Semua Bab Gairah Berbahaya sang Mafia: Bab 511 - Bab 520
529 Bab
Bab 511 - Mark dan Biana Part 1
“Terima kasih atas kerja keras kalian hari ini. Beristirahatlah besok. Kita masuk lusa lagi untuk membahas event selanjutnya.” Biana menyampaikan pesan dari Estelle dan Amora kepada para rekan kerjanya. “Bagaimana kalau malam ini bersenang-senang di Avenue? Hari ini lagi ada promo,” cetus salah seorang rekan Biana yang menyarankan salah satu tempat hiburan untuk menghilangkan penat. Namun, Biana menggeleng. “Tidak. Kalian saja yang pergi. Aku besok mau pergi spa saja. Hari ini sudah terlalu malam. Aku mau tidur saja,” timpalnya. “Baiklah. Kalau begitu, sampai jumpa lusa,” sahut rekan gadis itu. Biana mengangguk. Ia melambaikan tangannya kepada para rekannya tersebut dan berpisah jalur dengan mereka. “Akhirnya hari ini selesai juga,” gumam Biana seraya mengangkat kedua lengannya tingi-tinggi ke udara. Ia pun menghirup udara malam itu untuk melegakan pernapasannya. Saat ini seluruh tubuhnya terasa pegal terutama kakinya. Sejak tadi Biana tidak berhenti berjalan mondar-mandir untuk
Baca selengkapnya
Bab 512 - Mark dan Biana Part 2
“Biana, tunggu!” panggil Mark seraya meringis pelan. Kepala pria itu masih terasa pusing karena benturan yang didapatkannya tadi. Namun, ia tidak bisa membiarkan Biana pergi begitu saja tanpa mendengar penjelasan darinya. Mark pun menggelengkan kepalanya dengan kuat untuk mengusir rasa sakitnya, lalu bergegas mengejar langkah Biana. Tidak perlu menunggu lama, ia berhasil menyusul gadis itu. Mark kembali menarik lengan mantan kekasihnya tersebut dan berkata, “Tunggu, Bia. Tolong dengarkan aku dulu.” “Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Mark. Kamu menyebalkan!” hardik gadis itu seraya menyentakkan tangan pria itu. Namun, cekalan Mark terlalu kuat. Ia tidak berniat membiarkan gadis itu pergi lagi. Karena Biana terus meronta, Mark terpaksa memeluk gadis itu dengan erat untuk meredakan amarahnya. “Lepaskan aku, Mark! Atau aku akan berteriak!” ancam Biana dengan kesal. Mark menggeleng. “Aku tidak akan melepaskanmu. Maafkan aku, Bia. Maaf …,” lirihnya. Emosi Biana masih memunca
Baca selengkapnya
Bab 513 - Mark dan Biana Part 3
“Apa kamu tidak mencintaiku? Kamu sudah melupakanku?” cecar Mark yang tidak berniat memberikan sedikit pun Biana kesempatan untuk menolaknya. “Aku ….” Biana menggigit bibir bawahnya dengan erat, lalu perlahan ia tertunduk untuk menghindari tatapan pria itu. Sesungguhnya, selama tujuh bulan ini Biana sudah berusaha untuk melupakan Mark. Akan tetapi, setiap kali mereka bertemu tanpa sengaja, hati kecil Biana selalu saja menyesali keputusannya yang telah memutuskan hubungan mereka. Sebenarnya Biana masih sangat menyayangkan keputusannya tersebut. Namun, ia juga merasa kesal karena Mark tidak memiliki niat sedikit pun untuk mempertahankan hubungan mereka saat ia mengajukan putus tujuh bulan lalu. Biana pun mengira jika pria itu memang tidak memiliki perasaan dengannya. Namun, mendengar pengakuan pria itu saat ini, tidak dapat dipungkiri jika hati Biana terasa berbunga-bunga. Hanya saja harga diri Biana terlalu tinggi untuk mengakuinya. Ia merasa Mark perlu merasakan kekecewaannya du
Baca selengkapnya
Bab 514 - Meminta Bantuan
