tetapi terlihat hangat pada Kinan––ibunya, membuat Rebecca yakin kalau lelaki seperti itu akan benar-benar mempunyai rasa sayang yang tulus pada pasangannya. Hal itu ada pada diri Kenan hingga membuat Rebecca terobsesi ingin memilikinya. "Antar aku, yok?" ajak Rebecca kala Kenan terlihat mengaktifkan ponselnya. Perempuan itu seolah melarang Kenan untuk berkomunikasi dengan orang lain."Sebentar, aku mau menghubungi seseorang," jawab Kenan tanpa melihat pada Rebecca. "Enggak bisa, harus sekarang!" pinta Rebecca memaksa. "Tapi––" Belum juga Kenan berbicara, suara wanita memotong pembicaraannya. "Keeennn ... antar Becca dulu. Sini ponselnya!" Suara Kinan menggelegar dan tidak begitu lama ia muncul di hadapan Kenan dan meminta ponselnya. "Enggak, Ma. Gimana k
Baca selengkapnya
13 || Menyayangi Tanpa Tapi.
Senyum manis Nayla memudar ketika perempuan yang ada di hadapannya terlihat menatap Kenan begitu lekat. "Kenalin, ini Nayla calon istriku," ucap Kenan pada Rebecca. Rebecca terlihat masam, sesungguhnya ia tidak suka berada dalam keadaan ini. Suara panggilan dari Kinan seolah menjadi penolong baginya yang ingin pergi tanpa menyalami perempuan yang dibawa oleh Kenan, tentu saja karena ia merasa cemburu. "Maaf, Mama manggil aku," ucap Rebecca yang kemudian langsung masuk ke rumah. Sepasang mata sipit Kenan melebar ketika mendengar Rebecca yang tiba-tiba saja memanggil 'mama'. Apakah ibunya datang? Ataukah malah ibunya yang ia sebut mama? Perasaannya mulai tidak enak, rasa bahagia berubah dingin seolah horor, apalagi saat menatap wajah Nayla."Mama?" tanya Nayla yang sudah menatap Kenan lebih dulu seolah meminta penjelasan. "Sedekat itu dia sama Mamamu, Kak Ken?"Perasaan yang ditakutkan Kenan akhirnya terjadi. Baru saja hubungannya dengan Nayla membaik, saat ini ada lagi hal yang akan
Baca selengkapnya
14 || Menghadiri Pesta Ulang Tahun.
"Ma, temanku di sini mengadakan pesta ulang tahun. Aku mau datang tapi bingung," ucap Rebecca manja ketika ia sedang membantu Kinan di dapur. "Bingung kenapa, Sayang? Tinggal berangkat aja apa kendalanya?" jawab Kinan yang sedang memotong-motong wortel. "Enggak ada temen." Rebecca masih menjawab dengan manja. Kinan menaruh pisau dan wortel yang sedang ia potong untuk membingkai pipi Sienna. Wanita paruh baya itu tersenyum kala menangkap kegelisahan di wajah Rebecca. "Kamu tenang aja, nanti Kenan yang antar." "Ish! Dia, kan, sepertinya lagi marah sama aku, Ma." Bibir Rebecca semakin mengerucut. "Dia marah sama kamu, berarti siap-siap Mama cuekin!"Ucapan Kinan tentu saja membuat Rebecca bahagia. Ia merasa dispesialkan oleh Kinan dan pastinya akan jauh lebih mudah mendapatkan sosok Kenan karena sang ibu sudah memberikan lampu hijau padanya. Senyum itu terus mengembang hingga Rebecca pergi mandi. Tidak terasa sudah satu Minggu lebih ia berada di rumah Kenan. Hatinya semakin bahagia
Baca selengkapnya
15 || Khawatir.
Di tengah keramaian pesta Kenan merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Harus menunggu Rebecca atau pergi ke kontrakan Nayla? Namun, bagaimana mungkin ia meninggalkan Rebecca di sini sendirian? Terjadilah perang batin dalam diri Kenan yang akhirnya ia memutuskan untuk pergi diam-diam karena Kenan mengamati Rebecca yang asyik sibuk tertawa entah apa yang mereka bahas. Hingga akhirnya dentum musik semakin pelan karena Kenan semakin jauh memacu mobilnya. Hati Kenan masih gelisah memikirkan keadaan Nayla, ia memacu mobil dengan kencang, tetapi perasaannya lama sekali mobil sampai di tujuan. Setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit akhirnya mobil Kenan terparkir di halaman kontrakan Nayla. Ia bergegas keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju pintu rumah Nayla. Rupanya pintu sudah sedikit terbuka, hingga Kenan akhirnya menerobos masuk. "Nay, Nayla!" Kenan memanggil wanita kesayangannya. "Tuan, Non Nayla ada di kamarnya." Inah menjawab saat ia baru keluar dari dapur
Baca selengkapnya
16 || Kesepakatan.
Mobil Kenan memasuki halaman rumah dan ia berjalan santai masuk saat pembantu rumah tangganya membukakan pintu. Baru saja ia hendak menaiki anak tangga, tiba-tiba saja seseorang memanggil dan Kenan menoleh. "Dari mana saja kamu?!" Rupanya yang bertanya adalah Kinan, saat ini ia sudah berdiri di depan pintu kamarnya dengan melipat kedua tangannya di dada sambil menatap kesal pada wajah putranya. "Dari rumah sakit," jawab Kenan santai. "Sesungguhnya kamu ngapain di sana? Sakit atau bagaimana? Rebecca nangis tadi, apalagi ponselmu malah enggak aktif." "Aku sudah hubungi Rebecca dan dia yang mau pulang sendiri naik taksi." Kenan menjelaskan. "Lalu, yang sakit itu kamu atau siapa?" "Bukan aku yang sakit, tapi Nayla.""Perempuan itu lagi!" sarkas Kinan tidak suka. Perdebatan itu cukup lama hingga akhirnya Kenan disuruh meminta maaf pada Rebecca, tetapi saat ini Kenan yang tidak mau diatur terus oleh ibunya. Ia merasa haknya saat ini sudah terlalu banyak diatur oleh ibunya.Kenan lebi
Baca selengkapnya
17 || Niat Menjodohkan.