“Terima kasih sudah menggunakan jasa Eternal Bliss. Aku senang kamu mempercayakan acara pentingmu ini kepada timku, Hilde." Saat ini Amora sedang bertemu dengan Hilde Maven, putri angkat ayahnya. Wanita itu baru saja menyelesaikan seluruh acara dan prosesi pernikahannya yang dirancang dan dipersiapkan oleh Eternal Bliss kemarin malam. Ya, Hilde Maven akhirnya menikah dengan Henry Allen, putra dari Emma Adams. Hari ini Hilde menemui Amora untuk mengucapkan rasa terima kasihnya secara langsung kepada Amora atas kepuasan yang didapatkannya selama acara kemarin. Ia juga ingin menyerahkan souvenir pernikahannya secara langsung kepada Amora karena wanita itu tidak hadir semalam. "Maaf kalau kemarin aku tidak hadir," ujar Amora dengan penuh penyesalan. Kemarin Regis memang tidak mengizinkannya keluar karena khawatir dengan kondisi kehamilannya yang sudah semakin dekat. “Tidak apa-apa. Aku mengerti dengan keadaanmu,” timpal Hilde seraya melirik perut Amora yang sudah sangat besar, lalu b
Baca selengkapnya
Bab 515 - Kontraksi
“Menurutmu, bagus yang mana? Ini atau ini?” Amora menunjukkan dua set pakaian bayi yang sedang dipilihnya kepada Alicia. Saat ini mereka sedang di dalam departemen store yang menjual pakaian dan perlengakapan bayi. Dengan wajah masam Alicia menunjuk tangan kiri kakak iparnya untuk memberikan pendapatnya. Amora tersenyum kecil melihat kekesalannya. “Kenapa? Apa kamu tidak senang menenamiku berbelanja di sini?” selidik Amora. “Bukankah seharusnya Kak Amora tahu kalau aku memang tidak senang? Apa perlu ditanya lagi?” sungut Alicia seraya mendorong troli yang telah dipenuhi barang belanjaan kakak iparnya itu. Amora mengulum senyumnya. Ia kembali melangkah menyusuri area perlengkapan bayi yang lain. Seth dan Pedro mengikuti mereka di belakang. “Aku dengar kamu belum menentukan mau mengambil jurusan apa untuk perguruan tinggimu nanti. Apa itu benar?” selidik Amora. Ia dapat melihat kebimbangan dari ekspresi adik iparnya tersebut. “Apa kamu sedang bingung? Mungkin saja kamu bisa berce
Baca selengkapnya
Bab 516 - Kemungkinan Terburuk
“Mark, apa kamu tidak bisa lebih cepat?” Mark tampak kewalahan menghadapi desakan dari atasannya. Saat ini Regis sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit bersamanya. Atasannya itu baru saja menerima panggilan telepon dari Seth mengenai kondisi Amora yang telah mengalami kontraksi hebat. Tanpa menyelesaikan pertemuan dengan klien pentingnya, Regis langsung pergi dari tempat pertemuan tersebut untuk menemui istrinya. Mark tidak heran melihat kepanikan atasannya itu. Regis selalu kehilangan kendali setiap hal yang berhubungan dengan Amora. Apalagi tadi ia mendengar suara panik Alicia yang sedang mengantar Amora ke rumah sakit. Ia tidak tahu kenapa adik perempuannya itu bisa bersama Amora. Namun, yang pasti Regis sangat khawatir dengan kondisi istrinya yang saat ini sedang berjuang sendiri di dalam ruang persalinan. Ia sudah berjanji kepada Amora bahwa ia akan berada di sisinya saat proses persalinan nanti. Regis sudah melewatkan kelahiran anak pertama mereka, tidak ingin lagi me
Baca selengkapnya
Bab 517 - Anggota Baru Lorenzo
“Kita hanya perlu melakukan tindakan operasi caesar secepatnya atau nyawa keduanya tidak akan tertolong.”Pernyataan yang dilontarkan oleh dokter tersebut membuat hati Regis semakin tidak karuan. Ia melirik sekilas sosok istrinya yang masih merintih saat kontraksi berlangsung. Ia pun menghela napas berat dan akhirnya mengangguk setuju. “Saya mohon lakukan yang terbaik untuk menyelamatkan keduanya, Dok,” pinta Regis.“Saya pasti akan berusaha dengan sebaik mungkin untuk pasien dan calon bayi,” sahut dokter itu.“Apa nanti saya bisa ikut masuk ke dalam ruang operasi? Saya sudah berjanji kepada istri saya untuk menemaninya hingga proses lahiran selesai,” ucap Regis menyampaikan keinginannya tersebut.Sayangnya, dokter tersebut tidak dapat memenuhi hal itu dan berkata, “Maaf, Tuan Muda Lorenzo. Ruang operasi harus tetap steril dan kami tidak bisa mengizinkan keluarga pasien atau siapa pun yang tidak berwenang untuk masuk karena khawatir akan mengganggu jalannya proses operasi.”“Saya tid