Sudah tiga hari Nayla dirawat di rumah sakit dan hari keempat ia dinyatakan boleh pulang oleh dokter. Perawat mencabut jarum infus yang menancap pada tangan Nayla, raut wajah janda muda itu terlihat mengernyit seolah menahan sakit ketika jarum ditarik. Perawat itu kemudian memberikan kapas dan merekatkannya dengan plester agar tidak bergeser. Setelah selesai perawat itu pun pergi dan kembali melaksanakan tugasnya hari ini. "Jaga kesehatan, jangan sakit lagi, ya?" ucap Kenan sambil mengusap pipi Nayla. Sepasang mata Nayla terpejam saat sentuhan hangat jemari Kenan mengusap pipinya dengan lembut sambil menimpali tangan Kenan dan mengusapnya. Lelaki itu pun memandang wajah Nayla, benar-benar memuji akan kesempurnaan Tuhan karena telah menciptakan makhluk sempurna untuknya. Kenan mendekap tubuh Nayla, saat itu juga mata Nayla terbuka ketika sudah ada dalam dekapan hangatnya. Bahkan, detak jantung Kenan terdengar di telinganya saat ini. "Jangan pergi dariku, cukup satu kali kamu pergi
Baca selengkapnya
18 || Ulang Tahun Rebecca.
Setelah membicarakan tentang perjodohan untuk Rebecca dan Kenan, akhirnya kedua ibu itu sepakat untuk menjadikan mereka pasangan suami istri. Hal ini menjadi PR untuk Kinan karena putranya yang memang tidak suka. Acara ulang tahun sudah ditentukan oleh Kinan. Sederhana saja karena acaranya mendadak, hanya makan malam saja di restoran sekaligus mempererat hubungan Kenan dan Rebecca. Kenan akhirnya memutuskan untuk bertanya pada Nayla, ia tidak ingin adanya kesalahpahaman lagi. Meski hal ini pun pasti akan menyulut kesalahpahaman yang diawali dengan perjodohan Kenan dan Rebecca, meski Kenan memang benar-benar tidak mengetahui rencana tersebut.[Nanti malam akan ada acara ultah Rebecca di luar, kamu mau datang, enggak? Aku jemput kalau kamu mau.] Isi pesan dari Kenan untuk Nayla. Tidak berselang lama Nayla pun membalas. [Enggak, Kak. Aku harus kerja malam ini.][Baiklah, jangan berpikir macam-macam, ya? Aku hanya ingin memenuhi keinginanmu tentang; apa pun yang terjadi, kita saling me
Baca selengkapnya
19 || Secangkir Kopi.
"Aku mau memberikan cincin itu pada Rebecca, tapi aku tidak mau kalau harus bertunangan dengan dia, Ma," ucap Kenan setelah beberapa saat membisu. Sesungguhnya Kinan kecewa dengan keputusan putranya, tetapi daripada Kenan pergi meninggalkan acara yang ia anggap spesial, akhirnya Kinan mengalah dan berharap dengan pemberian cincin malam ini dapat meluluhkan hati Kenan untuk Rebecca nantinya. Kenan dan Kinan kembali ke meja di mana semuanya sudah menunggu hadiah apa yang akan diberikan oleh Kinan yang dianggap spesial. "Sayang, ini hadiah untukmu." Kinan menyenggol lengan Kenan. Rebecca mengernyit bingung kemudian Kinan mendekat dan berbisik; "Dekati terus Kenan, Mama kasih restu untuk kalian untuk menjalin cinta." Rebecca terdiam sejenak. Ia menyadarkan dirinya sendiri takut apa yang didengar hanya sekadar halusinasi saja. Tentu saja ia merasa sangat bahagia karena mendapatkan restu dari Kinan. Selangkah lagi aku akan memilikimu, Mas! Batin Rebecca yang begitu yakin. Kinan kembal
Baca selengkapnya
20 || Merasa Dijebak.
Sial, kepala Kenan tiba-tiba terasa berat dan akhirnya ia tidak sadar. Entah berapa lama Kenan tertidur hingga akhirnya tubuhnya menggeliat dari balik selimut. "Astaga!" Sepasang mata Kenan membulat ketika ia menyadari sudah bertelanjang dada. Matanya lebih melebar lagi ketika ia menyingkap selimut hanya mengenakan celana dalam saja. "Rebecca, kamu lagi apa?" tanya Kenan saat ia melihat Rebecca yang masih terlelap di sampingnya dalam satu selimut yang sama. "Eh, Sayang, kamu udah bangun?" tanya Rebecca. "Jawab, kamu ngapain di sini? Kita ngapain?" Antara bingung dan membenci dengan apa yang ada di pikirannya. Kenan benar-benar gelisah malam ini sekitar pukul dua dini hari. Sementara Rebecca tersenyum, bahkan memeluk Kenan dengan sangat romantis. "Kamu, kan, udah janji mau nikahin aku. Jadi, kita malam tadi––" Rebecca tersenyum saat menggantung percakapannya yang membuat Kenan penasaran. Kenan melepaskan tangan Rebecca yang melingkar di perutnya. Ia meraih celana dan baju yang b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status