Baca selengkapnya
Bab 518 - Extra Part 1
“Ryuji Lorenzo? Nama yang sangat bagus,” cetus Alejandro dan Diego secara bersamaan. Kedua pria paruh baya itu langsung saling berpandangan dengan malas. Regis hanya tersenyum melihat perilaku ayahnya dan ayah Amora. “Siapa yang sudah memilihkannya?” tanya Nyonya Tua Lorenzo. “Amora,” jawab Regis yang memang tidak memberikan kontribusi apa pun atas nama putra keduanya. Ia membiarkan Amora memberikan nama tersebut karena wanita itu bersikeras ingin memberikannya. Nama itu telah dipersiapkan Amora sejak beberapa bulan lalu dengan persetujuan dari Regis tentunya. Dulu Amora memberikan nama untuk putra pertamanya dengan nama Rayden yang terinspirasi dari bahasa Jepang yang berarti dewa petir karena saat Rayden lahir dulu, langit sangat tidak bersahabat dengan dihiasi suara petir yang menggelegar. Kali ini Amora memutuskan untuk menggunakan asal bahasa yang sama di mana kata “Ryuji” mengandung makna “naga kedua”. Selain untuk menunjukkan jika Ryuji adalah putra kedua mereka, nama ters
Baca selengkapnya
Bab 519 - Extra Part 2
“Anak Papa yang hebat. Bagaimana harimu?”Saat mendengar suara Regis, suara rengekan Ryuji pun lenyap dan berganti dengan suara tawa khas bayi dari bibir makhluk mungil berpipi gembil tersebut.“Apa hari ini kamu masih merepotkan Mamamu, hm?” tanya Regis lagi seraya mencubit gemas pipi putranya tersebut.Namun, Ryuji malah meraih jari telunjuknya dan menggenggamnya dengan sangat erat. Aroma khas bayi yang sangat lembut membuat hati Regis terasa damai. Ia berniat mengecup pipi Ryuji kembali, tetapi gerakannya terhenti karena mendengar suara langkah di belakangnya.“Apa yang kamu lakukan? Kamu membangunkannya?” cecar Amora yang baru saja keluar dari kamar mandi.Regis pun melepaskan tangannya dari cengkeraman kecil putra keduanya itu, lalu berjalan menghampiri istrinya.“Tidak. Dia bangun sendiri kok,” sahut Regis seraya mengecup bibir istrinya.“Benarkah?” Amora memandang suam
Baca selengkapnya
Bab 520 - Extra Part 3
“Kamu pulang sendiri? Di mana Ray?” tanya Amora saat menyadari bawah putra sulungnya tidak terlihat pulang bersama suaminya.Biasanya Rayden akan langsung mendatanginya setiap kali sampai di kediaman mereka. Anak laki-laki itu pasti akan menyapa Ryuji terlebih dahulu dan mengajaknya bermain, tetapi saat ini Amora bahkan tidak mendengar suaranya. “Bukannya tadi kamu bilang kalau hari ini kamu yang akan menjemputnya?” selidik Amora mengingatkan suaminya tersebut.Tadi siang Xavier memang sempat menghubungi Amora dan mengatakan bahwa dia memiliki urusan yang mendesak sehingga tidak bisa menjemput ataupun memberikan pelatihan kepada Rayden. Karena alasan itulah, Amora pun menghubungi Regis untuk menjemput putra sulung mereka dan Regis telah berjanji akan menjemput Rayden di sekolah dan membawa Rayden bersamanya ke kantor hingga waktu pekerjaannya selesai agar mereka bisa pulang bersama.Akan tetapi, Amora bahkan tidak melihat sosok putra kesayangannya itu. "Apa kamu tidak menjemputnya?"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
484950515253
DMCA.com Protection Status